Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Saintika

ISSN 1412-2995 Volume 14(2): 141 -149, 2014

STRUKTUR BANGUNAN TRADISIONAL MANDAILING

Putri Lynna A.Luthan 1 , Irma Novrianty Nasution 2 dan Kemala Jeumpa3

Jurusan Teknik Sipil, FT, Universitas Negeri Medan, Jl. Willem Iskandar Psr.
123

V Medan, Indonesia 20221, Email: putri.lynna@gmail.com

Diterima 5 Agustus 2014, disetujui untuk publikasi 22 September 2014

Abstrak: Isu yang diangkat dalam penelitian adalah adanya


kekhawatiran atas nilai-nilai kearifan lokal yang perlahan-lahan
hilang/punah akibat perkembangan budaya. Hal ini ditandai dengan
munculnya fenomena membangun kembali bangunan tradisional oleh
sebagian masyarakat yang memiliki kemampuan secara finansial sebagai
usaha menjunjung tinggi identitas dan jati diri budayanya, namun
bentuk baru sangat jauh berbeda dari bentuk tradisionalnya Etnis yang
menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah etnis Mandailing yang
mendiami wilayah pantai barat Sumatera. Etnis ini mengalami
kepunahan dari segi nilai-nilai budaya, serta pengetahuan tentang
Kata kunci:
artefak budaya yang kian punah dan perlahan hancur dimakan waktu.
Adanya keinginan masyarakat etnis untuk mendirikan rumah tinggal Struktur,
berbasis etnis dalam bentuk dan cara yang lebih baru merupakan faktor Bangunan
yang menjadi prioritas utama dalam kelangsungan pelestarian Tradisional,
kebudayaan tradisional. Perkembangan rumah tinggal di wilayah Mandailing
Mandailing saat ini telah bergerak ke arah yang lebih modern dengan
bentuk dan gaya bangunan yang beragam. Sebelum proses kemodernan
yang terlalu besar mempengaruhi masyarakat di Mandailing maka
penelitian ini berkontribusi memberikan wawasan, pemahaman, dan
panduan mengenai prinsip-prinsip struktur bangunan yang
dilatarbelakangi oleh nilai-nilai tradisi atau budaya sebagai warisan
leluhur yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Pendekatan melalui
penelusuran nilai budaya bertujuan agar masyarakat tetap menjunjung
tinggi tradisi dan mempertahankan keberadaannya sampai kepada
generasi selanjutnya. Struktur bangunan terdiri dari jenis konstrusksi
seperti pondasi, balok dan tiang, pintu dan jendela serta rangka atap.

tradisi adalah Sumatra, terdapat


Pendahuluan:
delapan kelompok etnis yang
Indonesia adalah negara kepulauan merupakan penduduk asli yaitu Toba,
yang memiliki beragam suku bangsa, Karo, Angkola/Sipirok, Mandailing,
adat budaya dan tradisi yang unik. Melayu, Nias, Pakpak/Dairi dan
Adat budaya dan tradisi merupakan Simalungun. Ke-delapan etnis ini
warisan yang masih dan tetap tersebar di wilayah pantai timur,
dipertahankan hingga kini. Salah satu dataran tinggi dan pantai barat
kepulauan yang mewarisi keunikan Sumatera Utara. Diantara etnis-etnis

Lembaga Penelitian 141


Universitas Negeri Medan
Struktur Bangunan Tradisional Mandailing

yang ada, dipilih dua kelompok etnis METODE PENELITIAN


yang menjadi perhatian dalam Penelitian akan memberikan
penelitian yaitu Mandailing yang wawasan baru pada ranah penelitian
mendiami wilayah pantai barat yang berkenaan dengan nila-nilai
Sumatera yang kedua etnis Melayu budaya etnis dan arsitektur. Arah
yang mendiami wilayah pantai timur penelitian akan menguraikan nilai-nilai
Sumatera. budaya etnis dan mengkaitkannya
Isu yang diangkat dalam penelitian dengan budaya materil (arsitektur
adalah adanya kekhawatiran atas nilai- bangunan tradisional), sehingga
nilai kearifan lokal yang perlahan- diperoleh konsep-konsep secara
lahan hilang/punah akibat tradisional yang dapat dikembangkan
perkembangan budaya. Hal ini bagi kepentingan-kepentingan saat ini
ditandai dengan munculnya fenomena dan waktu mendatang. Konsep-konsep
membangun kembali bangunan tersebut akan dikolaborasi dengan
tradisional oleh sebagian masyarakat nilai-nilai yang berlaku pada arsitektur
yang memiliki kemampuan secara secara umum yang nantinya akan
finansial sebagai usaha menjunjung dirangkum menjadi sebuah model dan
tinggi identitas dan jati diri budayanya panduan bagi perancangan arsitektur.
(Nasution, 2006). Namun, bentuk baru Penelitian dilakukan pada wilayah-
sangat jauh berbeda dari bentuk wilayah etnis yang masih dapat
tradisionalnya. Adanya keinginan ditelusuri peninggalan budaya
masyarakat etnis untuk mendirikan arsitekturnya. Penelitian ini berlokasi
rumah tinggal berbasis etnis dalam di wilayah Mandailing Kabupaten
bentuk dan cara yang lebih baru Madina Provinsi Sumatera Utara.
merupakan faktor yang menjadi Penelitian dilakukan dengan
prioritas utama dalam kelangsungan pengamatan, pendokumentasian, dan
pelestarian kebudayaan tradisional. wawancara langsung dengan pemilik
Bangunan tradisional adalah bangunan serta kajian literatur mengenai
yang diwujudkan berdasarkan nilai- konstruksi yang ada pada bangunan
nilai budaya, maka perlu diupayakan tersebut. Bentuk-bentuk konstruksi
pemahaman dalam pengembangan tersebut akan dijadikan acuan untuk
nilai-nilai budaya dalam wujud merancang rumah tinggal berbasis
fisiknya. Tujuannya agar tidak terjadi etnis Mandailing Provinsi Sumatera
pembangunan yang liar dan Utara.
merisaukan prospek masa depan
Populasi dalam penelitian ini adalah
arsitektur tradisional. Pola-pola
jumlah bangunan tradisional etnis
berpikir secara tradisional untuk suatu
Mandailing yang berada di wilayah
perancangan merupakan cara melihat
Sumatera Utara.
kenyataan masa lalu, meramalkan
kemungkinan masa depan untuk Pengambilan bentuk bangunan
merancang masa kini yang ideal. tradisional dilakukan dengan teknik
Dengan usaha yang jelas dan terarah, purposif sampling (HadiSutrisno, 1982).
pengembangan potensi-potensi Pemilihan ini dilakukan untuk memilih
tradisional dapat diarahkan secara luas bentuk bangunan tradisonal sebagai
dan kondisi bangunan ke arah artefak budaya yang dipandang
kepunahan dapat diatasi lebih dini. mempunyai nilai-nilai tertentu dan

