Anda di halaman 1dari 20

LOKASI DAN POLA RUANG

JUDUL :” POLA DAN KERUNGAN DESA DAN KOTA”

Dosen Pengampu :Ir. Jusnan Kelo, M.T.

Disusun oleh:

Nama : RISNA MALADEWI

Stambuk : F23119129

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, keselamatan dan
hidayah serta karunia-nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk maupun
isi-nya yang sangat sederhana.

Semoga tugas ini ini dapat dipergunakan sebagaia salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pembelajaran terutama pada mata kuliah lokasi dan pola ruang.

Tugas lokasih dan pola ruang ini saya akui masih banyak kekurangan.Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

ABSTRAK .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 5

LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 5

1. Teori dasar analisis regional ....................................................................................................... 5

2. Teori Konsentris.......................................................................................................................... 6

3. Teori Sektor ................................................................................................................................ 7

4. Teori Inti Ganda .......................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 7

1. Struktur Keruangan Serta Perkembangan Desa dan Kota........................................................... 7

A. Pengertian Desa ...................................................................................................................... 7

B. Pengertian kota........................................................................................................................ 8

C. Karakteristik Desa-Kota.......................................................................................................... 9

D. Struktur Keruangan ............................................................................................................... 10

2. Pola dan faktor-faktor interaksi desa dan kota .......................................................................... 14

A. Faktor yang menyebabkan belum meratanya pembangunan ................................................... 14

B. Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan desa .......................................................... 14

C. Pembanguanan Desa................................................................................................................. 15

3. Dampak perkembangan kota terhadap masyarakat desa dan kota ............................................ 16

A. Perkembangan Kota .............................................................................................................. 16

B. Dampak Bagi Masyarakat Kota ............................................................................................ 18

KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 20
ABSTRAK

Lokasi dan ruang menjadi bagian paling penting dalam perencanaan wilayah dan kota.
Perencanaan wilayah dan kota dengan berbagai variasi dan keseluruhan objek yang diamati atau
yang direncanakan, yaitu ekonomi, sosial budaya, fisik alami, fisik binaan dan berbagai aspek lain
yang terkait, pada akhirnya tetap perlu direpresentasikan ke dalam lokasi dan ruang. Perencanaan
wilayah dan kota berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi dan ruang yang
tepat untuk berbagai kegiatan, fasilitas, dan objek-objek lain yang direncanakan.Pengenalan terhadap
karakteristik objek-objek (kegiatan, fasilitas, dst) yang secara normatif menuntut lokasi dan ruang
dengan ciri-ciri tertentu menjadi penting yang pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang
optimal untuk menempatkan objek-objek yang direncanakan. Secara umum, analisis lokasi dalam
perencanaan bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan, fasilitas, dan objek-objek lainnya dalam
skala wilayah dan kota sesuai dengan karakteristik normatifnya. Penempatan lokasi secara normatif
ini kemudian dideskriptifkan dengan realitas atau fakta-fakta lokasi yang sebenarnya terjadi.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mendefinisikan pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Selain itu, terdapat istilah struktur ruang yang
didefenisikan sebagai susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional.

Dalam lokasi dan ruang tidak lepas dari objek, dan pada objek yang dimaksud antara lain kota dan
desa yang dimana memiliki struktur yang berbeda mulai dari kota yang bisa dijadikan pusat produksi
(sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan di wilayah lain), sebagai pusat perdagangan atau
kawasan industry (memiliki sara penyalur bahan kebutuhan pokok penduduk atau masyarakat),
sampai menjadi pusat pemerintahan sedangkan desa mulai dari desa swadaya (yang hamper leuruh
masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri) sampai desa
swakarya (yang sudah lebih maju dan mampu dalam memproduksi kebutuhannya sendiri dan
kelebihan produksi dapat di jual pada daerah-daerah lainnya)
kota yang terbentuk berupa wujud fisik kota
PENDAHULUAN
tersebut, wujud fisik kota itu terbentuk
Desa dan Kota adalah dua ruang yang melekat utamanya karena kondisi fisik wilayah dan juga
tak terpisahkan. Kompleksitas ruang kota dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Interaksi
desa adalah wujud dari hubungan interaksi desa dan kota sangat penting. dilihat dari
penghuni di dalamnya. Semakin besar kuantitas beralihnya mata pencaharian masyarakat desa
penghuninya semakin kompleks bentuk dari agraris ke nonagraris, munculnya
interaksi dan keruangannya. Desa melahirkan pengelaju karena didukung oleh sarana
kota, kota melahirkan peradaban. Desa adalah transportasi yang memadai, perdagangan hasil
subornasi kota, takkan hidup peradaban kota pertanian, industri, dan kemajuan bidang
tanpa ada desa yang menopangnya. Kota pendidikan. Oleh karena itu, interaksi kota dan
merupakan suatu kawasan permukiman yang desa sangat menentukan pola persebaran
didalamnya terdapat berbagai kegiatan sosial masyarakat desa dan kota. Hubungan desa dan
dan ekonomi, dimana terdapat fasilitas-fasilitas kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau
pendukung untuk menunjang kegiatan dari kepentingan masyarakat kota, interaksi
masyarakat yang ada di dalam wilayah desa dan kota untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut. Kota dapat dilihat dari kepadatan bahan pangan dan bahan dasar industri.
penduduk, status hukum, batas administrasi Ditinjau dari masyarakat desa, interaksi
dan kepentingannya. Perkembangan kota yang desakota mendorong masyarakat desa untuk
terdapat di Indonesia merupakan kota-kota mencari pekerjaan di kota dan memenuhi
berkembang yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat,
ekonomi dan mobilitas penduduk yang
seperti pusat perbelanjaan, sehingga
berkegiatan di dalam suatu kawasan kota
masyarakat desa dan kota saling
tersebut. Perkembangan suatu kota pada
membutuhkan. Perkembangan kota di
umumnya berbeda-beda hal ini dikarenakan
Indonesia ini dapat digeneralisasikan menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkatan atau tahap pembangunan kota,
perkembangan tersebut pada setiap wilayah
antara lain Kota Indonesia Awal, Kota Indische,
kota berbeda. Faktor-faktor tersebut antara lain
: kondisi geografis, topografi wilayah, jumlah Kota Kolonial, dan Kota Modern (J.M. Nas,

penduduk, kondisi sosial ekonomi penduduk 1986).

dan peran pemerintah. Dalam


LANDASAN TEORI
perkembangannya suatu kota memiliki
karakteristik bentuk, karakteristik bentuk itu 1. Teori dasar analisis regional
biasa disebut dengan morfologi kota. Teori dasar analisis regional
Morfologi kota dapat terbentuk karena adanya didasarkan atas pendekatan lokasi. Pola
interaksi baik secara spasial atau sosial penyebaran penggunaan lahan perkotaan
ekonomi masyarakat didalamnya. Morfologi banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
pembentuk kota yang memungkinkan. perkantoran, perhotelan, bioskop,
Salim menyebutkan bahwa dalam dan gedung-gedung bertingkat.
mengungkapkan pola pembangunan kota 2. Lingkaran transisi yang melingkari
terdapat lima faktor yang berperan, yaitu daerah pusat perdagangan. Di sini
penduduk, pertumbuhan industri, jasa, terdapat slum atau tempat tinggal
pendapatan dan simpul-simpul golongan migran,
aksesibilitas terhadap aktivitas ekonomi kelompokkelompok minoritas.
kota. Pada dasarnya kelima komponen ini Lingkungannya tidak sehat dan
merupakan komponen sosial-ekonomi. terjadi banyak kejahatan. Keadaan
Kota dapat ditinjau sebagai pola ruang yang buruk dalam lingkaran transisi
terhadap aspek kesempatan aktivitas ini tidak disebabkan oleh
sosial dan ekonomi. Pengukuran penghuninya, melainkan oleh invasi
kesempatan akses diturunkan melalui dari daerah pusat perdagangan.
teori dasar gaya tarik menarik (gravitasi) 3. Lingkaran perumahan kaum buruh
dalam hukum fisika. Modifikasi dari teori adalah lingkaran konsentris yang
tarik menarik ini dilakukan terutama ketiga. Di sinilah merupakan daerah
untuk memberikan gambaran kondisi pemukiman bagi penduduk yang
sosial terutama aspek kependudukan. kurang mampu yang kebanyakan
Nilai potensi kesempatan aksesibilitas pindah dari lingkaran transisi.
lokasi terhadap aspek yang ditinjau dapat 4. Lingkaran perumahan yang lebih baik,
diformulasikan menjadi: di luar daerah pemukiman kaum
buruh. Ini terdiri atas rumah-rumah
yang agak lebih baik untuk golongan
menengah seperti pegawai,
pengusaha, dan seterusnya. Tingkat
kehidupan di sini lebih tinggi
dibandingkan daerah perumahan
kaum buruh. Di sini juga terdapat
2. Teori Konsentris
pusat pertokoan, gedung-gedung
Teori konsentris dikemukakan oleh
bioskop, dan seterusnya dan juga
Ernest W. Burgess. Menurut Burgess, di
makin banyak gedung perumahan
kota Chicago terdapat lima buah
rumah susun (flat).
lingkaran yang konsentris. Lingkaran-
5. Lingkaran perumahan mereka yang
lingkaran tersebut adalah sebagai berikut.
pulang pergi bekerja di kota
1. Daerah pusat perdagangan, terletak di
(commuter). Daerah ini merupakan
pusat kota di mana ada pertokoan,
wilayah lingkaran yang paling luar
dan memiliki dua sifat. Bagian dalam
berbatasan dengan daerah orang- 4. Teori Inti Ganda
orang yang perumahannya lebih baik Teori inti ganda dikemukakan oleh
sedangkan bagian luar tidak tertentu Harris and Ullman yang menegaskan
bentuknya. Ada kota-kota kecil yang bahwa sesunguhnya kota seringkali
hanya untuk tidur, ada kota-kota mempunyai beberapa inti dan sering pula
satelit, dan juga desa-desa kecil. terletak di dekat pusat-pusat kegiatan lain.
Pada awalnya Burgess menganggap Pengembangan dari ketiga teori
bahwa teori ini bisa berlaku untuk tersebut menghasilkan keterpaduan pola
semua kota. Kemudian, Burgess ruang Kota Chicago. Berry and Rees telah
berpendapat teori ini hanya bisa menyusun sebuah pola ruang mengenai
diterapkan di kota-kota modern di kota metropolitan Chicago yang terpadu
Amerika, walaupun terbuka dan menunjukkan penerapan dari ketiga
kemungkinan untuk bisa diterapkan teori yang telah disebutkan.
di kota lain. Hal yang sejak awal
menjadi perhatian dalam PEMBAHASAN
pengembangan teorinya adalah 1. Struktur Keruangan Serta
faktor topografi dan jalan-jalan
Perkembangan Desa dan Kota
transportasi sehingga dianggap
A. Pengertian Desa
merupakan dua faktor yang
Sebelum membahas tentang
mengganggu pola kota ideal ini.
karakteristik desa dan kota, marilah kita
Contohnya, Kota Chicago terletak di
pahami dulu pengertian desa dan kota. Untuk
pantai danau Michigan sehingga
membuat batasan yang tepat dan bersifat
polanya terbelah dua.
umum mengenai desa atau kota tidaklah
mudah. Banyak aspek yang dapat dimunculkan
3. Teori Sektor untuk memberikan batasan tentang apa yang
Teori sektor oleh Hommer Hoyt disebut desa dan kota. Desa dan kota sama-
menyatakan bahwa struktur kota bukan sama merupakan tempat tinggal penduduk
merupakan lingkaran-lingkaran dengan segala aktivitasnya. Desa dan kota
konsentris, melainkan berupa sektor- bukan merupakan dua hal yang lahir secara
sektor terpisah dari dalam ke luar. Hoyt terpisah, dapat dikatakan bahwa kota
bertitik tolak dari anggapan bahwa merupakan perkembangan lanjut dari
industri mengambil peranan yang lebih desa.Bintarto (1983:11-12) memberi batasan
penting dan cenderung meluas di pengertian desa sebagai suatu hasil perpaduan
sepanjang jalan keluar dari pusat. antara kegiatan sekelompok manusia dengan
lingkungannya. Hasil perpaduan itu ialah suatu
wujud atau kenampakan di muka bumi yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, dimaksud dengan desa adalah suatu daerah
ekonomi, politik dan kultural yang saling tempat tinggal penduduk yang jauh dari kota,
berinteraksi antar unsur-unsur tersebut dan adanya homogenitas pada penduduk desa, baik
juga dalam hubungannya dengan daerah lain. dalam hal mata pencaharian yaitu mayoritas
Dalam arti umum desa merupakan unit agraris, nilai kebudayaan maupun tingkah
pemusatan penduduk yang bercorak agraris laku, hubunganantar penduduk yang akrab.
dan terletak jauh dari kota. Masih banyak yang menggunakan istilah
setempat, untuk menyebutkan desa misalnya;
Roucek dan Waren mengemukakan ciri-ciri huta, kampung, marga, nagari dll. Pada
pedesaan sebagai berikut: umumnya desa digambarkan sebagai daerah
dengan tingkat pendidikan dan teknologi yang
1. Masyarakat desa bersifat homogen, dalam belum berkembang, wilayahnya tidak luas,
hal mata pencaharian, nilai-nilai dalam corak penghidupan agraris dengan kehidupan
kebudayaan, serta dalam sikap dan yang sederhana. Jumlah dan kepadatan
tingkah laku; penduduk tidak besar, jaringan jalan belum
2. Kehidupan di desa lebih menekankan padat, sarana transportasi masih terbatas.
anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Wilayah yang ada biasanya digunakan untuk
3. Faktor geografis besar pengaruhnya permukiman, pekarangan dan lahan pertanian
terhadap kehidupan;
B. Pengertian kota
4. Hubungan antara sesama anggota
Bintarto (1983:36) menyebutkan
masyarakat lebih intim/akrab dari
bahwa kota dapat diartikan sebagai suatu
pada di kota.
sistem jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang
Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014
tinggi, dan diwarnai dengan strata sosial
Tentang Desa, dikatakan bahwa desa adalah
ekonomi yang heterogen dan coraknya yang
desa dan desa adat atau yang disebut dengan
materialistis. Hal menonjol yang membedakan
nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
desa dengan kota adalah desa merupakan
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
masyarakat agraris, sedang kota nonagraris;
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, 1. Wirth, kota adalah suatu permukiman
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan yang cukup besar, padat dan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau permanen, dihuni oleh orang-orang
hak tradisional yang diakui dan dihormati yang heterogen kehidupan sosialnya;
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan 2. Max Weber, kota adalah sustu daerah
Republik Indonesia. Dari beberapa definisi tempat tinggal yang penghuni
tersebut dapat disimpulkan bahwa yang setempat dapat memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya di pasar C. Karakteristik Desa-Kota
lokal.
Karakteristik desa adalah sesuatu yang
melekat pada unsur-unsur desa yang
P.J.M.Nas, kota dapat dilihat dari berbagai merupakan ciri khusus yang membedakannya
segi: dengan daerah kota. Karakteristik desa dapat

1. Dari segi morfologi kota, adanya cara dipandang dari berbagai aspek kehidupan

membangun dan bentuk fisik masyarakat serta dari aspek fisiknya.

bangunan yang berjejal-jejal; Menurut Direktorat Jendral

2. Dari segi ekonomi, merupakan daerah Pembangunan Desa, suatu wilayah disebut

bukan agraris. Fungsi kota yang khas desa apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

adalah kegiatan budaya, industri, 1. Perbandingan lahan dengan manusia


perdagangan dan niaga, serta kegiatan (man land ratio) cukup besar;
pemerintahan; 2. Lapangan kerja yang dominan adalah
3. Dari segi sosial, bersifat kosmopolitan, agraris;
hubungan sosial impersonal, sepintas 3. Hubungan kekerabatan kuat;
lalu, terkotak-kotak. 4. Sifat-sifat masyarakatnya masih
memegang teguh pada tradisi yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 4 berlaku;
Tahun 1980 menyebutkan pengertian kota ke 5. Gotong royong kuat;
dalam dua kategori, yaitu kota sebagai suatu 6. Hubungan antar warga akrab.
wadah yang memiliki batasan administratif
sebagaimana diatur dalam perundangundangan Karakteristik kota:
dan kota sebagai suatu lingkungan kehidupan
perkotaan yang mempunyai ciri nonagraris, 1. Terdapatnya tempat-tempat untuk pasar

misalnya ibukota kabupaten, ibukota dan pertokoan, super market, pusat

kecamatan, serta berfungsi sebagai perdagangan;

pertumbuhan dan permukiman. Apabila kita 2. Terdapatnya pusat-pusat kegiatan,

cermati dari pengertian kota tersebut, dapatlah sehingga banyak tempat parkir;

ditarik suatu kesimpulan bahwa kota adalah 3. Tempat rekreasi dan olah raga

sebuah pusat kegiatan manusia di luar kegiatan 4. Pelapisan sosial ekonomi yang tajam;

pertanian. Misalnya, industri, pelayanan dan 5. Sifat individualistik;

jasa, perdagangan, hiburan, dan rekreasi. 6. Adanya heterogenitas kehidupan;

Lengkapnya berbagai fasilitas penunjang 7. Hubungan bersifat kepentingan;

tersebut membuat kota sebagai pusat perhatian 8. Adanya segregasi keruangan, sehingga

dan dalam aktifitasnya sehari-hari kota terlihat dapat menimbulkan pengelompokan.

sangat sibuk.
Klasifikasi Kota permukiman ini. Demikian pula di daerah
yang keamanan belum terjamin, penduduk
Berdasarkan jumlah penduduknya, di
akan lebih senang hidup bergerombol atau
Indonesia kota dapat dibedakan menjadi:
mengelompok.
a. Kota kecil : 20.000 - < 100.0000 b. Pola tersebar atau terpencar
orang (fragmented rural settlement
b. Kota sedang : 50.000 - < 500.000 type); Bentuk permukiman tersebar,
orang merupakan bentuk permukiman yang
c. Kota besar : 500.000 - < 1000.000 terpencar, menyebar di daerah
orang pertaniannya (farm stead), merupakan
d. Kota metropolis : 1000.000- 5.000.000 rumah petani yang terpisah tetapi lengkap
orang dengan fasilitas pertanian seperti gudang
e. Kota megapolitan : lebih dari 5.000.000 mesin pertanian, penggilingan, kandang
orang ternak,penyimpanan hasil panen dan
sebagainya. Bentuk ini jarang ditemui di
D. Struktur Keruangan Indonesia, umumnya terdapat di negara
1. Pola Permukiman Perdesaan yang pertaniannya sudah maju. Namun
Pola persebaran dan pemusatan penduduk demikian, di daerah-daerah dengan kondisi
desa dapat dipengaruhi oleh keadaan tanah, geografis tertentu, bentuk ini dapat
tata air, topografi dan ketersediaan dijumpai, misalnya daerah banjir yang
sumberdaya alam yang terdapat di desa yang memisahkan permukiman satu sama lain,
bersangkutan. Pola persebaran permukiman daerah dengan topografi kasar, sehingga
desa dalam hubungan-nya dengan bentang rumah penduduk tersebar, serta daerah
alamnya, dapat dibedakan atas: yang kondisi air tanah dangkal sehingga
memungkinkan rumah penduduk dapat
a. Pola terpusat; Bentuk permukiman
didirikan secara bebas.
terpusat merupakan bentuk permukiman
c. Pola memanjang atau linier (line village
yang mengelompok (aglomerated, compact
community type); Pola memanjang
rural settlement). Pola seperti ini banyak
memiliki ciri permukiman berupa deretan
dijumpai didaerah yang memiliki tanah
memanjang di kiri kanan jalan atau sungai
subur, daerah dengan relief sama, misalnya
yang digunakan untuk jalur transportasi,
dataran rendah yang menjadi sasaran
atau mengikuti garis pantai. Bentuk
penduduk bertempat tinggal. Banyak pula
permukiman seperti ini dapat dijumpai di
dijumpai di daerah dengan permukaan air
dataran rendah. Pola atau bentuk ini
tanah yang dalam, sehingga ketersediaan
terbentuk karena penduduk bermaksud
sumber air juga merupakan faktor yang
mendekati prasarana transportasi, atau
berpengaruh terhadap bentuk pola
untuk mendekati lokasi tempat bekerja
seperti nelayan di sepanjang pinggiran perlu memper-hatikan aspek-aspek sebagai
pantai. berikut:
d. Pola mengelilingi pusat fasilitas
1. Aspek sosial seperti,kependudukan,
tertentu; Bentuk permukiman seperti ini
sosial budaya, pendidikan, agama,
umumnya dapat ditemukan di daerah
status sosial, struktur sosial
dataran rendah, yang di dalamnya terdapat
masyarakat;
fasilitas-fasilitas umum yang dimanfaatkan
2. Aspek ekonomi seperti pendapatan per
penduduk setempat untuk memenuhi
kapita, produksi, perdagangan,
kebutuhan sehari-hari, misalnya mata air,
pertambangan dll;
waduk dan fasilitas lainnya.
3. Aspek fisik seperti relief, tanah dll.

Ketiga aspek ini penting untuk penyusunan


2. Pola Keruangan Kota
master plan dan detail plan kota. Penataan
Kota merupakan pusat berbagai kegiatan,
ruang kota yang baik perlu didasarkan pada
seperti kegiatan ekonomi, pemerintahan,
kondisi fisik, pemerintah kota sebagai
kebudayaan, pendidikan dansebagainya.
pengatur kebijakan, dan tingkat perekonomian
Kegiatan-kegiatan seperti ini umumnya
serta kebutuhan penduduk terhadap fasilitas
dilakukan di daerah inti kota (core of city), dan
yang dibutuhkan penduduk kota. Fasilitas-
disebut Daerah Pusat Kegiatan (DPK),
fasilitas yang harus ada dalam tata ruang kota
atau Central Business Districts (CBD). DPK
meliputi, antara lain:
berkembang, terus meluas ke arah daerah di
luarnya, terbentuk daerah Selaput Inti Kota. 1. Untuk perkantoran, permukiman,
Adanya berbagai kegiatan di pusat kota, akan pendidikan, pasar, pertokoan, rumah
menimbulkan adanya pengelompokan sakit, tempat hiburan;
(segregasi) dan penyebaran jenis-jenis 2. Untuk jalur-jalur jalan, baik jalur jalan
kegiatan. Hal ini dipengaruhi oleh bebrapa di dalam kota maupun yang
faktor, seperti: menghubungkannya dengan wilayah
lain di sekitar kota;
1. Ketersediaan ruang dalam kota;
3. Taman kota, alun-alun, tempat olah
2. Jenis-jenis kebutuhan warga kota;
raga, taman bermain untuk rekreasi
3. Tingkat teknologi yang ada;
keluarga;
4. Perencanaan pembangunan perkotaan;
4. Areal parkir yang memadai.
5. Faktor geografis setempat.
3. Perkembangan Desa
Mengingat kota yang mempunyai fungsi
Perkembangan desa berdasarkan
sebagai pusat kegiatan, maka penataan
potensinya, desa dapat dikelompokkan
ruangnya harus melalui perencanaan yang
menjadi:
cermat, agar tidak menimbulkan permasalahan
dikemudian hari. Perencanaan penataan ruang
1. Desa dengan potensi tinggi, yaitu desa permukiman, pekarangan dan lahan
yang memilki lahan pertanian yang subur, pertanian;
topografi datar atau agak miring, 2. Penduduk meliputi jumlah,pertumbuhan,
dilengkapi dengan fasilitas irigasi teknis. kepadatan, persebaran dan mata
Oleh karena itu desa seperti ini pencaharian;
mempunyai kemampuan besar untuk 3. Tata kehidupan, meliputi organisasi
berkembang lebih lanjut; pemerintahan, organisasi sosial, adat
2. Desa dengan potensi sedang, yaitu desa istiadat, dan seluk beluk kemasyarakatan
yang memiliki lahan pertanian agak subur, yang terkait dengan desa tersebut.
irigasi sebagian teknis, sebagian non
Ketiga unsur tersebut merupakan satu
teknis, topografi tidak rata. Hal ini
kesatuan hidup (living unit) yang tidak lepas
mengakibatkan perkembangan desa yang
satu sama lain. Daerah menyediakan
lambat;
kemungkinan hidup. Penduduk dapat
3. Desa dengan potensi yang rendah,
menggunakannya untuk mempertahankan
memiliki lahan pertanian yang tidak subur,
hidup.Sedang tata kehidupan, akan memberi
topografi berbukit, sumber air sulit
jaminan ketenteraman dan keserasian hidup
diperoleh, pertanian tergantung pada curah
bersama di desa.
hujan. Hal ini merupakan penghambat,
Setiap desa mempunyai terbentuk oleh
sehingga desa sulit berkembang.
unsur-unsur desa, unsur desa inilah yang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi selanjutnya akan menentukan potensi desa

maju mundurnya desa atau perkembangan yang bersangkutan.Perkembangan suatu desa

desa, antara lain: akan dipengaruhi baik oleh unsur maupun


potensi desa. Berdasarkan perkembangannya,
1. Potensi desa yang mencakup potensi alami
desa dapat diklasifikasikan menjadi empat,
dan non alami;
yaitu:
2. Interaksi desa dengan kota;
3. Lokasi desa terhadap daerah sekitarnya 1. Desa tradisional, atau pra desa yaitu tipe

yang lebih maju. desa pada masyarakat terasing yang


seluruh kehidupannya tergantung pada
Unsur-Unsur desa Sebagai daerah otonom alamsekitarnya. Ketergantungan itu
desa memiliki beberapa unsur pembentuknya, misalnya dalam hal cara bercocok tanam,
yaitu: cara membuat rumah, pengolahanmakanan
1. Daerah, terdiri atas tanah-tanah yang dan lain-lainnya. Pada desa semacam ini
produktif dannon produktif serta penduduk cenderung tertutup, atau kurang
penggunaannya, lokasi, luas, batas yang komunikasi dengan pihak luar. Sistem
merupakan lingkungan geografis setempat. perhubungan dan komunikasi tidak
Wilayah desa umumnya digunakan untuk
berkembang. Contoh: Desa pada Suku f. Masyarakat desa mampu
Baduy. meningkatkankehidupannya dengan
hasil kerjanya sendiri
2. Desaswadaya. merupakan tipe desa
g. Bantuan pemerintah hanya sebagai
dengan ciri-ciri:
stimulan saja.
a. Penduduk-nya jarang, masih terikat
pada adat istiadat; 4. Desa swasembada adalah desa yang telah
b. Lembaga sosialyang ada masih maju, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
sederhana; a. Ikatan adat istiadat yang berkaitan
c. Tingkat pendidikan masyarakatnya dengan kegiatan ekonomi sudah tidak
rendah, produktivitas tanah rendah; berpengaruh terhadap masyarakat;
d. Kegiatan penduduk dipengaruhi oleh b. Lokasi desa swasembada biasanya
keadaan alam; dekat dengan kota kecamatan, kota
e. Topografi berupa pegunungan atau kabupaten, kota provinsi, yang tidak
perbukitan; masuk wilayah kelurahan;
f. Lokasi terpencil; c. semua keperluan hidup pokok dapat
g. Mayoritas penduduk sebagai petani; disediakandesa sendiri;
h. Kegiatan ekonomi masyarakat bersifat d. alat teknis yang digunakan untuk
subsisten; memenuhi keperluan hidup lebih
i. Masyarakat juga tertutup terhadap modern;
pihak luar, sehingga sistem e. lembaga sosial ekonomi dan budaya
perhubungan dan transportasi kurang sudah dapat menjaga kelangsungan
berkembang. hidup penduduknya;
f. mata pencaharian penduduk beragam,
3. Desa swakarya adalah desa yang sudah
perdagangan dan jasa sudah
lebih berkembang maju, dengan ciri-ciri:
berkembang;
a. Adat istiadat mengalami perubahan,
g. pendidikan dan keterampilan
pengaruh dari luar mulai masuk
penduduk sudah tinggi;
sehingga masyarakatnya mengalami
h. hubungan dengan daerah sekitarnya
perubahan cara berpikir;
berjalan lancar;
b. Mata pencaharian mengalami
i. kesadaran penduduk mengenai
diversivikasi;
kesehatan tinggi;
c. Lapangan kerja bertambah sehingga
j. gotong royong masyarakat tinggi.
produktivitas meningkat;
d. Gotong royong lebih efektif;
e. Pemerintah desa berkembang baik;
2. Pola dan faktor-faktor interaksi desa pembangunan menjadi lambat dan tidak
dan kota efektif;
Interaksi dapat diartikan sebagai 3. ketimpangan pembangunan infrastruktur;
hubungan timbal balik yang saling 4. ketimpangan kualitas SDM;
mempengaruhi sehingga menghasilkan efek 5. ketimpangan sumber energi yang masih
bagi kedua belah pihak. Hubungannya dengan terpusat di Jawa dan Sumatera;
desa dan kota, interaksi kedua tempat ini 6. banyaknya sumber daya alam yang belum
dipengaruhi oleh munculnya keinginan untuk tereksploitasi di daerah;
memenuhi kebutuhan dari kedua tempat. 7. Ketidakseimbangan pasokan sumberdaya
Pola interaksinya tidak hanya terbatas alam dengan kebutuhan pembangunan.
pada faktor ekonomi saja tetapi lebih dari itu Permasalahan utama dari ketertinggalan
pola interaksinya berlangsung dalam seluruh pembangunan di wilayah perbatasan
aspek kehidupan. Selain itu, interaksi ini akan adalah arah kebijakan pembangunan
memunculkan gerakan penduduk dari kedua kewilayahan yang selama ini cenderung
tempat sebagai bentuk nyatanya. Pola berorientasi ’inward looking’ sehingga
pergerakan penduduk dari desa ke kota atau seolah-olah kawasan perbatasan hanya
sebaliknya dapat dengan mudah dipelajari menjadi halaman belakang dari
melalui pendekatan keilmuan geogafi. Karena pembangunan negara;
pada dasarnya, pergerakan manusia tidak akan 8. Ketidakseimbangan pasokan sumberdaya
pernah luas dari aspek keruangan yang di alam dengan kebutuhan pembangunan.
dalamnya terkandung berbagai unsur baik Permasalahan utama dari ketertinggalan
unsur fisik, sosial, ekonomi, dan budaya. pembangunan di wilayahperbatasan adalah
arah kebijakan pembangunan
A. Faktor yang menyebabkan belum
kewilayahanyang selama ini cenderung
meratanya pembangunan
berorientasi ’inward looking’ sehingga
Faktor lain yang menyebabkan seolah-olah kawasan perbatasan hanya
pembangunan belum merata di Indonesia menjadi halaman belakang dari
antara lain: pembangunan negara.

1. Wilayah Indonesia begitu luas membuat


B. Permasalahan yang dihadapi dalam
perkembangan ekonomi tak merata
pembangunan desa
sehingga ada kesenjangan di setiap daerah;
Lebih sempit pada permasalah
2. Indonesia terdiri dari kepulauan yang
pembangunan desa, pembangunan Desa
sangat banyak sehingga proses
umumnya berada pada masalah sturktural dan
pembangunan terhambat oleh terpisahnya
sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi
pulau-pulau tersebut sehingga
dalam upaya pembanguna di Desa yaitu:
1. Masalah Sosial Budaya 1. Pembangunan desa sebagai suatu
a. Rendahnya tingkat pendidikan “Proses”, yaitu merupakan suatu
b. Minimnya sarana dan prasarana di perubahan dari cara hidup tradisional
pedesaan masyarakat pedesaan menuju cara hidup
c. Terbatasnya lapangan pekerjaan di yang lebih maju. Dalam pada ini
pedesaan pembangunan desa lebih di tekankan pada
2. Masalah ekonomi aspek perubahan yang terjadi dalam
a. Aktivitas pertanian rawan terhadap kehidupan masyarakat, baik yang
fluktuasi (instabilitas) harga menyangkt segi-segi sosial, ekonomi
b. Kepemilikan lahan pertanian yang maupun psykologis;
semakin sempit
2. Pembangunan desa sebagai suatu
3. Masalah Geografis
“Metode”, yaiyu mengusahakan agar
1. Tingkat kesuburan tanah yang berbeda
masyarakat berkemampuan dalam
disetiap wilayah.
membangun diri mereka sendiri sesuai
2. Letak desa yang sulit untuk dijangkau.
dengan kemampuan dari sumber-sumber
yang mereka miliki.Jadi pembangunan
C. Pembanguanan Desa
desa di sini lebih ditekan pada cara-cara
Pembangunan masyarakat desa
untuk mencapai atau mewujudkan tujuan-
mengandung makna pendekatan
tujuan pembangunan;
kemasyaraatan, partisipasi masyrakat dan
3. Pembangunan desa sebagai suatu “
pengorganisasian dan pelasanaannya
Program”, yaitu untuk meningkatkan taraf
berorientasi pada inisiatif dan daya kreasi
hidup dan kesejahteraan masyarakat, lahir
masyarakat (Swalem,1997). Pembangunan
dan bathin. Pembangunan desa di sini
desa mempunyai pengertian yang lebih luas di
lebih ditekankan kepada bidang kegiatan
dalamnya pengertian pembangunan
pemerintah dalam pelayanan terhadap
masyarakat desa, di mana terintegrasinya
masyarakat, seperti di bidang pendidikan,
berbagai usaha pemerintah dan masyarakat
kesehatan, pertanian, industri, koperasi,
dengan maksud dan tujuan untuk
keluaga berencana dan transmigrasi dan
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
lain-lain;
masyarakat yang mencakup beberapa aspek
(Amrullah, 1983). 4. Pembangunan desa sebagai suatu
Pengertian pembangunan desa juga dapat “Gerakan”, yaitu yang tekanannya lebih
dilihat dari berbagai segi (Zein, 1983; diarahkan untuk menunjukkan masyarakat
Suwignyo, 1985; Sarmato, 1985; secara terkoordinir dan terarah sesuai
Arkanudin,1995), yaitu: dengan cita-cita nasional kita, yaitu
terwujudnya “masyarakat Pancasila” yang
kita inginkan bersama. Jadi penekanan
pembangunan desa di sini adalah dalam faktor produksi yang dipergunakan oleh sistem
kerangka ideologis yang mendasar yang ekonomi kota tersebut. Semakin besar
mengarahkan proses, metoda dan program produksi berarti ada peningkatan permintaan
pembangunan desa. yang meningkat. Sedangkan perkembangan
kota mengacu pada kualitas, yaitu proses
Senada dengan itu, Islamy, (1992) juga
menuju suatu keadaan yang bersifat
menyatakan bahwa pembangunan desa pada
pematangan. Indikasi ini dapat dilihat pada
khakekatnya merupakan kegiatan terencana
struktur kegiatan perekonomian dari primer ke
mengandung tiga unsur pokok, yakni metode,
sekunder atau tersier.Secara umum kota akan
proses dan tujuan. Metode pembangunan desa
mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang baik harus melibatkan seluruh anggota
melalui keterlibatan aktivitas sumber daya
masyarakat dan menyangkut kegiatan yang
manusia berupa peningkatan jumlah penduduk
berkaitan langsung dengan kepentingan sosio-
dan sumber daya alam dalam kota yang
ekonomis mereka. Sebagai proses,
bersangkutan (Hendarto, 1997). Istilah
pembangunan desa merupakan proses
perkembangan kota (urban development) dapat
transformasi budaya yang diawali dengan
diartikan sebagai suatu perubahan menyeluruh,
kehidupan tradisional yang mengandalkan
yaitu yang menyangkut segala perubahan di
kebiasaan-kebioasaan turun temurun untuk
dalam masyarakat kota secara menyeluruh,
diubah menjadi masyarakat modern yang
baik perubahan sosial ekonomi, sosial budaya,
mendasarkan kemajuan hidup pada kesediaan
maupun perubahan fisik.Perkembangan suatu
menerima ilmu pengetahuan dan teknologi.
kota juga dipengaruhi oleh perkembangan dan
Serta sebagai tujuan, pembangunan desa
kebijakan ekonomi. Hal ini disebabkan karena
bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup,
perkembangan kota pada dasarnya adalah
menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi
wujud fisik perkembangan ekonomi (Firman,
pengembangan mata pencaharian, serta
1996). Kegiatan sekunder dan tersier seperti
mengusahakan terciptanya prasarana fisik dan
manufaktur dan jasa-jasa cenderung untuk
pelayanan sosial yang sama dengan daerah
berlokasi di kota-kota karena faktor
perkotaan.
urbanization economics yang diartikan sebagai
3. Dampak perkembangan kota terhadap kekuatan yang mendorong kegiatan usaha
masyarakat desa dan kota untuk berlokasi di kota sebagai pusat pasar,

A. Perkembangan Kota tenaga kerja ahli, dan


sebagainya.Perkembangan kota menurut
Pertumbuhan dan perkembangan kota
Raharjo dalam Widyaningsih (2001),
pada prisipnya menggambarkan proses
bermakna perubahan yang dialami oleh daerah
berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota
perkotaan pada aspek-aspek kehidupan dan
mengacu pada pengertian secara kuantitas,
penghidupan kota tersebut, dari tidak ada
yang dalam hal ini diindikasikan oleh besaran
menjadi ada, dari sedikit menjadi banyak, dari
kecil menjadi besar, dari ketersediaan lahan 3. Faktor sosial budaya, yaitu adanya
yang luas menjadi terbatas, dari penggunaan perubahan pola kehidupan dan tata cara
ruang yang sedikit menjadi teraglomerasi masyarakat akibat pengaruh luar,
secara luas, dan seterusnya. komunikasi dan sistem informasi.
Teori Central Place dan Urban Base
Klasifikasi atas dasar kenampakan
merupakan teori mengenai perkembangan kota
fisiknya menurut Houston J.M. didasarkan
yang paling populer dalam menjelaskan
pada suatu asumsi bahwa pertumbuhan suatu
perkembangan kota-kota. Menurut Teori
kota secara kronologis akan tercermin dalam
Central Place seperti yang dikemukakan oleh
perkembangan fisiknya. Klasifikasi kota atas
Christaller (dalam Daldjoeni, 1992), suatu kota
dasar karakteristik pertumbuhan fisiknya
berkembang sebagai akibat dari fungsinya
sebagai berikut: Stadium pembentukan Inti
dalam menyediakan barang dan jasa untuk
Kota (Nuclear Phase)
daerah sekitarnya. Teori Urban Base juga
1. Stadium ini merupakan tahap
menganggap bahwa perkembangan kota
pembentukan Central Business Distric
ditimbulkan dari fungsinya dalam
(CBD). Pada masa ini baru dirintis
menyediakan barang kepada daerah sekitarnya
pembangunan gedung-gedung utama
juga seluruh daerah di luar batas-batas kota
sebagai penggerak kegiatan yang dan yang
tersebut. Menurut teori ini, perkembangan
baru mulai meningkat;
ekspor akan secara langsung mengembangkan
2. Pada saat ini daerah yang mula-mula
pendapatan kota. Disamping itu, hal tersebut
terbentuk banyak ditandai dengan gedung-
akan menimbulkan pula perkembangan
gedung yang berumur tua, bentuk klasik
industri-industri yang menyediakan bahan
serta pengelompokan fungsi kota yang
mentah dan jasa-jasa untuk industri-industri
termasuk penting;
yang memproduksi barang ekspor yang
3. Pada taraf ini kenampakan kota akan
selanjutnya akan mendorong pertambahan
berbentuk bulat karena masih taraf awal
pendapatan kota lebih lanjut (Hendarto, 1997).
pembentukan kota, maka kenampakan
Pada umumya terdapat tiga faktor
kota yang terbentuk hanya meliputi daerah
utama yang mempengaruhi perkembangan
yang sempit saja.
kota, yaitu:
4. Stadium formatif (Formative Phase)
1. Faktor penduduk, yaitu adanya
5. Perkembangan industri dan teknologi
pertambahan penduduk baik disebabkan
mulai meluas termasuk sektor-sektor lain
karena pertambahan alami maupun karena
seperti; transportasi dan komunikasi,
migrasi.
pergadangan;
2. Faktor sosial ekonomi, yaitu
6. Makin majunya sektor industri,
perkembangan kegiatan usaha masyarakat
transportasi dan perdagangan;
7. mengakibatkan makin meluas dan 1. Dampak secara kependudukan
kompleknya keadaan pabrik serta Faktor utama terakumulasinya penduduk
perumahan masyarakat kota. Biasanya di perkotaan adalah migrasi. Rayuan kota
daerah ini terletak disepanjang jalur sebagai tempat mendapatkan pekerjaan dan
transportasi dan komunikasi. penghasilan yang layak menjadi faktor utama
8. Stadium Modern (Modern Phase) orang berpindah ke kota. Bertambahnya
9. Kenampakan kota pada saat ini tidak lagi jumlah penduduk yang semakin besar menjadi
sederhana seperti kenampakan pada tahap persoalan pada daya tampung kota, dampak
I atau ke-2. Namun jauh lebih kompleks, lebih luas adalah pada semakin berkurangnya
bahkan mulai timbul gejala-gejala daya dukung lingkungan.
penggabungan dengan pusat-pusat Daya tampung kota terkait dengan
kegiatan yang lain, baik itu kota satelit perumahan menjadi persoalan besar bagi
maupun kota-kota lain yang berdekatan; sebuah kota. Persaingan yang keras untuk
10. Mulai saat ini usaha mengindetifiksi mendapatkan tempat tinggal yang layak di
kenampakan kotanya mengalami kesulitan perkotaan berdampak pada semakin tingginya
terutama pada penentuan batas-batas fisik harga tanah, juga harga properti. Masyarakat
terluar dari kota yang bersangkutan; yang beruntung dengan penghasilan yang baik
11. Hal ini disebabkan adanya kenyataan akan mendapatkan perumahan yang layak,
bahwa persebaran pelayanan kota semakin sedang mereka yang memiliki penghasilan
meluas; pas-pasan dengan keterpaksaan menempati
12. Fungsi kota telah masuk ke daerah-daerah lokasi-lokasi yang tidak layak. Bahkan
pedesaan di sekitarnya; beberapa kelompok masyarakat harus rela
13. Kota-kota besar di Indonesia mulai tinggal di tempat kumuh (slum).
menunjukkan gejala- gejala tersebut. Hal Mobilitas penduduk kota yang tinggi,
ini telah disadari oleh ahli-ahli perkotaan tentu harus didukung oleh sarana transportasi
sehingga mulai dirumuskan suatu upaya yang cukup. Kemacetan adalah persoalan bagi
pengembangan wilayah kota yang meliputi banyak kota di dunia. Pertumbuhan kendaraan
kota-kota kecil disekitarnya. Seperti yang pesat sulit untuk diikuti oleh
Konsep Jabotabek untuk pengembangan pertumbuhan jalan, karena ruang kota relatif
wilayah kota Jakarta-Bogor-Tangerang- tetap, sedang pertumbuhan kendaraan tidak
bekasi. terkontrol karena mekanisme pasar.
Daya dukung lingkungan kota semakin
B. Dampak Bagi Masyarakat Kota terdesak oleh pertumbuhan penduduk kota.
Bagi masyarakat perkotaan dampak Tingginya aktivitas perkotaan menghasilkan
perkembangan kota sesuai dengan tiga faktor polusi dan sampah yang tonasenya berskala
utama yang mempengaruhi perkembangan raksasa. Penurunan kualitas udara, degradasi
kota adalah: air tanah, hilangnya ruang terbuka hijau, ini
akan berdampak pada menurunnya kesehatan 3. Dampak secara sosial budaya
masyarakat. Kadang perkembangan kota lebih cepat
berkembang dari pada sosial budaya
2. Dampak secara sosial ekonomi
masyarakatnya. Budaya kota menuntut orang
Jumlah penduduk kota yang besar adalah
untuk lebih sadar tentang bagaimana
pasar yang terbuka bagi siapa saja. Besarnya
berinteraksi dengan ruang yang terbatas. Antar
jumlah penduduk akan seiring dengan demand
penduduk semakin tidak berjarak secara
(permintaan) yang besar. Pasar-pasar
geografik. Orang yang tinggal di kota belum
bertumbuh di kota seiring pertumbuhan
mengerti bagaimana mengelola sampah,
kebutuhan, dari pasar tradisional hingga pasar
sehingga masih membuang sembarangan.
modern. Pasar-pasar di kota juga cenderung
Mereka masih belum mengerti bagaimana
terspesialisasi, yang dulunya menjual aneka
sanitasi yang baik, sehingga tidak mencemari
jenis kebutuhan kini hanya menjual barang
sungai.
jenis tertentu. Misalnya pusat-pusat
Corak budaya kota yang melekat seperti
elektronik, garmen, hingga pasar khusus
individualistis, tidak dibarengi dengan
barang-barang antik.
kesadaran moralitas modern. Sehingga
Kota adalah peluang bagi siapa saja untuk
cenderung menjadi individualisme yang
mendapatkan keuntungan. Industrialisasi
kebablasan. Norma-norma hukum hanya
mendorong spesialisasi berbagai sektor, jenis-
ditakuti jika ada penegak hukum yang
jenis pekerjaan di kota semakin heterogen.
mengawasi, jika tidak ada penegak hukumnya,
Sektor formal mulai dari kelas direktur,
Individualisme kota menjadi rima yang siap
eksekutif perusahaan, hingga karyawan,
melahap siapa saja.
pegawai negeri sipil, militer, hingga birokrasi
Kota seharusnya dapat menjadi melting
pemerintahan. Produsen, distributor, agen,
pot. Ruang yang dapat membaurkan segala
penjual, hingga pengasong. Sektor informal
entitas budaya siapa saja orang yang menjadi
jaga tidak kalah besar menjadi ruang mata
penduduk kota tersebut. Pada kenyataannya
pencaharian penduduk kota, buruh bangunan,
identitas budaya dari daerah asal tidak dapat
kaki lima, hingga penjaga WC dapat
baur dalam budaya kota, bahkan lebih
menghidupi penduduk kota.
mengental dengan munculnya aglomerasi-
Kota adalah ruang bebas bagi siapa saja
aglomerasi perkampungan beridentitas etnis.
untuk mendapatkan kesempatan dalam
Kampung Cina, Kampung Ambon, Makasar
ekonomi. Seperti kata pepatah, semakin dalam
dan sebagainya.
lautnya semakin besar ikan-ikannya, semakin
luas hutannya semakin buas binatang buasnya. 4. Urbanisasi
Tidak hanya bentuk pekerjaan yang Herlianto (1986) mendelaskan bahwa
meningkat, kriminalitas di kota juga semakin secara demografis, urbanisasi diartikan sebagai
besar. Curanmor, narkotika, penjaja seks, dll. migrasi atau perpindahan penduduk dari
daerah perdesaan ke daerah perkotaan di
dalam satu wilayah negara. Namun secara
sosiologis, urbanisasi merupakan perubahan
atau peralihan dari pola berpikir dan pola
perilaku perdesaan (rural) menjadi pola
berpikir dan pola perilaku perkotaan (urban)
(Soerjono Soekanto, 1978).
Dari aspek ekonomi, urbanisasi merupakan
proses perubahan penduduk, proses produksi,
dan lingkungan sosio-politik-ekonomi
perdesaan yang bersifat padat karya ke
ekonomi kota yang terkonsentrasikan dengan
spesialisasi produksi, teknologi relatif tinggi
dan penuh kewiraswastaan (Sukanto
Reksohadiprodjo dan A.R. Karseno, 1985).

KESIMPULAN
Desa dan Kota adalah dua ruang yang
melekat tak terpisahkan. Kompleksitas ruang
kota dan desa adalah wujud dari hubungan
interaksi penghuni di dalamnya. Semakin
besar kuantitas penghuninya semakin
kompleks bentuk interaksi dan keruangannya.
Desa melahirkan kota, kota melahirkan
peradaban. Desa adalah subornasi kota, takkan
hidup peradaban kota tanpa ada desa yang
menopangnya. Kota merupakan suatu kawasan
permukiman yang didalamnya terdapat
berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, dimana
terdapat fasilitas-fasilitas pendukung untuk
menunjang kegiatan masyarakat yang ada di
dalam wilayah tersebut

Anda mungkin juga menyukai