Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK KONVERSI LAHAN PERTANIAN MENJADI TAMBANG PASIR

TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT DI DESA/KELURAHAN


TOBIMEITA, KECAMATAN ABELI, KOTA KENDARI.

Oleh
Eros Slefin
Email : erosslefin@gmail.com
Pendidikan Geografi – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Universitas Halu Oleo

ASBTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya konversi lahan
pertanian menjadi tambang pasir dan dampaknya terhadap kondisi ekonomi masyarakat di
Desa/kelurahan tobimeita, Kecamatan Abeli, Kota kendari. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling pada penelitian
ini menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Sampel dalam penelitian ini
adalah warga masyarakat Desa/Kelurahan Tobimeita yang mengalihkan fungsi lahan
pertanian menjadi tambang pasir. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terjadinya konversi lahan pertanian menjadi tambang pasir disebabkan
oleh adanya faktor eksternal, Internal dan kebijakan. Faktor eksternal meliputi kondisi lahan,
dan permasalahan sektor pertanian. Faktor internal meliputi faktor kebutuhan dan perilaku
myopic.. Konversi lahan pertanian menjadi tambang pasir memberikan dampak terhadap
kondisi ekonomi masyarakat desa seperti, peningkatan lapangan pekerjaan, peningkatan
penghasilan, serta kepemilikan barang-barang berharga.

Kata Kunci : Konversi Lahan, Faktor Konversi Lahan, Dampak Ekonomi

A. PENDAHULUAN

Masyarakat desa indentik dengan kehidupan masyarakat di daerah


pertanian. Sektor pertanian pedesaan. Rahardjo (2014: 28)
memegang peranan penting bagi menjelaskan bahwa, desa
merupakan sebuah komunitas kecil sebab itu sektor pertanian memiliki
yang terikat pada lokalitas tertentu peranan penting terhadap kondisi
baik sebagai tempat tinggal sosial ekonomi masyarakat. Namun
menetap dan bergantung pada semakin meningkatnya taraf hidup
pertanian dalam pemenuhan dan kebutuhan ekonomi
kebutuhan hidupnya. Kehidupan masyarakat, tidak sedikit
petani di negara ini sering masyarakat desa yang kemudian
digambarkan dekat dengan mencari cara untuk meningkatkan
kemiskinan. Hasil sensus pertanian pendapatan ekonomi mereka
pada tahun 2013 di Jawa Tengah dengan cara yang lebih cepat
menunjukkan luas lahan pertanian termasuk menggunakan sumber
di jawa tengah sekitar 1 juta hektar. daya berupa lahan pertanian untuk
Jumlah rumah tangga petani dikonversi menjadi tambang pasir.
sebesar 4 juta keluarga. Petani Dahuri dan Nugroho (2004: 154-
sawah ratarata memiliki sawah 155) menerangkan bahwa alih
seluas 0,25 hektar. luas lahan dan fungsi lahan pertanian dapat
rumah tangga petani tidak berjalan secara sistematis dan
sebanding, akibatnya petani sporadis. Peralihan secara sporadis
menjadi tidak bisa mencukupi memuat karakteristik lebih
kebutuhan keluarganya (Prasetya, individual atau oleh sekelompok
2015 : 4). Profesi sebagai petani masyarakat sehingga luasan dari
sering dianggap masyarakat tidak peralihan tidak dapat diprediksi dan
bisa menjamin kesejahteraan hidup menyebar tidak terkonsolidasi. Hal
di masa depan. pekerjaan di sektor ini juga yang terjadi pada
pertanian dirasa kurang dapat masyarakat Desa/kelurahan, alih
dibanggakan oleh masyarakat dan fungsi lahan pertanian menjadi
kurang mendapat minat dari para tambang pasir dilakukan atas
generasi muda. Hal ini membuat kehendak pemilik lahan sendiri.
petani kemudian ingin beralih Hal ini juga dapat mengurangi
profesi dan menjual serta ketersediaan lapangan pekerjaan di
mengalihkan fungsi lahan pertanian sektor pertanian. Pengalihan fungsi
mereka. Utomo dkk (Hayati, 2016 : lahan pertanian menjadi tambang
3) mengungkapkan bahwa alih pasir dapat dengan mudah dan
fungsi lahan atau konversi lahan cepat mendatangkan keuntungan
merupakan perubahan fungsi bagi para petani, namun
sebagian atau keseluruhan luas dari pemanfaatan hasil keuntungan
pada lahan dari fungsinya semula yang kurang bijak dan penuh
menjadi fungsi lain yang perhitungan hanya akan membuat
memberikan dampak terhadap mereka mendapatkan keuntungan
lingkungan dan potensi daripada yang sesaat. Alih fungsi lahan
lahan itu sendiri. Konversi lahan pertanian menjadi tambang pasir di
disebabkan oleh beberapa faktor wilayah Desa/kelurahan tobimeita
yang secara garis besar meliputi telah memberikan dampak pada
keperluan untuk memenuhi kondisi ekonomi warga masyarakat
kebutuhan penduduk yang semakin sekitar. Hal ini dapat dilihat dari
meningkat jumlahnya dan tuntutan berbagai hal seperti bentuk rumah
akan mutu kehidupan yang lebih warga yang semakin bagus,
baik. Sebagian besar masyarakat kemampuan warga untuk
desa/kelurahan tobimeita bermata memenuhi kebutuhan sekunder dan
pencaharian sebagai petani. Oleh tersier seperti barang-barang
elektronik, motor dan mobil serta sporadis memuat karakteristik lebih
terbukanya lapangan pekerjaan di individual atau oleh sekelompok
sektor penambangan. Petani di masyarakat sehingga luasan dari
Desa/kelurahan tobimeita peralihan tidak dapat diprediksi dan
mengalihkan fungsi lahan menyebar tidak terkonsolidasi.
pertaniannya menjadi tambang Menurut lestari (Mointi, 2015: 6)
pasir disebabkan oleh suatu faktor proses terjadinya alih fungsi lahan
dan alasan tertentu. Selain itu, pertanian ke non pertanian
petani di Desa Tobimeita juga disebabkan oleh beberapa faktor.
memiliki tujuan tertentu dalam Ada tiga faktor yang menyebabkan
memilih mengalihkan fungsi lahan terjadinya alih fungsi lahan
pertaniannya menjadi tambang pertanian, yaitu :
pasir. Beralihnya lahan pertanian 1. Faktor Eksternal, yaitu faktor
menjadi tambang pasir juga yang berasal dari luar seperti
mempengaruhi aspek ekonomi adanya dinamika pertumbuhan
masyarakat. Atas dasar inilah perkotaan, demografi maupun
penulis tertarik mengambil judul ekonomi.
untuk penelitian yaitu “Dampak 2. Faktor internal, yaitu faktor
Konversi Lahan Pertanian Menjadi yang lebih melihat sisi yang
Tambang Pasir Terhadap Kondisi disebabkan oleh kondisi sosial
Ekonomi Masyarakat Di ekonomi rumah tangga pertanian
Desa/kelurahan tobimeita, pengguna lahan.
Kecamatan Abeli, Kota kendari”. 3. Faktor kebijakan, yaitu faktor
Hal ini untuk mengetahui faktor aspek regulasi yang dikeluarkan
penyebab dan dampak konversi pemerintah berkaitan dengan
lahan pertanian menjadi tambang perubahan fungsi lahan
pasir terhadap kondisi sekonomi pertanian. Kelemahan regulasi
masyarakat Desa Tobimeita. sering terkait dengan masalah
kekuatan hukum, sanksi
pelanggaran, dan akurasi objek
B. KAJIAN PUSTAKA lahan yang dilarang dikonversi.
Dahuri dan Nugroho (2004: 154- Terjadinya alih fungsi lahan
155) menerangkan bahwa alih pertanian ke nonpertanian
fungsi lahan merupakan sebuah membawa dampak, baik itu
mekanisme pertemuan antara dampak negatif maupun positif.
permintaan dan penawaran Hasil studi tentang alih fungsi
terhadap lahan sehingga lahan pertanian ke nonpertanian
menghasilkan sebuah kelembagaan yang dilakukan oleh Kinseng
lahan yang baru dengan sebuah dan Hidayati (2013),
karakteristik sistem produksi yang menunjukkan bahwa konversi
berbeda dari sebelumnya. Alih lahan pertanian telah
fungsi lahan pertanian dapat memberikan dampak terhadap
berjalan secara sistematis dan kondisi sosial ekonomi
sporadis. Peralihan lahan secara masyarakat petani seperti
sistematis dilakukan berdasarkan berkurangnya hasil sawah,
perencanaan dan keinginan publik penurunan pendapatan petani,
sehingga tingkat luasan lahan berkurangnya ketahanan pangan
peralihan akan terkendali, sesuai keluarga, berkurangnya peluang
perencanaan dan terkonsolidasi. kerja dalam pertanian, serta
Sedangkan peralihan secara sulitnya akses petani terhadap
lahan. Selain itu juga desa tidak hanya menjadi
memberikan dampak positif sumber ekonomi dan tempat
yaitu pembangunan perumahan tinggal, tetapi juga memiliki
yang bisa menunjukkan fungsi-fungsi sosial yang
perkembangan ekonomi memungkinkan mereka untuk
pedesaan. Menurut Arifin (2011: melakukan interaksi dan
6), proses terjadinya alih fungsi berkembang. Menyempitnya
lahan pertanian ke nonpertanian lahan dan masuknya ekonomi
pada masyarakat jawa pada uang ke pedesaan telah
umumya terjadi secara langsung membawa persoalan penting
dan tidak langsung, secara terkait dengan lahan itu. Karena
langsung artinya terjadi akibat sebagian lahan pertanian mereka
keputusan pemilik lahan terusik dan mengalami
pertanian itu sendiri untuk perubahan, baik kepemilikan,
mengalihkan fungsi lahannya luas maupun fungsinya,
dan secara tidak langsung yaitu kehidupan sosial juga akan
dikarenakan menurunnya terpengaruh seperti timbulnya
kualitas lahan pertanian. Ia juga masalah perubahan nilai- nilai
mengungkapkan bahwa alih kehidupan keluarga dan nilai-
fungsi lahan banyak disebabkan nilai kerja.
karena adanya praktik-praktik
tidak sehat yang mempermudah C. METODE PENELITIAN
ijin konversi lahan, dan adanya 1. Lokasi Penelitian
persepsi para petani tantang nilai Penelitian ini mengambil
ekonomis yang lebih lokasi di Desa/kelurahan
menguntungkan dari penjualan tobimeita, Kecamatan Abeli, Kota
lahan pertanian untuk Kendari. Banyak masyarakat desa
kepentingan industri atau yang mengkonversi lahan
nonpertanian lainnya. Rahardjo pertaniannya menjadi tambang
(2014: 136-137) pasir. Konversi lahan tersebut
mengungkapkan bahwa lahan disebabkan oleh suatu faktor dan
atau tanah pertanian memiliki peralihan tersebut juga berdampak
arti penting bagi masyarakat pada kehidupan masyarakat
desa. Hubungan antara manusia Desa/kelurahan Tobimeita,
dan tanah mencakup berbagai khususnya dalam bidang
bentuk dan sifat hubungan, ekonominya. Oleh karena alasan
meliputi penggunaan tanah, tersebut, penulis kemudian
pemilikan serta penguasaan memilih Desa/Kelurahan sebagai
tanah, termasuk luas sempitnya tempat penelitian
pengusaan tanah. Cara tanah 2. Waktu Penelitian Penelitian ini
dibagi dan digunakan oleh dilakukan pada akhir bulan
penduduk desa sangat Oktober 2022 sampai awal bulan
mempengaruhi kehidupan sosial September 2022
masyarakat desa tersebut. 3. Metode Penelitian
Hampir semua sistem sosial Desain penelitian yang digunakan
masyarakat dipengaruhi oleh dalam penelitian ini adalah
pola penggunaan lahan. deskriptif kualitatif. Menurut
Tjondronegoro dan Wiradi Moleong (2005: 6), Penelitian
(Shahab, 2013 : 36) menjelaskan kualitatif merupakan penelitian
bahwa lahan pada masyarakat yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang untuk saling bertukar informasi
dialami oleh subjek penelitian dan ide melalui tanya jawab,
seperti misal persepsi, motivasi, sehingga dapat
tindakan dan lain sebagainya 6. Teknik Pengambilan Sampel
secara holistik, dan dengan cara Teknik Sampling merupakan
deskripsi dalam bentuk kata-kata teknik pengambilan sampel.
dan bahasa, pada suatu konteks Dalam menentukan sampel dalam
khusus yang alamiah dan dengan penelitian, terdapat berbagai
memanfaatkan berbagai metode teknik sampling yang bisa
alamiah. digunakan (Sugiyono, 2015: 52).
4. Sumber Data Penelitian Lofland Penelitian ini menggunakan teknik
dan Lofland menjelaskan bahwa sampling yaitu purposive sampling
sumber data utama dalam sebuah dan snowball sampling. Purposive
penelitian kualitatif adalah kata- sampling merupakan teknik
kata, dan tindakan, serta data pengambilan sampel sumber data
tambahan seperti dokumen dan dengan pertimbangan tertentu
lain sebagainya (Moleong, (Sugiyono, 2015 : 4). Snowball
2005:157). Untuk itu penelitian ini sampling merupakan metode
menggunakan sumber data berupa pengumpulan sampel dengan cara
(a). Kata-kata dan tindakan yang bergulir dari satu informan ke
diperoleh dengan cara melakukan informan lainnya.
wawancara dan pengamatan, 7. Teknik Analisis Data Teknik
(b) Sumber tertulis berupa buku- analisis data yang digunakan
buku, dokumen arsip desa, jurnal dalam penelitian ini adalah model
serta sumber internet yang relevan analisis interaktif yang diajukan
dengan penelitian ini. oleh Miles dan Huberman. Model
analisis interaktif memiliki empat
(c) Dokumentasi yaitu data foto komponen yang merupakan siklus
sebagai data sekunder dan data dari proses penelitian, yaitu
pendukung setelah observasi dan pengumpulan data, reduksi data,
wawancara. penyajian data dan penarikan
5. Teknik Pengumpulan Data kesimpulan (Idrus, 2009 : 148).
a. Pengamata (Observasi)
Marshall menyatakan bahwa D. PEMBAHASAN
melalui observasi, peneliti dapat 1. Faktor Penyebab Konversi
belajar mengenai perilaku dan Lahan
makna dari perilaku tersebut. Pertanian Menjadi
Spradley menjelaskan bahwa Tambang Pasir Konversi lahan
objek penelitian dalam merupakan fenomena yang
penelitian kualitatif yang sering terjadi di berbagai
diobservasi dinamakan situasi wilayah terutama di daerah
sosial, yang terdiri dari tiga pedesaan. Masing-masing
komponen yaitu tempat, pelaku, fenomena konversi lahan
dan aktivitas aktor dalamsituasi memiliki faktor dan motif
yang sedang berlangsung tertentu yang melatar
(Sugiyono, 2015:64). belakanginya. Menurut lestari
b. Wawancara (Interview). (Mointi, 2015 : 6) proses alih
Esterberg menjelaskan bahwa fungsi lahan pertanian ke
wawancara merupakan nonpertanian disebabkan karena
pertemuan antara dua orang adanya tiga faktor, meliputi
faktor eksternal yang berasal sulitnya akses terhadap lahan
dari luar seperti pertumbuhan pertanian. Kondisi seperti ini
perkotaan, demografi maupun kemudian membuat petani
ekonomi, faktor internal memutuskan untuk
berkaitan dengan sisi sosial mengkonversi lahan pertanian
ekonomi pemilik lahan, dan mereka menjadi tambang pasir
faktor kebijakan yaitu terkait 2) Permasalahan Sektor Pertanian
regulasi yang dikeluarkan Arifin (2011 : 6), menjelaskan
pemerintah. Secara keseluruhan bahwa proses alih fungsi lahan
faktor penyebab terjadinya alih pertanian ke nonpertanian pada
fungsi lahan pertanian menjadi umunya terjadi secara
tambang pasir di Desa Keningar langsung dan tidak langsung.
juga disebabkan oleh adanya Secara tidak langsung yaitu
faktor eksternal, faktor internal dikarenakan menurunnya
dan faktor kebijakan. kualitas lahan pertanian akibat
a. Faktor Eksternal Ada 2 faktor berbagai permasalahan dalam
eksternal yang melatarbelakangi sektor pertanian. Ada berbagai
terjadinya alih fungsi lahan permasalahan sektor pertanian
pertanian menjadi tambang pasir yang dirasakan warga
di Desa Tobimeita . masyarakat Desa Tobimeita,
1) Kondisi Lahan Hasil penelitian antara lain sistem pengairan
Dinaryanti (2014), yang tidak menentu karena
menunjukkan bahwa proses pengairan dilakukan dengan
konversi lahan secara sistem tadah hujan, lahan yang
signifikan dipengaruhi oleh hanya bisa ditanami berbagai
faktor kondisi lahan. Kondisi jenis tanaman tertentu saja
lahan ini meliputi lokasi lahan, yang dirasa kurang variatif dan
luas lahan, produktivitas lahan menguntungkan serta adanya
dan penghasilan dari lahan ancaman dari hewan liar
yang dimiliki petani atas lahan berupa monyet yang berhabitat
pertaniannya. Kondisi lahan di hutan Taman) Jurnal
yang dimaksud disini adalah pendidikan sosiologi /10
kondisi lahan pertanian Gunung Merapi, dan semakin
masyarakat Desa Keningar menurunnya kuantitas dan
yang lokasinya berada di kualitas dari lahan pertanian.
sekitar area penambangan. Hal Berbagai permasalahan
ini dikarenakan ketika salah pertanian tersebut telah
satu lahan pertanian dialihkan mendorong petani untuk
menjadi tambang pasir, akan kemudian mengalihkan lahan
memberikan dampak terhadap pertaniannya menjadi tambang
lahan pertanian yang berada di pasir
sebelahnya. Dampak tersebut
seperti tanah menjadi rawan b. Faktor Internal
longsor, putusnya saluran air, 1) Faktor Kebutuhan
semakin menurunnya Hasil penelitian yang dilakukan
permukaan air tanah, menunjukkan bahwa terjadinya
kurangnya daerah resapan air, konversi lahan pertanian
hilangnya lapisan tanah yang dikarenakan adanya faktor internal
kaya hara, dan hilangnya berupa kebutuhan ekonomi yang
habitat spesies tertentu serta mendesak dan keinginan untuk
merubah nasib. Berdasarkan hasil akhirnya tandus sehingga tidak
observasi dan wawancara dengan bisa untuk ditanami tanaman
informan, alih fungsi lahan pertanian lagi, matinya mata air,
pertanian menjadi tambang pasir munculya konflik sosial,
di Desa Tobimeita juga perubahan gaya hidup dan dampak
dilatarbelakangi oleh adanya panjang lainnya.
faktor internal berupa kebutuhan.
Berbagai kebutuhan tersebut
berkaitan dengan sesuatu yang 2. Dampak Konversi Lahan
diinginkan pemilik lahan. Pemilik Pertanian Menjadi Tambang
lahan pertanian mengkonversi Pasir
lahan pertanian mereka untuk Berdasarkan hasil observasi
memenuhi keinginan yang hendak dan wawancara terhadap warga
ia capai seperti untuk membeli masyarakat Desa/Kelurahan
sepeda motor, barang-barang Tobimeita, terjadinya konversi
elektronik, dan memperbaiki lahan pertanian menjadi
rumah, dan lain sebagainya. tambang pasir telah
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memberikan dampak terhadap
umumnya membutuhkan dana kondisi ekonomi seperti
yang tidak sedikit. Pendapatan dari a. Peningkatan Lapangan
pertanian dirasa masyarakat tidak Pekerjaan
mencukupi dan terlalu lama untuk Hasil penelitian Hayati
menghasilkan keuntungan. Oleh (2016), mengungkapkan
sebab itu, kemudahan untuk bahwa terjadinya konversi
mendapatkan uang dan harga lahan pertanian telah
kontrak yang cukup tinggi memberikan dampak positif
terhadap lahan pertanian yang dan negatif. Dampak positif
dijadikan tambang pasir, telah yang dirasakan masyarakat
menjadi pendorong petani untuk yaitu munculnya lapangan
mengkonversi lahan pertaniannya pekerjaan baru yang dapat
guna memenuhi kebutuhannya membantu masyarakat yang
tersebut. tidak bekerja agar dapat
2) Adanya Perilaku Myopic memiliki pekerjaan. Konversi
Winoto (Kingseng & Hidayati, lahan pertanian menjadi
2013) menjelaskan bahwa salah tambang pasir di Desa
satu faktor yang mempengaruhi Keningar juga telah
konversi lahan yaitu perilaku memberikan dampak nyata
myopic yaitu keinginan mencari terhadap mata pencaharian
keuntungan jangka pendek tanpa masyarakat. Hadirnya sektor
memperhatikan jangka panjang. penambangan pasir di desa
Hal yang sama terjadi pada telah membuka lapangan
masyarakat Desa/Kelurahan. pekerjaan baru bagi
Tindakan masyarakat dalam masyarakat sekitar dan dapat
melakukan konversi lahan menambah pekerjaan
pertanian menjadi tambang pasir sampingan bagi sebagian
juga dikarenakan ingin mendapat petani. Namun, hadirnya
keuntungan yang sesaat saja tanpa lapangan pekerjaan di sektor
memperhatikan kepentingan penambangan juga dibarengi
jangka panjang dari dampak dengan semakin berkurangnya
konversi lahan seperti lahan yang
pekerja buruh tani di sektor disebabkan oleh adanya dua faktor.
pertanian. Pertama, faktor eksternal yang
meliputi kondisi lahan, dan
b. Peningkatan Penghasilan permasalahan sektor pertanian.
Arifin (2011: 7), Kedua, faktor internal yang
mengungkapkan bahwa meliputi faktor kebutuhan dan
konversi lahan pertanian perilaku myopic.
dapat memberikan dampak 2. Terjadinya konversi lahan
positif apabila dana hasil pertanian menjadi tambang pasir
konversi lahan tersebut oleh telah memberikan dampak
petani digunakan untuk ekonomi kepada masyarakat
membeli lahan sawah Desa/Kelurahan seperti
pertanian yang lebih peningkatan lapangan pekerjaan,
produktif dan lebih luas peningkatan penghasilan, serta
dengan harga yang lebih kepemilikan barang-barang
murah di lokasi lainnya, berharga.
sehingga akan membawa
dampak peningkatan jumlah F. DAFTAR PUSTAKA
panen atau pendapatan dari Arifin. (2011). Ketika Masyarakat
sektor produksi pertanian. Desa Berubah (Prepektif Teoritis
Hal ini juga yang terjadi dan Analisis Dampak Alih Fungsi
pada masyarakat Desa Lahan Pertanian untuk
Keningar, konversi lahan Perumahan). Yogyakarta:
berdampak pada STPNPress
peningkatan penghasilan.
Peningkatan penghasilan ini Dahuri. R. & Nugroho. I. (2004).
terjadi pada beberapa petani Pengembangan Wilayah Perspektif
pemilik lahan yang Ekonomi, Sosial dan Lingkungan.
kemudian memiliki inisiatif Jakarta: LP3ES
untuk memanfaatkan
keuntungan dari hasil alih Dinaryanti, N. (2014). Faktor-
fungsi lahan guna membeli Faktor Yang Mempengaruhi Alih
lahan pertanian di daerah Fungsi Lahan Pertanian Di Daerah
lain yang lebih produktif. Sepanjang Irigasi Bendung Colo
Sebagian buruh tani juga Kabupaten Sukoharjo. Skripsi.
dapat memiliki pekerjaan Tidak Diterbitkan. Universitas
sampingan di penambangan Diponegroro.
yang kemudian berdampak
pada peningkatan Hayati, L. (2016). Dampak Sosial
penghasilan mereka. Konversi Lahan Pertanian (Studi
Kasus Kelurahan Kubu Gulai
Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan Kota Bukittinggi). Jurnal
E. KESIMPULAN online mahasiswa (JOM) bidang
Berdasarkan hasil penelitian dan ilmu sosial dan ilmu politik. 3 (1) :
pembahasan yang telah diuraikan 1-15.
dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut : Mointi, N. (2015). Alih Fungsi
1. Terjadinya konversi lahan Lahan Pertanian (Studi Kasus Alih
pertanian menjadi tambang pasir Fungsi lahan pertanian menjadi
lahan pertambangan di Desa Sugiyono. (2015). Memahami
Balayo Kecamatan Patilanggio Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kabupaen Pohuwato). Skripsi S1. Alfabeta
Tidak Diterbitkan. Universitas
Negeri Gorontalo. Wuriani, S. & Uchyani, R. (2012).
Tren Alih Fungsi Lahan Pertanian
Moleong, L. J. (2014). Metodologi di Kabupaten Klaten. Jurnal
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Agribisnis. 8 (2) : 51-182.
Bandung : Remaja Rosdakarya

Munir, M. (2008). Pengaruh


Konversi Lahan Pertanian
Terhadap Tingkat Kesejahteraan
Rumahtangga Petani. Skripsi S1.
Tidak Diterbitkan. Institut
Pertanian Bogor.

Prasetya, D. (2015). Dampak Alih


Fungsi Lahan Dari Sawah Ke
Tambak Terhadap Mata
Pencaharian Masyarakat Desa
(studi kasus di Desa Cebolek Kidul
Kecamatan Margoyoso Kabupaten
Pati). Skripsi S1. Tidak
Diterbitkan. Universitas Negeri
Semarang.

Rahardjo. (2014). Pengantar


Sosiologi Pedesaan dan Pertanian.
Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Ranjabar, J. (2008). Perubahan


Sosial Dalam Teori Makro.
Bandung : Alfabeta

Ritzer, G. & Goodman, D.J. (eds).


(2014). Teori Sosiologi: dari teori
sosiologi klasik sampai
perkembangan mutakhir teori
sosial postmodern. Bantul: Kreasi
Wacana

Shahab, K. (2013). Sosiologi


Pedesaan. Yogyakarta : Ar-ruzz
Media

Anda mungkin juga menyukai