Anda di halaman 1dari 6

LITERATURE REVIEW

Nama : Nola Aprillia Purwaningrum


Kelas : IPM/A-5
NIM : 175120601111011
UTS METODE PENELITIAN KUALITATIF
Analisis Pengaruh City Branding Terhadap Peningkatan Kunjungan Wisatawan di Kota Batu.
1. Judul : Pengaruh City Branding Pada City Image Dan Keputusan Berkunjung
Wisatawan Ke Kabupaten Purwakarta
Jurnal ini membahas mengenai branding Kota Purwakarta yaitu “Purwakarta Istimewa”,
apakah memiliki keterkaitan atau tidak dengan citra sebuah kota (city image) beserta
ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke Kota Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh city branding pada citra kota, menyelidiki pengaruh city branding
terhadap keputusan berkunjung, dan menyelidiki pengaruh citra kota terhadap keputusan
berkunjung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory
research. Sampel dari 156 wisatawan mengunjungi tempat wisata di Purwakarta. Metode data
adalah pengumpulan kuesioner, penjelasan kausal, dan menggunakan Analisis Path. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel city branding (X) berpengaruh signifikan terhadap
citra kota (Y1) sekitar 40,7%, variabel city branding (X) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan berkunjung (Y2) sekitar 11,5%, variabel citra kota (Y1) ) berpengaruh signifikan
terhadap decision to visit (Y2) sekitar 19,5%, dan juga variabel city branding (X) dan
variabel citra kota (Y1) berpengaruh signifikan terhadap decision to visit (Y2) sekitar
50,20%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengaruh yang signifikan terhadap citra kota
branding dampak kota dan keputusan untuk mengunjungi kota Purwakarta.Kota Purwakarta
sendiri memiliki beragam daya tarik wisata yang dapat menjadikan kota ini menjadi salah
satu kota destinasi wisata. Beberapa daya tarik lokal dari Kota Purwakarta adalah Sate
Maranggi Cibungur sebagai salah satu wisata kuliner yang sudah terkenal sejak lama, waduk
Jatiluhur yang merupakan waduk buatan pertama di Indonesia yang dibangun pada tahun
1957, Jatiluhur Waterworld yang lokasinya berada di kawasan Waduk Jatiluhur, Giri Tirta
Kahuripan sebagai tempat wisata keluarga, Taman air mancur Sri Baduga Situ Buleud di atas
danau seluas 4 hektar, dan masih banyak destinasi menarik lainnya.
Jurnal ini menguji dan menganalisis pengaruh city branding pada city image dan
keputusan berkunjung wisatawan di kota Purwakarta. Berdasarkan tujuan penelitian maka
jenis penelitian ini adalah Causal Explanatory karena dalam penelitian ini menjelaskan
hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dan
bertujuan untuk menjelaskan berbagai kejadian dan fenomena penelitian. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan city branding sebagai variabel independen, city image sebagai
variabel intervening, dan keputusan berkunjung sebagai variabel dependen. Penelitian ini
menggunakan responden yang berasal dari para wisatawan di beberapa tempat wisata di
Purwakarta. Dengan kesimpulan hasil bahwa city branding sangat berpengaruh terhadap city
image di Kota Purwakarta. Sedangkan city branding tidak begitu berpengaruh besar terhadao
keputusan berkunjung wisatawan di Kota Purwakarta. Dengan perolehan hasil sebagai
berikut :
1. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Images (Y1) dengan persentase
pengaruh sebesar 40,7%.
2. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan
persentase pengaruh sebesar 11,5%.
3. City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase
pengaruh sebesar 19,5%.
4. City Branding (X) dan City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung
(Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 50,98%.
5. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) melalui
City Images (Y1) dengan persentase pengaruh sebesar 9,6%.

2. Judul : Pengaruh City Branding terhadap Image Of Urban Destination dan


Dampaknya pada Post-Visit Behavior (Studi Kasus Wisatawan di Kota
Bandung).
Pada jurnal ini membahas mengenai apakah pengaruh city branding Kota Bandung yaitu
“Stunning Bandung” dapat berpengaruh atau tidak terhadap citra Kota Bandung (Image of
Urban Destination) dan juga perilaku pasca kunjungan wisatawan (Post-Visit Behaviour).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena dan mendapatkan bukti empiris,
juga kesimpulan mengenai pengaruh city branding terhadap image of urban destination dan
dampaknya pada post-visit behavior wisatawan ke Kota Bandung. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. teknik sampling yang di gunakan adalah
sampling kebetulan. Penelitian ini melakukan survei terhadap 100 responden. Metode analisis
data pada penelitian ini menggunakan analisis jalur. Hasil pada penelitian ini mengungkapkan
bahwa city branding kota Bandung adalah sebagai kota kreatif pada kategori baik, citra kota
sebagai urban destination pada kategori baik, perilaku pasca berkunjung pada kategori baik,
dan pengaruh city branding terhadap citra kota sebagai urban destination dan perilaku pasca
berkunjung wisatawan ke kota Bandung sebesar 33,1%.Kota Bandung sendiri telah memiliki
segala aspek yang menunjang kota nya menjadi salah satu kota destinasi wisata paling
diminati Dikarenakan Kota Bandung memiliki beragam potensi yang dapat menarik
wisatawan lokal maupun mancanegara. Beberapa potensi tersebut yaitu keberadaan bangunan
kota yang menarik, taman kota yang menarik, kreatifitas masyarakat kota, dan Kota Bandung
berpotensi menjadi kota kreatif se-Indonesia. Kota Bandung memerlukan city branding
karena daya saing wilayah kian meningkat. Daya saing sebuah wilayah saat ini telah menjadi
perhatian para ilmuwan termasuk di dalamnya terkait pemasaran dan branding. Cara terbaik
untuk mendorong daya saing antar daerah salah satunya menciptakan merek yang kuat
dengan mencerminkan identitas daerah guna menarik konsumen potensial, wisatawan,
investor, ataupun penduduk, oleh karenanya brand merupakan pembeda yang jelas menjadi
ujung tombak bagi daya saing suatu kota. Tujuan dari adanya branding untuk meningkatkan
hubungan investasi bisnis, meningkatkan posisi kompetitif pasar pariwisata, mempromosikan
pembangunan ekonomi dan sosial secara umum, dan mendorong masyarakat untuk
mengidentifikasi tempat tinggal mereka. Kota membutuhkan suatu identitas yang
membedakan kota satu dengan kota lainnya melalui sebuah brand yang di mana brand
merupakan sebuah identitas berupa nama, logo, tanda, desain, dan kombinasi seluruhnya.
Dalam jurnal tersebut penelitian menggunakan metode deskriptif dan verifikatif,
sedangkan tipe hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif
kausalitas yaitu menguji hubungan sebab akibat antar variabel. Dalam penelitian ini terdapat
tiga jenis variabel yaitu variabel independen, intervening dan variabel dependen. Dengan
hasil yaitu dilihat dari aspek Image of Urban Destination wisatawan dominan tertarik dengan
citra Kota Bandung dilihat dari aspek keunikan produk yang ditawarkan, keunikan atraksi
wisata, keunikan letak tata kota, serta kenyamanan lingkungan. Hal tersebut menjadi faktor
pendorong wisatawan untuk berkunjung. Sedangkan dari aspek Post-visit Behaviour dalam
aspek post visit satisfaction wisatawan merasa memiliki kepuasan dalam mengunjungi objek
wisata lokal, menggunakan transportasi lokal, mencoba produk khas Kota Bandung, dan juga
penginapan Kota Bandung. Berdasarkan penelitian tersebut maka tindakan yang biasanya
dilakukan oleh wisatwan (post visit action) setelah selesai berkunjung mereka cenderung
merekomendasikan Kota Bandung sebagai tempat destinasi yang menarik sesuai dengan
pengalaman yang mereka dapat. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
city branding berpengaruh terhadap citra Kota Bandung (Image of Urban Destination). City
branding memiliki dampak yang besar terhadap Post-visit Behaviour.
3. Judul : Pengaruh City Branding “Shining Batu” Terhadap City Image Dan
Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Kota Batu Tahun 2014.
Pada jurnal tersebut membahas adanya pengaruh atau tidak antara city branding Kota
Batu sebagai kota wisata terhadap citra Kota Batu serta ketertarikan wisatawan untuk
berkunjung. Kota Batu dikenal sebagai kota dengan banyak sektor wisata yang menarik.
Maka pemerintah setempat memiliki gagasan untuk memberikan Kota Batu yang terkenal
dengan kota seribu wisata dengan memberikan tagline “Shining Batu”. Kota Batu
memiliki berbagai potensi yang dapat dijadikan wisata, mulai dari keindahan alam nya,
wisata edukasi yang beragam, serta banyak desa-desa kreatif. Dengan hal ini Kota Batu
ingin memanfaatkan potensi yang dimiliki nya untuk mendatangkan wisatawan dan juga
penanam saham. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah daerah Kota Batu adalah
dengan menggunakan city branding untuk Kota Batu. Sesuai dengan perkembangan
jaman, merek tidak hanya dimiliki sebuah produk atau asa saja namun kini sebuah daerah
juga dapat memiliki merek atau biasa disebut Place Branding atau City Branding.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa dari 102 orang responden pada penelitian
ini terdapat 70,59% responden berjenis kelamin perempuan dan 29,4% responden berjenis
kelamin laki-laki. Responden terbanyak pada penelitian ini berasal dari Kota Malang
sebesar 25 orang responden atau 24,50% dan belum bekerja dengan pendidikan terakhir
paling banyak yaitu SMA. Pada penelitian ini, seluruh responden mengaku mengetahui
mengenai tagline Kota Batu “Shining Batu”. Tujuan wisata yang mejadi favorit
wisatawan adalah Jatim Park. Wisatawan mengetahui Kota Batu sebagai kota wisata,
kota bunga dan kota pertanian. Sebagian besar wisatawan mengunjungi Kota Batu dengan
alasan berwisata. Hasil penelitian dari jurnal ini menunjukkan 102 responden
menunjukkan bahwa city branding berpengaruh signifikan sebesar 0,585 terhadap city
image. City branding berpengaruh signifikan sebesar 0,237 terhadap keputusan
berkunjung wisatawan ke Kota Batu. City image berpengaruh tidak signifikan sebesar
0,070 terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Sehingga city branding berpengaruh
besar terhadap citra suatu kota dan tingkat kunjungan wisatawan.

4. Judul : Pengaruh City Branding serta Tagline “Kediri Lagi” Terhadap Minat
Berkunjung Wisatawan Domestik Kabupaten Kediri
Jurnal tersebut membahas mengenai Kota Kediri yang menerapkan city branding dengan
tagline “Kediri Lagi” apakah hal tersebut berpengaruh atau tidak terhadap minat berkunjung
dari wisatawan domestik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam
penelitian ini adalah 110 wisatawan domestik yang mengunjungi Kabupaten Kediri. Metode
yang digunakan metode non-probability sampling serta teknik purposive. Instrumen
penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis regresi linear
sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa City Branding mempengaruhi Minat
Berkunjung sebesar 49% dan sisanya 51% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis
menunjukkan City Branding memiliki pengaruh positif terhadap Minat Berkunjung. Dapat
disimpulkan bahwa
Kabupaten Kediri telah merubah identitasnya dan melakukan city branding agar Kota
tersebut menjadi Kota yang benar-benar mempunyaicity image yang dapat dikenal baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemerintah Kabupaten Kediri membentuk brand ini
adalah mengiginkan citra yang positif dan berbeda dari yang lainnya. Variabel city branding
(X1) berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung (Y) ke kabupaten Kediri.
5. Judul : Inovasi Pemerintahan Kabupaten Banyuwangi Melalui City Branding
“The Sunrise Of Java” Sebagai Strategi Pemasaran Pariwisata.

Jurnal ini membahas mengenai inovasi pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui


adanya city branding Kota Banyuwangi yaitu ”The Sunrise of Java”. Karena secara
geografis, Posisi Banyuwangi sangat strategis karena berada di pesisir pulau Jawa ini
menjadidkan salah satu alasan mengapa branding daerah ini “The Sunrise Of Java”. Dengan
asumsi bahwa letaknya yang berada di ujung timur pulau Jawa ini, Banyuwangi mendapat
sinar matahari paling awal dari daerah lain pulau jawa. Branding menjadi yang penting dalam
memperkenalkan sesuatu yang ingin di tawarkan kepada masayarakat.Tentu,pemerintah harus
melihat itu semua karena jika ingin memperkenalkan wisata lokal kepada nasional maupun
internasional harus memberikan brand yang mudah dikenal dan diingat serta menjadi
pembeda dengan daerah lain.Ciri khas dari sebuah branding inilah yang akan menjadi strategi
bagi pemerintah untuk menawarkan bagaimana wisata suatu daerah akan dikenal.Seperti
halnya kabupaten Banyuwangi yang menggunakan branding “The Sunrise Of Java”,sebagai
strategi pemasaran pariwisatanya,hingga mengalami peningkatan Sehingga disinilah branding
sangat penting dalam sebuah pemasaran termasuk dalam pemasaran pariwisata. Dari
pembahasan jurnal tersebut inovasi yang dilakukan pemerintah daerah terkait city branding
Kota Banyuwangi untuk menarik wisatawan dengan empat strategi yaitu Pertama mengemas
banyuwangi sebagai produk dengan kata lain memberikan merk atau brand banyuwangi
menjadi cirikhas tersendiri dibandingkan kabupaten lain.Kedua adanya strategi pemasaran
yang tepat sehingga jumlah wisatawan meningkat.Ketiga keberlanjutan inovasi dan
menciptkan inovasi baru.Terahir Mengelola pariwisata dengan mengemas acara Banyuwangi
festival.Sehingga dengan strategi yang baik melalui branding ini pemerintah Banyuwangi
mendapatkan banyak sekali penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai