Sri Wahyuni
Dosen Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar
swahyunimarzuki@unismuh.ac.id
Pecinan Makassar merupakan bagian dari perkembangan sejarah kota Makassar. Pecinan Makassar
terletak di pusat kota dekat dengan pelabuhan sehingga menjadi awal kegiatan perdagangan dan jasa.
Letaknya yang strategis menjadikan kawasan sebagai pusat perdagangan yang vital pada zaman kolonial.
Namun sejalan dengan perkembangan zaman, Pecinan Makassar mengalami penurunan kualitas fisik,
aktifitas ekonomi, dan sosial budaya yang mengakibatkan pudarnya identitas pecinan Makassar. Secara
perlahan kawasan mulai ditinggalkan dan kegiatan ekonomi berpindah ke pusat perdagangan baru di luar
pecinan. Oleh karenanya kawasan membutuhkan upaya penataan untuk mengembalikan vitalitas pecinan
yang kontekstual dengan masa kini tanpa menghilangkan jejak sejarah kawasan.Pembahasan ini
bertujuan untuk merumuskan strategi perancangan dalam mempertahankan identitas kawasan pecinan
sebagai kawasan perdagangan yang unik dan meningkatkan kualitas lingkungan dengan revitalisasi
kawasan. Penurunan kualitas fisik, penurunan kegiatan ekonomi dan sosial budaya pada kawasan
Pecinan Makassar diselesaikan dengan strategi penciptaan kembali makna (identitas) kawasan melalui
pendekatan placemaking.Langkah-langkah dalam upaya revitalisasi kawasan dilakukan dengan
mengidentifikasi dan menganalisis komponen fisik, fungsi dan aktifitas, serta citra budaya kawasan
pecinan. Hasil dari analisis kemudian menjadi dasar panduan yang selanjutnya diuraikan dalam strategi
pengembangan kawasan untuk memberi gambaran mengenai arahan penataan Pecinan Makassar.
103
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
104
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
dengan tingkat kepadatan penduduk pada tempat yang mampu menjelaskan dan
kawasan studi sebesar 364 jiwa/ha. menerangkan kejadian masa lalu,
Masyarakat yang mendiami kawasan memperkaya masa kini, dan dianggap
tersebut sebagian besar merupakan etnis mampu menjadi sesuatu yang berharga
Cina. Masyarakat Cina dalam kawasan bagi masa yang akan datang. Nilai-nilai
sebagian besar memeluk agama Budha tersebut saling mendukung seperti gaya
yaitu ± 80%, sehingga kehidupan religi arsitektural yang memiliki aspek historis
mereka dipusatkan pada kegiatan ibadah dan estetika (Burra Charter, 1992). Dalam
di dalam klenteng. Klenteng selain Burra Charter (1992), ada empat nilai
berfungsi sebagai tempat berdoa, memuja utama yang dapat digunakan untuk menilai
dan melakukan aktifitas keagamaan adanya signifikansi budaya pada suatu
lainnya juga berfungsi sebagai pusat kawasan. Keempat nilai tersebut adalah :
kegiatan sosial kemasyarakatan. Nilai estetika
Kawasan Pecinan di Makassar Nilai estetika berkaitan dengan fisik
memiliki aksesibilitas yang mudah dicapai, bangunan pada kawasan pecinan.
baik melalui darat maupun melalui laut. Kawasan pecinan memiliki beberapa
Seperti Kawasan pecinan pada umumnya, bangunan yang khas yaitu klenteng/vihara,
kawasan dibentuk oleh pola grid sebagai bangunan penyimpanan abu yang
jalan yang memiliki lebar antara 3 m – 10 berarsitektur cina dan bangunan mesjid
m, dimana bangunan saling berhadapan yang dibangun pada zaman kolonial.
menimbulkan ruang kota yang berbentuk Dilihat dari segi estetika, bangunan-
lorong sehingga interaksi sosial terjadi di bangunan tersebut memiliki elemen
jalan (corridor space). Kawasan dapat arsitektural yang unik dan menarik. Hal
diakses menggunakan kendaraan pribadi tersebut dapat dilihat langsung pada
sekitar 5 menit dari Pelabuhan Soekarno – tampulan bangunan dan fasad
Hatta dan dari titik nol Kota Makassar bangunannya, dimana bagian muka
(Karebosi). Kawasan juga dapat diakses bangunan merupakan elemen arsitektur
oleh pejalan. Akan tetapi sirkulasi pejalan yang paling penting karena mampu
pada kawasan tidak terdefinisi dengan baik mengkomunikasikan fungsi dan makna dari
karena digunakan sebagai tempat parkir bangunan. Fasad dapat mencerminkan
kendaraan pribadi. situasi budaya ketika bangunan tersebut
Kondisi pecinan saat ini memiliki dibangun dan keadaan penghuni yang
kepadatan bangunan yang cukup tinggi menempatinya, serta memberikan identitas
dan tidak memiliki ruang terbuka. Aktifitas kolektif dari suatu komunitas (Krier, 1979).
keseharian masyarakat yang sebagian
Nilai kesejarahan
besar etnis Cina adalah berdagang
memberikan pengaruh terhadap jenis Terkait dengan nilai kesejarahan,
hunian yang mereka gunakan. Di kampung Pecinan Makassar memiliki
sepanjang ruas jalan terutama jalan utama sejarah dalam pembentukannya. Arsitektur
merupakan deretan bangunan rumah toko. Oriental berkembang setelah masyarakat
Di belakang deretan pertokoan terdapat Cina melakukan aktifitas perdagangan
permukiman padat di daerah kantong dengan didasari atas Wijkenstelsel yaitu
dalam blok kawasan. Permukiman dapat sebuah undang-undang yang mengatur
diakses melalui gang-gang kecil yang kehidupan kolonial yang pada dasarnya
terdapat diantara bangunan-bangunan di memisahkan hunian kelompok etnis
koridor jalan. Pada beberapa akses masuk dengan para kelompok pribumi. Sehingga
gang, terdapat pintu gerbang ke arah jalan area blok-blok masyarakat Cina sering
besar yang sewaktu-waktu dapat ditutup. disebut dengan kampung pecinan.
Pada skala makro, kawasan pecinan
ANALISIS KONDISI EKSISTING merupakan salah satu kawasan yang
KAWASAN PECINAN MAKASSAR berperan dalam pengembangan kota
Analisis Makna/budaya dalam Kawasan Makassar. Tidak hanya dalam hal
Identifikasi signifikansi budaya perdagangan tetapi juga merupakan
membantu memperkirakan nilai sebuah kawasan yang dihuni oleh mayoritas etnis
105
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
Cina yang pada saat itu merupakan dalam kawasan sebagai tempat ibadah
permukiman yang memisahkan antara tentunya juga memiliki makna sosial yang
permukiman pribumi dan pemerintah mendalam bagi masyarakatnya karena
kolonial (permukiman Eropa). Sedangkan bangunan-bangunan tersebut selain
pada skala mikro, kawasan pecinan menjadi tempat bersilaturahmi juga
merupakan sentra kawasan perdagangan menimbulkan rasa kepemilikan oleh
yang berupa jejeran rumah toko dan masyarakat secara spiritual. Sedangkan
beberapa hunian yang bergaya kolonial. pasar Bacan memiliki skala pelayanan
Suasana lingkungannya yang khas hanya pada kawasan pecinan saja
diperkuat dengan kehadiran kelenteng sehingga menjadi trademark tersendiri bagi
sebagai pusat ibadah dan sosial serta kawasan tersebut.
bentuk-bentuk bangunan yang mudah
ditengarai. Kawasan pecinan mempunyai Analisis Fungsi dan Aktifitas dalam
karakteristik dekat dengan pasar dan Kawasan Perancangan
Pelabuhan yang menjadi tempat Kondisi eksisting fungsi/peruntukan
masuknya barang-barang dari negara bangunan yang ada di dalam kawasan
studi secara umum didominasi oleh fungsi
lain.
perdagangan (ruko). Fungsi-fungsi lain
Nilai Keilmuan
seperti jasa, pendidikan, dan peribadatan
Dari segi keilmuan, kawasan pecinan
umumnya terdapat pada jalur-jalur utama
merupakan salah satu kawasan yang
dalam kawasan. Fungsi hunian terdapat
selalu ada di hampir semua kota-kota di
pada kantung-kantung permukiman yang
Indonesia. Hampir seluruh kota di
berada di belakang blok-blok bangunan
Indonesia memiliki kawasan pecinan yang
yang berderet di sepanjang Jalan Bacan
memiliki fungsi sebagai kawasan sentra
dan Jalan Lembeh. Di dalam kawasan
perdagangan dan permukiman bagi etnis
studi, fungsi ruang terbuka publik yang
Cina. Pada umumnya kawasan ini memiliki
bersifat aktif (wadah aktifitas dan interaksi
pembagian zona yang teratur dan
masyarakat) jumlahnya sangat minim,
terencana dengan baik, yakni lantai dasar
bahkan hampir tidak ada. Selama ini
digunakan sebagai area komersil
masyarakat menggunakan jalan sebagai
sedangkan untuk area lantai atas
ruang sosial bersama. Sedangkan ruang
digunakan sebagai hunian. Kawasan ini
terbuka yang bersifat pasif (ruang terbuka
menarik untuk diteliti karena merupakan
hijau untuk fungsi ekologis) terlihat tidak
kawasan yang sudah mempunyai karakter
ada. Orientasi kegiatan masyarakat yang
dan bernilai historikal sebab dibangun pada
ada lebih banyak berorientasi kepada
zaman kolonial dulu. Kawasan Pecinan
fungsi-fungsi kegiatan yang berada di
Makassar mengalami perkembangan dari
sepanjang tepi koridor jalan.
masa ke masa. Beberapa perubahan
Aktifitas pada setiap ruas jalan dalam
terjadi pada kawasan, antara lain berupa
kawasan tidak sama. Hal ini dikarenakan
perubahan fungsi dari hunian menjadi
pada beberapa ruas jalan ada yang lebih
kawasan perdagangan yang semakin tidak
didominasi oleh fungsi perdagangan dan
terkendali yang ditandai dengan semakin
ada pula yang lebih didominasi oleh fungsi
menjamurnya rumah-rumah toko modern.
hunian. Pada ruas jalan utama, lebih
Umumnya kawasan pecinan memiliki pola
didominasi oleh aktifitas perdagangan yang
morfologi yang serupa dengan kota di Cina
cukup ramai. Karakteristik fungsi dan
dengan digunakannya pola pusat kota–
kegiatan yang berada di sepanjang tepi
permukiman dan pasar–klenteng.
koridor dalam kawasan memiliki rentang
Nilai sosial
waktu kegiatan yang tidak terlalu panjang.
Pada kawasan pecinan, kegiatan
Rata-rata rentang waktu yang ada dimulai
bersosialisasi tidak hanya dilakukan pada
sejak pukul 07.00 pagi hingga 17.00 (untuk
tempat-tempat ibadah seperti klenteng dan
aktifitas perdagangan). Pada Jalan Bacan,
mesjid yang terdapat dalam kawasan tetapi
kegiatan jual beli pasar tradisional dimulai
juga pada pasar pagi yang terletak di Jalan
dari pukul 05.00 pagi hingga pukul 12.00
Bacan. Klenteng dan masjid yang terdapat
siang. Dari hasil pengamatan lapangan,
106
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
107
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
108
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
diakses oleh publik, tetapi kerjasama antara kawasan yang dijabarkan dari visi misi
stakeholder (pemilik bangunan dan kawasan yang ada. Strategi-strategi yang
pemerintah) yang saling menguntungkan akan diterapkan dalam konteks penciptaan
dapat meningkatkan kualitas ruang tersebut kawasan menjadi kawasan yang lebih aktraktif
sebagai ruang terbuka publik. Minimnya adalah sebagai berikut : Meningkatkan
keberadaan ruang terbuka publik sebagai dan memperbaiki kondisi fisik dalam kawasan.
sarana untuk berinteraksi sosial telah Peningkatan kualitas lingkungan dan
mengakibatkan jaringan hubungan sosial perbaikan kondisi fisik dalam kawasan
yang dapat mempererat kebersamaan warga dibatasi akibat tingginya tingkat kepemilikan
menjadi berkurang. lahan. Pada kawasan umumnya didominasi
Strategi penataan terhadap ruang terbuka oleh bangunan privat, baik pada daerah
publik pada kawasan perlu dilakukan untuk komersial maupun dalam kantung-kantung
mendukung kenyamanan dan kemudahan permukiman sehingga intervensi fisik yang
penggunanya untuk beraktifitas dan mungkin dilakukan hanya terbatas pada
mengakses semua fungsi yang ada. Penataan penataan fisik bangunan lama dan yang telah
dilakukan pada koridor ruang jalan yang hancur dengan penanganan renovasi ataupun
menjadi tempat bertemunya warga dan rekonstruksi. Selain itu intervensi fisik juga
menjadi ruang bagi perayaan budaya dapat dilakukan pada ruang-ruang yang
kawasan pecinan. Hal tersebut sekaligus digunakan oleh publik, dalam hal ini koridor
menjadi penyatu bagi fungsi-fungsi yang akan ruang jalan ataupun pada lahan-lahan yang
dikembangkan nantinya melalui penerusan tidak termanfaatkan. Strategi ini dilakukan
akses kesemua fungsi. untuk meminimalisir dampak perubahan atau
Preservasi hilangnya karakteristik fisik asli dan makna
Pada kawasan Pecinan terdapat beberapa tempat dari kawasan Pecinan Makassar.
