Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah tugas mata
kuliah Lokasi dan Pola Ruang yang berjudul “Interaksi Spasial Antara Desa dan
Kota” dengan tepat waktu. Selama proses penulisan makalah ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dari pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan
secara optimal. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat secara luas
dalam menambah wawasan tentang analisa lokasi dan keruangan. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat di harapkan. Terima Kasih.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
2.1 Pengertian Desa dan Kota ................................................................................... 5
2.2 Karakteristik Desa Dan Kota ............................................................................... 6
2.3 Interaksi Spasial Antara Desa Dan Kota ............................................................. 8
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Desa Dan Kota ......................... 10
2.5 Zona Interaksi Desa Dan Kota .......................................................................... 11
2.6 Dampak Interaksi Desa dan Kota ...................................................................... 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila kita berbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara


dua wilayah atau lebih dan dari hasil kontak itu timbul suatu kenyataan yang baru
dalam wujud tertentu, maka apa yang sedang atau yang telah terjadi itu dapat
diartikan sebagai interaksi. Interkasi ini dapat dilihat sebagai suatu proses sosial,
proses ekonomi, proses budaya ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat
atau pun cepat dapat menimbulkan suatu realita atau kenyataan. Interaksi antara
desa dan kota dapat terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam
desa, dalam kota dan di antara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa,
perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa,
kebutuhan timbal-balik desa-kota telah mengacu interaksi desa-kota secara
bertahap dan efektif. Dengan adanya kemajuan-kemajuan di bidang perhubungan
dan lalu lintas antar daerah, maka sifat isolasi desa berangsur-angsur berkurang.

Interaksi yang timbul antara desa dan kota itu telah menimbulkan
beberapa gejala sosial, eknomi, budaya, dan politik di desa, di kota dan di
sepanjang jalur hubungan antara desa-kota. Beberapa aspek mengenai kehidupan
keluarga, pendidikan keluarga, pemukiman desa dan kota, lingkungan pedesaan
dan kota, mata pencaharian warga desa dan kota menunjukkan corak yang
berbeda. Berbagai keserasian dan juga berbagai kesenjangan timbul.

Interaksi desa dan kota sangat penting dilihat dari beralihnya mata
pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris, munculnya pengelaju
karena didukung oleh sarana transportasi yang memadai, perdagangan hasil
pertanian, industri, dan kemajuan bidang pendidikan. Oleh karena itu, interaksi
kota dan desa sangat menentukan pola persebaran masyarakat desa dan kota.
Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari kepentingan
masyarakat kota, interaksi desa dan kota untuk pemenuhan kebutuhan bahan
pangan dan bahan dasar industri. Ditinjau dari masyarakat desa, interaksi desa-
kota mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota dan memenuhi
kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat, seperti pusat perbelanjaan, sehingga
masyarakat desa dan kota saling membutuhkan.

3
1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut:

1. Apa Definisi Dari Desa dan Kota?


2. Bagaimana Karakteristik Desa dan Kota?
3. Bagaimana Interaksi Spasial Antara Desa dan Kota?
4. Apa Saja Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui Definisi Desa dan Kota.


2. Mengetahui Karakteristik Desa dan Kota.
3. Mengemukakan Interaksi Spasial Antara Desa dan Kota.
4. Mengemukakan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Desa dan Kota.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desa dan Kota

Bintarto (1983:11-12) dalam (Suparmini, 2012) memberi batasan


pengertian desa sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok
manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan itu ialah suatu ujud atau
kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi,
sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar unsur-
unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah lain. Dalam arti
umum desa merupakan unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan
terletak jauh dari kota.

Roucek dan Waren dalam (Suparmini, 2012) mengemukakan ciri-ciri


pedesaan sebagai berikut:

 Masyarakat desa bersifat homogen, dalam hal mata pencaharian, nilai-


nilai dalam kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku;
 Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit
ekonomi.
 Faktor geografis besar pengaruhnya terhadap kehidupan;
 Hubungan antara sesama anggota masyarakat lebih intim/akrab
daripada di kota

Menurut Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, dikatakan


bahwa desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan desa adalah suatu daerah tempat tinggal penduduk yang
jauh dari kota, adanya homogenitas pada penduduk desa, baik dalam hal mata
pencaharian yaitu mayoritas agraris, nilai kebudayaan maupun tingkah laku,
hubunganantar penduduk yang akrab.

2.2 Karakteristik Desa Dan Kota

Untuk dapat memahami krakteristik desa, tidak dapat dipisahkan


dengan karakteristik kota sebagai pembandingnya. Karakteristik desa adalah
sesuatu yang melekat pada unsur-unsur desa yang merupakan ciri khusus
yang membedakannya dengan daerah kota. Karakteristik desa dapat
dipandang dari berbagai aspek kehidupan masyarakat serta dari aspek
fisiknya. Menurut Direktorat Jendral Pembangunan Desa, suatu wilayah
disebut desa apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar;

b. Lapangan kerja yang dominan adalah agraris;

c. Hubungan kekerabatan kuat;

d. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh pada tradisi yang

berlaku;

e. Gotong royong kuat;

f. Hubungan antar warga akrab;

Bagaimana dengan ciri-ciri kota? Hal ini dapat dilihat dari ciri fisik
dan ciri sosialnya sebagai berikut:

a. Terdapatnya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan,super market,pusat


perdagangan;
b. Terdapatnya pusat-pusat kegiatan, sehingga banyak tempat parkir;
c. Tempat rekreasi dan olah raga;
d. Pelapisan sosial ekonomi yang tajam;

6
e. Sifat individualistik;
f. Adanya heterogenitas kehidupan;
g. Hubungan bersifat kepentingan;
h. Adanya segregasi keruangan, sehingga dapat menimbulkan
pengelompokan.

Ciri-ciri tersebut, baik yang menyangkut daerah perdesaan maupun


perkotaan hanya sebagai gambaran umum, yang setiap saat dapat berubah
sesuai dengan kondisi dan perkembangan baik secara fisik maupun
masyarakatnya. Adapun perbedaan kualitatif dan kuantitatif anatara desa
dan kota adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Perbedaan Kualitatif dan Kuantitatif Desa-Kota

Sumber: Bintaro (dalam Khaerudin 199

7
2.3 Interaksi Spasial Antara Desa Dan Kota
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik
yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang dapat
melahirkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru, secara langsung
maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa. Dari definisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga
prinsip pokok sebagai berikut:

1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih


2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
a. Pergerakan manusia (Mobilitas Penduduk).
b. Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi
suatu wilayah.
c. Pergerakan materi / benda, misalnya distribusi bahan pangan, pakaian,
bahan bangunan dan sebagainya.
d. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan
permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh kota
menjadi sasaran urbanisasi serta terjadinya perkawinan antar suku dengan
budaya yang berbeda.

Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal


balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang
didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik
berupa fisik maupun non fisik. Interaksi desa dan kota dapat dilihat dari
beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris,
munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang
memadai, perdagangan hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang
pendidikan. Interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran
masyarakat desa dan kota.

Hubungan desa dan kota dapat ditinjau sebagai berikut: ditinjau dari
kepentingan masyarakat kota, interaksi desa-kota untuk pemenuhan
kebutuhan bahan pangan dan bahan dasar industri. Interaksi desa-kota
mendorong masyarakat desa untuk mencari pekerjaan di kota dan memenuhi
kebutuhan fasilitas pelayanan masyarakat dalam mencukupi dan memenuhi

8
kebutuhan hidup, sehingga masyarakat desa dan kota saling membutuhkan.
(Bintarto1989).

9
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Desa Dan Kota
Edward Ullman dalam (Suparmini, 2012) mengemukakan bahwa ada
tiga faktor utama yang memengaruhi timbulnya interaksi antar wilayah, yaitu :

a. Adanya wilayah yang saling melengkapi (Regional Complementary):

Adanya hubungan yang saling melengkapi dimungkinkan karena


adanya perbedaan wilayah dalam hal ketersediaan dan kemampuan
sumberdaya. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, dan ada wilayah
lainnya yang kekurangan sumberdaya. Keadaan ini akan mendorong
terjadinya interaksi, karena didorong rasa saling membutuhkan.

b. Adanya kesempatan untuk saling intervensi (Intervening Opportunity):

Artinya ke dua wilayah mempunyai kesempatan melakukan hubungan


timbal balik, serta tidak ada pihak ke tiga yang membatasi kesempatan itu.
Adanya intervensi pihak ke tiga dapat menjadi penghambat atau
melemahkan interaksi antara dua wilayah.

Gambar 2.1 Intervening Opportunity

Secara potensial wilayah A dan B dimungkinkan terjadi


hubungan timbal balik, sebab kelebihan sumber daya X dan
kekurangan sumber daya Y. Sedangkan wilayah B dalam kondisi
sebaliknya. Tetapi karena kebutuhan masing-masing dapat dipenuhi
oleh wilayah C, maka interaksi wilayah A dan B menjadi lemah.
Wilayah C berperan sebagai alternatif pengganti pemenuhan sumber
daya bagi wilayah A dan B.

10
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial
Transfer Ability):

Spatial Transfer Ability yaitu kemudahan transfer atau pemindahan


dalam ruang, baik manusia, informasi atau barang, sangat tergantung pada
faktor jarak, biaya angkut atau transportasi, dan kelancaran transportasi.
Jadi semakin mudah transfer, semakin besar pemindahan arus komoditas.

2.5 Zona Interaksi Desa Dan Kota

Interaksi antara desa dan kota menimbulkan pengaruh tertentu.


Pengaruhnya akan tergantung pada jarak ke pusat kota, makin jauh dari pusat
kota, interaksi semakin lemah. Wilayah interaksi ini akan membentuk
lingkaran-lingkaran, dimulai dari pusat kota sampai kewilayah desa. Zona-
zona interaksi desa dan kota oleh Bintarto (1983:66) dijelaskan sebagai
berikut:

a. City dimaksudkan sebagai pusat kota;


b. Suburban (sub daerah perkotaan), suatu wilayah yang lokasinya dekat
pusat atau inti kota, dihuni oleh para penglaju;
c. Suburban fringe (jalur tepi sub wilayah perkotaan), suatu wilayah yang
melingkari suburban dan merupakan wilayah peralihan antara kota dan
desa;
d. Urban fringe (jalur tepi wilayah perkotaan paling luar) yaitu semua
wilayah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota, kecuali inti
kota;
e. Rural urban fringe (jalur batas desa dan kota), merupakan wilayah yang
terletak antara kota dan desa, yang ditandai dengan pola penggunaan lahan
campuran antara sektor pertanian dan non pertanian;
f. Rural (wilayah desa), wilayah yang masih menitik beratkan pada kegiatan
pertanian.

Zone suburban, suburban fringe, urban fringe dan rural urban fringe
merupakan wilayah yang memiliki suasana kehidupan modern, sehingga
dapat disebut perkotaan jalur-jalur yang digambarkan tersebut merupakan
gambaran yang ideal. Dalam kenyataannya jalur-jalur zona interaksi desa
dan kota tidak selalu konsentris.

11
Gambar 2.2 Zona Interaksi Desa dan Kota

2.6 Dampak Interaksi Desa dan Kota

Interaksi desa dan kota dapat menimbulkan dampak yang mengntungkan atau
merugikan:

1. Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota anatara lain
sebagai berikut:
a. Memperlancar hubungan desa dan kota.
b. Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
c. Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
d. Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan
kegiatan jual bali.
e. Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.
2. Di tinjau dari aspek sosial:
a. Terjadi mobilitas antara ke duanya
b. Terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam
bidang pasokan bahan mentah.
3. Ditinjau dari aspek budaya:
a. Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat desa
b. Terjadinya tingkah laku, khususnya masyarakat pedesaan.
c. Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menari wisatawan.

12
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang
meliputi aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat
memberikan dampak bersifat menguntungkan (positif) atau merugikan
(negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi antara
dua desa dan kota. Di bawah ini adalah tabel dampak interaksi desa – kota:

Tabel 2.1 Dampak Interaksi Desa dan Kota

No. Dampak Wilayah Positif Negatif


1. Desa Meningkatnya Cakrawala Terjadinya penetrasi
pengetahuan penduduk kebudayaan dari kota ke
desa. desa yang tidak sesuai
dengan tradisi masyarakat
pedesaan.
Masuknya teknologi tepat Terjadinya perubahan tata
guna ke desa meningkatkan guna lahan yang dapat
produksi lahan dan menimbulkan kerusakkan
berdampak meningkatnya lingkungan.
pendapatan masyarakat.
Terjadi perubahan tata guna Terjadinya kekurangan
lahan yang tenaga potensial di desa
menguntungkan. karena banyak yang
berurbanisasi.
Terjadi perkembangan Kemungkinan banyaknya
sarana – prasarana orang yang kembali ke desa
transportasi penghubung akan menyebabkan semakin
desa dengan kota, sehingga padatnya desa.
desa tidak lagi terisolir.
2. Kota Kemajuan bidang Munculnya daerah-daerah
transportasi yang kumuh (slums area) akibat
menghubungkan dari makin banyaknya
desa dengan kota. pendatang.
Menyebabkan terpenuhinya Tata ruang kota menjadi
kebutuhan bahan baku bagi tidak ideal sebagai tata
proses produksi dan tenaga ruang kota yang dinamis.
kerja.
Tersalurnya hasil–hasil Masuknya orang dari
produksi di wilayah berbagai daerah dan
pedesaan. budaya, sangat potensial
bagi munculnya konflik
antar etnis.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal


balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang
didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik
berupa fisik maupun non fisik. Interaksi desa dan kota dapat dilihat dari
beralihnya mata pencaharian masyarakat desa dari agraris ke nonagraris,
munculnya pengelaju karena didukung oleh sarana transportasi yang
memadai, perdagangan hasil pertanian dan industri, dan kemajuan dibidang
pendidikan. Interaksi kota dan desa sangat menentukan pola persebaran
masyarakat desa dan kota. Adapun dampak dari interaksi desa dan kota dapat
ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suparmini. (2012). Pola Keruangan Desa dan Kota. Jurnal UNY.

Undang-undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Artikel: MAKALAH GEOGRAFI KELAS III SMA: INTERAKSI WILAYAH


DESA DAN KOTA, di unggah oleh: http://manaf25.blogspot.com/2016/10/makalah-
geografi-kelas-iii-sma.html. diakses pada 7 mei 2019 20:30

15
MAKALAH INTERAKSI DESA DAN KOTA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA:BAKTI PANDAPOTAN SIAGIAN
KELAS:Xll IPA1
MAPEL: GEOGRAFI

GURU:ROTUA HUTABARAT

16

Anda mungkin juga menyukai