FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
Indonesia dengeri yang rawan akan bencana terutama gempa serta tanah longsor.
Gempa diakibatkan letak geografis Indonesia yang berada di antara dua lempeng
besar, menjadikan Indonesia menjadi Negara yang paling rawan gempa setelah
Jepang. Tanah longsor juga merupakan akibat dari penebangan hutan dan pemakaian
lingkungan bebas tanpa seizing penduduk sekitar.
Aktivitas manusia tidak hanya buruk, tetapi juga mampu untuk berkontribusi menjaga
kesehatan lingkungan. Karena itu, kami mengajak para mahasiswa/I untuk lebih aktif,
nisiatif, serta kontributif, sehingga mampu membawa perubahan yang lebih baik untuk
Indonesia kelak.
BAB IV
FOKUS PERMASALAHAN
pembangunan masa lalu yang terfokus pada upaya peningkatanproduk padi maka
infrastruktur ekonomi lebih tersedia di daerahpersawahan daripada daerah tanah
kering; (3) daerah persawahan secara umum lebih mendekati daerah konsumenatau
daerah perkotaan yang relatif padat penduduk dibandingkan daerah tanah kering yang
sebagian besar terdapat di wilayah perbukitan danpegunungan.
Alih fungsi lahan sawah dilakukan secara langsung oleh petani pemilik lahan
ataupun tidak langsung oleh pihak lain yang sebelumnya diawali dengantransaksi jual
beli lahan sawah. Proses alih fungsi lahan sawah pada umumnyaberlangsung cepat jika
akar penyebabnya terkait dengan upaya pemenuhankebutuhan sektor ekonomi lain
yang menghasilkan surplus.
Secara ekonomi alih fungsi lahan yang dilakukan petani baik melalui transaksipenjualan
ke pihak lain ataupun mengganti pada usaha non padi merupakankeputusan yang
rasional. Sebab dengan keputusan tersebut petani berekspektasipendapatan totalnya,
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjangakan meningkat (Ilham dkk,
2003).
Penelitian Syafaat (1995), pada sentra produksi padi utama di Jawa dan luar
Jawa, menunjukkan bahwa selain faktor teknis dan kelembagaan, faktorekonomi yang
menetukan alih fungsi lahan sawah ke pertanian dan non pertanianadalah : (1) nilai
kompetitif padi terhadap komoditas lain menurun; (2) responpetani terhadap dinamika
pasar, lingkungan, dan daya saing usahatani meningkat.Dorongan-dorongan bagi
terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian tidak sepenuhnya bersifat
alamiah, tetapi ada juga yang secara langsungatau tidak langsung dihasilkan oleh
proses kebijaksanaan pemerintah.
Proses alih fungsi lahan, telah terjadi asimetris informasi harga tanah,
sehinggasistem
harga
tidak
mengandung
semua
informasi
yang
diperlukan
untuk mendasari
suatu
dalammengalokasikan
darikeberadaan
keputusan
lahan
lahan
transaksi.
secara
sawah
optimal
terabaikan,
Kegagalan
disebabkan
seperti
mekanisme
faktor-faktor
fungsi
sosial,
pasar
lainnya
fungsi
kenyamanan,fungsi konservasi tanah dan air, dan fungsi penyediaan pangan bagi
generasiselanjutnya (Rahmanto dkk, 2008).
Hasil
temuan
Rusastra
(1997),
di
Kalimantan
Selatan,
alasan
utama
petanimelakukan konversi lahan adalah karena kebutuhan dan harga lahan yang
tinggi,skala usaha yang kurang efisien untuk diusahakan pada tahun yang sama
penelitian. Syafaat (1995), di Jawa menemukan bahwa alasan utama petani melakukan
konversi lahan adalah karena kebutuhan, lahannya berada dalamkawasan industri,
serta harga lahan. Pajak lahan yang tinggi cenderungmendorong petani untuk
melakukan konversi dan rasio pendapatan non pertanianterhadap pendapatan total
yang tinggi cenderung menghambat petani untuk melakukan konversi. Sehingga
menimbulakn berbagai dampak negative baik diri sendiri maupun orang lain yang ada di
luar sana.
BAB V
ALTERNATIF SOLUSI
BAB VI
KESIMPULAN
] Manusia sebagai manajer alam sudah seharusnya menjaga, merawat, dan melindungi
segala yang ada di alam termasuk lahan-lahan besar di Indonesia. Kondisi lahan yang
akhir-akhir ini kurang baik menyebabkan kerusakan bagi daratan Indonesia itu sendiri.
Kondisi ini dapat menyebabkan bencana bagi penduduk yang berada di daerah
tersebut. Kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
dari manajer alam itu sendiri yaitu manusia. Penyebaran penduduk yang tidak merata
menyebabkan penumpukan dibeberapa titik seperti Pulau Jawa dan Sumatera. Mereka
membuka lahan dari hutan-hutan yang ada untuk kehidupan mereka. Dalam hal ini,
pemerintah harus melaksanakan program transmigrasi secara efektif. Namun, program
yang dijalankan ini harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan perundangan.
Peraturan tersebut berupa pembatasan izin pembukaan lahan seperti pengurangan
hutan dan juga pertambangan di wilayah-wilayah Indonesia seperti Pulau Sumatera dan
Papua yang sudah dijadikan daerah pertambangan. Peraturan tersebut harus berisikan
sanksi yang tegas dan jelas bagi mereka yang melakukan perladangan dan perburuan
liar. Setelah dijaganya daerah tersebut, manusia sebagai makhluk sosial juga
memerlukan sumber informasi agar tidak terjadi kesalah pahaman dan bencana yang
terjadi akibat kerusakan sebelumnya. Oleh karena itu, sosialisasi kepada penduduk
terutama yang bertempat di wilayah rentan bencana
sangat diperlukan.