142 Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014


Putri Lynna A. Luthan, Irma Novrianty Nasution dan , Kemala Jeumpa

mudah dijumpai dilapangan, secara arah modern yang mengusung segi


viusal tampak nilai estetisnya dan kepraktisan saja. Meskipun demikian,
mempunyai narasumber yang dapat bangunan rumah tradisional yang ada
memberikan penjelasan-penjelasan saat ini masih dapat dilihat dan dipelajari
kepada tim peneliti. cara-cara tradisional dalam membuat
sistem bangunannya. Kolaborasi antara
HASIL DAN PEMBAHASAN cara-cara tradisional dan modern adalah
hal yang lumrah terjadi dalam
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
perkembangan kebudayaan. Masalahnya
membangun konsep perancangan rumah
terletak pada bagaimana masyarakat dan
tinggak berbasis etnis Mandailing
pihak-pihak terkait dalam menyikapi
melalui penelusuran nilai budaya
perubahan dan mempertahankan
bertujuan agar masyarakat tetap
keberadaan warisan budaya tersebut.
menjunjung tinggi tradisi dan
Sistem struktur rumah pada umumnya
mempertahankan keberadaannya sampai
tidak berbeda dengan rumah tradisional
kepada generasi selanjutnya.
yang terdiri dari tiga bagian yaitu
Rekomendasi pengembangan mulai dari
struktur bagian bawah, struktur bagian
struktur bangunan rumah tradisional,
tengah, dan struktur bagian atas. Pada
jenis konstruksi seperti pondasi, balok
rumah bentuk panggung, bagian bawah
dan tiang, pintu dan jendela serta rangka
terdiri dari tapak pondasi, tiang pondasi,
atap.
dan balok-balok lantai. Struktur bagian
tengah merupakan struktur dinding,
Struktur Bangunan Rumah Tradisional pintu dan jendela. Sementara struktur
Mandailing bagian atas merupakan struktur atap,
balok-balok atap dan penutup atap, serta
Struktur dan tampilan bangunan rumah atap gable berikut ragam hiasnya.
tradisional di Mandailing pada Penjelasan berikut akan menerangkan
umumnya memiliki bentuk rumah secara keseluruhan dari bentuk dan
panggung. Keaslian bangunan rumah sistem struktur yang diterapkan pada
tradisional terletak pada penerapan rumah tradisional di Mandailing.
struktur dan material yang digunakan
a. Pondasi
pada bangunan secara menyeluruh.
Bangunan yang asli terbuat dari
Secara keseluruhan bentuk dan sistem
komponen material alami seperti kayu,
pondasi rumah tradisional di
batu alam/kali, dan ijuk. Sistem struktur
Mandailing, baik rumah raja dan rakyat,
dan sambungan bersifat tradisional yaitu
adalah susunan tiang-tiang kayu
sistem pasak dan ikatan tali-temali.
berbentuk segi delapan yang diletakkan
Namun, berkembangnya waktu dan
di atas batu kali yang pipih tanpa ada
adanya proses konservasi bangunan
ikatan atau sambungan layaknya rumah-
membuat cara-cara tradisional tidak lagi
rumah panggung yang banyak dibuat
diterapkan secara menyeluruh pada
pada saat ini. Tempat atau permukaan
struktur rumah, mengingat kebutuhan
untuk meletakkan batu tersebut biasanya
material tidak terpenuhi dan susah
langsung di atas tanah. Namun, pada
diperoleh, serta pemikiran masyarakat
sebagian rumah tradisional ditemui
yang bergeser dari sifat tradisional ke
permukaan yang telah permanen yaitu
Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014 143
Struktur Bangunan Tradisional Mandailing

dengan membuat permukaan yang masif air hujan tidak dapat meresap ke atas dan
yang telah dibuat perkerasan atau di merusak tiang kayu. Bentuk struktur
semen. seperti ini diperkirakan dapat
Prinsip pondasi batu ini tidak lain mempermudah rumah tradisional
sebagai antisipasi terhadap guncangan tersebut untuk dipindahkan ke suatu
gempa dan perletakan tiang yang tempat, mengingat pada masa lampau
langsung diatasnya merupakan usaha sering terjadi pertentangan dalam
pencegahan agar air tanah dan percikan memperebutkan harta warisan.

a b c d e

Keterangan : a) Panyabungan Tonga, b) Hutagodang, c) Pidoli Dolok, d) Singengu, d)


pondasi rumah rakyat

Gambar 1. Bentuk pondasi bagas godang dan rumah rakyat di Mandailing


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)
lima gonop opat ganjil (lima genap empat
b. Tiang ganjil) mengandung
Bentuk tiang pada rumah raja dan rumah arti bahwa dalam adat harus terdapat
rakyat berbeda. Pada rumah raja, tiang lima unsur/komponen adat yang terdiri
berbentuk segi delapan yang dari suhut, mora, kahanggi, anak boru, dan
melambangkan wilayah kekuasaan raja pisang raut, agar seluruh
di seluruh penjuru mata angin (yaitu kegiatan adat dapat terlaksana.
delapan arah). Sedangkan pada rumah Sedangkan jumlah sembilan merupakan
rakyat bentuknya adalah persegi empat. sembilan tokoh/perangkat adat yang ada
Sistem susunan tiang pada rumah raja dalam kehidupan sebuah huta adat, yaitu
mengikuti pola grid dan ditopang oleh terdiri dari raja, anggi ni raja,imbang ni
tiang-tiang berjumlah ganjil membentuk raja, suhu ni raja, bayo-bayo nagodang, lelo
pola 5-7 dan 5-9, yaitu terdapat lima tiang ni raja, sibaso ni raja, gading ni raja dan
pada sisi pendek bangunan dan tujuh goruk-goruk hapinis. Jadi masing-masing
atau sembilan tiang pada sisi panjang tiang merupakan perwakilan atau simbol
bangunan. dari anggota huta yang juga merupakan
Penampang tiang berbentuk segi delapan pembantu raja dalam menjalankan
dan menggunakan material kayu pemerintahan.
toras/bania. Jumlah ganjil pada susunan Bentuk dan pola susunan, serta
tiang memberi makna magis dan sakral perlambangan seperti ini tidak berlaku
pada kehidupan masyarakat Mandailing. pada bangunan rumah masyarakat di
Misalnya jumlah lima berasal dari kiasan Mandailing. Susunan tiang-tiang pada
rumah rakyat memiliki sistem susunan
144 Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014
Putri Lynna A. Luthan, Irma Novrianty Nasution dan , Kemala Jeumpa

yang mengikuti bentuk dari


bangunannya seperti halnya rumah-
rumah kebanyakan. Dengan kata lain,
tidak ada pola tertentu yang
melatarbelakanginya. Dari beberapa
bentuk rumah rakyat ditemui, tidak
jarang struktur bagian bawah telah
diganti dengan struktur yang lebih
masif, namun masih dalam koridor
sistem struktur panggung. Gambar 3. Bentuk susunan balok
Kondisi seperti ini dapat di lihat pada lantai pada rumah tradisional di
Gambar 2 berikut. Mandailing
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)

Gambar 2. Bentuk struktur panggung


pada salah satu rumah rakyat di
Mandailing
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)

c. Balok Lantai Gambar 4. Simulasi sistem sambungan


Sistem struktur untuk balok lantai antara tiang dan balok lantai
pada rumah-rumah tradisional di (Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)
Mandailing menggunakan material
kayu yang didirikan dengan sistem d. Dinding
struktur pasak (knock down). Konstruksi Dinding rumah tradisional umumnya
ini dibuat dengan cara melubangi tiang terbuat dari bilah-bilah papan.
bagian atas, yang merupakan Sambungan antara papan
pertemuan tiang dan balok lantai, dan menggunakan sistem lidah yang
balok lantai dimasukkan pada tiang dipakukan ke tiang tambahan. Dinding
yang telah dilubangi tersebut. Balok dipasang secara horizontal pada
terdiri dari balok induk melintang dan sekeliling bangunan dan begitu juga
memanjang, serta balok anak yang dengan pembatas antar ruang.
mendukung lantai bangunan. Sedangkan pembatas ruang pada
Sambungan atau ikatan antar balok serambi depan dan belakang berupa
dan tiang hanya mengandalkan bagian- pagar yang terbuat dari besi profil yang
bagian yang dicoak tersebut, tanpa bermotif dan kayu profil.
menggunakan paku ataupun baut.
Sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3
berikut.

Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014 145


Struktur Bangunan Tradisional Mandailing

a b

c a b c

Keterangan : a) panel jendela tanpa


Keterangan : a) susunan bilah papan pembatas, b) panel jendela dengan
bagian dalam rumah, b) susunan bilah pembatas yang bisa digeser ke atas
papan bagian luar rumah, c) atau ke bawah, c) panel jendela rumah
sambungan bilah papan dengan rakyat
struktur tiang

Gambar 5. Bentuk struktur dinding


rumah tradisional di Mandailing
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)

e. Pintu dan Jendela


Pintu dan jendela rumah tradisional
Mandailing berbentuk panel. Pada a b c d e
sebagian rumah raja di bagian atas
terdapat ventilasi tambahan motif sisir
dan sebagian rumah, termasuk rumah Keterangan : panel pintu rumah raja a)
rakyat, tidak memiliki ventilasi Panyabungan Tonga, b) Pidoli Dolok,
tambahan. Sambungan antar panel c) Hutagodang, d) Singengu, e) pintu
pintu masih menggunakan bambu rumah rakyat
sebagai sambungan. Perkuatan pintu
pada dinding sebagian besar sudah Gambar 6. Bentuk Jendela dan Pintu
menggunakan sistem yang (Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)
konvensional yaitu menggunakan
engsel. Jika dilihat dari bentuknya,
pintu rumah raja terbuat dari panel- f. Tangga
panel yang lebih baik dan terampil Bentuk tangga pada rumah
daripada pintu panel pada rumah tradisional, terutama rumah raja, di
rakyat. Mandailing ditandai dari material yang
digunakan yaitu kayu dengan jumlah
anak tangga 9 (sembilan) buah. Anak
tangga berjumlah sembilan memiliki
makna yang sakral dan magis, yaitu
mewakili sembilan tokoh adat yang
berwenang dalam adat dan mewakili

146 Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014


Putri Lynna A. Luthan, Irma Novrianty Nasution dan , Kemala Jeumpa

tiap huta dari delapan arah mata angin,


dimana bagas godang sebagai pusatnya.

Material tangga terbuat dari papan


yang tebal mencapai 5 cm. Jenis kayu
yang dipilih adalah kayu keras sejenis
kayu jati atau kayu kapur yang tahan
lama. Dalam istilah Mandailing tangga
pada rumah raja disebut juga tangga
sibingkang bayo yang berarti tangga
yang dibuat khusus sehingga Gambar 7. Bentuk tangga rumah
memungkinkannya untuk tradisional di Mandailing
mengeluarkan bunyi berderak apabila (Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)
dinaiki.
g. Atap
Tangga ini dinaungi oleh atap yang Bentuk garis bubungan atap rumah
ditopang oleh dua buah tiang, di
tradisional di Mandailing terdiri dari 3
bagian kiri dan kanan, dan terbuat dari
(yiga) jenis, yaitu bentuk melengkung
bahan kayu. Pada bagian atas tangga
atau disebut atap silingkung dolok
terdapat kepala tiang tangga
pancucuran, atap sarotole, dan atap
berpenampang segi empat (hudon)
sarocino. Atap melengkung dan datar
yang melambangkan ulubalang. Pada
memiliki gable segitiga pada bagian
masa lampau, ulubalang berperan
depan diidentifikasikan sebagai atap
sebagai pengawal raja dan tugasnya
rumah raja. Atap rumah raja memiliki
menjaga pintu depan. Setiap tamu
tutup ari (bidang segitiga pada atap)
yang masuk, diawasi dan wajib
pada tiap sisi, yaitu 4 (empat) buah
melapor sebelum dipersilahkan masuk tutup ari yang dilengkapi dengan
ke dalam rumah. Dan pada bagian atas
ornamen dan ditambah satu buah pada
tangga terdapat pintu kayu sebagai
bagian atap tangga. Dan bidang tutup
pembatas antara ruang tangga dengan
ari dibagi atas sembilan bagian yang
perangin-anginan. Setiap tangga pada
diberi hiasan dan memiliki makna
rumah raja dilengkapi oleh
tersendiri.
ornamentasi pada kepala tiang tangga Pada awal bangunan didirikan bahan
dan pagar pembatasnya.
penutup atap adalah ijuk, karena bahan
ini yang mudah ditemui di sekitar
Sementara itu, rumah rakyat
wilayah Mandailing. Seiring perubahan
memiliki jumlah anak tangga 5 (lima)
ekonomi dan teknologi, bahan penutup
buah dan tidak dinaungi oleh atap dan
atap berubah menjadi seng gelombang
kepala tiang tangga, serta tidak ditemui
dan pada bagian depan atap terdapat
ornamentasi pada bagian tangga
talang air hujan yang berfungsi untuk
tersebut. Bahkan ada tangga pada
menyalurkan air hujan dari atap ke
rumah rakyat yang tidak lagi
saluran pembuangan. Sementara pada
menggunakan kayu tetapi di rabat oleh
rumah rakyat, garis bubungan
semen.
berbentuk datar atau sering disebut
dengan bentuk sarocino dengan bahan
penutup adalah ijuk dan seng

Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014 147


Struktur Bangunan Tradisional Mandailing

gelombang. Pada bagian dalam, rangka Gambar 8. Bentuk rangka atap rumah
kuda-kuda ditutupi dengan plafon tradisional di Mandailing
papan yang disusun datar di sepanjang (Sumber : Dokumentasi Penulis, 2013)
ruang.
Sistem struktur atap menggunakan KESIMPULAN
kuda-kuda dari kayu. Bentuk kuda- Dengan menelusuri dan
kuda bervariasi, tergantung dari mempelajari nilai-nilai tradisi yang
bentuk garis atapnya. Khusus terkandung dalam rumah tradisional
bangunan rumah raja, bentuk kuda- Mandailing diharapkan pengembangan
kudanya lebih kompleks dibandingkan yang terarah dalam menerapkan
rumah rakyat. Sistem sambungan yang prinsip-prinsip rancangan rumah
ditemui pada sebagian rumah raja tinggal yang berbasis etnis.
sudah menggunakan perkuatan paku. Perkembangan rumah tinggal di
Sementara pada atap yang wilayah Mandailing saat ini telah
menggunakan ijuk sebagai penutup bergerak ke arah yang lebih modern
atap ikatannya ke balok-balok kayu dengan bentuk dan gaya bangunan
atau usuk masih ada yang yang beragam. Sebelum proses
menggunakan tali temali dari ijuk atau kemodernan yang terlalu besar
tali yang terbuat dari bahan alami. mempengaruhi masyarakat di
Struktur atap yang masih Mandailing maka penelitian ini
menggunakan penutup dari ijuk berkontribusi memberikan wawasan,
memiliki sistem pengerjaan yang pemahaman, dan panduan mengenai
tradisional jika dilihat dari bentuk prinsip-prinsip perancangan yang
rangka balok-baloknya. Dan balok- dilatarbelakangi oleh nilai-nilai tradisi
balok kayu atau usuk ini sebagian atau budaya sebagai warisan leluhur
masih terbuat dari bilah bambu yang yang tidak dapat dinilai dengan
telah diraut. apapun. Pendekatan perancangan
melalui penelusuran nilai budaya
bertujuan agar masyarakat tetap
menjunjung tinggi tradisi dan
mempertahankan keberadaannya
sampai kepada generasi selanjutnya.
a b Dan peneliti berharap dengan adanya
pengembangan perancangan dalam
tataran rumah tinggal yang berbais
etnis, seluruh lapisan yaitu masyarakat,
c d pemerintah dan pihak-pihak yang
berkeinginan untuk menerapkan nilai-
nilai perancangan tradisional dalam
Keterangan : a) rangka kuda-kuda rancangan arsitektur disarankan untuk
penutup atap seng, b) plafon papan, c) mengaplikasikannya dengan tepat dan
sambungan antara penutup atap terarah
dengan balok usuk, d) bentuk rangka
kuda-kuda sistem tradisional

148 Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014


Putri Lynna A. Luthan, Irma Novrianty Nasution dan , Kemala Jeumpa

UCAPAN TERIMA KASIH sumatera utara, Proseeding Big


Star Bandung, 2013.
Penulis mengucapkan terimakasih
Rapoport, Amos. 1969, House, Form
kepada Rektor Unimed dan Pimpinan
and Culture. Prentice-Hall, Inc.,
DP2M-Direktorat Jenderal Pendidikan
USA.
Tinggi,Departemen Pendidikan dan
Sibeth, Achim. 1991, The Batak:
Kebudayaan,atas bantuan biaya
Peoples of the Island of
penelitian ini melalui Proyek Penelitian
Sumatra, Uli Kozok and Juara
Hibah Bersaing Tahun 2014
R. Ginting, Thames and
Hudson.
DAFTAR PUSTAKA Tjahjono, 1998. Gunawan dkk,
Architecture: Indonesia
Heritage. Publ. Archipelago
Dawson, Barry&Gillow, John.1994,
Press, Singapore.
The Traditional Architecture of
Waterson, Roxana. 1990, The Living
Indonesia. Thames and House: An Anthropology of
Hudson, London.
Architecture in South-East Asia.
Hadi, Sutrisno. 1982, Metodologi
Oxford University Press,
Research, Jilid I, Yogyakarta:
Singapore.
Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi Universitas Gajah
Mada.
Nasution, Pandapotan. 2005, Adat
Budaya Mandailing dalam
Tantangan Zaman. Forkala
Provinsi Sumatera Utara,
Medan.
Nasution, Irma Novrianty. 2006,
Analisis Penyebab Perbedaan
Bentuk Bagas Godang di
Wilayah Mandailing Godang
dan Mandailing Julu. Thesis
Institut Teknologi Bandung.
Novalinda. 2007, Kajian Akulturatif
Interior Istana Maimun di
Medan, Sumatera Utara. Thesis
Institut Teknologi Bandung.
Nuraini, Cut.2004, Permukiman
Suku Batak Mandailing. Gadjah
Mada University Press,
Yogjakarta.
Luthan, dkk, 2013, Pengembangan
model konstruksi bangunan
tradisional sumatera utara
sebagai panduan perancangan
rumah tinggal berbasis etnis

Jurnal Saintika  Volume 14 Nomor 2  September 2014 149

Anda mungkin juga menyukai