Firmansyah1)
Abstrak
Kota Sambas merupakan salah satu kota yang banyak memiliki ruang-ruang kota yang
pertumbuhannya berawal dari perkembangan kawasan koridor sungai. Hal ini berkaitan dengan
awal berdirinya Kerajaan Sambas di Muara Ulakan (pertigaan Sungai Sambas Kecil). Hal ini tentu
saja membuat penataan kawasan di sepanjang pertigaan Sungai Sambas Kecil perlu diperhatikan
agar potensi-potensi yang ada di sekitar kawasan tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih
optimal. Berdasarkan hasil analisis survei aspek kondisi sosial ekonomi, dari penilaian terhadap
objek dan atraksi wisata, diperoleh bahwa seluruh objek dan atraksi wisata di kawasan ini hampir
semuanya sangat potensial untuk dilakukan penataan kawasan waterfront city di Kota Sambas dan
dikembangkan sebagai kawasan wisata budaya. Berdasarkan hasil analisis survei aspek kondisi
sosial budaya, objek dan atraksi wisata bernilai baik–sangat baik, dan hanya satu objek yaitu kafe
yang bernilai rendah. Arahan penataan kawasan waterfront city di Kota Sambas dilakukan dengan
menganalisis tata guna lahan (land use), tata bangunan (building form and massing), sirkulasi dan
parkir (circulation and parking), ruang terbuka (open space), jalur pedestrian (pedestrian ways),
aktivitas pendukung (activity support), penandaan (signage), dan preservasi (preservation)
kawasan.
Kata-kata kunci: waterfront city, penataan kawasan
29
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
Tujuan penelitian ini adalah untuk a) Tata guna lahan (land use), yang
mengidentifikasi potensi dan perma- merupakan rancangan dua dimensi
salahan yang ada, merencanakan suatu dan merupakan denah peruntukan
konsep desain dalam penataan kawasan lahan sebuah kota. Ruang-ruang tiga
agar dapat menunjang wisata air di dimensi (bangunan) akan dibangun di
pertigaan Sungai Sambas Kecil dan tempat-tempat sesuai dengan fungsi
membuat arahan penataan kawasan bangunan tersebut. Sebagai contoh,
waterfront city di Kota Sambas. di dalam kawasan perdagangan akan
terdapat berbagai bagunan ruko atau
2. TINJAUAN PUSTAKA
pertokoan. Kebijakan tata guna lahan
Masalah-masalah yang terjadi di sekitar juga membentuk hubungan antara
kawasan di Muara Ulakan, antara lain sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivi-
kurang terjaga dan terawatnya bantaran tas/penggunaan individual.
sungai yang memiliki potensi wisata,
b) Tata bangunan (building form and
pola penggunaan lahan yang belum teratur,
massing):
permukiman yang cukup padat dan ba-
nyak sekali para pedagang yang berjualan Ruang akan terasa jika ada ba-
sembarangan, tidak diberikannya space ngunan yang mendefinisikannya
bagi pejalan kaki. Hal ini perlu diperha- dan ruang juga dapat mendikte
tikan dengan tujuan untuk memberikan tata bangunan yang menentukan
kegiatan atau space kepada masyarakat komposisi bangunan.
sekitar. Untuk itu, diperlukan suatu kajian Tata bangunan ini meliputi keting-
elemen perancangan kota dengan teori gian bangunan, koefisien lantai ba-
elemen perancangan kota dan beberapa ngunan, koefisien dasar bangunan,
teori yang dapat mendukung penelitian garis sempadan bangunan, mate-
sebagai acuan dalam menganalisis perma- rial, tekstur dan warna.
salahan di lokasi tersebut. Analisis perma- Kualitas tata bangunan tersebut
salahan tersebut diharapkan dapat membe- dapat mempengaruhi kualitas
rikan solusi dan arahan yang mampu bangunan dan lingkungannya.
mendukung kegiatan-kegiatan pada ka- c) Sirkulasi dan parkir (circulation and
wasan di pertigaan Sungai Sambas Kecil. parking), yang merupakan elemen
Dengan landasan teori yang digunakan, perancangan kota yang secara lang-
kajian dalam penelitian ini difokuskan sung dapat membentuk dan mengon-
pada teori Elemen Perancangan Kota trol pola aktivitas dalam sebuah kota.
(Shirvani, 1985) yang nantinya akan Unsur-unsur penghubung dalam
ditunjang dengan beberapa preferensi sirkulasi adalah jalan pergerakan
yang relevan dengan masalah penelitian. utama, jalur pedestrian, peralihan
moda transportasipejalan kaki dan
2.1 Elemen Perancangan Kota kendaraanpejalan kaki.
Elemen perancangan kota terdiri dari: d) Ruang terbuka (open space), yang
memiliki tujuan untuk menempatkan
30
Arahan Penataan Kawasan Waterfront City Sambas
(Firmansyah)
31
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
32
Arahan Penataan Kawasan Waterfront City Sambas
(Firmansyah)
33
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
Waterfront City dan Komplek Kesultanan Arahan penataan kawasan waterfront city
Sambas (Istana Alwatzikoebillah, Masjid di Kota Sambas dilakukan dengan
Jami’, dan Makam Raja Kesultanan menganalisis tata guna lahan (land use),
Sambas) merupakan kawasan strategis tata bangunan (building form and
dari sudut kepentingan sosial budaya. massing), sirkulasi dan parkir (circulation
Selain itu, juga dijelaskan bahwa adanya and parking), ruang terbuka (open
bangunan cagar budaya yaitu Keraton space), jalur pedestrian (pedestrian
Sambas dan Masjid Keraton. ways), aktivitas pendukung (activity
support), penandaan (signage), dan
Perencanaan kawasan waterfront city di
preservasi (preservation) kawasan.
Kota Sambas bertujuan untuk revitalisasi
Preservasi merupakan usaha untuk
dan preservasi kawasan dan bangunan
menjaga lingkungan tempat tinggal,
bersejarah dari peninggalan Keraton
bangunan-bangunan bersejarah seperti
Alwatzikoebillah di Kecamatan Sambas,
apa adanya. Untuk preservasi,
Sungai Sambas Kecil sebagai waterfront
direncanakan arahan penataan kawasan
pengembangan wisata dan transportasi
lingkungan permukiman tradisional di
air, kawasan hiburan, wisata, dan ekono-
sekitar kawasan waterfront city di Kota
mi, serta menata kembali permukiman
Sambas, sebagai berikut:
yang ada dan menjaga kelestarian Sungai
Sambas. Jadi, dalam penataan kawasan 1) Penataan permukiman tepi Sungai
waterfront city di Kota Sambas juga Teberau dan akses Gerbang Selatan
harus memperhatikan kawasan-kawasan (Gambar 2):
di sekitarnya dengan melakukan penataan a) Pembebasan lahan tepian sungai
sesuai peruntukan lahan. Gambar 1 yang ada permukiman untuk
merupakan kondisi existing di sekitar jalan inspeksi dan sempadan
kawasan waterfront di Kota Sambas. sungai.
34
Arahan Penataan Kawasan Waterfront City Sambas
(Firmansyah)
35
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
36
Arahan Penataan Kawasan Waterfront City Sambas
(Firmansyah)
Daftar Pustaka
Ditjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
2006. Pedoman Kota Pesisir.
Jakarta: Departemen Kelautan dan
Perikanan.
Echols, J. M., dan Shadily, H. 2003.
Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia.
Gunn, Clare A. 1994. Tourism Planning:
Basics, Concepts, Cases. 3rd Ed.
UK: Taylor & Francis.
Pemkab Sambas. 2002. Rencana Umum
Tata Ruang Kota (RUTRK)
Sambas Tahun 2002-2010.
Pemkab Sambas. 2012. Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Sambas Tahun 2012-2032.
Permen PU No. 16 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Shirvani, H. 1985. Tugas Perancangan
Kota. Semarang: Universitas
Diponegoro.
UU RI No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang.
37
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 14 NOMOR 1 – JUNI 2014
38