Anda di halaman 1dari 9

Rumôh

Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh


Vol: 12 | No: 2 (2022): December

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK STRUKTUR PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL


NIAS UTARA (STUDI KASUS: RUMAH ADAT DESA TUMORI)
The Structure Characteristics Identification on Nias Utara Traditional Architecture
(Case Study: the Traditional House in Tumori Village)

Ezra Syahfitrah Tanjung1, Armelia2, Fidyati3


1) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik UNIMAL (ezra170160062@mhs.unimal.ac.id)
2) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik UNIMAL (armelia@unimal.ac.id)
3) Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik UNIMAL (fidyati@unimal.ac)

ABSTRAK
Arsitektur tradisional merupakan gaya arsitektur yang muncul dari kebudayaan dan kepercayaan masyarakat yang terus
diturunkan kepada generasi berikutnya melalui sebuah bangunan berdasarkan masing-masing suku atau etnik. Rumah adat
di Nias dibangun dengan gaya arsitektur yang berbeda-beda, begitu pula dengan pola struktur bangunannya. Arsitektur
tradisional Nias Utara memiliki bentuk denah atau dinding yang oval dan atap yang melengkung, dimana bentuk tersebut
berbeda dari bentuk arsitektur tradisional Nias yang lain. Berdasarkan keunikan tersebut penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi struktur dari bangunannya, mencari potensi dari ciri khas arsitekturnya, melestarikan bangunannya dan
memperkaya pengetahuan tentang arsitektur tradisional Nias Utara. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode
etnografi sebagai metode penelitian yang termasuk dari pendekatan kualitatif. Alasan dilakukan peneitian ini juga
dikarenakan Pemerintah, keluarga penghuni rumah adat, dan masyarakat Nias masih belum banyak yang sadar akan
pentingnya kelestarian arsitektur tradisional Nias Utara terhadap kehidupan mereka. Walaupun rumah adat Nias Utara
masih banyak jumlahnya secara kuantitas, akan tetapi secara kualitas bangunan tersebut sudah berubah mulai dari hampir
tidak layak huni hingga bangunan yang telah banyak mengalami transisi. Arsitektur Tradisional Nias memiliki banyak potensi
dari berbagai aspek agar menjadi manfaat bagi masa depan Nias dalam segi sosial dan pembangunan. Oleh sebab itu
mempelajari, mengembangkan, dan melestari arsitektur tradisional Nias sangatlah penting baik kepada orang awan maupun
kepada orang-orang yang terpelajar.

Kata-kata kunci: Arsitektur, Nias Utara, Struktur, Tradisional

ABSTRACT
Traditional architecture is an architectural style that emerges from the culture and beliefs of the people that continue to be
passed down to the next generation, through a building based on the culture of each tribe or ethnicity. Traditional houses in
Nias are built with different architectural styles, as well as the structural patterns of the village. The traditional architecture of
North Nias has a floor plan or oval walls and a curved roof, which is different from other forms of traditional Nias architecture.
From this uniqueness, this research has the aim of identifying the structure of the building, seeking the potential of its
architectural characteristics, preserving the building and enriching knowledge about the traditional architecture of North Nias
itself. The research method applied in this research is the ethnographic method as a research method that is included in the
qualitative approach. The government, families who live in traditional houses, and the people of Nias are still not aware of
the importance of preserving the traditional architecture of North Nias for their lives. Although the traditional houses of North
Nias are still numerous in quantity, the quality of the buildings has changed, ranging from almost uninhabitable to buildings
that have undergone many transitions. The traditional architecture of Nias has a lot of potential from various aspects to be
beneficial for the future of Nias in terms of social and development. Therefore, studying, developing, and preserving the
traditional architecture of Nias is very important both to the people of the cloud and to the educated people.

Keywords: Architecture, Nias Utara, Structure, Traditional

Article History
Diterima (Received) : 13-10-2022
Diperbaiki (Revised) : 27-12-2022
Diterima (Accepted) : 28-12-2022

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 61
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

1. PENDAHULUAN kenyamanannya dapat dirasakan. Guna tidak hanya


1.1 Latar Belakang berkaitan dengan manfaat dan keuntungan materil,
Arsitektur tradisional Nias memiliki keunggulan tetapi juga dapat meningkatkan kehidupan.
di setiap bagian bangunanya terutama pada bagian Sedangkan citra adalah sesuatu penggambaran.
struktur yang terbukti dari saat terjadinya bencana Citra hampir sama dengan guna, akan tetapi citra
gempa pada tahun 2005 dengan kekuatan 8,5 SR lebih tinggi secara spiritual, lebih berkaitan dengan
yang menyebabkan banyaknya bangunan-bangunan martabat dan derajat manusia yang memiliki
yang roboh, sementara itu bangunan tradisional bangunan. Dapat disamakan dengan berpakaian,
Nias masih bisa bertahan. Akan tetapi kebanyakan bukan soal fungsinya dalam melindungi dan
masyarakat Nias belum mengetahuinya atau tidak menutupi tubuh manusia terhadap dingin dan panas,
sadar akan manfaat dari keunikan atau ciri khasnya akan tetapi keutamaan yang dimiliki pakaian adalah
tersebut. Dengan demikian, perlu dilakukan citranya terhadap manusia yang memakainya. Citra
penelitian untuk menggali potensi apa saja yang merujuk pada tingkat kebudayaan dan spirituil,
didapat dari keunikan arsitektur tradisional Nias. sementara guna menunjuk dari segi kemampuan
atau keterampilan.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini 3. METODE PENELITIAN
merupakan sejauh mana pemanfaatan dari Metode penelitian yang diterapkan pada
karakteristik arsitektur tradisional Nias. Dalam hal ini penelitian ini adalah metode etnografi sebagai
masyarakat masih belum mengetahui potensi rumah metode penelitian yang termasuk dari pendekatan
adat atau gaya arsitektur mereka sendiri, berikut kualitatif. Etnografi sebagai pendekatan kualitatif
adalah rumusan masalahnya: lebih terpusat pada prinsip-prinsip umum yang
a. Bagaimana sejarah perkembangan arsitektur mendasar atau berpola. Sehingga objek yang
tradisional Nias Utara? dianalisis dalam etnografi adalah gejala-gejala sosial
b. Bagaimana karateristik struktur arsitektur budaya dengan menggunakan kebudayaan dari
tradisional Nias Utara? masyarakat yang diteliti untuk mendapatkan
c. Bagaimana pelestarian arsitektur tradisional Nias gambaran mengenai pola-pola yang berlaku.
Utara pada saat ini? Teknik pengambilan data dilakukan
menggunakan tiga cara yaitu:
1.3 Tujuan Penelitian  Teknik Observasi
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan Teknik observasi adalah salah satu teknik
penelitian yang akan dipenuhi dalam kajian ini pengumpulan data yang handal dalam penelitian
adalah sebagai berikut: dengan pengamatan yang dilakukan untuk
a. Mengidentifikasi struktur arsitektur tradisional menangkap informasi original action maupun original
Nias Utara; interaction dari sumbernya.
b. Mencari potensi dari ciri khas arsitektur  Teknik Etnografi
tradisional Nias Utara; dan Pada konteksnya diarahkan pada upaya untuk
c. Melestarikan dan memperkaya pengetahuan memperoleh informasi dari action dan original
mengenai arsitektur tradisional Nias Utara. interaction di latar alamiahnya. Pendekatan etnografi
digunakan sebagai cara untuk menggali
2. KAJIAN PUSTAKA pengalaman dari individu maupun kolektif dalam
Dalam bukunya, Wastu Citra, Mangunwijaya kehidupan sehari-hari dengan konteks tempat,
(1995) mengkaji lebih dalam mengenai arsitektur waktu, dan kesadaran.
praktis atau wastuwidya atau yang lebih dikenal  Teknik Dokumentasi
dengan ilmu bangunan dari segi kegunaannya, yakni Teknik dokumentasi merupakan teknik
berkaitan dengan kebudayaan, mental, dan kejiwaan pengumpulan data dengan metode pengamatan.
manusia saat dia berarsitektur, Mangunwijaya Teknik dokumentasi tidak hanya menyangkut
(1995), juga menambahkan bahwa terdapat dua dokumen yang didapat oleh peneliti, akan tetapi juga
masalah utama dalam membangun bangunan, yaitu mencangkup dokumen alamiah dari lapangan yang
guna dan citra. Guna sendiri bermaknakan pada merupakan artefak percakapan yang dilakukan
memperoleh pemanfaatan, keuntungan, pelayanan dalam kehidupan sehari-hari.
yang didapat, berkat dalam tata ruangnya,
pengaturan fisik yang efesien dan tepat, serta

