Anda di halaman 1dari 4

Pengertian

Menurut Van Aarsten (1953), pertanian adalah digunakannya kegiatan manusia untuk memperoleh hasil
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan atau hewan yang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja
menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkan
tumbuhan dan atau hewan tersebut.

Motes (2010), menyatakan pertanian modern sebagai:

Dalam sistem pertanian modern, para petani percaya bahwa mereka memiliki lebih banyak peran
sentral untuk menerapkan teknologi dan informasi untuk mengontrol sebagian besar komponen sistem.
pertanian modern cenderung melihatnya sebagai keberhasilan tergantung pada hubungan-akses ke
sumber daya, teknologi, manajemen, investasi, pasar dan kebijakan pemerintah yang mendukung…

Dohm (2005) melihat bahwa Pembangunan Pertanian modern tidak hanya terkait dengan bagaimana
petani menggunakan teknologi terbaru dalam menopang peningkatan produktivitas usaha pertanian,
namun yang lebih penting ,justru bagaimana kegiatan pertanian dikelola sebagai sebuah bisnis yang
sukses.

Berdasarkan beberapa batasan di atas dapat disarikan bahwa pembanguna pertanian modern ujungnya
adalah mensejahterakan para pelakunya, dalam hal ini petani. Secara gamblang maka pembangunan
pertanian modern dapat didefinisikan sebagai:

Upaya menggerakan seluruh komponen yang ada dalam suatu masyarakat, sehingga memungkinkan
pelaku utama pembangunan pertanian atau petani dapat menjalankan usaha bisnis pertanian, yang
dicirikan oleh kemampuan dalam menangkap peluang usaha atau momentum dalam menghasilkan
suatu komoditi yang dibutuhkan pasar atau menciptakan pasar. Proses produksi ilaksanakan secara
efisien, efektif, dan berkelanjutan terhadap sumber daya yang ada, dan dibingkai oleh kelembagaan
yang mengatur perilaku individu dan masyarakat ke arah keterbukaan terhadap perubahan yang lebih
baik dan mesejahterakan secara individu dan bersama, dengan motor utama perubahan inovasi.
Pertanian modern adalah praktik pertanian yang menggunakan ilmu dan teknologi terkini untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas proses sekaligus mengurangi input sumber daya alam seperti lahan,
air, dan energi. Dimana hal ini Dalam bidang pertanian mampu menyediakan tenaga untuk daerah yang
kekurangan tenaga kerja. Salah satu langkah mengantisipasi minat kerja di sektor pertanian yang terus
menurun. Meningkatkan kapasitas kerja sehingga intensitas tanam dan luas tanam meningkat.

Pengertian

pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang mewujudkan kebutuhan hidup saat ini
tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan hidupnya (Rivai &
Anugrah, 2011). Dilanjut tahun 1992, seluruh pemimpin dunia membahas konsep pembangunan
berkelanjutan pada semua aspek kehidupan yang dikenal dengan nama Agenda 21. Pada sektor
pertanian, terdapat program Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD). Dalam kaitannya
mewujudkan kondisi lingkungan yang lebih baik lagi sehingga keberlanjutan berkelanjutan menjadi
prinsip dasar pembangunan pertanian seluruh dunia (Rivai & Anugrah, 2011).

Adapun syarat bahwa pertanian merupakan pertanian yang berkelanjutan dalam berbagai aspek yaitu:

Biologi

Berdasarkan aspek dari komponen biologi sistem berkelanjutan, biologi tanah adalah salah satu
komponen penting yang harus diperhatikan. Tanah merupakan komponen penting dalam pertanian
karena sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman (Rizal & Mirza, 2014). Tanah yang
baik harus mengandung sekitar 5-10% bahan organik, memiliki daerah perakaran yang dalam, drainase
baik, mengandung unsur hara yang seimbang, mudah ditembus oleh udara, udara, dan akar. Menurut
Rizal dan Mirza (2014), kesuburan tanah dalam pertanian berkelanjutan memiliki arti bahwa nutrisi yang
terkandung di dalam tanah harus tersedia dalam jumlah yang sama di masa sekarang dan di masa
mendatang. Oleh karena itu, nutrisi yang telah hilang dari tanah perlu diganti. Ada cara untuk mencegah
tanah agar tidak kehilangan nutrisi,

Efisiensi pemupukan dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan aktivitas mikroba. Mikroba yang
dimaksud meliputi mikroba pemfiksasi N2 , pelarutan unsur P dan K, serta pemacu pertumbuhan
tanaman. Mikroba penyubur tanah mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman, melindungi akar dari
gangguan hama dan penyakit, menyediakan metabolit pengatur tumbuh, serta menstimulasi sistem
perakaran agar dapat berkembang dengan sempurna. Selain pupuk organik, saat ini juga sudah
berkembang pupuk hayati, yaitu pupuk yang memanfaatkan teknologi mikroba penyubur tanah. Pupuk
hayati atau pupuk mikroba merupakan produk biologi aktif yang berperan untuk meningkatkan efisiensi
pemupukan, kesuburan, dan kesehatan tanah (Saraswati & Sumarno, 2008).

Fisik

Melihat aspek dari komponen fisik sistem berkelanjutan. Konservasi tanah dan air adalah teknologi
ramah lingkungan yang dapat mengendalikan erosi, aliran permukaan dan kehilangan hara serta
meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. Selain itu, teknologi konservasi tanah dan air layak
secara finansial dan rusak diadopsi oleh petani. Penurunan produktivitas tanah, terutama di areal lahan
kering, umumnya disebabkan oleh erosi (Haryati, 2008), pencemaran, eksploitasi lahan, dan aktivitas
penambangan (Dariah dan Las 2010; Pasaribu et al . 2010). Degradasi lahan pesawahan lebih banyak
disebabkan oleh adanya ke sentimen hara, penurunan kadar bahan organik tanah, dan pendangkalan
lapisan tapak bajak (Setyorini et al., 2010). Sifat fisik tanah yang berpengaruh terhadap kualitas lahan
sawah antara lain adalah drainase, permeabilitas, tekstur, dan porositas tanah.

Perbaikan struktur tanah dalam pertanian yang berkelanjutan terjadi pada pupuk organik dapat
memperbaiki struktur tanah yang semula padat menjadi gembur, sehingga mempermudah pengolahan
tanah. Tanah berpasir menjadi lebih kompak dan tanah lempung menjadi lebih gembur. Penyebab
kompak dan gemburnya tanah adalah senyawa-senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh
mikroorganisme pengurai serta miselium atau hifa jamur yang berfungsi sebagai perekat partikel tanah.
Dengan struktur tanah yang baik berarti aerasi tanah akan lebih baik sehingga proses fisiologis di dalam
akar tanaman akan baik. Perbaikan agregat tanah menjadi lebih mudah akan mempermudah
penyerapan air ke dalam tanah sehingga proses erosi tanah dapat dicegah. Kadar pupuk organik yang
tinggi di dalam tanah memberikan warna tanah yang lebih gelap (warna humus coklat kehitaman),

Penggunaan pupuk organik dapat dijadikan upaya untuk memperbaiki fisik tanah karena dapat
menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahan organik merupakan sumber nutrisi
berupa nitrogen, sulfur, dan fosfor yang penting dalam membentuk dan memperbaiki struktur tanah,
meningkatkan penetrasi udara, drainase, dan aerasi (Rizal & Mirza, 2014). Nutrisi tertentu diperlukan
tanaman dalam jumlah yang tepat agar dapat tumbuh dengan baik. Terdapat 16 nutrisi yang dibutuhkan
oleh tanaman, antara lain meliputi karbon, hidrogen, dan oksigen. Sisanya ada nutrisi yang dapat
diperoleh secara alami dari tanah, yaitu disebut dengan nutrisi mineral (Saraswati & Sumarno, 2008).
Selain itu, Sudjana (2014) menyatakan bahwa di alam juga terdapat banyak bahan organik yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik,

