Anda di halaman 1dari 7

Ujian Tengah Semester

ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN AKIBAT BERTAMBAHNYA JUMLAH


PENDUDUK SERTA DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT PEDESAAN

Artikel Ini Disusun Guna Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Dinamika
Desa dan Kota

Dosen Pengampu : Ibu V. Indah Sri Pinasti, M. Si

Disusun Oleh :

Adam Pramydya Ardiansyah (21413241061)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL, HUKUM, DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2023
A. PERMASALAHAN
Pertumbuhan penduduk membawa banyak dampak terhadap keberlangsungan
hidup masyarakat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) laju pertumbuhan penduduk
Indonesia diperkirakan mencapai 1,17% pada tahun 2022. Meskipun pertumbuhan
penduduk tersebut terbilang menurun dari tahun sebelumnya, namun jumlah
penduduk tetaplah bertambah setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2020, jumlah
penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 270,20 juta jiwa dimana penduduk
terbanyak menempati pulau jawa dengan presentase 56,10%. (BPS No.
07/01/Th.XXIV, 21 Januari 2021).
Jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya membuat permintaan
terhadap tempat tinggal semakin tinggi. Minimnya lahan disertai harga tanah yang
tinggi di pusat kota membuat masyarakat mencari lahan alternatif untuk dijadikan
pemukiman yang tidak terletak di tengah kota, melainkan di pinggiran kota bahkan di
pedesaan. Menurut data BPS (2021) alih fungsi lahan sawah nasional bervariasi antara
60.000-80.000 hektar per tahun. Luasnya konfersi lahan pertanian menjadi lahan
pemukiman tersebut membuat desa kehilangan fungsinya sebagai penyokong
kebutuhan pokok, diantaranya beras, teh, kopi, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat
berdapak pada perekonomian baik di desa maupun kota akibat minimnya barang-
barang pokok.
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Desa dalam arti umum merupakan sebagai suatu hasil perpaduan antara
kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil perpaduan tersebut
merupakan suatu wujud atau kenampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik dan kultural yang saling
berinteraksi dengan unsur tersebut fan juga dalam hubungannya dengan daerah-
daerah lain (R. Bintaro 1986). Desa dalam arti umum juga dapat dikatakan sebagai
pemukiman manusia yang letaknya diluar kota dan penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani (bercocok tanam) atau nelayan (melaut).

Desa merupakan hinterland atau daerah dukung yang berfungsi sebagai suatu
daerah pemberi bahan makanan pokok seperti padi, jagung, dan ketela disamping
bahan makanan lain seperri kacang, kedelai, sayur-sayuran, buah-buahan, dan
bahan makanan lain yang berasal dari hewan. Karena fungsinya sebangai
penyuplai bahan pokok itulah yang membuat desa membutuhkan lahan yang
cukup untuk memproduksi berbagai jenis kebutuhan nabati dan hewani untuk
masyarakat baik desa maupun kota.

Pertumbuhan penduduk suatu wilayah berhubungan dengan meningkatnya


alih fungsi lahan (Syaifuddin et al 2013). Alih fungsi lahan merupakan proses
pengalihan fungsi lahan pertanian dari penggunaan untuk pertanian menjadi untuk
kegunaan lainnya, pada Sebagian atai keseluruhan Kawasan yang umumnya
memberikan dampak negative terhadap lingkungan maupun potensi wilayah
tersebut. Pada umumnya proses alih fungsi lahan ini berbanding lurus dengan laju
pertumbuhan jumlah penduduk yang mengakibatkan meningkatnya jumlah
kebutuhan yang berbasis pada penggunaan lahan, seperti pemukiman, jalan, dan
fasilitas umum lainnya.

Alih fungsi lahan berpengaruh besar terhadap terjadinya proses-proses sosial


dan ekonomi, baik secara makro maupun mikro. Secara makro, berubahnya fungsi
lahan dapat mengurangi luas lahan pertanian sehingga berkurangnya produksi
bahan pangan. Selain itu, dapat juga mengganggu ekosistem sehingga berpotensi
mendatangkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Secara mikro, alih
fungsi lahan dapat mengurangi jumlah kepemilikan lahan serta berubahnya
struktur mata pencaharian masyarakat desa.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan beberapa


rumusan masalah, antara lain :

1. Apa saja faktor penyebab alih fungsi lahan di wilayah pedesaan?


2. Apa saja dampak dari alih fungsi lahan bagi masyarakat pedesaan?
C. PEMBAHASAN
1. Faktor penyebab alih fungsi lahan di pedesaan.
a. Faktor Ekonomi

Luasan lahan berpengaruh signifikan terhadap kebutuhan biaya perawatan


lahan tersebut. Semakin besar lahan yang dimiliki oleh petani maka semakin
kecil juga biaya produksi yang harus dikeluarkan. Semakin kecil lahan yang
dimiliki maka semakin besar biaya produksi yang perlu dikeluarkan,
dikarenakan pendapatan panen dari lahan yang kecil tidak sebanding dengan
biaya produksi yang diperlukan. Sehingga, semakin kecil lahan pertaniannya
maka petani akan semakin berfikiran untuk mengalihfungsikan lahannya
untuk keperluan lain.

Hilangnya minat petani untuk mengelola lahan pertaniannya salah satu


akibatnya adalah sulitnya bersaing harga dengan barang hasil impor, sehingga
mau tidak mau petani harus memasang harga lebih rendah. Hal tersebut
membuat petani lebih memilih untuk menjual lahannya dengan nilai jual yang
tinggi dibanding harus mengelola ataupun mewariskan ke keturunannya.
Lahan pertanian yang sudah berpindah kepemilikan selanjutnya akan
dialihfungsikan sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan penduduk lainnya,
diantaranya untuk pemukiman, fasilitas umum, sampai pertokoan.

b. Faktor Kebijakan

Kebijakan pembangunan yang dinilai berpengaruh terhadap alih fungsi


lahan diantaranya adalah pembangunan jalan raya dan jalan tol, pembangunan
bandara, aktivasi jalur kereta api, dan pembangunan kawasan wisata di
Tanjung Lesung. Jika dilihat pada hasil regresi ordinal, salah satu subfaktor
yang berpengaruh signifikan adalah kondisi jalan. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin bagus akses ke suatu wilayah yang dilihat dari kondisi jalannya maka
semakin tinggi tingkat alih fungsi lahan di daerah tersebut. Caranya dengan
melakukan revisi UU 41/2009 beserta aturan turunannya. Belum terlambat
kalau Pemerintah dan DPR serius untuk merespon terjadinya krisis pangan di
masa mendatang. Kewajiban Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota membuat
lahan pertanian pangan berkelanjutan harus dibatasi waktunya, luas lahannya
dan disertai sanksi yang tegas dan menimbulkan efek jera. Kita mencatat dan
masih ingat bahwa, saat jalan tol jagorawi dibangun, maka di sekitar tol masih
terlihat sawah dan lahan pertanian. Lahan sawah dan lahan pertanian telah
berganti permukiman dalam jangka waktu 30-50 tahun.

c. Faktor Sosial

Umur petani biasanya ada di kisaran umur 30 tahun hingga lebih dari 65
tahun. Hal tersebut menggambarkan bahwa minat pemuda terhadap bidang
pertanian menurun. Hal ini jika dibiarkan akan menjadi masalah tersendiri
bagi keberlanjutan sektor pertanian di pedesaan. Jika daya tarik sektor
pertanian tidak ditingkatkan, maka beberapa puluh tahun lagi tidak ada yang
mau melanjutkan usaha di bidang pertanian.

Ketergantungan petani terhadap lahan pertaniannya dapat dilihat dari


seberapa besar pendapatan sektor pertanian dapat mencukupi kebutuhan
petani. Jika lahan tersebut memenuhi kebutuhan petani, maka petani akan
bergantung terhadap lahannya tersebut sehingga memaksa petani untuk
mencari sumber pendapatan lain selain bertani.

2. Dampak dari alih fungsi lahan bagi masyarakat pedesaan


a. Berkurangnya luas lahan pertanian menyebabkan turunnya produksi
bahan pokok yang menggangu tercapainya swasembada pangan.
b. Berkurangnya luas sawah mengakibatkan bergesernya lapangan pekerjaan
dari sektor pertanian ke non-pertanian, yang apabila tenaga kerja lokal
yang ada tidak terserap seluruhnya justru akan menimbulkan
pengangguran. Dampak sosial tersebut akan berkembang dengan
meningkatnya kecemburuan sosial masyarakat setempat terhadap
pendatang yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan konfik sosial.
c. Investasi pemerintah dalam pengadaan sarana prasarana pengairan dan
irigasi menjadi tidak optimal pemanfaatannya.
d. Kegagalan infestor dalam melaksanakan pembangunan perumahan
maupun industry sebagai dampak krisis ekonomi atau karena kesalahan
perhitungan mengakibatkan tidak termanfaatkannya tanah yang telah
diperoleh sehingga meningkatkan luas lahan tidur yang pada gilirannya
menimbulkan penyimpangan seperti penjarahan tanah.

Menurut Firman bahwa alih fungsi lahan yang terjadi menimbulkan


dampak langsung maupun dampak tidak langsung. Kegiatan alih fungsi lahan
pertanian juga berpengaruh terhadap lingkungan. Perubahan lahan pertanian
menjadi lahan non-petanian akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem
lahan pertanian. Furi menjelaskan bahwa konversi lahan atau alih fungsi lahan
yang terjadi mengubah status kepemilikan lahan dan penguasaan
lahan. Perubahan dalam penguasaan lahan di pedesaan membawa implikasi
bagi perubahan pendapatan dan kesempatan kerja masyarakat yang menjadi
indikator kesejahteraan masyarakat desa.

D. KESIMPULAN

Pertumbuhan penduduk suatu wilayah berhubungan dengan meningkatnya alih


fungsi lahan. Alih fungsi lahan merupakan proses pengalihan fungsi lahan pertanian
dari penggunaan untuk pertanian menjadi untuk kegunaan lainnya, pada Sebagian atai
keseluruhan Kawasan yang umumnya memberikan dampak negative terhadap
lingkungan maupun potensi wilayah tersebut. Alih fungsi lahan berpengaruh besar
terhadap terjadinya proses-proses sosial dan ekonomi, baik secara makro maupun
mikro. Secara makro, berubahnya fungsi lahan dapat mengurangi luas lahan pertanian
sehingga berkurangnya produksi bahan pangan. Selain itu, dapat juga mengganggu
ekosistem sehingga berpotensi mendatangkan bencana alam seperti banjir dan tanah
longsor. Secara mikro, alih fungsi lahan dapat mengurangi jumlah kepemilikan lahan
serta berubahnya struktur mata pencaharian masyarakat desa.
Referensi

Ayu Candra Kusumastuti, L. M. (2018, Agustus). FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN DI
KABUPATEN PANDEGLANG. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan | Vol 6
No 2, 131-132.
Marwanti. (2022, September 05). KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT
JENDRAL TANAMAN PANGAN. Retrieved Maret 21, 2023, from
MENGGENJOT INDEKS PERTANAMAN PADI NASIONAL:
https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-
konten/iptek/74#:~:text=Alih%20fungsi%20lahan%20didefinisikan%20sebagai,
80.000%20hektar%20hektar%20per%20tahun.
R. Janah, B. T. (2017). ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KEHIDUPAN PENDUDUK DI KECAMATAN SAYUNG
KABUPATEN DEMAK. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2-4.

Anda mungkin juga menyukai