bangunan bersejarah, antara lain : Klenteng Selain itu, juga dapat mendorong terciptanya
Xian Ma yang dibangun pada masa Dinasti jalur sirkulasi pejalan maupun kendaraan
Qing (1864), bangunan dengan arsitektur dengan kualitas lingkungan yang nyaman dan
Cina yaitu yayasan Marga Thoeng tempat aman.
persemayaman abu jenazah, Masjid As-Sa’id
Menyuntikkan fungsi baru dan
yang berdiri sejak tahun 1907, dan beberapa
mengembangkan aktifitas-aktifitas yang
bangunan bergaya kolonial.
menarik sesuai dengan karakter kawasan
Keberadaan bangunan-bangunan tersebut
sebagai kawasan Pecinan. Penyuntikan
memberikan nuansa tersendiri karena dapat
fungsi baru pada kawasan dilakukan tidak
memperkaya kekayaan arsitektural pada
terlepas dari konteks kawasan yang ingin
kawasan. Keberadaan bangunan tersebut
mempertahankan dan menguatkan identitas
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata
kawasan sebagai kawasan pecinan yang
pada kawasan dengan menawarkan konsep
diperkuat melalui penataan koridor Bacan.
yang sesuai dengan karakteristik kawasan
Fungsi-fungsi yang diberikan menjadi salah
sebagai kawasan Pecinan.
satu strategi yang dapat meningkatkan
aktifitas dan interaksi masyarakat dalam
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
kawasan yang kini sudah mulai ditinggalkan.
Untuk mendukung upaya pemerintah
Pengembangan fungsi-fungsi baru sebagai
dalam revitalisasi kawasan pecinan di
wadah kegiatan yang aktif dan aktraktif dalam
Makassar, maka dilakukan pendekatan
menarik pengunjung sehingga dapat menjadi
penciptaan kembali identitas kawasan
suatu pilihan yang bersifat rekreatif.
sebagai kawasan yang signifikan sarat
Melibatkan stakeholder dalam
dengan kehidupan dan budaya etnis Cina.
pengembangan kawasan. Upaya
Strategi placemaking menjadi salah satu
pengembangan kawasan pecinan dipengaruhi
jawaban dalam mengembalikan dan
oleh stakeholder yang terlibat, seperti :
menguatkan identitas suatu tempat tanpa
pemerintah, pihak swasta (investor), dan
menghilangkan karakter yang telah terbentuk.
masyarakat. Berikut keterlibatan stakeholder
Berdasarkan kajian literatur dan analisis
dalam upaya pengembangan kawasan
persoalan fisik, maka diperlukan strategi-
adalah: Perbaikan infrastruktur kawasan
strategi yang dibutuhkan dalam revitalisasi
109
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
(jalan, utilitas kawasan, dll) dilakukan oleh lahan kosong dan bangunan gudang yang
pemerintah dan penggunaannya dikelola oleh terlantar sebagai kantung-kantung parkir.
pemerintah kota Makassar. Memanfaatkan Penyediaan sarana
parkir pada kantung-kantung parkir kawasan. Pendekatan placemaking dapat
dilaksanakan oleh pihak swasta (investor). menjadi satu strategi dalam menguatkan
Perbaikan street frontage (fasad muka kembali dan mempertahankan karakteristik
bangunan) khususnya pada koridor jalan kawasan pecinan yang telah terbentuk di kota
Bacan dilaksanakan oleh pemilik bangunan Makassar.
atau investor dibawah pengawasan Berdasarkan hasil studi dikemukakan
pemerintah. Penataan fisik bangunan dengan bahwa strategi placemaking pada kawasan
suntikan fungsi baru pada bangunan yang pecinan kota Makassar memiliki 3 komponen
hancur dan tidak dihuni dilakukan oleh pihak yang dapat menjadi acuan dalam
swasta (investor) dibawah pengawasan pengembangan kawasan, yaitu: Komponen
pemerintah dan masyarakat. Penataan fisik Fisik .Ditandai dengan jejak fisik yakni adanya
bangunan yang merupakan milik privat bangunan-bangunan tua berlanggam Cina
dilakukan oleh privat itu sendiri (masyarakat) (klenteng) dan ruko lama Cina yang berderet
dibawah pengawasan pemerintah dan dengan menonjolkan elemen-elemen
pemberian keringanan berupa pajak atau bangunannya, seperti penggunaan atap,
pemberian insentif oleh pemerintah karena material, dan ornamen lainnya pada kawasan
telah mendukung upaya pemerintah dalam yang terbentuk sekitar abad XIX, meskipun
pengembangan revitalisasi kawasan Pecinan sebelumnya sejak abad XIV telah banyak
sebagai suatu destinasi wisata. Diperlukan orang Cina yang singgah dan berdagang di
kerjasama oleh berbagai pihak dalam Makassar. Selain itu, juga terdapat bangunan
pengembangan kawasan dengan membentuk kolonial. Komponen Fungsi dan Aktifitas
badan kerjasama perancangan, pengawasan, Ditandai dengan adanya aktifitas etnis cina
dan pengelolaan dalam peningkatan dan yang memiliki ‘nyawa’ pada koridor-koridor
pengembangan kawasan oleh pihak jalan. Komponen Citra/budaya Adanya makna
pemerintah yang didalamnya terdiri dari budaya yang tetap dipertahankan dan
perwakilan pihak swasta (investor), memberikan warna tersendiri bagi etnis Cina.
masyarakat, dan pemerintah itu sendiri. Ketiga komponen tersebut kemudian
dijelaskan masing-masing secara detail dalam
PENUTUP elemen rancang kota. Elemen tersebut
Revitalisasi kawasan merupakan upaya meliputi: fungsi dan aktifitas, bentuk dan tata
yang dilakukan dalam menghidupkan kembali massa bangunan, intensitas bangunan,
kawasan pecinan Makassar. Revitalisasi sirkulasi kendaraan, parkir, dan sirkulasi
tersebut tidak hanya pada perbaikan fisik pejalan. Berdasarkan pembahasan yang telah
tetapi didukung oleh peningkatan ekonomi, dilakukan didapatkan bahwa kawasan
dan sosial sebagai upaya dalam pecinan kota Makassar masih berpotensi
mengembalikan atau menguatkan kembali untuk dikembangkan dari adanya jejak fisik
identitas kawasan pecinan. Untuk mendukung yang tersisa, komunitas yang hidup dalam
upaya tersebut dibutuhkan suatu konsep atau kawasan, fungsi dan aktivitas yang menarik,
strategi yang kontekstual dengan kondisi serta kegiatan keagamaan dan kebudayaan
yang masih dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Carmona, M., et al. 2003. Public Places Urban Spaces – The dimensions of Urban Design.
London: Architectural Press.
Effendy, Muslimin A.R. 2004. Tionghoa Makassar di Tengah Pusaran Sejarah, dalam Kontinuitas
dan Perubahan Dalam Sejarah Sulawesi Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Garnham, H.L. 1985. Maintaining The Spirit of Place: A Process For The Preservation of Town
Character. Arizona: PDA Publishers Corporation.
110
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
Gehl, J. 1987. Life Between Buildings: Using Public Space. New York: Van Nostrand Reinhold
Company Inc.
Krier, R. 1979. Urban Space. New York: Rizzoli International Publications.
Montgomery, J. 1998. Making A City: Urbanity, Vitality, and Urban Design. Journal of Urban
Design, Vol. 3 No. 1: 93-116.
Richardon, J.M. 1995. Chinatown Historic District. Singapore: Urban Redevelopment Authority.
Rutz, Werner. 1987. Cities and Towns in Indonesia. Stuttgart: E. Schweizerbart Science
Publishers.
Shirvani, H. 1985. Urban Design Process. NewYork: Van Nostrand Reinhold Company Inc.
Sukatanya, Y., dan Monoharto, G. (ed.). 2000. Makassar Doeloe Makassar Kini Makassar Nanti.
Makassar: Yayasan Losari Makassar.
Tiesdell, S., Oc, T., dan Heath, T. 1996. Revitalizing Historic Urban Quarters. Oxford: Architectural
Press
111
Linears : jurnal ilmu arsitektur issn 2614-3976
112