Disusun oleh:
Stambuk : F23119129
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, keselamatan dan
hidayah serta karunia-nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk maupun
isi-nya yang sangat sederhana.
Semoga tugas ini ini dapat dipergunakan sebagaia salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam pembelajaran terutama pada mata kuliah lokasi dan pola ruang.
Tugas lokasih dan pola ruang ini saya akui masih banyak kekurangan.Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
ABSTRAK .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 5
2. Teori Konsentris.......................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 7
B. Pengertian kota........................................................................................................................ 8
C. Karakteristik Desa-Kota.......................................................................................................... 9
C. Pembanguanan Desa................................................................................................................. 15
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 20
ABSTRAK
Lokasi dan ruang menjadi bagian paling penting dalam perencanaan wilayah dan kota.
Perencanaan wilayah dan kota dengan berbagai variasi dan keseluruhan objek yang diamati atau
yang direncanakan, yaitu ekonomi, sosial budaya, fisik alami, fisik binaan dan berbagai aspek lain
yang terkait, pada akhirnya tetap perlu direpresentasikan ke dalam lokasi dan ruang. Perencanaan
wilayah dan kota berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi dan ruang yang
tepat untuk berbagai kegiatan, fasilitas, dan objek-objek lain yang direncanakan.Pengenalan terhadap
karakteristik objek-objek (kegiatan, fasilitas, dst) yang secara normatif menuntut lokasi dan ruang
dengan ciri-ciri tertentu menjadi penting yang pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang
optimal untuk menempatkan objek-objek yang direncanakan. Secara umum, analisis lokasi dalam
perencanaan bertujuan untuk menentukan lokasi kegiatan, fasilitas, dan objek-objek lainnya dalam
skala wilayah dan kota sesuai dengan karakteristik normatifnya. Penempatan lokasi secara normatif
ini kemudian dideskriptifkan dengan realitas atau fakta-fakta lokasi yang sebenarnya terjadi.
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mendefinisikan pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Selain itu, terdapat istilah struktur ruang yang
didefenisikan sebagai susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana
yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis
memiliki hubungan fungsional.
Dalam lokasi dan ruang tidak lepas dari objek, dan pada objek yang dimaksud antara lain kota dan
desa yang dimana memiliki struktur yang berbeda mulai dari kota yang bisa dijadikan pusat produksi
(sebagai pemasok barang-barang yang dibutuhkan di wilayah lain), sebagai pusat perdagangan atau
kawasan industry (memiliki sara penyalur bahan kebutuhan pokok penduduk atau masyarakat),
sampai menjadi pusat pemerintahan sedangkan desa mulai dari desa swadaya (yang hamper leuruh
masyarakatnya mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri) sampai desa
swakarya (yang sudah lebih maju dan mampu dalam memproduksi kebutuhannya sendiri dan
kelebihan produksi dapat di jual pada daerah-daerah lainnya)
kota yang terbentuk berupa wujud fisik kota
PENDAHULUAN
tersebut, wujud fisik kota itu terbentuk
Desa dan Kota adalah dua ruang yang melekat utamanya karena kondisi fisik wilayah dan juga
tak terpisahkan. Kompleksitas ruang kota dan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Interaksi
desa adalah wujud dari hubungan interaksi desa dan kota sangat penting. dilihat dari
penghuni di dalamnya. Semakin besar kuantitas beralihnya mata pencaharian masyarakat desa
penghuninya semakin kompleks bentuk dari agraris ke nonagraris, munculnya
interaksi dan keruangannya. Desa melahirkan pengelaju karena didukung oleh sarana
kota, kota melahirkan peradaban. Desa adalah transportasi yang memadai, perdagangan hasil
subornasi kota, takkan hidup peradaban kota pertanian, industri, dan kemajuan bidang
tanpa ada desa yang menopangnya. Kota pendidikan. Oleh karena itu, interaksi kota dan
merupakan suatu kawasan permukiman yang desa sangat menentukan pola persebaran
didalamnya terdapat berbagai kegiatan sosial masyarakat desa dan kota. Hubungan desa dan
dan ekonomi, dimana terdapat fasilitas-fasilitas kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau
pendukung untuk menunjang kegiatan dari kepentingan masyarakat kota, interaksi
masyarakat yang ada di dalam wilayah desa dan kota untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut. Kota dapat dilihat dari kepadatan bahan pangan dan bahan dasar industri.
penduduk, status hukum, batas administrasi Ditinjau dari masyarakat desa, interaksi
dan kepentingannya. Perkembangan kota yang desakota mendorong masyarakat desa untuk
terdapat di Indonesia merupakan kota-kota mencari pekerjaan di kota dan memenuhi
berkembang yang dipengaruhi oleh faktor kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat,
ekonomi dan mobilitas penduduk yang
seperti pusat perbelanjaan, sehingga
berkegiatan di dalam suatu kawasan kota
masyarakat desa dan kota saling
tersebut. Perkembangan suatu kota pada
membutuhkan. Perkembangan kota di
umumnya berbeda-beda hal ini dikarenakan
Indonesia ini dapat digeneralisasikan menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkatan atau tahap pembangunan kota,
perkembangan tersebut pada setiap wilayah
antara lain Kota Indonesia Awal, Kota Indische,
kota berbeda. Faktor-faktor tersebut antara lain
: kondisi geografis, topografi wilayah, jumlah Kota Kolonial, dan Kota Modern (J.M. Nas,
1. Dari segi morfologi kota, adanya cara dipandang dari berbagai aspek kehidupan
2. Dari segi ekonomi, merupakan daerah Pembangunan Desa, suatu wilayah disebut
bukan agraris. Fungsi kota yang khas desa apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
cermati dari pengertian kota tersebut, dapatlah sehingga banyak tempat parkir;
ditarik suatu kesimpulan bahwa kota adalah 3. Tempat rekreasi dan olah raga
sebuah pusat kegiatan manusia di luar kegiatan 4. Pelapisan sosial ekonomi yang tajam;
tersebut membuat kota sebagai pusat perhatian 8. Adanya segregasi keruangan, sehingga
sangat sibuk.
Klasifikasi Kota permukiman ini. Demikian pula di daerah
yang keamanan belum terjamin, penduduk
Berdasarkan jumlah penduduknya, di
akan lebih senang hidup bergerombol atau
Indonesia kota dapat dibedakan menjadi:
mengelompok.
a. Kota kecil : 20.000 - < 100.0000 b. Pola tersebar atau terpencar
orang (fragmented rural settlement
b. Kota sedang : 50.000 - < 500.000 type); Bentuk permukiman tersebar,
orang merupakan bentuk permukiman yang
c. Kota besar : 500.000 - < 1000.000 terpencar, menyebar di daerah
orang pertaniannya (farm stead), merupakan
d. Kota metropolis : 1000.000- 5.000.000 rumah petani yang terpisah tetapi lengkap
orang dengan fasilitas pertanian seperti gudang
e. Kota megapolitan : lebih dari 5.000.000 mesin pertanian, penggilingan, kandang
orang ternak,penyimpanan hasil panen dan
sebagainya. Bentuk ini jarang ditemui di
D. Struktur Keruangan Indonesia, umumnya terdapat di negara
1. Pola Permukiman Perdesaan yang pertaniannya sudah maju. Namun
Pola persebaran dan pemusatan penduduk demikian, di daerah-daerah dengan kondisi
desa dapat dipengaruhi oleh keadaan tanah, geografis tertentu, bentuk ini dapat
tata air, topografi dan ketersediaan dijumpai, misalnya daerah banjir yang
sumberdaya alam yang terdapat di desa yang memisahkan permukiman satu sama lain,
bersangkutan. Pola persebaran permukiman daerah dengan topografi kasar, sehingga
desa dalam hubungan-nya dengan bentang rumah penduduk tersebar, serta daerah
alamnya, dapat dibedakan atas: yang kondisi air tanah dangkal sehingga
memungkinkan rumah penduduk dapat
a. Pola terpusat; Bentuk permukiman
didirikan secara bebas.
terpusat merupakan bentuk permukiman
c. Pola memanjang atau linier (line village
yang mengelompok (aglomerated, compact
community type); Pola memanjang
rural settlement). Pola seperti ini banyak
memiliki ciri permukiman berupa deretan
dijumpai didaerah yang memiliki tanah
memanjang di kiri kanan jalan atau sungai
subur, daerah dengan relief sama, misalnya
yang digunakan untuk jalur transportasi,
dataran rendah yang menjadi sasaran
atau mengikuti garis pantai. Bentuk
penduduk bertempat tinggal. Banyak pula
permukiman seperti ini dapat dijumpai di
dijumpai di daerah dengan permukaan air
dataran rendah. Pola atau bentuk ini
tanah yang dalam, sehingga ketersediaan
terbentuk karena penduduk bermaksud
sumber air juga merupakan faktor yang
mendekati prasarana transportasi, atau
berpengaruh terhadap bentuk pola
untuk mendekati lokasi tempat bekerja
seperti nelayan di sepanjang pinggiran perlu memper-hatikan aspek-aspek sebagai
pantai. berikut:
d. Pola mengelilingi pusat fasilitas
1. Aspek sosial seperti,kependudukan,
tertentu; Bentuk permukiman seperti ini
sosial budaya, pendidikan, agama,
umumnya dapat ditemukan di daerah
status sosial, struktur sosial
dataran rendah, yang di dalamnya terdapat
masyarakat;
fasilitas-fasilitas umum yang dimanfaatkan
2. Aspek ekonomi seperti pendapatan per
penduduk setempat untuk memenuhi
kapita, produksi, perdagangan,
kebutuhan sehari-hari, misalnya mata air,
pertambangan dll;
waduk dan fasilitas lainnya.
3. Aspek fisik seperti relief, tanah dll.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi selanjutnya akan menentukan potensi desa
KESIMPULAN
Desa dan Kota adalah dua ruang yang
melekat tak terpisahkan. Kompleksitas ruang
kota dan desa adalah wujud dari hubungan
interaksi penghuni di dalamnya. Semakin
besar kuantitas penghuninya semakin
kompleks bentuk interaksi dan keruangannya.
Desa melahirkan kota, kota melahirkan
peradaban. Desa adalah subornasi kota, takkan
hidup peradaban kota tanpa ada desa yang
menopangnya. Kota merupakan suatu kawasan
permukiman yang didalamnya terdapat
berbagai kegiatan sosial dan ekonomi, dimana
terdapat fasilitas-fasilitas pendukung untuk
menunjang kegiatan masyarakat yang ada di
dalam wilayah tersebut