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 62
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Arsitektur Tradisional Nias Utara tersebar tidak


4.1 Deskripsi Umum berdasarkan pembagian wilayah daerah
Arsitektur tradisonal Nias Utara atau yang pemerintahan melainkan sudah terbagi sejak dahulu
disebut juga sebagai Omo Osali Mbowo merupakan dimana masyarakat Nias kuno menyebar di pulau
rumah tinggal raja yang memimpin banua atau desa Nias.
di daerah. Secara umum Omo Osali Mbowo memiliki Lokasi Rumah adat Nias masih banyak
bentuk yang berbeda jika dibandingkan dengan ditemukan di kota Gunungsitoli, baik bangunan yang
rumah adat Nias Selatan. Omo Osali Mbowo yang lama maupun yang telah mengalami tansisi atau
berbentuk oval (moco). Dimana bentuk oval tersebut mengalami beberapa perubahan. Pesebarannya
menurut pengakuan para pemuka adat yaitu Fan sendiri ditemukan di Kabupaten Nias Utara,
Gea, tetua adat dari Desa Sihareo Siwahili Kabupaten Nias Barat, Kota Gunungsitoli, sebagian
mempunyai maksud dimana bentuk tersebut Kabupaten Nias, dan sebagian Kabupaten Nias
memberikan kesan yang lebih lapang dan terbuka Selatan. Hingga sekarang bangunan tradisional Nias
sehingga dapat menguasai daerah sekitar bangunan Utara yang masih bertahan ada sekitar 161
apabila mendapat serangan dari musuh. bangunan dari 65 titik pesebaran di desa/kelurahan.
Sistem pengukuran pada bangunan adat Nias
Utara tidak pernah menggunakan ukuran yang 4.3 Narasumber Penelitian
genap, tetapi selalu menggunakan angka-angka Narasumber dalam penelitian ini merupakan
ganjil. Menurut para tetua adat Nias Utara bahwa seorang penghuni dari rumah adat Nias Utara yang
nilai genap merupakan nilai yang selalu dibawa oleh berada di desa adat Tumori yang bernama Faduhusi
setan atau nilai yang mempunyai suatu dampak Zebua yang merupakan kepala keluaraga.
buruk bagi penghuni bangunan tersebut.

4.2 Lokasi Rumah Adat Omo Osali Mbowo

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Pulau Nias Gambar 3. Bapak Faduhusi Zebua sebagai
Pemilik Rumah Adat Nias Utara

4.4 Sejarah Bentuk Rumah Omo Osali Mbowo


Penampilan fisik dari rumah adat ini terus
mengalami perubahan dan transisi bentuk seiring
dengan pergantian zaman. Akan tetapi masing-
masing dari perubahan bentuk bangunan itu masih
ada hingga di tahun 2022. Transisi perubahan
bentuk bangunan dari zaman ke zaman sebagai
berikut:
 Sebelum masuknya pengaruh asing (sebelum
abad ke-16)
Proses pembangunan rumah adat Nias Utara
cukup mahal dan rumit. Hal Ini dimulai dengan ritual
Gambar 2 Titik Lokasi Pesebaran Rumah Adat arsiteknya yang mengorbankan nyawanya sendiri
Nias Utara setelah rancangannya terbangun, hingga kebiasaan
perburuan kepala manusia yang terjadi di antara
desa bahkan antara wilayah yang menjadi penyebab

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 63
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

peperangan antara daerah tersebut. Kepala zaman dimana atapnya menggunakan seng dan
manusia diletakkan di bawah batu pondasi di bagian ditambah atap pelana seperti rumah pada umumnya
sudut bangunan sebagai sesembahan untuk dan beberapa struktur yang di tambah dengan gaya
kesucian roh-roh atau yang disebut juga dengan arsitektur klasik. Perubahan tersebut disebabkan
Lature Dano. kebutuhan penghuni yang berubah dalam memilih
Rumah adat Nias Utara memiliki ukiran atau bangunan hunian dan perawatan untuk menjaga
relief yang terdapat pada bangunan tersebut. keaslian cukup sulit.
Rumah adat Nias Utara juga mempunyai sistem
pembangunan yang saling menopang dari pondasi
hingga ke atap dengan struktur kayu yang sangat
tinggi.
 Sesudah masuknya pengaruh asing (sesudah
abad ke-16)
Pada masa datangnya orang asing ke pulau
Nias, ritual dengan mengorbankan manusia (arsitek)
kemudian sudah ditukar dengan hewan lain seperti
babi, disebut juga dengan bawi nigulu.
Pengaruh bangsa asing tersebut telah merubah
beberapa kebudayaan dan kepercaayan orang Nias
yang primitif seperti budaya kepercayaan dengan Gambar 5. Rumah Adat Tradisional Nias Utara di
menyembah batu atau patung. Hal tersebut terbukti Daerah Tumori
dengan ditemukannya peninggalan kebudayaan (Sumber: https://www.arsitag.com/article/)
megalit yang masih berada di Nias.
Namun sejak masuknya Hindia Belanda ke 4.5 Deskripsi Eksterior
pulau Nias, masyarakat yang waktu itu menganut Jika dilihat dari luar, rumah adat Nias Utara
budaya menyembah batu (megalit), telah mengalami terlihat sederhana namun indah. Nilai estetikanya
perubahan animism tersebut berganti kepercayaan dapat kita lihat dari bentuk strukturnya secara
dengan memeluk agama Katolik dan Protestan. keseluruhan.

Gambar 4. Rumah Adat Omo Osali Mbowo di


Desa Te'olo
Gambar 6. Perspektif Eksterior dari Depan
(Sumber: https://museum-nias.org/arsitektur-nias/)
Rumah
Gambar di atas merupakan arsitektur tradisional
4.6 Deskripsi Interior
Nias Utara yang sudah dibangun sejak masa
Pada bangunan adat Nias Utara ditentukan
kolonialisme Hindia Belanda yang tidak banyak
suatu ketetapan-ketetapan mengenai tatanan
mengalami perubahan dan masih tetap bertahan
ruangan yang berada dalam bangunan tersebut
hingga saat ini dan masih ditinggali oleh manusia.
yang harus ditetapkan berdasarkan hukum adat
 Pasca kemerdekaan Republik Indonesia (1945-
setempat. Penempatan ruangannya sebagai berikut:
2010)
1. Peletakan kamar tidur pria (betee), bila
Semenjak kemerdekaan Republik Indonesia
menghadap keluar sejajar dengan jalan, letak
beberapa rumah adat tradisional Nias Utara yang
kamar tersebut harus terletak pada sisi kanan
sudah mengalami perubahan karena perkembangan

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 64
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

2. Pada ruang tamu (sinata), lantainya harus difungsikan sebagai penutup bangunan bagian luar
memiliki 3 tingkatan yang akan membedakan dan menahan penyebaran beban atap. Struktur
golongan yang akan menggunakan bangunan bangunan rumah adat ini juga memiliki kekokohan
tersebut diantaranya; tingkat 1 dipergunakan oleh topangan tiang kolom ehomo (kolom berbentuk
sebagai tempat tetua-tetua adat, tingkat 2 vertikal) dan kolom diwa (kolom berbentuk diagonal)
dipergunakan untuk masyarakat menengah, terhadap gaya leteral contohnya gaya yang
dan tingkat 3 dipergunakan untuk masyarakat disebabkan oleh gempa, karena saling bertautan
umum. antara satu tiang dengan tiang lainnya.
3. Peletakan dapur (nahonawa) harus ditempatkan
pada bagian yang rendah dari ruangan lainnya.

Gambar 8. Denah Lantai Dasar Rumah Omo


Osali Mbowo
Gambar 7. Ruang Tamu Rumah Omo Osali
Mbowo

Ruangan penunjang lain yang terletak pada


rumah adat Nias Utara yang didukung dengan tiang
kolom ehomo yang berjumlah 71 buah dan
semuanya terletak pada bagian atas bangunan,
dimana mengakses pintu masuk ke ruangan atas
bangunan dengan menaiki tangga yang terletak
pada bagian sebelah kiri (kabera). Terdapat juga
jenis ruang-ruang penunjang yang berada selain dua
Gambar 9 Potongan dari Samping Bangunan
ruangan utama tersebut sebagai berikut:
Omo Osali Mbowo
1. Kabera, yaitu ruangan penghubung antara
tangga dan pintu masuk rumah.
Selain itu Struktur bangunan tradisional Nias
2. Sinata, yaitu ruangan yang diperuntukkan bagi
Utara juga tidak menggunakan paku atau hanya
para pendatang/ tamu.
menggunakan pasak/baji, takikan/coakan, dan
3. Hambo, suatu ruangan yang digunakan sebagai
masukan. Hubungan tersebut memberikan
ruang privat atau biasanya digunakan sebagai
fleksibilitas yang tinggi terhadap seluruh konstruksi
ruang makan.
bangunan.
4. Batee, ruangan yang digunakan sebagai tempat
Proporsi denah Omo Osali Mbowo, antara lain
tidur yang biasanya berjumlah tiga atau dua
panjang bangunan ± 10 m, lebar bangunan ± 6,7 m,
ruangan.
tinggi lantai rumah ± 2,8 m, serta ukuran puncak
5. Nahonawa, ruangan untuk mengolah masakan
atap bangunan ± 4,7 m. Besaran ukuran bangunan
atau dapur.
adat Nias Utara tidak memiliki ukuran yang pasti,
yang menyebabkan setiap bangunannya memiliki
4.7 Deskripsi Struktur
ukuran atau besaran yang berbeda-beda.
Struktur rumah adat tradisional Nias Utara ini
Struktur bangunan Omo Osali Mbowo secara
menggunakan struktur rangka yang dengan atap
detail dibagi kedalam 3 bagian besar yaitu bagian
yang ditopang oleh 4 tiang utama (silaloyawa) dan
bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Bagian
diikat oleh balok (silato). Sedangkan dindingnya
bawah akan dipaparkan mengenai pondasi, kolom,

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 65
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

lantai dan selanjutnya pada bagian tengah akan  Lantai


membahas tentang dinding dan kolom penyangga Struktur pada bagian lantai bangunan ini
atap dan bagian atas akan memaparkan tentang menggunakan bahan dari kayu yang disebut dengan
struktur atap. Pemaparannya sebagai berikut: talo salo. Keunikan dari struktur ini adalah memiliki
 Pondasi susunan yang mempunyai tinggi yang berbeda yang
Struktur pondasi dari bangunan rumah adat dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan adat
Nias Utara terbuat dari bongkahan batu putih yang istiadat semata. Lantai papan ini melekat pada
biasanya diambil dari perbukitan yang disebut juga balok-balok siloto induk maupun siloto anak sebagai
dengan Dane-dane Gehomo. Dengan ukuran rangka lantai dimana beda tinggi ditandai dengan
diameter ± 36 cm dimana batu tersebut ditanam susunan papan yang berbeda arah.
setengah dari tebalnya.

Gambar 10. Pondasi Batu Done-done Gehomo Gambar 12. Struktur Lantai Omo Osali Mbowo

 Kolom  Dinding
Bangunan ini memiliki empat macam kolom Ciri khas dinding pada rumah adat Omo Osali
yaitu kolom ehomo yang berfungsi sebagai Mbowo yaitu kemiringannya, dimana dinding bagian
penopang lantai dan mengangkatnya dari atas mencondong kedepan. Dibagian sisi terluar
permukaan tanah, kolom silaloyawa yang berfungsi terlihat dinding papan atau Bagolo yang miring dan
sebagai penyokong ke balok tarik kuda-kuda atap dijepit oleh tiang dinding atau tuwugahe dengan
atau buato, kolom diwa adalah kolom diagonal yang tinggi ± 131 cm. Pada bagian ruang tamu terdapat
dipasang secara menyilang untuk memperkuat ventilasi atau zara-zara yang dibuat di dindingnya
kolom ehomo dan kolom tarombumbu sebagai soko dan bangku atau bako-bako dengan tinggi ± 53 cm
guru atau tiang utama yang merupakan tanda yang bersender ke dinding.
kebesaran. Pada bagian tengah antara persilangan
kolom diwa diberi pemberat yaitu tambeua yang
merupakan batu kapur yang tersusun di atas diwa
tersebut.

Gambar 13. Struktur Dinding Omo Osali Mbowo

 Atap
Gambar 11. Deretan Struktur Tiang Kolom Atap dan rangka strukturnya mempunyai berat
yang relatif dan terbilang cukup ringan membuat

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 66
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

bebannya tidak terlalu berpengaruh terhadap Nama


Material Penjelasan
struktur-struktur yang mendukungnya. Material atap Elemen
atau sago menggunakan bahan dari daun nipah Batu Diwa Batu putih Batu pondasi
yang mempunayi ketinggian ± 5 cm dari dinding (batu tiang diagonal
bagian atas hingga ke bagian bubungan. Sago gunung)
diikatkan menggunakan tali pada gaso atau kasau Diwa Kayu Faobu, Tiang diagonal
yang terbuat dari kayu dengan ukuran 1 x 1,5 cm. Manawadano (X)
dan Afoa
Silaloyawa Kayu Faobu, Soko Guru
Manawadano (tiang utama)
dan Afoa sebagai tanda
kebesaran
Talasalo Kayu Faobu, Papan lantai
Manawadano memanjang
dan Afoa
Bako-bako Kayu Faobu, Lantai tempat
Manawadano duduk
dan Afoa
Buato Kayu Faobu, Balok yang
Manawadano menutupi tiang
Gambar 14. Struktur Atap Omo Osali Mbowo dan Afoa melintang
(langit-langit)
 Bahan Bangunan Tarombubu Kayu Tiang utama
Arsitektur tradisional Nias Utara bersumber Simalembuo yang menerus
pada peradaban megalithicum dengan ciri khasnya ke atap
yang menggunakan material dari kayu yang paling Pran/Buete Kayu Balok anak
dominan dipakai dalam pembangunan rumah Manawadano memanjang
adatnya. Selain itu digunakan juga batu sebagai langit-langit
material pengeras yang selalu diletakkan pada dasar Nioguolo Kayu Akhe Gording
atau pondasi bangunan, untuk penutup rumah dan Fuabo
digunakan bahan daun rumbia atau nipah. Tuwu-Tuwu Nipah, Jendela di atap
Rumbia
Tabel 1: Detail Struktur Bangunan Tradisional Tambeua Batu kapur Pemberat
Nias Utara Towa Kayu Dinding
Nama Manawadano
Material Penjelasan Hawedeu Kayu Berua, Pengunci
Elemen
Toyo Ghomo Batu Putih Batu pondasi Manawadano susunan dinding
(batu dan
gunung) Mosilidano
Ehomo Kayu Tiang kolom Zara-zara Kayu Afoa, Bilah kayu kecil
Manawa penyangga Maola dan yang dipasang
lantai Nisuma jarang-jarang
Siloto Kayu Kayu dasar (ventilasi)
Manawadano lantai yang Tuwu gahe Kayu Afoa, Pengunci balok,
memanjang Maola, dinding (pen)
untuk pengikat Selamaya
ehomo Laliowa Kayu Afoa, Balok anak
Laliowo Kayu Afoa, Balok yang Ninaugo Maola, bagian atas
Maola, menghubungkan Selamaya (langit-langit)
Selamaya tiang kolom dan Marokhe
dan Marokhe penyangga Diwa Buato Kayu Tiang tegak
lantai Manawadano yang dipasang

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 67
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

Nama bisa membuat bangunan tersebut bertahan


Material Penjelasan
Elemen lama walaupun beberapa kali mengalami
jarang bencana gempa bumi.
Batombumbu Kayu Balok • Dari fungsi berdasarkan bentuknya bangunan
Simalembuo bubungan/ nok ini unggul dalam penghawaan dan
Sago Nipah, Atap keamanannya. Dikarenakan bentuk denah yang
Rumbia dan oval dan dinding yang miring.
Sagu • Secara estetika rumah adat Omo Osali Mbowo
Gaso Kayu Akhe Tupai-tupai lebih sederhana dari ciri arsitektur tradisional
dan Faobu Nias yang lain. Akan tetapi lebih sejuk dilihat
karena nilai estetikanya dapat dilihat dari bentuk
4.8 Analisis Pengetahuan Masyarakat Nias struktur bangunannya.
4.8.1 Pengetahuan Responden
Dari jawaban yang sudah didapat dari para 5.2 Saran
responden, ada beberapa masyarakat Nias yang Masyarakat dan pemerintah daerah di
memiliki wawasan yang cukup luas mengenai kepulauan Nias harusnya melakukan upaya dalam
arsitektur tradisional Nias. Akan tetapi tidak sedikit melestarikan arsitektur tradisional Nias, khususnya
pula yang kurang pengetahuannya mengenai di arsitektur tradisional Nias Utara, baik yang masih
arsitektur tradisional Nias tersebut. Sebanyak 3 dari bagus dan kokoh berdiri ataupun yang sudah tidak
21 (14.3%) responden dapat mencapai kriteria terurus. Melestarikan dan membangun rumah adat
ketuntasan dalam menjawab pertanyaan di atas tradisional Nias Utara dengan gaya arsitektur yang
dimana dapat disimpulkan sangat sedikit asli memang sulit, karena susahnya menemukan
masyarakat khususnya pemuda-pemudi Nias yang bahan baku dan tuka sinekhenekhe (arsitek) atau
memiliki pengetahuan akan arsitektur tradisional orang yang ahli dalam merancang bangunan
Nias. tersebut.
Saran untuk penelitian selanjutnya agar lebih
4.8.2 Pendapat Responden mendalami potensi arsitektur tradisional Nias yang
Semua pertanyaan yang telah diajukan kepada dapat membaur dalam masyarakat modern agar
responden berfungsi untuk mendorong dan dapat lestari dalam perkembangan zaman.
menyadarkan masyarakat Nias agar mencari solusi Arsitektur tradisional Nias memiliki banyak potensi
tentang melestarikan arsitektur tradisional Nias dari berbagai aspek agar menjadi manfaat bagi
berdasarkan pendapat mereka masing-masing. masa depan Nias dalam segi sosial dan
Pertanyaan sebelumnya juga agar memperkaya pembangunan. Oleh sebab itu mempelajari,
literasi masyarakat Nias dan mengingatkan mereka mengembangkan, dan melestari arsitektur
kembali akan pentingnya melestarikan budaya Nias tradisional Nias sangatlah penting baik kepada
khususnya arsitektur tradisional Nias. orang awan maupun kepada orang-orang yang
terpelajar.
5. KESIMPULAN DAN SARAN .
5.1 Kesimpulan 6. UCAPAN TERIMA KASIH
Pemerintah, penghuni rumah adat, dan Artikel ini merupakan salah satu syarat untuk
masyarakat Nias masih belum banyak yang sadar memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada
akan pentingnya kelestarian arsitektur tradisional Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh
Nias Utara terhadap kehidupan mereka. Walaupun Lhokseumawe (Unimal). Pada kesempatan y a n g
rumah adat Nias Utara masih banyak jumlahnya b a i k ini tak lupa penulis dengan ketulusan hati
secara kuantitas, akan tetapi secara kualitas mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
bangunan tersebut sudah berubah mulai dari hampir kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fitrah, S.T., M.T.,
tidak layak huni hingga bangunannya telah banyak IPM., ASEAN. Eng, Selaku Rektor Universitas
mengalami perubahan. Malikussaleh, Bapak Dr. Muhammad, S.T., M.Sc,
Berikut beberapa karakteristik yang sudah selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
didapatkan dalam penelitian ini yang bisa jadi acuan Malikussaleh, Bapak Hendra Aiyub, S.T., M.T,
untuk pelestarian arsitektur tradisional Nias Utara: selaku Ketua Program Studi Arsitektur, Bapak Yulius
• Dari segi kekuatan, bangunan Omo Osali Rief Alkhaly, S.T., M.Eng selaku Ketua Jurusan
Mbowo yang sangat kuat dan kompleks yang Teknik Sipil Universitas Malikussaleh., Ibu Cut

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 68
Rumôh
Journal of Architecture - University of Muhammadiyah Aceh
Vol: 12 | No: 2 (2022): December

Azmah Fithri, S.T., M.T, selaku Sekretaris Jurusan Nasruddin & Intan, F. S. (2018) Omo Hada:
Teknik Sipil, Ibu Armelia Dafrina, S.T., M.T, selaku Arsitektur Tradisional Nias Selatan di Ambang
Pembimbing Utama, Ibu Fidyati, S.Pd.I., M.Ed, Kepunahan. Kalpataru, Majalah Arkeologi.
selaku Pembimbing Kedua, Bapak Ar. Effan Fahrizal, Vol.27, No.2. Hal. 105-116.
S.T., M.T., IAI, Ibu Dela Andriani, S.T., M.T, kedua Prasetyo F. A. (2014). Cosmology of Nias
orang tua saya, Bapak dan Ibu dosen dan staf Architecture. School of Architecture, Planning
Program Studi Arsitektur Unimal, sahabat and Policy Development IT. Hal. 1-16.
seperjuangan, seperantauan, dan sepermainan Sahroni, Ade. (2011). Arsitektur Vernakular
semua rekan angakatan 2017 dan mahasiswa Indonesia: Peran, Fungsi, dan Pelestarian di
arsitektur Unimal yang telah sama-sama berjuang dalam Masyarakat. Puslitbang Arkenas.
dalam menempuh pendidikan berkuliah. Kawan- Siahaan, E. K. (1975). Arsitektur Tradisional Batak
kawan dan saudara-saudara dari Nias yang telah Karo. Jakarta: Dept. Pendidikan dan
bersama dalam suka dan duka, pemberi semangat Kebudayaan RI.
dan pelajaran tentang begaimana hidup di Siswanto A. (2020). Kajian Awal Keaslian Struktur
perantauan, masyarakat Nias yang secara langsung dari Arsitektur Tradisional diSumatera. Seminar
atau tidak langsung membantu dan mendukung Ikatan Penelitian Lingkungan Binaan Indonesia
proses penelitian pada artikel ini. (IPLBI). Vol.7, No.4. Hal. 1-8.
Suharjanto, G. (2011). Membandingkan Istilah
7. DAFTAR PUSTAKA Arsitektur Tradisional Versus Arsitektur
Alamsya, Bhakti, & Wahid, Julaihi. (2012). Tipologi Vernakular: Studi Kasus Bangunan
Arsitektur Adat Nias Selatan & Rumah Adat Minangkabau dan Bangunan Bali. Architecture
Nias Utara. Graha Ilmu. Yogyakarta. Department, Faculty of Engineering, Binus
Alfari, Shabrina. (2018). Omo Sebua dan Omo Hada, University. Vol.2, No.2. Hal. 592-602.
Rumah Tradisional Nias Tahan Gempa. Sulistijowati, M. (2016). Struktur di Asitektur
https://www.arsitag.com/article/omo-sebua-dan- Nusantara. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI. Hal.
omo-hada-rumah-tradisional-nias-yang-tahan- 19-24.
gempa. Diakses pada 17 Mei 2022. Suwantara, I. K., Suryantini, P. R., & Sena, P. G.
Bramantyo. 2012. Identifikasi Arsitektur Rumah (2020). Ragam Teknologi Rumah Tradisional
Tradisional Nias Selatan dan Perubahannya. Tahan Gempa Nusantara Timur. Nuansa
Jurna Permukiman. Vol.7, No.3. Hal.151-161. Cendekia. Denpasar.
Burhany, N. R. (2010). Dialog Kritis Trilogi Vitruvius Svensson, B. & Fowler, S. (2017). Arsitektur
Versus Dwilogi Mangunwijaya. Majalah Ilmiah Nias.
Mektek. Vol.10, No.1. Hal. 54-61. Accessed: Jan. 19, 2022. [Online] Available:
Duha, Nata'aluhi. 2012. Omo Niha – Perahu Darat di https://museum-nias.org/arsitektur-nias/
Pulau Bergoyang. Gunungsitoli: Museum
Pusaka Nias. Kutipan Artikel
Dwiasta, R. A. Y. (2014). Pemanfaatan Tema Tanjung, E.S., Armelia, & Fidyati (2022), Identifikasi
Arsitektur Tradisional Lokal Terhadap Karakteristik Struktur pada Arsitektur Tradisional
Transformasi Bentuk dan Fungsi Arsitektur di Nias Utara (Studi Kasus: Rumah Adat Desa Tumori),
Perkotaan Dalam Kontek Kekinian. Jurnal Rumoh, Vol: 12, No: 2, Hal: 61-69: Desember. DOI:
Forum Bangunan. Vol. 12, No.1. Hal. 33-39. http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212
Irwanuddin I. (2018). Investigasi Kinerja Gaya Angin
pada Rumah Tradisional Nias. Jurnal
Lingkungan Binaan Indonesia. Vol.7, No.4. Hal
229-234.
Khofifah, Siti & Suyadnya, I Wayan. (2018).
Metodologi Penelitian Kualitatif, Berbagi
Pengalaman Dari Lapangan. Rajawali Pers.
Depok.
Napitupulu, S. P. (1997) Arsitektur Tradisional
Daerah Sumatera Utara. Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta.

DOI: http://doi.org/10.37598/rumoh.v12i2.212 69

Anda mungkin juga menyukai