Seiring bertambahnya jumlah populasi manusia, maka perlu membangun pemukiman di
daerah yang masih jarang penduduk dengan harapan tidak terjadi ledakan penduduk pada daerah tertentu yang sudah padat penduduknya. Upaya ini dilakukan dengan cara membuka lahan baru yang masih alami yang bukan lahan pertanian. Sehingga tidak mengganggu lahan pertanian yang sudah ada. Namun, terkadang kejadian di lapangan menunjukkan bahwa sawah-sawah telah dialihfungsikan sebagai permukiman. Tentu saja hal ini akan menimbulkan pemikiran dan tindakan baru yaitu membuka hutan untuk dijadikan persawahan. Hal ini dilakukan untuk terus memenuhi kebutuhan pangan yang semakinmeningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Dari segi ekonomi :
Konversi lahan sawah menjadi bentuk penggunaan lainnya tidak terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan beberapa sektor ekonomi tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan sektor tersebut akan membutuhkan lahan yang lebih luas. Apabila lahan saah letaknya dekat sumber pertumbuhan ekonomi maka akan menggeser penggunaannya ke bentuk lain seperti perumahan, pabrik dan jalan. Hal ini terjadi karena land rent persatuan luas yang diperoleh dari aktivitas baru lebih tinggi daripada yang dihasilkan sawah. Permasalahan yang timbul akibat pergeseran penggunaan lahan sawah ke bentuk penggunaan nonpertanian akan dapat menurunkan produksi pertanian. Pada giliran berikutnya hal ini dapat menurunkan tingkat konsumsi pangan, dan dampaknya yang lebih luas yaitu kerawanan pangan, perubahan sosial yang merugikan, menurunnya kualitas lingkungan hidup terutama menyangkut sumbanngan fungsi lahan sawah pada konservasi tanah dan air untuk menjamin kehidupan masyarakat pada masa depan. Dampak kemajuan ekonomi dari wilayah yang banyak mengalami konversi lahan adalah membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan dan upah masyarakat pedesaan. Namun bagi petani yang lahannya telah terjual karena pengalihan fungsi lahan, mengalami kesulitan untuk mencari pekerjaan baru
Dari segi Sosiologi :
Konversi lahan pertanian memberikan dampak positif pada sektor non pertanian, seperti tersedianya sarana prasarana, berlangsungnya pembangunan, dan pendapatan yang diperoleh lebih besar dibandingkan sektor pertanian. Hal ini menyebabkan para petani beralih profesi ke sektor non pertanian agar standar hidup terpenuhi. Ditambah lagi dengan terjadinya penurunan produksi pertanian, maka petani pun semakin menjauh dari sektor pertanian. Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa pada kenyataannya masyarakat lokal (pemilik tanah semula dan buruh tani) banyak sekali yang tak dapat menikmati kesempatan kerja dan pendapatan dari aktivitas ekonomi yang baru. Pemetik manfaat umumnya justru pendatang. Hal ini disebabkan adanya kesenjangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja maupun karena kalah bersaing dengan pendatang.