DALAM KEHIDUPAN
DI NEGARA-NEGARA ASEAN
Oleh:
Evi Ekasari
Peta Negara-Negara ASEAN
BAGIAN I
Faktor Iklim
Negara-negara ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi,
sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang
menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya bencana alam
klimatik atau bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor iklim.
Contoh kerja sama ASEAN dalam menanggulangi bencana klimatik, yaitu ketika terjadi
kebakaran hutan yang hebat di Sumatra tahun 2015, Malaysia dan Singapura atas
nama ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran.
Indonesia dan beberapa negara ASEAN lain membantu Filipina yang mengalami
bencana badai Haiyan tahun 2014.
Faktor Geologi
Perkembangan ilmu dan teknologi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia. Manusia lebih dimudahkan dalam berbagai hal ketika beraktivitas. Ilmu yang
menghasilkan teknologi komunikasi mengurangi jarak dan waktu dalam berinteraksi antarpihak.
Teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah kehidupan manusia dalam
berinteraksi adalah teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Teknologi transportasi
dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan manusia dari satu tepat ke tempat lain.
Teknologi komunikasi dimanfaatkan untuk bertukar informasi. Teknologi produksi digunakan
untuk memproduksi sandang, pangan, dan papan.
Teknologi
Transportasi
Adanya perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas manusia yang berakibat terhadap perubahan
tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia yang pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap
tahunnya. Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat menikmati layanan karena harganya yang
terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut selain digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai
sarana wisata. Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan.
Pembangunan prasarana transportasi akan
mengubah kondisi wilayah di suatu negara.
Lahan-lahan produktif seperti hutan atau
sawah diubah untuk membangun jaringan
jalan.
PENGARUH KONVERSI LAHAN PERTANIAN KE INDUSTRI DAN PEMUKIMAN TERHADAP PERUBAHAN RUANG DAN INTERAKSI ANTARRUANG
Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju pertumbuhan penduduk
relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, dan Filipina.
Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area persawahan yang letaknya berdekatan
dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar.
Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi, lahan
pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi.
Hal ini berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut
Pengaruh Konversi Pembangunan industri lebih memilih lahan yang
Lahan Pertanian strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut
Menjadi Lahan merupakan lahan pertanian.
Industri Harga lahan pertanian relatif lebih murah
dibandingkan dengan lahan terbangun.
Pembangunan industri memilih akses yang lebih
mudah.
Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan
pertanian menjadi pilihan yang baik.
Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi
lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan
petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh
uang. Awalnya, petani di pedesaan mempunyai
tanah, namun kemudian mereka menjadi petani
gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi
sistem sosial
PENGARUH Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga
KONVERSI LAHAN produktivitas pangan semakin kecil.
PERTANIAN Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
MENJADI LAHAN Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
PERMUKIMAN Berkurangnya lahan resapan air.