Anda di halaman 1dari 4

Nama : Juwita Kharisma

Nim : 20021164
Mata Kuliah : Metopel (C)

TINJAUAN PUSTAKA
A. Produktivitas
Mengingat bahwa teknologi dan alat-alat produksi terutama merupakan hasil dari
pengorbanan, sumber daya manusia sangat penting untuk proses peningkatan produktivitas.
Secara umum, peningkatan produktivitas membuat penggunaan sumber daya yang tersedia lebih
baik. Produktivitas tanah mengacu pada kapasitasnya untuk mendukung produksi tanaman
tertentu. Lahan yang dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas dan menguntungkan bagi
petani untuk mengolahnya dikatakan sebagai lahan produktif. Jika hasil pertanian tidak
memenuhi harapan, maka lahan tidak produktif dan membutuhkan pengolahan yang lebih
optimal (Nurmala et al, 2012).
Rasio input terhadap output dikenal sebagai produktivitas. Pertumbuhan produktivitas
akan membantu perekonomian dengan cara yang menguntungkan. Produktivitas merupakan
perpaduan antara efikasi dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara output dengan input,
tetapi tidak sama dengan produksi. (2012) (Is-yanto).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Lahan


1. Luas Lahan
Salah satu unsur yang menentukan pengaruh faktor produksi komoditas pertanian adalah
lahan pertanian. Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin luas areal budidaya, semakin
banyak lahan akan menghasilkan dalam hal produktivitas. Signifikansi variabel produksi lahan
tidak hanya dilihat dari luas atau sempitnya lahan, tetapi juga dilihat dari karakteristik lain yang
meliputi aspek kesuburan tanah, jenis penggunaan lahan (sawah, lahan kering, dll), dan
topografi. (dataran pesisir, dataran rendah atau dataran tinggi) berkaitan dengan kapasitas
produksi lahan 2015 (Rahman).
Secara umum diyakini bahwa semakin tinggi tingkat kekayaan yang diterima, semakin
besar luas tanahnya. Namun, perluasan penggunaan lahan berdampak pada seberapa banyak
input produksi lain seperti benih, pupuk, dan pestisida yang digunakan (Prayoga, 2010). Petani
dapat memaksimalkan penggunaan parameter produksi untuk menghasilkan uang sebanyak
mungkin dari setiap wilayah pertanian (Dewi et al, 2012).
2. Kondisi Irigasi
Sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan produksi, dimana dengan sistem irigasi
bekerja untuk mengatur air, baik untuk kehidupan tanaman dan membuang udara yang
berlebihan bagi tanaman, mempertahankan dan menambah kesuburan tanah. Dengan fungsi dari
system itigasi, yang dapat mempertahankan dan menambah kesuburan tanah yang beririgasi,
melihat ini memberikan tingkat produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tadah hujan
(Muhananto et al, 2009).
3. Keasaman Tanah
Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yaitu terdiri dari sifat fisik, kimia dan biologi.
Dengan bervariasinya sifat-sifat tersebut, maka tingkat kesuburan pada berbagai jenis tanah ber-
beda-beda pula, karena kesuburan suatu tanah tergantung pada sifat-sifat tersebut. (Balai
Penelitian Tanah, 2003; Boix dan Zinck, 2008).
Sifat kimia anatara lain yang paling mendasar adalah pH tanah. Tingkat Keabadian Tanah
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah derajat tanah (pH tanah). Unsur hara akan
mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan
larut dalam udara (Martin, 2015).
4. Pupuk
Karena dapat menggantikan unsur hara yang hilang yang terbawa atau terbawa oleh
tanaman pada saat panen, pemupukan yang lengkap dan berimbang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kelapa sawit (Nyanjang et al, 2003). Hal ini sejalan dengan
pernyataan Rohcmah dan Sugiyanta (2010) bahwa penggunaan pupuk organik dan anorganik
secara bersama-sama dapat meningkatkan kinerja agronomi tanaman kelapa sawit dibandingkan
dengan hanya menggunakan pupuk anorganik.
C. Tenaga Kerja

Usaha tani kelapa sawit menggunakan tenaga kerja disetiap produksinya. Faktor tenaga kerja ini
sangat mempengaruhi pendapatan, besar kecilnya tenaga kerja yang digunakan sangat mempengaruhi
input yang akan diperoleh pada usaha tani. (Mankiw N. G., 2003) bahwa tenaga kerja merupakan waktu
yang dihabiskan orang untuk bekerja, faktor-faktor produksi yang digunakan sepenuhnya. Adapun
(Mubyarto, 2000) menyatakan bahwa lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan
pabriknya hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani.

Besar kecilnya produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang
digunakan. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan, kecuali bila
usaha tani dijalankan dengan tertib. Luas kepemilikan atau penguasaan berhubungan dengan efisiensi
usahatani, penggunaan masukan akan semakin efisien bila luas lahan yang dikuasai semakin besar.
Menurut Afifuddin (2007) pembangunan subsektor kelapa sawit merupakan penyedia lapangan
kerja yang cukup besar dan sebagai sumber pendapatan petani. Tenaga kerja sebagai sumber daya
manusia merupakan komponen produksi yang memiliki dampak signifikan terhadap prakarsa
pembangunan masyarakat dan ekonomi. Keberhasilan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh biaya-
biaya variabel seperti modal, luas lahan dan tenaga kerja. Hal ini biaya-biaya variabel tersebut juga akan
berdampak pada pendapatan usaha tani kelapa sawit. Terjadinya fluktuasi harga kelapa sawit sehingga
terjadi adanya ketidaksesuaian antar modal. Ketersediaan, kualitas, dan jenis tenaga kerja juga
harus dipertimbangkan karena tenaga kerja merupakan input produksi penting yang harus
diperhitungkan dalam proses manufaktur dalam jumlah yang tepat. Di antara unsur-unsur yang
mempengaruhi produksi tenaga kerja yang harus diperhitungkan adalah:

a. Tersedianya tenaga kerja


Sejumlah tenaga kerja diperlukan untuk setiap langkah produksi. Untuk menjamin jumlah
pegawai yang optimal, tenaga kerja yang diperlukan harus disesuaikan dengan kebutuhan
pada tingkat tertentu. Kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim, dan upah tenaga kerja
terus memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan.

b. Tenaga kerja berkualitas


Spesialisasi selalu diperlukan dalam proses produksi, baik yang menghasilkan produk
pertanian maupun tidak. Ketersediaan pekerja dengan spesialisasi pekerjaan tertentu
diperlukan untuk penyediaan tenaga kerja khusus, namun jumlah pekerja ini terbatas.

c. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga berdampak pada kualitas tenaga kerja, khususnya dalam pembuatan
barang-barang pertanian. Buruh laki-laki sering berspesialisasi dalam pekerjaan tertentu
seperti pengolahan tanah, sedangkan pekerja perempuan biasanya melakukan penanaman.

Peningkatan hasil produksi suatu industri dapat dilakukan dengan


mengkombinasikan faktor produksi yang ada. Berkaitan dengan penggunaan input yang
ada dalam mempengaruhi produksi, maka dapat diketahui melalui tingkat produktivitas.
Produktivitas adalah ukuran efisiensi dan efektivitas atau dengan kata lain dapat menjadi
pengertian prinsip-prinsip rasionalisasi secara bisnis atau prinsip-prinsip pengukuran
efisiensi sumber daya. Secara teoritis, peningkatan produk-tivitas suatu sektor akan
diikuti oleh peningkatan output pada sektor yang bersangkutan dan sektor lainnya yang
terkait.
D. Manfaat Lahan

Komponen yang paling vital dari keberadaan manusia adalah tanah pertanian
karena tanah itu menopang kehidupan manusia dan kemampuannya untuk berfungsi
sebagai penyeimbang alam. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa isu ekonomi lebih
sering menjadi inti permasalahan yang muncul terkait dengan lahan pertanian.

Irawan (2005:2) menegaskan bahwa tempat-tempat pertanian, khususnya lahan


pertanian, pada umumnya membawa dua macam keuntungan yang berbeda: pertama,
manfaat dari penggunaan saat ini (nilai guna), yang timbul sebagai hasil dari pertanian
atau kegiatan eksploitasi lainnya di lahan pertanian. Ada dua kategori nilai guna: manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung. Pembedaan antara manfaat langsung dan manfaat
tidak ternilai adalah produk yang dapat diukur secara riil, dapat diperdagangkan dalam
bentuk harga (output yang dapat dipasarkan), dan berfungsi sebagai sumber pendapatan
masyarakat. Contoh manfaat yang tidak ternilai harganya adalah fungsi resiliensi yang
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. makanan. Keuntungan kedua adalah manfaat
yang melekat, yang dihasilkan secara alami dari operasi pertanian. Kemungkinan besar
keuntungan ini hanya bisa didapatkan dengan farming.

Memiliki lahan pertanian memiliki keuntungan tidak langsung bagi lingkungan.


Keunggulan tersebut antara lain menghindari banjir (mitigasi banjir), mengatur
keseimbangan air (konservasi sumber daya air), membuang sampah organik
(pembuangan limbah organik), mencegah erosi (pengurangan erosi), menghindari polusi
udara/panas (mitigasi panas), dan tentu saja. , menjaga lingkungan khas pedesaan (rural
amenities). Lahan multifungsi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keunggulan lahan pertanian dalam kaitannya dengan faktor lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai