Anda di halaman 1dari 12

PENATAAN KAWASAN BERJATIDIRI

Preservasi Kawasan Bersejarah di Kota Pekanbaru

Yohannes Firzal
Fakultas Teknik, Universitas Riau
annes@unri.ac.id

Abstract: Kesejatiandiri kawasan perkotaan memiliki arti penting bagi warga kota untuk mempertahankan nilai
lokalitas yang berlaku. Dipengaruhi oleh nilai-nilai kesejarahan, kesiapannya menjalani nilai-nilai kekinian dan
kemampuannya menghadapi masa datang. Untuk itu perlu upaya menjaga dan melestarikan (preservasi), guna
menjamin kesempatan bagi generasi masa depan untuk merasakan ruang-ruang dan bentuk kota yang unik dalam
sejarah tertentu.
Penelitian kawasan berjatidiri melalui pendekatan kebijkan preservasi kawasan diawali dengan
menginventarisasi elemen pembentuk kawasan, identifikasi key element, literature and document planning review.
Data kawasan dianalisa melalui studi empiris, visual montage and potencies mapping. Secara garis besar merupakan
penilaian karakter asli kota yang memiliki potensi dan jatidiri sendiri yang membentuk kualitas lingkungan kawasan
(environmental quality) yang meliputi pola Permukiman Kawasan dan karakter Bangunan. Penelitian pada Kawasan
Senapelan di Kota Pekanaru menyimpulkan perlunya penataan ruang melalui pendekatan kebijakan preservasi
konservasi kawasan dengan tujuan menghidupkan kemajemukan fungsi lingkungan/kawasan, partisipasi masyarakat
dan kelembagaan.

Kata kunci : berjatidiri, preservasi, kualitas lingkungan.

PENDAHULUAN masyarakat. Kesejatidirian kawasan sangat


Dalam konteks penataan ruang, kualitas dipengaruhi aspek kesejarahan dan kesiapannya
ruang kawasan merupakan perwujudan menghadapi nilai-nilai kekinian serta
keseimbangan, keserasian dan keselarasan kemampuannya menghadapi kecenderungan
pemanfaatan ruang. Kualitas ruang kawasan nilai-nilai masa datang.
dapat dikategorikan ke dalam bentuk kualitas Salah satu cara dalam mempertahankan
fungsional, visual, dan lingkungan. Idiom ruang karakter kota dapat melalui usaha menjaga
kawasan perkotaan berkualitas atau peninggalan kota dengan cara pelestarian dan
digambarkan secara beraneka ragam, memiliki perlindungan (preservasi). Kota merupakan
maksud dan tujuan yang sama. Aktualisasi objek yang mudah terkena tekanan-tekanan
perwujudan suatu kawasan berkualitas setidak- ekonomi, sosial dan budaya yang membawa
tidaknya dapat menjadi kawasan layak huni dampak pada perubahan fisik. Oleh sebab itu
(livable), berjatidiri (imageable), dan produktif pelestarian kota akan menjamin kesempatan
(enduring). bagi generasi masa depan untuk merasakan
Kesejatiandiri suatu kawasan perkotaan ruang-ruang dan bentuk kota yang unik dalam
memiliki arti penting bagi warga kota serta sejarah tertentu (Attoe, 1986).
dapat menunjukan nilai lokalitas yang berlaku di

1429
Salah satu indikator pesatnya kebijakkan dalam usaha penataan perkotaan
perkembangan Kota Pekanbaru ditandai dengan yang lebih mencerminkan jatidiri perkotaan.
laju pertumbuhan penduduk 3,99% pertahun dan Sehingga penelitian merumuskan pendekatan
laju pertumbuhan ekonomin 9,30% pertahun preservasi kawasan sebagai alternatif upaya
(BPS, 2005). Pesatnya pertumbuhan penataan ruang di Kota Pekanbaru.
pembangunan dalam beberapa tahun belakangan
ini ditandai pula dengan pemekaran wilayah TINJAUAN PUSTAKA
administratif. Hal ini menunjukkan Kota Penataan Kawasan Perkotaan. Penataan
Pekanbaru memerlukan rencana penataan ruang kawasan perkotaan di Indonesia secara garis
yang lebih terarah, khususnya untuk kawasan besar dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
lama kota. upaya yaitu ; (1) perbaikan/penataan kawasan,
Hingga saat ini penataan ruang Kota (2) pelestarian/konservasi kawasan, (3)
Pekanbaru masih menggunakan hasil Revisi pengembangan kembali kawasan, dan (4)
RUTR 1994-2004. Sedangkan untuk penataan pembangunan baru kawasan (Dirjen CK, 1998).
bangunan, pemerintah kota menggunakan Perda Menurut Lynch (1960) dalam menjaga
nomor 14 tahun 2001 tentang bangunan kota. suatu kawasan terdapat tiga lingkup yang harus
Didalam kedua dokumen yang menjadi arah dan diperhatikan yaitu ; (a) satuan fisik yang
pegangan pembangunan Kota Pekanbaru, tidak berwujud bangunan, kelompok atau deretan
ada perihal yang mengatur penataan kawasan bangunan, rangkaian bangunan yang
lama kota ataupun kawasan konservasi kota. membentuk ruang umum atau dinding jalan, (b)
Sesuai dengan perkembangannya, Kota satuan pandangan (visual) berupa aspek visual
Pekanbaru seharusnya mencari upaya-upaya yang dapat memberikan kesan yang khas tentang
penataan kawasan perkotaan yang dapat suatu lingkungan kota, (c) satuan area dalam
mempertahankan dan mencerminkan karakter kota yang dapat diwujudkan dalam sub wilayah
asli kota, terutama kawasan yang memiliki nilai kota yang dipandang mempunyai ciri-ciri atau
sejarah. Melalui karakter asli kota ini maka nilai-nilai khas kota atau bahkan daerah dimana
penataan bangunan dan lingkungan kawasan kota itu berada.
akan mengangkat potensi dan jatidirinya sendiri Preservasi ruang kota yang memiliki
sebagai suatu kekekuatan yang dapat menyaring sejarah merupakan upaya memelihara suatu
pengaruh dari luar serta dapat menjadi dasar tempat, berupa lahan, kawasan, bangunan,
pijakan guna penataan ruang kota lebih lanjut. maupun kelompok bangunan termasuk
Mengangkat karakter asli kota, terutama lingkungannya. Arsitektur perkotaan berwujud
kawasan yang memiliki nilai sejarah, merupakan fisik dan kesan visual melalui elemen arsitektur
hal penting dalam menunjukkan jatidiri Kota kota yang tampil sebagai elemen fisik dan visual
Pekanbaru. Upaya preservasi kawasan dalam wujud tiga dimensi (Shirvani, 1955).
berkarakter ini merupakan salah satu alternatif
1430
Upaya penantaan kawasan melalui khas. Kekhasan elemen fisik pembentuk kota ini
pelestarian/konservasi kawasan, titik berat diperkuat dengan struktur lingkungan sekitarnya
penanganan dimaksudkan dapat menghidupkan dan memberikan ciri serta kejelasan bagi
kemajemukan dan keseimbangan fungsi lingkungannya yang terwujud dalam rancangan
lingkungan/kawasan, melalui upaya pelestarian maupun perletakannya terhadap elemen fisik
atau perlindungan bangunan dan lingkungannya yang lainnya (Cullen, 1961).
seperti kegiatan revitalisasi, regenerasi. Kulturisasi Budaya. Suku Melayu memiliki
Perwujudan penataan kawasan perkotaan adat bersendikan syarak. Menyatunya adat
merupakan proses yang berlanjut dan Melayu dengan hukum Islam terjadi setelah
memerlukan waktu berjangka panjang. masuknya Islam ke Malaka pada akhir abad ke-
Percepatan pencapaiannya tergantung dari 14 (Ghalib, 1980). Keistimewaan budaya
sinergi upaya berbagai pelaku pembangunan. Melayu itu terletak pada cirinya sebagai
Sinergi tersebut dari pelaksanaan kegiatan- kebudayaan pantai yang bercorak perkotaan dan
kegiatan yang bersifat simultan dalam rangka kelautan. Kehidupan masyarakatnya merupakan
pelembagaan perwujudan penataan kawasan. hasil perbauran antara budaya lokal dan luar.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat Akibat proses kulturisasi dan Melayunisasi ini
dikelompokkan: (1) internalisasi, (2) sosialisasi, maka corak kebudayaan Melayu mempunyai
dan (3) institusionalisasi kegiatan penataan struktur yang longgar dan terbuka (Ahmad,
kawasan (Dirjen CK, 1998). 2004).
Kawasan berjatidiri. Suatu lingkungan Keterbukaan dan kesanggupan
haruslah berjatidiri. Kesejatidirian suatu mengakomodasi perbedaan peradatan sebagai
lingkungan sangat berkaitan terutama dengan hasil akibat pengalaman sejarah kontak
kualitas visual dari suatu ruang (visual quality). hubungan dengan berbagai kebudayaan asing
Jatidiri suatu lingkungan sangat besar membawa berbagai pengaruh. Diantaranya
dipengaruhi oleh aspek kesejarahan dari suatu unsur/symbol Melayu jika ditelusuri secara
esensi lingkungan, kesiapannya menghadapi mendalam ternyata juga berasal dari kebudayaan
nilai-nilai kekinian dan kemampuannya non Melayu. Variasi kebudayaan Melayu juga
menghadapi kecenderungan nilai-nilai masa menghasilkan variasi dalam identitas Melayu
datang (Dirjen CK, 1998). sebagai identitas kekhususan yang telah menjadi
Elemen arsitektur kota dapat memberikan identitas diri. Diantara banyaknya variasi
kenyamanan dan kenikmatan visual yang kebudayaan Melayu dan identitas sosial budaya
dihasilkan oleh ruang - ruang kota sebagai hasil orang Melayu yang nampak penting peranannya
bentukan dari elemen fisik kota. Elemen fisik sebagai referensi dalam interaksi adalah variasi-
kota yang ditampilkan secara menarik serta variasi berdasarkan lokalitas (Suparlan, 1986).
didukung oleh penampilan lingkungan
sekitarnya dapat memberikan karakter yang METODE PENELITIAN
1431
Lingkup kawasan penelitian. Penilitian potensi preservasi dan jati diri kawasan
dilakukan di Kawasan Senapelan yang dikenal penelitian.
sebagai kawasan asal mula Kota Pekanbaru. Tahapan Persiapan. Melakukan preliminary
Merupakan satu kecamatan yang terdiri dari survey untuk melihat gambaran awal wilayah
enam kelurahan dengan jumlah penduduk penelitian dan mempersiapkan materi yang akan
36.391 jiwa yang mendiami luasan 6,65 km2 diteliti sehingga dapat disesuaikan dengan topik
(BPS, 2005). penelitian. Pada tahapan ini juga dilakukan
Fokus Penelitian. Penelitian dititikberatkan literature review and theory yang akan
pada pengamatan elemen pembentuk kawasan digunakan sebagai pengarah untuk
berjatidiri. Penilaian elemen karakter kawasan mengumpulkan data dan informasi. Tema
berjatidiri maka akan diketahui bagian mana dari penelitian mengenai penataan ruang maka perlu
kawasan perkotaan yang masih mencerminkan untuk melakukan document planning review dari
karakter asli kota yang dapat dipertahankan dan kegiatan-kegiatan perencanaan penataan ruang
dijaga. Melalui karakter asli kota ini maka terdahulu yang terkait dan atau memiliki
penataan bangunan dan lingkungan kawasan kesamaan.
akan lebih melihat potensi dan jatidirinya sendiri Penelitian lapangan. Menurut Sanoff (1991)
sebagai suatu kekekuatan yang menjadi dasar dalam dalam melakukan visual
pijakan guna penataan ruang kota lebih lanjut. survey/observation lapangan maka perlu
Secara garis besar, fokus penelitian akan melakukan inventarisasi danperekaman visual
mengamati kualitas lingkungan kawasan dalam format gambar berwarna (foto). Hal ini
(environmental quality) yang meliputi : (1) Pola dapat memperkuat nilai validasi dan dapat
Permukiman Kawasan (settlement pattern), (2) menunjukkan tautan kuat antara foto dengan
Karakter Bangunan Kawasan (building keadaan nyata. Penelitian lapangan juga berguna
character). untuk memetakan environment potencies yang
Alat Penelitian. Alat penelitian berkaitan berkaitan dan menunjang penilaia terhadap
dengan upaya menginventarisasi elemen ruang kawasan. Sedangkan selected interview
pembentuk kawasan preservasi dengan diperlukan untuk menemukan jawaban penting
menggunakan base map, sketches, photograph, dan terarah, sesuai dengan topik penelitian.
graphic montages, dan computer graphic. Media Objek interview merupakan orang/stakeholder
penelitian visual menggunakan photograph yang berada dan mengetahui dengan jelas
untuk mengenali key element, visual images, tentang kawasan penelitian.
environment pontencies yang significant dan Metode analisis. Empirical study. Terdapat
dapat digunakan untuk merumuskan potensi banyak elemen pembentuk karakter kawasan
kawasan preservasi yang berjati diri. Visual preservasi. Namun dalam penelitian ini peneliti
images ini digunakan untuk mewakili kualitas menggunakan beberapa element pembentuk
visual yang terkait dengan penilaian terhadap yang disesuaikan dengan fokus penelitian.
1432
Element pembentuk yang dimaksud diperoleh 1. Pola Permukiman Kawasan
dari dua sumber yaitu (1) landasar teori yang
disesuakan dengan keadaan dan kondisi wilayah Sebagai bagian sebuah kota maka Kawasan
penelitian, (2) study kasus yang memiliki Senapelan sebagai kawasan berjati diri tidak
kemiripan dan kesamaan topik. Hasil telaah terlepas dari unsur pembentuk citra kota yaitu ;
empirical study ini dijadikan salah satu alat Landmark. Secara visual yang terkuat muncul
untuk menganalisa dan membandingkan sebagai penunjuk struktur kawasan dalam
(empiris) terhadap kawasan penelitian. pembentuk citra jati diri kawasan ini adalah
Visual Montage. Objek penelitian terdapatnya landmark berupa tempat ibadah.
merupakan pengamatan pada elemen pembentuk Tempat ibadah ini merupakan peninggal
secara langsung/visual. Mapping visual dan Kesultanan Siak dan merupakan mesjid tertua di
rekaman foto (visual images) kawasan Pekanbaru, dikenal dengan nama Mesjid Raya
merupakan awal analisis data lapangan untuk atau Mesjid Sultan.
melihat sebaran elemen pembentuk kawasan Node. Kawasan Senapelan pada awal
preservasi. Melalui rekaman visual ini kemunculannya merupakan desa pelabuhan
diharapkan didapat key element dari kawasan sekaligus sebagai tempat berdagang. Pada
melalui invetaris objek preservasi kawaan. kawasan ini hingga saat ini masih didominsi
Elemen pembentuk kawasan preservasi oleh bangunan komersil, gudang, pasar dan
merupakan elemen dominan kawasan yang pemukiman. Bangunan komersil umumnya
menjadikan kawasan penelitian ini memiliki ciri berbentuk rumah toko (ruko), sedangkan pasar
khas yang membedaknnya dengan kawasan lebih cenderung sebagai bentukan pasar
preservasi lain. Elemen pembentuk kawasan tradisional. Sedangkan pergudangan masih
preservasi merupakan elemen penting yang terpakai namun dengan kondisi yang
digunakan sebagai landasan untuk merumuskan memprihatinkan.
arahan kebijakkan alternatif penataan kawasan. Namun seiring dengan peremajaan kota
Potencies mapping. Penilaian kawasan maka sebagaian dari area pasar tradisional telah
penelitian berdasarkan landasan teori, studi berubah menjadi pasar moderen, namun
kasus dan visual mapping, akan menunjukan keberadaan pasar trasdisional masih tetap
arah awal kecenderungan kawasan penelitian ini. berlangsung. Begitu juga keadaan
Guna penilaian kawasan secara visual lansung, permukimannya yang ada di Kawasan senapelan
tidak hanya untuk melihat sebaran objek atau ini. Lambat laun bangunan-bangunan tua mulai
elemen kawasan saja. Namun semestinya juga tergantikan dengan bangunan baru. Simpul
dapat memetakan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan sosial masyarakat Kawasan Senapelan
kawasan preservasi tersebut. terpusat di Lapangan Senapelan yang biasanya
digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial dan
PEMBAHASAN DAN HASIL olahraga. Lapangan tebuka ini merupakan satu-
1433
satunya ruang terbuka publik yang tersisa di tidak ada dinyatakan Kawasan Senapelan
Kawasan Senapelan. Kini kepemilikannya sebagai kawasan preservasi/konservasi, hanya
berada pada Pemerintahan Kota Pekanbaru dan sebagai kawasan pemukiman, perdagangan dan
telah dijadikan sebagai salah satu fasilitas pelabuhan. Tidak adanya RUTRK baru telah
umum resmi Kota Pekanbaru. menjadi kendala bagi Pemerintah Kota dalam
Edge. Sebagai suatu bentuk kawasan, batasan kegiatan penataan ruang kota. Karena kegiatan
area sulit untuk dijelaskan secara pasti, pembangunan saat ini banyak yang tidak sesuai
meskipun secara administratif dapat dipetakan. lagi dengan RUTRK ini sehingga perlu adanya
Namun untuk Kawasan Senapelan salah satu penyesuaian RUTRK kembali.
batasannya dapat ditunjukkan melalui Pola Perletakan Bangunan. Bangunan yang
keberadaan Sungai Siak pada bagian utara berada di tepian Sungai Siak merupakan
kawasan. Sungai Siak tidak hanya berfungsi pemukiman penduduk dan pelabuhan sungai.
sebagai batasan semata tetapi juga merupakan Tata letak bangunan tepian sungai ini memiliki
urat nadi alur transportasi untuk Kawasan beberapa bentuk perletakan. Perletakan
Senapelan dan Kota Pekanbaru. pemukiman yang memiliki orientasi utama
Path. Jejalur utama yang berada di Kawasan menghadap ke Sungai Siak, memiliki jarak
Senapelan merupakan jejalur pertama yang pemisah (setback) terhadap badan sungai. Tata
terbentuk dan membentuk Kota Pekanbaru. letak setback ini memungkinkan adanya ruang
Disamping menggunakan alur Sungai Siak, (space) untuk beraktifitas sosial. Jarak pemisah
jejalur kawasan yang terbentuk di daratan yang terbentuk ini dipertegas dengan adanya
mempengaruhi pembangunan Kota Pekanbaru jalan lingkungan pemukiman diantara bangunan
secara umum. Perkembangan kota cenderung dan space tersebut.
lebih pesat berkembang ke arah selatan Sungai Perletakan bangunan yang membelakangi
Siak. badan sungai, tetap memiliki orientasi akses
District. Menurut Rencana Umum Tata Ruang utama ke arah jalan lingkungan. Keadaan seperti
(RUTR) Kota Pekanbaru, letak Kawasan ini mengakibatkan bagian tepi/samping
Senapelan berada pada Bagian Wilayah Kota I bangunan berada sejajar dengan jalan
(BWK). Kawasan Senapelan dinyatakan sebagai lingkungan dan bukan tegak lurus terhadapnya,
Kecamatan Senapelan yang terdiri dari 6 kecuali bagian depan bangunan (selasar). Tidak
kelurahan yang berbatasan dengan dengan banyak ruang bebas yang terbentuk untuk
Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Tampan, beraktifitas sosial. Umumnya bagian ujung dari
Kecamatan Limapuluh dan Sungai Siak pada jalan lingkungan yang bertemu dengan badan
bagian utaranya. sungai akan menjadi tempat cuci mandi bagi
Arah dan pegangan pembangunan Kota bangunan sekitarnya.
Pekanbaru saat ini masih menggunakan RUTRK Pola perletakan lainnya adalah deretan
Pekanbaru 1994-2004. Didalam RUTRK ini bangunan pemukiman yang sejajar, membentuk
1434
lorong dan saling berhadapan. Orientasi akses komersil dan perkantoran layanan pemerintahan.
utama ke bangunan melalui jalan lingkungan. Jalur akses utama kawasan ini berdimensi lebar
Sehingga bangunan tersebut tidak lagi dan terawat dengan baik.
berorientasi menghadap atau membelakangai Sedangkan jalur pemukiman di bantaran
sungai karena bagian tepi/samping bangunan Sungai Siak merupakan jalur transportasi darat
berada sejajar dengan sungai. Umumnya bagian pertama yang ada. Seiring dengan
ujung dari jalan lingkungan yang bertemu berkembangnya kota, tingginya abrasi,
dengan badan sungai akan menjadi tempat melebarnya badan sungai, meningkatnya fungsi
tambatan sampan/perahu dan atau cuci mandi. dan peran Sungai Siak maka jalur pemukiman
Space pada bagian ujung jalan lingkungan ini ini dijadikan jalan inspeksi. Perubahan dari jalur
terbentuk dan dipengaruhi oleh pasang surut air utama menjadi jalur inspeksi yang sekaligus
sungai. difungsikan sebagai benteng pembatas jika
Keberadaan rancangan deretan pertokoan terjadi banjir. Sehingga jalan inspeksi ini
lama memperlihatkan nuansa kuat sebagai menjadi jauh lebih tinggi dari pemukiman yang
kawasan yang tua. Sebagian besar pertokoan berada disepanjang sisi jalan.
lama merupakan bangunan dua lantai, Perbaikan lingkungan secara swadaya
menggunakan arcade dan bergaya arsitektural masyarakat di pemukiman telah meningkatkan
kolonial modern. Bentukan deretan dengan gaya kualitas lingkungan pemukiman tersebut.
arsitektural ini menjadi pembeda terhadap Sebagian besar jejalur ini terawat dengan baik
deretan bangunan ruko baru yang lebih bergaya dan aliran drainase pemukiman dapat lancar
modern. dibuang langsung ke sungai.
Secara umum karakter perletakan bangunan Meskipun Kota Pekanbaru telah memiliki
pada Kawasan Senapelan dapat dibedakan pelabuhan sungai penumpang internasional,
menjadi dua bentuk yaitu ; perletakan bangunan namun keberadaan pelabuhan penumpang Pelita
renggang yang umumnya merupakan bangunan Pantai sangat penting. Hal ini dikarenakan
pemukiman penduduk. Serta perletakan pelabuhan penumpang ini melayani kapal jenis
bangunan padat yang merupakan deretan speedboat dengan tujuan kota-kota sepanjang
pertokoan/ruko komersial. Rapat renggannya Sungai Siak dan pesisir Riau. Layanan yang
perletakan antar bangunan memiliki korelasi terjadual setiap harinya mengakibatkan aktifitas
dengan fungsi bangunan-bangunan yang ada pelabuhan selalu ramai.
dikawasa tersebut. Area pelabuhan barang Pekanbaru memiliki
Aksesibilitas kawasan. Jalur akses utama pada dermaga, gudang barang dan pelataran parkir
Kawasan Senapelan merupakan jalur penting yang luas. Pelabuhan barang merupakan
yang menghubungkan bagian utara dan selatan pelabuhan utama yang memasok dan distribusi
Kota Pekanbaru. Umumnya bangunan yang barang dari dan ke Pekanbaru. Meskipun
berada di jalur akses utama ini adalah pertokoan memiliki gudang barang sendiri, tetapi disekitar
1435
pelabuhan barang juga banyak terdapat gudang pada Kawasan Senapelan telah menunjukkan
barang lainnya. Gudang-gudang diluar eksistensi kawasan ini sebagai kawasan pertama
pelabuhan barang ini sebagian besar telah dan ciakl bakal berdirinya Kota Pekanbaru.
berumur tua dan kurang terawat namun masih Bangunan rumah tua. Penilaian terhadap
dapat difungsikan. rumah tersebut tidak hanya berdasarkan pada
Hingga saat ini masih tersisa 4 (empat) umur bangunan fisik semata semata. Namun
pelabuhan sungai milik perorangan/keluarga. juga termasuk nilai historisnya serta kandungan
Keberadaan pelabuhan rakyat ini memiliki ilmu pengetahuan seni bina. Disamping itu,
sejarah dan kepemilikan secara turun menurun. kelangkaan merupakan pertimbangan penting
Meskipun sederhana tetapi masing-masing dalam penilaian potensi bangunan-bangunan tua
sandaran ini dapat melayani bongkar muat tersebut sebagai potensi sebagai benda cagar
secara rutin setiap harinya. Layaknya pelabuhan budaya. Dominasi dan keterawatan benda-banda
resmi, pelabuhan rakyat ini juga menerima dan cagar budaya merupakan bagian penting untuk
mendistribusikan barang dari dan keluar kota. menciptakan kawasan konservasi berjati diri.
Sebagian penduduk yang bermukim di kawasan Hingga saat ini belum ada konsep yang
ini menggantungkan kehidupannya atas jelas mengenai seni bina bangunan Melayu.
keberadaan pelabuhan rakyat. Keterlibatan Akibatnya representasi dari keragaman bentuk
penduduk dengan pelabuhan rakyat ini dapat rumah-rumah tua inilah yang paling
secara langsung sebagai pelaku dan pekerja, memungkinkan mencerminkan perjalanan
ataupun sebagai pengguna jasa angkutan. sejarah perkembangan ilmu seni bina bangunan
Sehingga keberadaan pelabuhan rakyat ini Melayu untuk Kota Pekanbaru.
berpengaruh besar terhadap tingkat Mesjid. Sebagai landmark kawasan, Mesjid
perekonomian pada Kawasan Senapelan. Raya merupakan salah satu bukti sejarah
perkembangan Kota Pekanbaru. Sebagai daerah
2. Karakter Bangunan Kawasan Melayu yang identik dengan keislamannya,
Permintakatan (zoning) Kawasan Senapelan Mesjid Raya pada awalnya merupakan pusat
didominasi oleh dua kegiatan utama yaitu perkembangan kawasan hingga menjadi sebuah
kegiatan komersil/pertokoan dan kegiatan kota yang utuh. Tidak hanya sebagai tempat
permukiman penduduk. Zoning bangunan ibadah, mesjid ini masih digunakan sebagai
komersil sebagian besar berada pada jalur akses tempat pendidikan dan pengembangan ajaran
utama kawasan. Sedangkan zoning permukiman agama islam. Sepanjang sejarah masa
berkelompok atau berada pada bagian kawasan berdirinya, Mesjid Raya telah mengalamai 4
tertentu saja. (empat) kali perubahan rancangan bentuk.
Element fisik merupakan bagian yang Rancangan bentukkan mesjid dimulai dari
paling mudah untuk dikenali sebagai identitas paling sederhana yaitu menggunakan konstruksi
suatu kawasan. Keberadaan rumah-rumah tua kayu hingga terakhir menggunakan beton.
1436
Namun lokasi dari mesjid tetap tidak berpindah perdagangan tradisional melalui sungai dan
dari lokasi saat ini. membentuk pasar sebagai wadah aktifitasnya.
Dalam lokasi Mesjid Raya ini juga terdapat Keberadaan pasar tradisional saat ini masih tetap
perkuburan yaitu Komplek Makam Marhum ada meskipun lokasinya tidak lagi bersentuhan
Pekan. Perkuburan ini merupakan makan dari langsung dengan sungai. Berulang kali
penguasa yang pernah memerintah daerah keberadaan pasar tradisional tergusur dan
kekuasaan Kerajaan Siak dan pendiri Kota digantikan dengan pasar modern yang lebih
Pekanbaru. Hingga saat ini perkuburan ini tetap tertata. Namun masyarakat justru merasa asing
dipertahankan sebagai bagian bukti sejarah kota. dengan keberadaan pasar modern ini. Pola hidup
Keberadaan Mesjid Raya merupakan potensi dan kebiasaan masyarakat yang berinteraksi
besar sebagai elemen pembentuk kawasan secara langsung dengan penjual, merupakan
konservasi yang berjati diri. salah satu bentuk budaya lokal. Keberadaan
Ruko tua. Penilaian terhadap potensi benda- pasar tradisional merupakan satu satu elemen
benda cagar budaya tidak terbatas hanya pada pembetuk kawasan konservasi yang berjati diri.
bangunan tunggal saja. Namun deretan
bangunan, khususnya di perkotaan, yang KESIMPULAN
memiliki nilai penting dapat dijadikan benda Strategi penataan kawasan Senapelan. Untuk
cagara budaya. Deretan ruko yang telah berumur mewujudkan Kawasan Senapelan sebagai
tua dan masih tersisa pada Kawasan Senapelan, kawasan preservasi berjati diri, maka
menunjukkan perjalanan perkembangan seni diperlukanpenataan di dua bidang penataan
bina bangunan komersil. Tidak hanya gaya ruang kota, yaitu penataan pola pemukiman
arsitektur kolonial modern saja yang membuat kawasan dan penataan karakter bangunan
citra kawasan tampil dengan baik. Namun kawasan. Penataan ruang melalui preservasi
deretan ruko ini menjadi jauh lebih berkesan konservasi kawasan, bertujuan untuk
karena berada pada deretan bangunan ruko baru. menghidupkan kemajemukan fungsi
Pelabuhan Sungai. Niali penting cagar budaya lingkungan/kawasan, meningkatkan partisipasi
pelabuhan adalah eksistensi keberadaannya, masyarakat dan peran kelembagaan pemerintah.
tidak hanya bentukkan fisik semata. Area Pola Permukiman Kawasan. Struktur
pelabuhan merupakan lokasi yang paling mudah kawasan, peninjauan kembali RUTRK
dicapai oleh warga kota untuk berinteraksi Pekanbaru dan mengusulkan Kawasan
dengan sungai. Karena yang terpenting untuk Senapelan sebagai kawasan presrvasi yang
masa datang adalah masyarkat kota tetap bisa memiliki landmark, node, path, edge dan
merasakan keberadaan pelabuhan sungai yang district. Pola Perletakan Bangunan kawasan
berjasa mengembangkan peradaban kota. didominasi oleh bangunan rumah penduduk
Pasar Tradisional. Awal mula perekonomian yang berada ditepi sungai dan berorientasi ke
Kawasan Senapelan terbentuk melalui sungai. Sedangkan untuk pola bangunan
1437
komersil (ruko) dua lantai dilengkapi arcade DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Muchtar. (2004), Kembali ke Puncak,
bangunan ruko. Aksesibilitas pencapaian
Kebudayaan Melayu dalam Cabaran Masa
kawasan melalui jalan utama kota dan atau Depan, Unri Press, Pekanbaru, Indonesia.
BPS. (2005), Pekanbaru Dalam Angka, BPS,
melalui jalur sungai. Pelabuhan pemerintah Pekanbaru
Cullen, G. (1960), Townscape, The architectural
berdekatan dengan pelabuhan-pelabuhan
press.
masyarkat namun pelayanan tidak tumpang Dirjen CK, DPU. (1998), Penataan Bangunan
dan Lingkungan, Mewujudkan Lingkungan
tindih. yang Layak Huni, Berjatidiri dan Produktif,
Karakter Bangunan Kawasan. Pelestarian Dirjen CK, Jakarta.
Ghalib, Wan. (1980), Sejarah Kota Pekanbaru,
bangunana tua yang memeiliki nilai preservasi published by Pemda Kodya Pekanbaru,
Pekanbaru, Indonesia.
konservasi. Penilai dilakukan dengan melihat Juta UGM. (1995), Penyusunan Model
terhadap Significance, historic role, aesthetic, Pengaturan Kawasan Budaya, Jurusan
Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UGM.
typical, Enhancement of adjacent area, Lynch, Kevin. (1960), The Image of the City ,The
MIT Press.
Superlative, Science. Mempertahankan Sanoff, Henry. (1991), Visual Research Methods
keberadaan dan kondisi Mesjid Raya sebagai in Design ,Van Nostrand Reinhold
Company.
landmark Peninggalan yang tersisa pada Shirvani, Hamid. (1985), the Urban Design and
Process ,Van Nostrand Reinhold Company.
Kawasan Senapelan dapat dijadikan sebagai Suparlan, Parsudi. (1986), Melayu dan non-
bukti keterkaitan sejarah lama kota yang terkait Melayu di Riau, Kemajemukan dan
Identitas Sosial Budaya, published by
hingga saat ini. Deretan ruko tua bergaya Pemda Riau, Pekanbaru, Indonesia.
arsitektur kolonial sebagai daya tarik visual
kawasan. Bangunan ruko ini semakin menarik
karena berada diantara bangunan ruko baru.
Pelabuhan Sungai sebagai lokasi bongkar muat
dan perdagangan, memiliki nilai sejarah
pembentukan dan jalur akses penting kota.
Pasar Tradisional memiliki nilai sejara sebagai
salah satu elmen pembentukan kota, perlu untuk
tetap dipertahankan.

1438
Gambar 1. Aerial view Kawasan Senapelan di Kota Pekanbaru

Gambar 2. Sebaran Objek Bangunan Kawasan Penelitian

1439
Gambar 3. Figure Ground Kawasan Penelitian

1440

Anda mungkin juga menyukai