Sosial dan Ekonomi

Ditinjau dari aspek ekonomi, pertanian secara berkelanjutan dimaksudkan sebagai sistem pertanian
yang secara ekonomi mampu memberikan penghasilan yang layak atas investasi tenaga kerja dan
kebutuhan biaya yang telah dikeluarkan petani dalam rangka menyelenggarakan usaha pertaniannya.
Setidaknya sistem pertanian yang dijalankan oleh petani dapat memenuhi kebutuhan hidup petani
seperti bahan pangan dan kebutuhan dasar lainnya. Terdapat isu pemasaran produk pertanian yang
belum terungkap yaitu permasalahan mengenai panjangnya rantai pasar. Menurut Kharisma (2014),
rantai pasar didefinisikan sebagai proses untuk menggambarkan jaringan yang menghubungkan
produsen ke konsumen.

. Ditinjau dari aspek sosial, sistem pertanian berkelanjutan dapat berjalan dengan lancar apabila
keadaan sosial petani dikaitkan terutama terkait dengan sumber daya manusia di bidang pertanian.
Terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas SDM petani seperti
memfasilitasi petani dengan pengadaan pelatihan.

Lingkungan

Melihat aspek dari lingkungan bahwa, pertanian yang marak dilakukan sekarang adalah pertanian yang
berorientasi pada keuntungan ekonomi tanpa memperhatikan aspek lingkungannya. Padahal lingkungan
adalah wadah dari kegiatan pertanian itu sendiri. Penggunaan bahan kimia dalam pertanian sangatlah
membahayakan kelestarian lingkungan. Pertanian berkelanjutan yang mana sistem ini sangat
memperhatikan aspek lingkungan dalam penerapannya, akan sangat menjaga lingkungan itu sendiri.
Dalam Putra dkk. , (2013); Salikin (2003) menyebutkan bahwa sistem pertanian berkelanjutan dapat
diimplementasikan dengan menggunakan berbagai model, antara lain sistem pertanian organik,
pertanian terintegrasi, pengendalian hama terintegrasi, dan LEISA ( Low External Input Sustainable
Agriculture).). Sistem pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang menjadikan bahan
organik sebagai faktor utama dalam proses produksi pertanian. LEISA ( Low External Input Sustainable
Agriculture ) adalah salah satu jenis pertanian yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya,
layak secara ekonomi, stabil secara ekologis, sesuai budaya, dan berkeadilan sosial, sedangkan input
hanya sebagai pelengkap eksternal.

Dilihat dari model yang disebutkan sangat kecil atau bahkan tidak sama sekali bahan kimia yang
digunakan dalam konsep berkelanjutan. Hal ini dapat membuktikan bahwa pertanian berkelanjutan
dapat dijadikan solusi dalam isu limbah yang dihasilkan oleh kegiatan tani. Namun, pemulihan yang
dilakukan pada lahan atau lingkungan yang merupakan bekas dari konvensi pertahanan memerlukan
waktu untuk pulih.

Pertanian secara berkelanjutan memanfaatkan air dan tanah lebih sedikit, meningkatkan komposisi
unsur hara tanah, meminimalkan biaya produksi, meningkatkan partisipasi masyarakat dan ramah
lingkungan. Dari aspek pertanian berkelanjutan tersebut adalah cara terbaik untuk kebutuhan pangan
dan mempertahankan kelestarian lingkungan. Selain itu, dapat dijadikan gaya hidup untuk
menyelamatkan lingkungan kita agar generasi kedepannya bisa menikmatinya juga.

Jadi maksud dari pertanian modern dan berkelanjutan yaitu pembangunan pertanian berbasis kekuatan
dan kemampuan inovasi sehingga memiliki keunggulan efisiensi dan daya saing sesuai dengan tantangan
dan permasalahan yang dihadapi.. dengan memadukan konsep modernisasi pertanian dan menjadi
alternatif strategi untuk terus mendorong pertumbuhan pertanian. Serta tetapi berprinsip pada
keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai