2, 2020
ISSN 2442-3262
E-mail: gabriella.manumpil@yahoo.co.id
ABSTRAK
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan kota dipengaruhi oleh adanya berbagai faktor,
antara lain faktor kependudukan, serta adanya interaksi antara kota dengan kota lainnya dalam
lingkup wilayah maupun luar wilayah suatu daerah. Perkembangan faktor tersebut (penduduk,
kegiatan penduduk dan interaksi kota dengan wilayah lain) merupakan pemicu tumbuh dan
berkembangnya wilayah yang berdampak terhadap terjadinya perubahan fisik dan penggunaan
lahan. Salah satu fenomena yang menandai perkembangan fisik kota adalah fenomena ekspansi
daerah terbangun pada daerah non terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada Kabupaten
Minahasa Utara. . Kabupaten Minahasa Utara memiliki 4 Wilayah yang memiliki sifat kawasan
perkotaan yaitu didaerah Kecamatan Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat kota dan
Kecamatan Kauditan dan Kecamatan Kema. Tujuan penelitian ini yaitu untuk Mengidentifikasi
perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara pada tahun 2011
& 2019 dan Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan wilayah
perkotaan di Kabupaten Minahasa Utara dengan menggunakan 2 metode analisis yaitu pada tujuan
pertama menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial menggunakan
software Arcgis 10.3 dan tujuan kedua dengan motode deskripstif. Berdasarkan hasil penelitan,
Perkembangan yang terjadi pada wilayah perkotaan 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kalawat,
Airmadidi, Kauditan dan Kema cenderung mengalami perkembangan secara Horizontal dan factor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan, mempunyai factor-faktor yang berbeda di tiap
kecamatan seperti adanya factor kebijakan strategis terkait perekembangan berdasarkan RTRW
Kabupaten Minahasa Utara tahun 2011-2031 dan Perda Kabupaten Minahasa Utara tahun 2013-
2033.
240
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
perkembangan fisik kota adalah fenomena kota yang secara administratif berada di wilayah
ekspansi daerah terbangun pada daerah non yang dibatasi oleh batas administratif yang
terbangun. Fenomena ini juga dapat dilihat pada berdasarkan peraturan perundangan yang
Kabupaten Minahasa Utara. Minahasa utara berlaku.
memiliki 10 kecamatan. Kabupaten Minahasa
Utara memiliki 4 Wilayah yang memiliki sifat Teori Perkembangan Kota
kawasan perkotaan yaitu didaerah Kecamatan Pertumbuhan dan perkembangan kota pada
Kalawat, Kecamatan Airmadidi sebagai pusat prinsipnya menggambarkan proses
kota dan Kecamatan Kauditan dan Kecamatan berkembangnya suatu kota. Pertumbuhan kota
Kema. Kawasan perkotaan di Kecamatan mengacu pada pengertian secara kuantitas, yang
Kalawat dipengaruhi oleh perkembangan dalam hal ini diindikasikan oleh besaran factor
kawasan perkotaan Manado dan merupakan produksi dipergunakan oleh system ekonomi
ekstensi kawasan perkotaan Manado. Kawasan kota tersebut. Semakin besar produksi berarti
perkotaan di Kecamatan Kauditan dipengaruhi ada peningkatan permintaan yang meningkat.
oleh perkembangan kawasan perkotaan Bitung Sedangkan perkembangan kota mengacu pada
dan merupakan ekstensi kawasan perkotaan kualitas, yaitu proses menuju suatu keadaan
Bitung. Kawasan perkotaan di Kecamatan yang bersifat pematangan. Secara umum kota
Airmadidi berkembang linear sepanjang jalan akan mengalami pertumbuhan dan
Manado – Bitung yang dipengaruhi perkembangan melalui keterlibatan aktivitas
perkembangan kegiatan pemerintahan, sumber daya alam dalam kota yang
perdagangan dan jasa. Sedangkan Kecamatan bersangkutan. (Hendarto, 1997)
Kema Pengembangan ruang wilayahnya di
arahkan sebagai zona industri yang akan Cara Perkembangan Kota
berkomplementer dengan fungsi pelabuhan Secara teoritis dikenal tiga cara
Bitung yang akan dikembangkan sebagai salah perkembangan dasar di dalam kota, dengan tiga
satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk istilah teknis, yaitu perkembangan horizontal,
melayani wilayah Kawasan Timur Indonesia perkembangan vertikal, serta perkembangan
bagian utara. interstisial Markus Zahnd, perancangan kota
Berdasarkan fakta-fakta dan latar belakang secara terpadu 2006:
yang telah diuraikan di atas, untuk itu perlu 1. Perkembangan horizontal
dilakukan penelitian yang mendalam tentang Di dalam studi kota proses ini menjadi
bagaimana perkembangan fisik perkotaan yang penentu bertambah luasnya areal kekotaan dan
terjadi di Kabupaten Minahasa utara makin padatnya bangunan di bagian dalam kota
berdasarkan faktor-faktor yang ada. sehingga cara definitive dapat dirumuskan
sebagai suatu proses penambahan ruang yang
terjadi secara mendatar dengan cara menempati
TINJAUAN PUSTAKA ruang-ruang yang masih kosong baik di daerah
Kota dan Perkotaan pinggiran kota maupun di daerah-daerah bagian
Pengertian kota sangat beragam, Menurut dalam kota. Cara perkembangannya mengarah
Adisasmita (2006) juga menyatakan bahwa pada ke luar.
umumnya kota diartikan sebagai suatu wilayah 2. Perkembangan vertical
dimana terdapat pemusatan (konsentrasi) Cara perkembangannya mengarah ke atas.
penduduk dengan berbagai jenis kegiatan Artinya, daerah pembangunan dan kuantitas
ekonomi, sosial, budaya, dan administrasi lahan tebangun tetap sama, sedangkan
pemerintahan. Selanjutnya, Bintarto (1983) kota ketinggian bangunan-bangunan bertambah.
adalah suatu jaringan kehidupan manusia yang Perkembangan dengan cara ini sering terjadi di
ditandai dengan kepadatan penduduk yang pusat kota (dimana harga lahan mahal) dan
tinggi dan diwarnai dengan strata sosial pusat-pusat perdagangan yang memiliki potensi
ekonomi yang heterogen dan coraknya ekonomi.
materialistis. Kota merupakan pusat kegiatan 3. Perkembangan Interstisial
sosial, kegiatan perekonomian, pusat-pusat Cara perkembangannya bergerak ke dalam.
hunian. Secara fisik kota selalu berkembang, Artinya, daerah dan ketinggian bangunan-
baik melaui perembesan wilayah perkotaan, bangunan rata-rata tetap sama, sedangkan
maupun pemekaran kota. Wilayah perkotaan kuantitas lahan terbangun (coverage)
adalah suatu kota dengan wilayah pengaruhnya. bertambah. Perkembangan dengan cara ini
Seperti hubungan ketergantungan antara suatu sering terjadi di pusat kota dan antara pusat kota
wilayah perkotaan dengan kota-kota kecil atau dan pinggir kota yang kawasannya sudah
desa-desa dan sebaliknya. Wilayah kota adalah dibatasi dan hanya dapat dipadatkan.
241
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
242
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
243
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
244
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
3. Bangunan
Aspek-aspek intensitas bangunan
secara umum mencakup aspek-aspek
koefisien dasar bangunan (KDB),
koefisien lantai bangunan (KLB), dan
ketinggian bangunan.
245
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
246
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
1. Keadaan Geografis
Berdasarkan Letak Geografis, Kabupaten
Minahasa terletak diantara Kota Manado dan Gambar 11 Peta Topografi pada lokasi
Kota Bitung. Adapun letak Lokasi Penelitian penelitian
yang mencakup Kecamatan Kalawat, Sumber: Penulis (2020)
Airmadidi, Kauditan dan Kema saling
adalah kawasan yang bersinggungan 3. Fungsi Kota Sebagai Daya Tarik
langsung dengan kedua kota tersebut. Di sisi Masyarakat
lain, koridor jalan Provinsi Manado - Bitung Berdasarkan landasan teori yang dipakai
pun melintasi empat kecamatan tersebut. dari Branch (1995) dalam Yunus (2000)
Faktor inilah yang menyebabkan Lokasi mengatakan Faktor-faktor yang
Penelitian tergolong kawasan strategis mempengaruhi terjadinya Perkembangan
Wilayah adalah Fungsi Kota yang
mempunyai banyak fungsi biasanya
berhubungan dengan sosial ekonomi
masyarakat akan lebih kuat dan berkembang
lebih pesat dari pada kota memiliki satu
fungsi.
2. Topografi
Berdasarkan Tabel 7 diketahui
bahwa lokasi penelitian berada pada
ketinggian fluktuatif 241 – 1981 mdpl. Jika
dilihat pada peta topografi dibawah, lokasi
penelitian yang mencakup 4 Kecamatan
tersebut relatif landai pada ketinggian 241 –
601 mdpl. Hal ini memungkinkan ekspansi Sumber: RTRW Kab. Minahasa Utara
lahan di kawasan ini akan terus berkembang tahun 2011-2031
dan tidak hanya terpusat pada koridor jalan
Manado – Bitung.
247
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
248
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
249
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
dibangun memiliki nilai koefisien yang yang disusun dalam RTRW Kabupaten
sesuai dengan aturan yang telah berlaku Minahasa Utara, sehingga masyarakat juga
sehingga mengalami keseimbangan antara dapat berperan sebagai pengontrol.
Jumlah lahan terbangun dan jumlah ruang
area terbuka hijau.
2. Berdasarkan Faktor-faktor perkembangan DAFTAR PUSTAKA
yang ada, pada masing-masing Kecamatan Achmad D., 2014, Pengantar Perencanaan
memiliki Faktor-faktor yang berbeda. Di Wilayah dan Kota, Gadjah Mada
Kecamatan Kalawat & Kecamatan University Press, Yogyakarta.
Airmadidi, Faktor yang menjadi terjadinya
suatu perkembangan yaitu Faktor Keadaan Abdul Muhyi, 2014, Kajian Perkembangan
Geografis, Faktor Topografi, Faktor Fungsi Fisik Kota Lhoksumawe: Tinjauan
Kota, Faktor Kebijakan-kebijakan strategis Terhadap Tata Ruang, Majalah
terkait perkembangan. Sedangkan di Ilmiah BISSOTEK
Kecamatan Kauditan dan Kema, Faktor
Kebijakan strategis terkait perkembangan Amandus Jong Tallo, 2014, Identifikasi Pola
dan Faktor Fungsi Kota yang sangat Morfologi Kota (Studi Kasus:
berpengaruh. Dikarenakan adanya Sebagian Kecamatan Klojen, Di Kota
Kebijakan berdasarkan Perda Kabupaten Malang), Perencanaan Wilayah dan
Minahasa Utara tahun 2013-2033 yaitu Kota ITB, Bandung
Kecamatan Kema dan Kecamatan Kauditan
Bintarto, R., 1977b, Pola Kota dan
termasuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus
Permasalahannya, Fakultas Geografi
(KEK) dikarenakan adanya pengelolaan
UGM, Yogyakarta.
Industri dan Pariwisata, sehingga dapat
membuat perekonomian di kedua Bitta Pigawati, Identifikasi Kawasan Pendukung
kecamatan tersebut semakin meningkat dan Perkembangan Kota Kalinyamatan
tentunya berpengaruh juga pada keadaan Kabupaten Jepara, Perencanaan
fisik dengan bertambahnya luasan lahan Wilayah dan Kota UNDIP, Semarang
terbangun Namun pada Faktor Fungsi Kota
ini, kondisi di lapangan pada Kecamatan Dewi Handayani, 2005, Pemanfaatan Analisis
Kalawat dan Kecamatan Airmadidi telah Spasial untuk pengolahan Data
melampaui kebijakan pemerintah dimana Spasial Sistem Informasi Geografis,
dalam RTRW Kabupaten Minahasa Utara Jurusan Teknologi Informasi,
tahun 2011-2031 bahwa Kecamatan Semarang
Kalawat dan Kecamatan Airmadidi tidak
Erwin Febriyanto, 2015, Analisis Spasial
diperuntukkan Fungsi Perindustrian, tetapi
pada kondisi di lapangan Kecamatan Perubahan Penggunaan Lahan
Kalawat dan Kecamatan Airmadidi terdapat Pertanian Menjadi Permukiman Di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Sarana Perindustrian.
Karanganyar Tahun 2004-2011,
Fakultas Geografi Universitas
Saran
Saran yang dapat diberikan terkait tujuan yang Feri Ema Kurniawati, 2010, Perkembangan
dimaksud sebagai berikut: Struktur Ruang Kota Semarang
1. Untuk pemerintah daerah setempat kiranya Periode 1960-2007, Fakultas
perlu memperhatikan pembangunan Geografi Universitas
wilayah agar tetap berpedoman pada arah Muhammadiyah, Surakarta
dan kebijakan tata ruang yang telah ada.
Seperti pada Kecamatan Kalawat pada Lalu Renaldo P, 2016, Pola Perkembangan
kondisi di lapangan, terdapat berbagai Kecamatan Wanea Berdasarkan
macam kegiatan industri pergudangan, Morfologi Ruang, Prodi Perencanaan
tetapi pada RTRW Kabupaten Minahasa Wilayah Dan Kota, Manado
Utara tahun 2011-2031 yang telah disusun,
Kecamatan Kalawat tidak diperuntukan M. Anshori, 2018, ArcGis Desktop 10, Unsorry,
untuk kegiatan industri berbeda dengan Indonesia
fungsi peruntukan pada RTRW.
2. Melakukan sosialiasasi kepada masyarakat Maail, 2003, Arah perkembangan dan pola fisik
tentang arah dan rencana pembangunan keruangan pusat kota ambon,
250
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurnal Spasial Vol 7. No. 2, 2020
ISSN 2442-3262
251
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota