Anda di halaman 1dari 16

KEGIATAN BELAJAR

KONVERSI LAHAN PERTANIAN MENJADI INDUSTRI DAN


PEMUKIMAN
Pada kegiatan belajar ini kalian akan mempelajari Konversi Lahan Pertanian menjadi Industri dan
Pemukiman. Sebelum mempelajari lebih lanjut tentang materi tersebut, bacalah tujuan pembelajaran
terlebih dahulu agar kalian dapat mengetahui tujuan pembelajaran yang harus kalian capai.

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar ini yaitu :

1. Menyimpulkan pengertian konversi lahan pertanian


2. Menganalisis bentuk-bentuk konversi lahan pertanian
3. Menganalisis faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pertanian dan
pemukiman dari aspek ekonomi
4. Menganalisis pengaruh perubahan Indonesia dan interaksi antar Negara ASEAN akibat konversi
lahan terhadap kehidupan ekonomi, sosial- budaya dan politik dengan baik

B. Materi Pokok

1. Pengertian konversi lahan pertanian


2. Bentuk-bentuk konversi lahan pertanian
3. Faktor pendorong alih fungsi lahan pertanian dalam aspek ekonomi
4. pengaruh perubahan Indonesia dan interaksi antar Negara ASEAN akibat konversi lahan terhadap
kehidupan ekonomi, sosial- budaya dan politik
C. Peta Konsep

Konversi
Lahan
Pertanian

Faktor
Pengertian Bentuk Pendorong
Konversi lahan

Lahan Pengaruh
Lahan Industri
Pemukiman Konversi lahan
D. Uraian Materi

1. Pengertian Konversi Lahan Pertanian

Pengalihan fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi
sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi
lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Konversi
lahan dapat diartikan sebagai perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya
semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif (masalah)
terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri (Utomo dkk, 1992) dalam Lestari, Tri.2009
(kolokiumkpmipb.wordpress.com)
Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk
serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi,
namun pada kenyataannya konversi lahan menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang
masih produktif. Lahan pertanian dapat memberikan manfaat baik dari segi ekonomi, sosial maupun
lingkungan. Oleh karena itu, semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi akan mempengaruhi
segi ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut. Jika fenomena konversi lahan pertanian ke non-pertanian
terus terjadi secara tak terkendali, maka hal ini akan menjadi ancaman tidak hanya bagi petani dan
lingkungan, tetapi hal ini bisa menjadi masalah nasional.
2. Bentuk-bentuk alih fungsi (konversi) lahan sebagai bentuk pemanfaatan lahan

Pernakah kalian mendengar Singapura melakukan reklamasi untuk


memperluas daratan? Reklamasi adalah alih fungsi lahan pantai menjadi daratan.
Reklamasi tersebut disebut salah satu bentuk alih fungsi lahan yang disebut dengan
kenversi lahan. Biasanya, mengubah area pertanian menjadi area dengan kegunaan
lain, misalnya pemukiman atau industri. Konversi lahan mejadi fenomena yang sering
dijumpai di Negara-negara ASEAN.
Konversi lahan pertanian sering tejadi di Negara-negara ASEAN dengan laju
pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam,
Laos, Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah peinggiran kota
ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti
didekat pasar. Kenversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak
lahan telah dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi.
Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
A. Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri
Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di Negara-negara yang sedang
dalam proses berkembang, seperti Negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi
lahan industri banyak terjadi di pinggiran kota. Biasanya, pemilik perusahaan ini berpengaruh
terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
1. Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. sebagian lahan strategis tersebut
merupakan lahan pertanian.
2. Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
3. Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah
4. Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.
5. Faktor sosial dan budaya hukum waris. Kenversi lahan pertanian menjadi industri
mengakibatkan pertanian " Terusir " dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya, petani di
pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak betahan.
kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai
uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian
uang hasil penjualan lahan petanian.
Penggunaan lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa negara
Industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah di bangun berada di lahan yang
tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian. Berbagai masalah timbul
akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri antara lain :
1. Lahan pertanian berkurang, yang membuat produksi pangan dan pertanian menurun.
2. Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah tau
polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
3. Konversi lahan itu menular, yagn mengancam ketersediaan lahan petanian.
B. Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pemukiman
Pemukiman menjadi kebutuhan pokok manusia. Semakin banyak jumlah manusia, area
pemukiman yang dibutuhkan juga akan semakin luas. kondisi ini juga terjadi Negara-negara
anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi pemukiman marak dilakukan di Negara-
Negara ASEAN.
3. Faktor Pendorong terjadinya alih fungsi lahan
Sejak dahulu, jumlah lahan pertanian Indonesia sendiri cenderung menurun dari tahun ke
tahun akibat adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian. Alih fungsi atau konversi lahan
didefinisikan sebagai berubahnya fungsi awal lahan menjadi fungsi lainnya baik dari sebagian
maupun keseluruhan lahan akibat adanya faktor-faktor tertentu.
Berikut adalah faktor-faktor pendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian :
a. Pertumbuhan penduduk yang pesat
Dengan jumlah daratan yang tetap, namun jumlah penduduk yang terus meningkat, tentu
dapat menyebabkan berbagai dampak bagi lingkungan tempat tinggal mereka. Salah satunya yakni
adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian guna memenuhi berbagai
kebutuhan hidup yang juga meningkat.
b. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk permukiman
Adanya pertumbuhan demografi tentu saja juga menuntut kebutuhan-kebutuhan dasar
termasuk tempat tinggal. Ketika lahan di daerah permukiman sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan
yang diminta, maka konversi lahan pertanian menjadi kawasan rumah menjadi pilihan sebagai
salah satu solusi permasalahan tersebut.
c. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian
Untuk mengolah sawah atau lahan pertanian dari lapisan tanah agar mendapatkan hasil
yang optimal tentu saja membutuhkan modal yang tidak sedikit, belum lagi jika barang-barang
pertanian tersebut mengalami kenaikan seperti pada saat naiknya harga bahan bakar minyak,
maka harganya bisa melambung menjadi dua kali lipat. Kenaikan harga pupuk, benih pertanian,
biaya irigasi, hingga harga sewa tenaga petani membuat para pemilik sawah mempertimbangkan
untuk menjual sawah mereka atau mengalihkan fungsi lahan menjadi bangunan atau tempat
wirausaha.
d. Menurunnya harga jual produk-produk pertanian
Selain membutuhkan modal yang lumayan, para petani juga harus siap menerima resiko
lain, yakni hasil panen yang tidak baik atau bahkan gagal panen. Dimana harga jual produk
pertaniannya menjadi sangat rendah atau malah tidak laku di pasaran. Jika hal ini terjadi maka
petani akan menderita kerugian yang tidak sedikit pula. Tantangan lain ialah adanya penurunan
harga hasil pertaniannya karena faktor-faktor tertentu.
e. Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanian
Anggapan masyarakat, khususnya para generasi muda mengenai sektor pertanian masih
belum sepopuler bidang-bidang usaha yang lain. Para pemuda misalnya, ketika ditanya mengenai
cita-cita mereka, maka hampir bisa dipastikan akan menyebutkan berbagai profesi lain selain
menjadi petani. Meski tidak sedikit juga masyarakat yang telah menjadi petani sukses, namun
profesi petani saat ini memang masih sering dianggap sebagai profesi yang berada pada kelas
menengah ke bawah, sehingga cenderung dihindari oleh para generasi muda. Dan sebagai
akibatnya, para orang tua yang mempunyai sawah atau lahan pertanian akan menjual lahannya
kepada orang lain. Sedangkan bagi mereka yang mewariskan kepada anaknya yang tidak berminat
mengelola sawah, maka besar kemungkinan lahan tersebut akan mengalami alih fungsi.
f. Pergantian ke sektor yang dianggap lebih menjanjikan
Seiring berkembangnya pengetahuan, teknologi, serta bertambahnya wawasan para
pemilik lahan pertanian, maka tidak sedikit dari mereka yang sengaja mengalihkan fungsi lahan
pertanian ke sektor usaha lain. Dengan harapan perekonomian dapat semakin meningkat, mereka
mulai mendirikan tempat-tempat industri, peternakan, serta tempat usaha lain di atas lahan
pertaniannya.
g. Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi lahan
Yakni ketidaktegasan peraturan pemerintah maupun pejabat mengenai pengendalian
fungsi lahan. Ketidaktegasan tersebut diantaranya meliputi kekuatan hukum, ketegasan penegak
hukum, dan sanksi pelanggaran.

4. Pengaruh konversi lahan terhadap terhadap perubahan ruang dan interaksi antarruang
Konversi lahan identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat
dicegah karena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah konversi lahan
bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, konversi lahan pertanian
harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita harus mengawasi konversi lahan yang terjadi, jangan
sampai mengganggu keseimbangan alam, ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagai warga
negara
Berikut beberapa pengaruh alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri dan pemukiman :
1. Berkurangnya lahan pertanian
Dengan adanya alih fungsi lahan menjadi non-pertanian, maka otomatis lahan pertanian
menjadi semakin berkurang. Hal ini tentu saja memberi dampak negatif ke berbagai bidang baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Menurunnya produksi pangan nasional
Akibat lahan pertanian yang semakin sedikit, maka hasil produksi juga akan terganggu.
Dalam skala besar, stabilitas pangan nasional juga akan sulit tercapai. Mengingat jumlah penduduk
yang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga kebutuhan pangan juga bertambah, namun lahan
pertanian justru semakin berkurang.
3. Mengancam keseimbangan ekosistem
Dengan berbagai keanekaragaman populasi di dalamnya, sawah atau lahan-lahan
pertanian lainnya merupakan ekosistem alami bagi beberapa binatang. Sehingga jika lahan
tersebut mengalami perubahan fungsi, binatang-binatang tersebut akan kehilangan tempat tinggal
dan bisa mengganggu ke permukiman warga. Selain itu, adanya lahan pertanian juga membuat air
hujan termanfaatkan dengan baik sehingga mengurangi resiko penyebab banjir saat musim
penghujan.
4. Sarana prasarana pertanian menjadi tidak terpakai
Untuk membantu peningkatan produk pertanian, pemerintah telah menganggarkan biaya
untuk membangun sarana dan prasarana pertanian. Dalam sistem pengairan misalnya, akan
banyak kita jumpai proyek-proyek berbagai jenis jenis irigasi dari pemerintah, mulai dari
membangun bendungan, membangun drainase, serta infrastruktur lain yang ditujukan untuk
pertanian. Sehingga jika lahan pertanian tersebut beralih fungsi, maka sarana dan prasarana
tersebut menjadi tidak terpakai lagi.
5. Banyak buruh tani kehilangan pekerjaan
Buruh tani adalah orang-orang yang tidak mempunyai lahan pertanian melainkan
menawarkan tenaga mereka untuk mengolah lahan orang lain yang butuh tenaga. Sehingga jika
lahan pertanian beralih fungsi dan menjadi semakin sedikit, maka buruh-buruh tani tersebut
terancam akan kehilangan mata pencaharian mereka.
6. Harga pangan semakin mahal
Ketika produksi hasil pertanian semakin menurun, tentu saja bahan-bahan pangan di
pasaran akan semakin sulit dijumpai. Hal ini tentu saja akan dimanfaatkan sebaik mungkin bagi
para produsen maupun pedagang untuk memperoleh keuntungan besar. Maka tidak heran jika
kemudian harga-harga pangan tersebut menjadi mahal
7. Tingginya angka urbanisasi
Sebagian besar kawasan pertanian terletak di daerah pedesaan. Sehingga ketika terjadi
alih fungsi lahan pertanian yang mengakibatkan lapangan pekerjaan bagi sebagian orang tertutup,
maka yang terjadi selanjutnya adalah angka urbanisasi meningkat. Orang-orang dari desa akan
berbondong-bondong pergi ke kota dengan harapan mendapat pekerjaan yang lebih layak. Padahal
bisa jadi setelah sampai di kota keadaan mereka tidak berubah karena persaingan semakin ketat.
E. Rangkuman

1. Konversi lahan pertanian adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari
fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif
(masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri
2. Bentuk konversi lahan pertanian ada yang berubah menjadi lahan industri dan yang berubah
menjadi lahan pemukiman.
3. Faktor pendorong adanya konversi lahan pertanian adalah :
a. Pertumbuhan penduduk yang pesat
b. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk permukiman
c. Tingginya biaya penyelenggaraan pertanian
d. Menurunnya harga jual produk-produk pertanian
e. Kurangnya minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanian
f. Pergantian ke sektor yang dianggap lebih menjanjikan
g. Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi lahan
3. Pengaruh konversi lahan pertanian adalah :
1. Berkurangnya lahan pertanian
2. Menurunnya produksi pangan nasional
3. Mengancam keseimbangan ekosistem
4. Sarana prasarana pertanian menjadi tidak terpakai
5. Banyak buruh tani kehilangan pekerjaan
6. Harga pangan semakin mahal
7. Tingginya angka urbanisasi
F. Tes Formatif

Soal berikut ini merupakan soal evaluasi kegiatan belajar terkait materi Konversi lahan pertanian menjadi
lahan pemukiman dan industry. Tes formatif terdiri dari soal pilihan ganda dan essai.Soal pilihan ganda ada
5 dan dalam soal pilihan ganda, pilihlah salah satu jawaban yang paling benar menurut kalian. Sedangkan
soal essai ada 2 soal kerjakan dengan benar dan jelas. Tes formatif ini harus dikerjakan sendiri tanpa
melihat kunci jawaban. Selamat mengerjakan!

1. Perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi semula menjadi fungsi yang lain dan
memengaruhi lingkungan dan potensi lahan itu sendiri disebut . . .
A. Pergantian lahan B. Penggunaan tanah C. Konversi lahan D. Konversi tanah
2. Perhatikan cuplikan berita di bawah ini!
Lahan pertanian di Rancaekek, Jawa Barat, banyak rusak parah karena ulah pabrik yang
membuang limbah sembarangan. Warga menderita karena kualitas padi buruk, harga jatuh dan kesulitan
mendapatkan air bersih. Di tengah kesulitan warga ini, pemerintah daerah bukan mencari solusi
memperbaiki lingkungan malah menilai sawah tak produktif maka lebih baik menjadikan kawasan industri.
Hal ini seperti dilontarkan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, beberapa waktu lalu. Dia berwacana
membuat kawasan industri di Rancaekek, Bandung Timur. Dedi mengatakan, lahan pertanian Rancaekek
sudah kritis dan tak produktif.
Para petani Rancaekek pun protes dengan rencana itu, terlebih kerusakan lahan pertanian selama
ini dampak industri yang ada. Nandang Supriyatna, warga Dusun Nyalindung, Desa Linggar Rancaekek
mengatakan, sebaiknya pemerintah fokus mengatasi pencemaran limbah tekstil daripada mewacanakan
pembangunan kawasan industri baru.
(https://www.mongabay.co.id/2015/04/14/sawah-tercemar-limbah-pabrik-beginilah-nasib-petani-
rancaekek/)

Dampak negatif konversi lahan pertanian menjadi industri di Rancaekek, Bandung Barat adalah
….
A. jumlah pendapatan desa menurun
B. jumlah penduduk miskin bertambah
C. jumlah konversi lahan pertanian meningkat
D. terjadi pencemaran tanah akibat limbah pabrik

3. Perhatikan cuplikan berita di bawah ini!

RIBUNJATIM.COM, MALANG - Dengan luas wilayah yang tetap, yakni 252,1 kilometer
Berdasarkanpersegi (km2),
cuplikan beritapenduduk Kota penyebab
diatas, faktor Malang dalam lima tahun
alih fungsi lahanterakhir bertambah
pertanian 50.116
menjadi pemukiman
adalah .... orang. Jumlah warga pada 2012 hanya 845.271 orang. Lima tahun berikutnya, jumlah itu
membengkak menjadi 895.387 orang.
A. Luas lahan pertanian tidak sebanding dengan jumlah penduduk
B. Angka pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
C. Banyak nya orang yang migrasi ke Kota Malang
D. Angka kelahiran meningkat di Kota Malang

4. Perhatikan cuplikan berita di bawah ini!

Lahan pertanian produktif di Kota Malang, Jawa Timur dari tahun ke tahun terus
menyusut karena tergerus oleh kawasan industri dan perumahan. Kepala Dinas Pertanian
Kota Malang Niniek Suryantini, Sabtu (19/2) mengatakan penyusutan ini rata-rata mencapai
5-6 persen per tahun.“Rata-rata penyusutannya sekitar 70 hektare sampai 80 hektare per
tahun atau mencapai 5-6 persen. Pada 2009 lahan pertanian yang tersisa tidak lebih dari
1.400 hektare,” ujar Niniek menambahkan.
Untuk memastikan luasan lahan pertanian saat ini, katanya, pihaknya akan
melakukan survei bersama Badan Pusat statistik (BPS) Kota Malang yang sekaligus sebagai
kalendar dua tahunan. Ia mengakui, perkembangan Kota Malang dalam beberapa tahun
terakhir ini sangat pesat, terutama untuk industri dan hunian (perumahan).
http://bappeda.jatimprov.go.id/2011/02/20/lahan-pertanian-di-kota-malang-makin-
menyusut/

Masalah yang terjadi akibat adanya konversi lahan sesuai dengan bacaan di atas adalah ….

A. Menyusutnya lahan pertanian karena pesatnya perkembangan Kota Malang


B. Pada tahun 2011 lahan pertanian tidak lebih 1.400 hektar di Kota Malang
C. Penyusutan lahan produktif rata-rata perbulan 5-6 persen di Kota Malang
D. Lahan tidak produktif menyusut karena tergerus oleh kawasan industri
5. Pembangunan pabrik untuk proses produksi dan industri pastinya memerlukan lahan, Oleh sebab
itu lahan pertanian menjadi rawan terkena konversi lahan. Biasanya alasan menggunakan lahan
pertanian untuk industri karena ... .
A. Industri dibangun dekat dengan bahan baku tambang.
B. Tenaga kerja profesional murah dan mudah didapatkan.
C. Harga lahan pertanian lebih murah daripada lahan terbangun.
D. Pembangunan industri lebih memilih wilayah pedesaan yang sejuk.

Soal Essay
1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jelaskan dampak negatif sesuai gambar di atas adalah ?

2. Perhatikan Data Berikut!

Jelaskan bagaimana langkah yang bisa dilakukan pemerintah agar lahan sawah di Indonesia tidak
terus berkurang?

G. Petunjuk Penilaian
selesai mengerjakan soal latihan tersebut, hitunglah nilai yang kalian peroleh
dalam menguasai materi kegiatan belajarini. Setelah itu, golongkan dan evaluasi
apakah nilaimu termasuk sangat kurang, kurang, cukup, baik, maupun baik
sekali dengan menggunakan rumus di bawah ini.

Lihat, termasuk dalam


Pedoman Penialain golongan mana kamu!
90 – 100 = Baik Sekali
Pilihan Ganda= B x2
80 – 89 = Baik
Soal Essay = B x 5 70 – 79 = Cukup
Nilai Total = Totalx10 60 – 69 = Kurang
< 60 = Sangat kurang
2

Jika golongan nilai kalian cukup baik ke atas berarti ini pertanda bagus. Kalian
tidak perlu mengulangi kegiatan belajar ini. Akan tetapi, apabila golongan nilai
kalian termasuk kurang atau bahkan sangat kurang maka kalian harus
mengulangi bagian-bagian yang belum kalian paham pada kegiatan belajar ini.

KUNCI JAWABAN
MODUL
Tes Formatif Materi Konversi Lahan Pertanian Menjadi Pemukiman dan Industri

A. Soal Pilihan Ganda


1. C
2. D
3. B
4. A
5. C
B. Soal Essay
1 Dampak negative :
a) Berkurangnya lahan pertanian
b) Menurunnya produksi pangan nasional
c) Mengancam keseimbangan ekosistem
d) Sarana prasarana pertanian menjadi tidak terpakai
e) Banyak buruh tani kehilangan pekerjaan
f) Harga pangan semakin mahal
g) Tingginya angka urbanisasi
2. Langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengatasi jumlah lahan pertanian yang terus
berkurang adalah :
a. Pemerintah Pusat dan daerah segera lakukan inventarisasi secara menyeluruh di mana saja
dan masih berapa luas lahan produktif yang masih tersisa saat ini dan wilayah mana saja yang
harus dipertahankan serta menentukan wilayah–wilayah baru di Indonesia yang akan dijadikan
lahan produktif melalui program penyediaan lahan produktif sejuta hektare.
b. Pemerintah Pusat dan dikuti dengan pemerintah daerah segera menyusun regulasi tentang
alih fungsi lahan kaitannya dengan arah program ketahanan pangan masa depan. Perwilayahan
(zoning) terhadap lahan produktif yang harus dipertahankan didasari atas peraturan yang mengikat
dan ada sanksinya jika dilanggar. Regulasi itu juga memuat mekanisme perizinan yang jelas dan
transparan terkait proses alih fungsi lahan, termasuk alasan, kriteria yang jelas dan sanksi yang
tegas tentang pelarangan alih fungsi lahan dan sanksi tegas jika melanggarnya
c. meningkatkan partisipasi masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan dan meningkatkan
kontrol masyarakat dalam menjaga alih fungsi lahan. Iming-iming harga jual tanah yang tinggi,
tidak ada kepedulian pemerintah, harga komoditas yang rendah menyebabkan minat menjual
tanah pertanian tinggi
d. Kebijakan pemberian insentif diberikan kepada warga masyarakat yang tetap
mempertahankan lahan produktifnya melalui keringanan membayar pajak bumi dan bangunan
(PBB), kemudahan memperoleh bantuan permodalan, bantuan sarana produksi pertanian, bantuan
penyuluhan, manajemen pasca-panen, bantuan pemasaran yang kesemuanya dilakukan dengan
menjaga kestabilan harga komoditas pertanian.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Lestari, Tri.2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.
(online). https://kolokiumkpmipb.wordpress.com/2009/04/22/dampak-konversi-lahan-
pertanian-bagi-taraf-hidup-petani/-.Diakses tanggal 17 September 2019
3. Sari, Maya.2016. 7 Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian. (online) .
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/dampak-alih-fungsi-lahan-pertanian. Diakses 19
Agustus 2019.

Anda mungkin juga menyukai