Anda di halaman 1dari 8

Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (1) (2018): 1-8

ANTHROPOS:
Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/anthropos

Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan Nilai Sosial


Masyarakat Pasca Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Lahan
Industri

Ismi Andari*, Agus Suriadi, & R. Hamdani Harahap

Magister Studi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara


Indonesia

Abstrak
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk dari apa yang disebut dengan istilah sosial dan ekonomi, baik secara sengaja atau
tidak sengaja di masyarakat. Penelitian ini menggunakan studi kasus dengan desain studi kasus di desa industri Tanjung Selamat,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencemarian dibagi menjadi tiga
tahap: pertama, harga tinggi untuk lahan, bagi para petani untuk menjual tanah mereka dan menjadi petani non-beras, kedua,
mereka merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan akan kebutuhan hidup mereka karena tidak ada harga dari
beras dan gaji mereka sangat mahal, dan mereka dapat dibayar dengan uang di pabrik. Mereka dapat memproses uang setiap
minggu; oleh karena itu, mereka menjual tanah mereka kepada pemilik pabrik dan bekerja untuk mereka sebagai pekerja pabrik.
Demikian pula nilai-nilai sosial yang diberikan, dalam pikiran dan konsep untuk memberikan informasi ekonomi dan keuangan
untuk sekolah anak-anak mereka. Perubahannya juga terjadi pada nilai-nilai pendidikan di mana orang-orang memiliki kebijakan
yang berbeda dalam mengirim ke sekolah setelah transfer positif.
Kata Kunci: Perabatan Fungsional Lahan, Mata Pencaharian, Nilai Sosial

Abstract
The focus of this study, on shifting the value of land functions, changes in social and economic conditions, either intentionally or
unintentionally in the community. This research uses qualitative approach with case study design in industrial estate of Tanjung
Selamat village, Percut Sei Tuan Subdistrict, Deli Serdang Regency. The results show that the process of livelihood change is divided
into three stages: first, high prices for land so that farmers are eager to sell their land and become non-rice farmers; second, they feel
that they can not meet their needs for their living needs because there is no fixed price of rice and keeping their fields very expensive,
and thirdly, they are offered with weekly payments at the factory so they can earn cash every week; therefore, they sell their land to
factory owners and work for them as factory workers. Also found changes in social values, such as changes in rationality or mindset
in giving priority to economic and secondary needs such as tuition for their children. The change also occurs in educational values
where people have different opinions in sending their children to school after wetland transfers to industrial land which, they say, has
had a positive impact.
Keywords: Functional Shifting of Land, Livelihood, Social Value

How to Cite: Andari, I. Suriadi, A, & Harahap, R.H. (2018), Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan Nilai
Sosial Masyarakat Pasca Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Lahan Industri. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial
dan Budaya, 4 (1): 1-8.
*Corresponding author: ISSN 2460-4585 (Print)
E-mail: ismiandariusu@gmail.com ISSN 2460-4593 (Online)

1
Ismi Andari, Agus Suriadi, & R. Hamdani Harahap, Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan

PENDAHULUAN menimbulkan perubahan nilai-nilai dan pola gaya


Indonesia adalah negara agraris di mana hidup (life style pattern) masyarakat yang amat
mayoritas penduduknya mempunyai mata berarti pula.
pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil Selain dampak yang diuraikan di atas, salah
pertanian diunggulkan sebagai penguat satu dampak positif dari keberadaan industri di
perekonomian Indonesia. Sebagian besar wilayah antaranya penyerapan tenaga kerja dan
Indonesia memiliki kondisi tanah yang subur. peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan
Hal inilah yang menjadikan masyarakat dampak negatifnya seperti pencemaran lingkungan
berusaha untuk mengolah tanah dengan melakukan yang disebabkan oleh industri. Sehingga dampak
kegiatan pertanian. Hingga saat ini sektor pertanian dari keberadaan industri tersebut dapat
menyumbang penyerapan tenaga kerja dan masih menimbulkan perubahan pada masyarakat baik
menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar kondisi sosial ekonomi maupun kondisi budaya
angkatan kerja di Indonesia. Bahkan kebutuhan masyarakat sekitar kawasan industri tersebut.
akan pangan nasional masih menumpukan harapan Alih fungsi lahan berarti menyusutnya
kepada sektor pertanian. sarana produksi petani yang menyebabkan
Menurut publikasi Badan Pusat Statistik berkurang pula pendapatan petani sehingga petani
(2015), sektor pertanian, peternakan, kehutanan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
dan perikanan berdasarkan atas dasar harga hidupnya. Penghasilan yang dianggap tidak cukup
berlaku, pada tahun 2012, 2013 dan 2014 dan lahan sebagai sarana produksi yang semakin
menyumbang masing-masing sebesar Rp.985,5 berkurang menyebabkan para petani meninggalkan
triliun, Rp.1091,4 triliun dan Rp.1190,4 triliun. Jika bahkan kehilangan pekerjaan sebagai petani.
berdasarkan harga konstan, pertanian, peternakan, Hal ini yang kemudian memicu terjadinya
kehutanan dan perikanan pada tahun 2010, 2011, perubahan orientasi pekerjaan pada para petani.
dan 2012 menyumbang masing-masing Rp.304,8 Orientasi pekerjaan dapat diartikan sebagai pilihan
triliun, Rp.315 triliun dan Rp.327,6 triliun. seseorang atau kecenderungan untuk memilih
Sumbangan sektor pertanian ini mengalami suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan hidupnya. Para petani yang sebelumnya sangat
bahwa sektor pertanian, peternakan, kehutanan bergantung pada sektor pertanian sebagai
dan perikanan masih memberikan sumbangan yang pekerjaannya kini banyak di antara mereka tidak
cukup besar untuk pembangunan di Indonesia. bisa bertani kembali. Ketika orientasi pekerjaan
Persoalan alih fungsi lahan dapat merugikan petani berubah karena adanya alih fungsi lahan,
petani khususnya dan masyarakat Indonesia pada masyarakat yang pada mulanya bekerja sebagai
umumnya. Para petani memiliki ketergantungan petani akan mengandalkan pekerjaan pada sektor
yang tinggi terhadap lahan pertanian, jika lahan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
pertanian berkurang bahkan hilang, maka Sebagian masyarakat yang memiliki keahlian
berkurang pula sarana produksi dan penghasilan akan bekerja pada pekerjaan lain di luar sektor
petani. pertanian seperti sektor industri atau jasa,
Menurut Alfian (1996), memberikan uaraian sementara mereka yang tidak memiliki keahlian
mengenai berbagai dampak alih fungsi lahan sawah lain akan menjadi pengangguran. Kemiskinan dan
menjadi industrialisasi yang terjadi dalam pengangguran jika dibiarkan dapat memicu
masyarakat di antaranya, ditinjau dari sudut masalah sosial lain seperti kejahatan, peperangan
ekonomi, keberhasilan tentunya akan menyebabkan dan pelanggaran terhadap norma-norma yang
perubahan yang amat berarti dalam struktur berlaku dalam masyarakat. Selain itu dampak
perekonomian masyarakat. sosial alih fungsi lahan juga dapat berupa masalah
Dalam bidang sosial, diperkirakan kependudukan.
industrialisasi akan menyebabkan terjadinya Meningkatnya alih fungsi lahan
struktur sosial di mana sebagian besar dari anggota menyebabkan banyak penduduk desa yang pergi ke
masyarakat akan menggantungkan mata kota karena di kota banyak didirikan pusat-pusat
pencahariannya pada sektor industri, sedangkan industri yang dapat menyerap tenaga kerja,
dari segi budaya, industrialisasi diperkirakan akan sementara pekerjaan di desa semakin berkurang

2
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (1) (2018): 1-8

karena banyaknya sarana produksi pertanian yang terakhir terus mengalami konversi atau
beralih fungsi menjadi pemukiman. Hal inilah yang penyusutan luas lahan, khususnya lahan pertanian.
mendorong terjadinya urbanisasi yang Alih fungsi ini mengakibatkan luas lahan pertanian
menyebabkan ledakan jumlah penduduk di kota. di Kabupaten Deli Serdang cenderung mengalami
Jumlah penduduk yang besar di kota menambah penurunan. Lahan yang paling banyak terkonversi
masalah baru terutama kepadatan penduduk dan adalah jenis lahan sawah, yang beralih fungsi
akan berpengaruh pula pada sanitasi lingkungan, menjadi lahan kering, dan menjadi lahan non-
pemukiman kumuh, kriminalitas dan lain pertanian, yaitu seperti pemukiman, pusat bisnis,
sebagainya. dan industri. Menurut data yang diperoleh di
Dalam penelitian Rustandi (2009) di lapangan, penurunan luas lahan sawah yang cukup
Kecamatan Cileunyi, diperoleh informasi bahwa tinggi terjadi pada tahun 2007 luas lahan sawah
sebelum terjadi konversi lahan, khususnya pada tersisa 56.092 ha di mana sebelumnya luas lahan
tahun 1994 mata pencaharian pokok responden sawah pada tahun 2002 adalah seluas 72.126 ha.
yang paling banyak adalah wiraswasta 51,39%, Selama tahun 2002-2007 luas sawah di Kabupeten
PNS 18,05%, petani penggarap dan pemilik Deli Serdang terus mengalami penurunan.
11,11%, petani buruh 14,17%, petani penyewa dan Wilayah Kabupaten Deli Serdang terbagi
penggarap 14,17%, pedagang 7,8% dan belum dalam 22 wilayah kecamatan, 389 desa dan 14
bekerja 8,33%. Setelah terjadi konversi lahan pada kelurahan. Jarak antara masing-masing ibukota
tahun 2008 mata pencaharian pokok penduduk kecamatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten
mengalami perubahan yaitu, wiraswasta 47,22%, Deli Serdang, Kota Lubuk Pakam adalah bervariasi
PNS 22,22%, petani buruh 12,5%, penggarap antara 4 hingga 61 kilometer.
pemilik 9,72%, pedagang 6,95% dan jasa 1,39%. Ibukota kecamatan yang paling jauh ke
Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui ibukota Kabupaten adalah Sibolangit dan STM Hulu
bahwa mata pencaharian pokok sebagai petani yakni 61 dan 51 kilometer Kabupaten Deli Serdang
(penggarap dan pemilik), petani (penyewa dan saat ini setelah melakukan banyak alih fungsi lahan
penggarap) dan buruh tani mengalami penurunan. menjadikan kabupaten ini memiliki kawasan
Kehidupan petani khususnya petani sawah industri terluas di Sumatera Utara dengan memiliki
selalu digambarkan dekat dengan kemiskinan. dua kecamatan yang menjadi kawasan industri
Pekerjaan petani sawah masih dianggap sebagai yakni Tanjung Merawa dan Percut Sei Tuan.
profesi yang tidak menjamin kesejahteraan hidup Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan terdiri
di masa depan, masih dianggap sebagai pekerjaan dari 18 desa dan 2 kelurahan, selain Desa Saintis
yang kurang bergengsi. Petani sawah menjadi dan Sampali tersebut yang sudah sejak lama
kelompok yang terpinggirkan dan terbelenggu menjadi kawasan industri, dalam 12 tahun terakhir
dalam kemiskinan, hal tersebut menjadi salah satu sejak 2005 Kecamatan Percut Sei Tuan mulai
faktor yang menyebabkan para petani tidak bangga mengembangkan kembali lahan industrinya ke
lagi bekerja sebagai petani sawah. wilayah desa lain, yaitu Desa Tanjung Selamat. Desa
Saat ini bahkan banyak petani sawah yang Tanjung Selamat merupakan wilayah terdekat yang
menjual lahan pertaniannya dan mengalihkan mata berbatasan langsung dengan Desa Saintis yang
pencahariannya. Salah satu daerah di Provinsi memiliki akses langsung menuju jalan tol yang
Sumatera Utara yang sektor pertanian sawahnya mempermudah para pengusaha atau untuk
mulai ditinggalkan yaitu Desa Tanjung Selamat mengembangkan usaha. Hal ini menjadikan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli wilayah atau lahan yang berada di Desa Tanjung
Serdang. Selamat terus mengalami alih fungsi bahkan
Berbagai permasalahan dalam sektor pergeseran dari lahan pertanian sawah menjadi
pertanian khususnya pada sektor pertanian sawah, pembangunan kawasan industri.
menyebabkan petani sawah di desa ini mulai Keadaan desa yang dekat dengan akses lalu
meninggalkan profesinya sebagai petani sawah dan lintas ke jalan tol maupun ke kawasan industri di
beralih ke profesi yang lain. desa lain membuat pemerintah kabupaten
Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu membuat kebijakan dengan membangun kawasan
Kabupaten yang dalam 12 (dua belas) tahun industri di wilayah ini. Wilayah ini juga

3
Ismi Andari, Agus Suriadi, & R. Hamdani Harahap, Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan

menawarkan akses yang begitu mudah untuk para yang telah dilakukan oleh peneliti, bahwa dalam
pemilik modal untuk membangun pabrik-pabrik di waktu sepuluh tahun terakhir seiring
desa ini. Dalam hal perkembangan fisik Desa perkembangan pembangunan industri di Indonesia
Tanjung Selamat mengalami banyak perubahan. yang menyebar ke seluruh perdesaan, desa ini
Data yang peneliti peroleh dari pra-observasi mengalami masuknya industri yang
langsung di lapangan bahwa dari segi infrastruktur pertumbuhannya sangat meningkat.
jalan terutama jalan lintas pabrik dalam Pada penelitian ini yang menjadi infoman
mengangkut barang mentah maupun barang jadi kunci adalah Kepala Desa Tanjung Selamat, karena
telah mengalami perbaikan dengan di aspal sampai kepala Desa Tanjung Selamat ini sudah menjabat
menyeluruh desa. selama dua priode dan merupakan penduduk asli
Kondisi-kondisi tersebut memperlihatkan desa. Pada informan biasa yang penulis
bahwa di Desa Tanjung Selamat mengalami banyak wawancarai dan observasi adalah masyarakat yang
perubahan, dari kondisi lama yang semula sebagai berada di Desa Tanjung Selamat lebih dari 15
desa dengan lahan pertanian yang luas dan tahun.
penduduk aslinya bermata pencaharian petani saat Data primer dikumpulkan melalui melalui
ini menjadi lahan kering yang berdiri berbagai observasi atau pengamatan secara langsung serta
bangunan industri sehingga membuat perubahan wawancara dengan para informan yang telah
yang signifikan terhadap mata pencaharian ditentukan. Data sekunder diperoleh melalui kajian
masyarakat desa. Berubahnya mata pencaharian pustaka, buku, serta jurnal.
yang disebabkan alih fungsi lahan menjadi penting
untuk diteliti karena perubahan orientasi kerja HASIL DAN PEMBAHASAN
pada masyarakat Desa Tanjung Selamat tidak Penelitian ini menekankan kepada
hanya dapat berdampak positif, tetapi juga perubahan yang ditimbulkan dari proses alih fungsi
berdampak negatif. lahan sawah menjadi lahan industri pabrik di Desa
Persoalan alih fungsi lahan tidak hanya Tanjung Selamat.
menjadi ancaman baik bagi petani, lingkungan fisik, Pada tahun 1968 sejak Desa Tanjung Selamat
ekonomi, maupun lingkungan sosial di tempat resmi menjadi sebuah desa sendiri dengan sistem
tersebut, tetapi alih fungsi lahan dapat pemerintahannya sendiri, desa ini merupakan desa
berpengaruh secara luas, mempengaruhi agraria yang separuh dari wilayahnya adalah
ketahanan pangan dan dapat menjadi masalah kawasan persawahan milik masyarakat yang jika
nasional. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti panen masyarakat tidak pernah membeli beras lagi
untuk melakukan penelitian tentang perubahan bahkan hasil panen desa ini dapat memenuhi
Mata Pencaharian dan Nilai Sosial Masyarakat kebutuhan beras desa lain. Kawasan industri baru
Pasca Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi dikembangkan pada awal tahun 1970-an.
Lahan Industri dalam Studi Kasus di Desa Tanjung
Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan studi Kasus. Penelitian ini dilakukan di
Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang.
Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah
dikarenakan desa ini merupakan desa yang pada
awalnya merupakan desa agraris di mana
masyarakatnya bermata pencaharian utama
sebagai petani, akan tetapi berdasarkan observasi

4
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (1) (2018): 1-8

Skema Kerangka Pembahasan

Mata Pencaharian

Perubahan
Sektor Pertanian Sawah Sektor Industri Pabrik
P
e
n
g
a
r
u
h

Nilai Sosial Budaya

Perubahan yang diakibatkan oleh akan tetapi berhasil menjadi pabrik besar dan
Perkembangan pembangunan industri seperti merekrut masyarakat sekitar menjadi karyawan.
gambaran skema diatas, menjelaskan bahwa Setelah PT.CML mengalami perkembangan yang
perkembangan industri di Desa Tanjung Selamat pesat dan memperluas lahan pabrik dengan
merupakan satu rangkaian program yang dibuat membeli lahan persawahan milik masyarakat
oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam dengan harga yang murah maka banyak
melakukan perluasan wilayah industri untuk berdatangan para pemilik modal untuk mendirikan
meningkatkan pendapatan daerah Deli Serdang. industri di desa ini.
Desa Tanjung Selamat yang berbatasan langsung Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
dengan Desa Saentis yang sudah lebih dahulu peneliti di Desa Tanjung Selamat saat ini sudah
menjadi bagian dari kawasan industri Kota Medan beroperasi pabrik sebanyak sembilan pabrik
memilih wilayah Desa Tanjung Selamat untuk dengan beragam hasil produksi dan dua pabrik
dijadikan perluasan lahan industrinya. yang sedang dibangun serta satu pusat
Tahun 1994 di Desa Tanjung Selamat mulai pergudangan (Cemara Trade Center). Berikut tabel
didirikan Industri Pabrik Kayu yang dikenal dengan daftar nama-nama pabrik yang telah beroperasi
PT. CML (Citra Mebelindo Lestari) yang merupakan dan sedang tahap pembangunan di Desa Tanjung
pabrik milik swasta perorangan bukan milik BUMN Selamat.
Tabel 4.9
Daftar Industri yang ada di Desa Tanjung Selamat
No. Nama Pabrik Hasil Produksi
1 PT. CML Mebel (Lemari, Kursi, Sofa, Tempat Tidur dll)
2 PT. YKC Mebel (Lemari, Kursi, Sofa, Tempat Tidur dll)
3 PT. JPEM Mebel (Lemari, Kursi, Sofa, Tempat Tidur dll)
4 PT. SPI Plastik dengan berbagai Jenis.
5 PT. MABAR Pupuk dan makanan ternak(pur)
6 Pabrik Kopi Pembutan Kopi
7 Pabrik Kaca Pembutan Kaca
8 Pabrik I-Chery Pembuatan HP
9 Pabrik Triplek Pembuatan Triplek
10 Cemara Trade Center Pusat pergudangan
Sumber: Data Statistik Desa Tanjung Selamat 2017

5
Ismi Andari, Agus Suriadi, & R. Hamdani Harahap, Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan

Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Desa perekonomian mereka jika harus menggantungkan
Tanjung Selamat hidup mereka dari lahan sawah atau dengan kata
Pengetahuan umum yang berkembang dalam lain para petani padi tersebut mengalami kesulitan
masyarakat mengatakan bahwa tidak ada dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
masyarakat yang stagnan. Masyarakat selalu Keadaan tersebut pada akhirnya mendorong
mengalami perkembangan dan perubahan kendati mereka untuk mencari alternatif mata pencaharian
pun hanya sedikit. Daya gerak perubahan lain yang dapat menopang kebutuhan ekonomi
masyarakat dapat berasal dari luar masyarakat mereka. Mereka menjual ladang sawah mereka
atau manusia, tapi juga dapat bersumber dari kepada pengusaha yang akan mendirikan pabrik,
dalam kesadaran berpikir manusia atau malah setelah berdirinya pabrik mereka merubah
sintesa antara keduanya. pekerjaan mereka menjadi buruh pabrik.
Pandangan seseorang terhadap suatu Terdapat faktor internal dan faktor eksternal
realitas mendasari seseorang untuk menentukan dan kombinasi dari kedua faktor tersebut yang
langkah kerja selanjutnya. Perubahan mata mempengaruhi masyarakat Desa Tanjung Selamat
pencaharian adalah salah satu contoh fenomena merubah mata pencahariannnya dari petani padi
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Mata menjadi buruh pabrik untuk memenuhi kebutuhan
pencaharian merupakan pekerjaan pokok yang ekonomi mereka sehari-hari.
dilakukan oleh masyarakat. Setiap individu dalam 1. Faktor Internal
masyarakat harus mempunyai pekerjaan pokok Faktor internal disini diartikan sebagai
untuk menopang kebutuhan ekonomi mereka. pengaruh yang berasal dari setiap individu dalam
Dalam perkembangannya mata pencaharian masyarakat yang menyebabkan mereka merubah
seseorang sering berubah, yang biasa disebut pekerjaannya. Dari pengamatan peneliti dan dari
perubahan mata pencaharian atau transformasi hasil wawancara langsung dengan para informan
pekerjaan. Perubahan mata pencaharian atau biasa dapat dilihat beberapa faktor internal yang
disebut transformasi pekerjaan dalam penelitian ini menyebabkan adanya perubahan mata pencaharian
dilihat dari unsur-unsur pokok yang dipaparkan pada masyarakat Desa Tanjung Selamat pasca alih
dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Unsur- fungsi lahan terjadi. Faktor-faktor tersebut antara
unsur pokok yang terdapat didalamnya adalah lain: a) Keinginan untuk mendapatkan penghasilan
pertama; transformasi pekerjaan biasanya ditandai yang lebih besar dalam upaya pemenuhan
dengan adanya perubahan orientasi masyarakat kebutuhan hidup sehari-hari; b) Keinginan untuk
mengenai mata pencaharian. memperbaiki taraf hidup keluarga; c) Keinginan
Transformasi pekerjaan biasa terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak
ada faktor-faktor internal (semisal minat, bakat, mereka dengan harapan ada perbaikan taraf hidup
dan kesempatan), eksternal (kondisi lingungan pada generasi penerus mereka.
sosial-ekologis) maupun kombinasi dari kedua 2. Faktor Eksternal
faktor tersebut yang mendorongnya. Adapun objek Faktor eksternal adalah pengaruh dari luar
yang dikaji dalam penelitian di Desa Tanjung seperti lingkungan sosial-ekologis yang
Selamat ini adalah: menyebabkan individu dalam masyarakat merubah
pekerjaanya. Beberapa faktor eksternal yang
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perubahan menyebabkan adanya perubahan mata pencaharian
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Tanjung pada masyarakat Desa Tanjung Selamat. Faktor-
Selamat dari Sektor Pertanian Sawah Menjadi faktor tersebut antara lain: a) Lingkungan sosial
Sektor Industri Pabrik berupa pengaruh yang berbentuk ajakan dari orang
Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei sekitar atau tetangga yang telah bekerja sebagai
Tuan tersebut pada mulanya mayoritas buruh pabrik dan memperoleh penghasilan yang
masyarakatnya bermata pencaharian sebagai rutin dan pasti; b) Lahan sawah yang semakin tidak
petani padi atau bergerak dalam bidang agraris ada berganti dengan pabrik-pabrik juga menjadi
sektor pertanian sawah. Namun dalam keadaan alasan lingkungan paling utama untuk berpindah
yang sulit seperti sekarang ini memberikan mata pencaharian; c) Gaji yang pasti dan dapat
dampak yang negatif terhadap kehidupan diterima dalam waktu cepat tidak nunggu sampai

6
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 4 (1) (2018): 1-8

berbulan; d) Naiknya biaya perawatan sawah masyarakat atau tetangga mereka yang mengalami
menjadi tinggi yang berakibat pada berkurangnya musibah.
keuntungan yang diperoleh bahkan bisa sampai 4. Nilai Pendidikan, penilaian akan
pada kerugian. pentingnya sebuah pendidikan bagi
masyarakat.
Perubahan Nilai Sosial di Masyarakat Desa Nilai ini didasari atas berubahnya orientasi
Tanjung Selamat Pasca Alih Fungsi Lahan masyarakat dalam menyekolahkan anak setelah
Sawah Menjadi Industri Pabrik peralihan lahan sawah ke lahan industri membawa
Nilai adalah suatu ide yang telah turun dampak positif. Yakni saat ini banyak ditemukan
temurun dianggap benar dan penting oleh anggota oleh peneliti di desa ini selama melakukan
kelompok masyarakat. Nilai senantiasa berperan wawnacara yang sedang bersekolah di perguruan
penting dalam kehidupan manusia. Pada setiap tinggi.
kebudayaan, biasanya terdapat nilai-nilai tertentu
yang mendominasi ide yang berkembang. SIMPULAN
Dominasi ide tertentu dalam masyarakat Proses perubahan mata pencaharian di Desa
akan membentuk dan mempengaruhi aturan- Tanjung Selamat dibagi atas tiga tahapan yakni:
aturan bertindak masyarakat (the roles of conducts) Pertama, adanya tawaran tinggi untuk harga lahan
dan aturan-aturan bertingkah (the roles of yang akan dijual oleh petani, maka petani menjual
behavior) yang secara bersama-sama menurut lahannya dan beralih untuk tidak menjadi petani
istilah para sosiolog, membentuk pola-pola kultural padi. Kedua, karena harga padi yang tidak pasti dan
(cultural pattern) (Niken, 2007). Perubahan Nilai pemeliharaan sawah yang membutuhkan biaya
sosial budaya dalam penelitian ini dilihat dari tinggi, sebagai petani padi mereka merasa
bentuk nilai sosial budaya yang mengikuti model pendapatan yang dihasilkan tidak dapat memenuhi
Spranger yang membagi nilai sosial budaya kebutuhan hidup mereka dengan baik. Ketiga,
menjadi 4 kelompok, berikut Bentuk nilai sosial tawaran bekerja dipabrik dengan gaji yang bisa
yang mengalami perubahan di Desa Tanjung diperoleh dalam waktu ayng cepat yakni mingguan.
Selamat: maka mereka memilih menjual lahan sawah
1. Nilai Rasionalitas mereka untuk dijadikan pabrik lalu sekarang
Nilai ini yang mendasari perbuatan bekerja sebagai buruh pabrik. Ada dua faktor
seseorang atau sekelompok orang atas penyebab perubahan mata pencaharian di Desa
pertimbangan akal pikiran (logika). Nilai Tanjung Selamat yakni faktor internal dan
rasionalitas disini Dijelaskan dengan ekstrenal. Untuk faktor penyebab internal adalah
adanya penemuan dan pembelajaran terhadap mat adanya keinginan untuk mendapatkan penghasilan
a pencaharian baru yaitu sebagai pekerja di pabrik yang lebih besar dalam upaya pemenuhan
yang sebelumnya pekerjaan mereka adalah petani kebutuhan hidup sehari-hari. Keinginan untuk
padi yang merupakan pekerjaan turun temurun memperbaiki taraf hidup keluarga. Keinginan
dulunya. untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak
2. Nilai Ekonomi mereka dengan harapan ada perbaikan taraf hidup
Nilai ini yang didasari oleh ada tidaknya pada generasi penerus mereka. Sedangkan faktor
keuntungan finansial dari perbuatannya. Usaha penyebab eksternal adalah Lingkungan fiisk yang
pemenuhan kebutuhan ekonomi inilah yang sudah berganti sawah menjadi pabrik menjadi
dijadikan dasar dalam perbuatan masyarakat Desa dasar utama, lalu lingkungan sosial berupa
Tanjung Selamat dalam merubah mata pencaharian pengaruh dari orang sekitar atau tetangga yang
dari sektor pertanian ke Sektor Industri pabrik. berhasil memperoleh gaji lumayan setelah bekerja
3. Nilai Solidaritas atau Gotong Royong tanpa di pabrik sehingga mengajak warga yang lain.
Memikirkan Keuntunganya Sendiri. Perubahan bentuk nilai sosial yang terjadi di Desa
Nilai ini yang mendasarinya adalah masih Tanjung Selamat adalah perubahan nilai
tingginya sikap tolong menolong dan rasa rasionalitas atau pola pikir yang mulai mengarah
kepedulian pada masyarakat Desa Tanjung kepada pemenuhan kebutuhan sekunder seperti
Selamat, khususnya ketika ada salah satu anak sekolah. Perubahan juga terjadi pada nilai

7
Ismi Andari, Agus Suriadi, & R. Hamdani Harahap, Analisis Perubahan Orientasi Mata Pencaharian dan

pendidikan dimana masyarakat memiliki Lauer, R.H. (2003). Perspektif tentang perubahan sosial.
pandangan yang berbeda dalam menyekolahkan Jakarta : Rineka Cipta.
anak setelah peralihan lahan sawah ke lahan Simarmata, R. (2009). Strategi Adaptasi Petani Jeruk
Pada Saat Pra Panen Raya dan saat Panen Raya.
industri membawa dampak positif. Yakni saat ini
Medan : Departemen Sosiologi FISIP USU.
banyak ditemukan oleh peneliti di desa ini selama
Soekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
melakukan wawnacara yang sedang bersekolah di Raja Grafido Persada.
perguruan tinggi. Sumaryanto, Syafa’at, N. Ariani, M. & Friyatno, S. (1995).
Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah ke
DAFTAR PUSTAKA Penggunaan Nonpertanian. Pusat Penelitian
Salim, A. (2002). Perubahan Sosial: Seketsa Teori Dan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor
Metodologi Kasus Di Indonesia. Yogyakarta: PT. Sunyoto, U. (2004). Pembangunan dan Pemberdayaan
Tiara Wacana. Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, B. (2001). Metode Penelitian Sosial, Format- Sutrisno, E. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
format kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Edisi pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media
Airlangga Universitas Perss. Group
Eriyanto. (2011). Analisis Isi, Pengantar Metodologi
Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi Dan Ilmu-Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media
Grup.

Anda mungkin juga menyukai