I PENDAHULUAN
Kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Salah satu
dalam tanah, juga memberikan ruang masuknya cahaya yang dibutuhkan tanaman
dengan aspek ekonomi, ekologi dan social yang seimbang. Agroforestri dapat
pohon dengan tanaman semusim yang dapat dipanen maupun untuk pakan ternak.
tanaman kayu berumur panjang (pepohonan) dan tanaman pangan dan atau
pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahan yang sama dalam
suatu pengaturan ruang atau waktu (Megantara dan Prasodjo, 2021). Sistem
budidaya pertanian agroforestri terdiri dari beberapa strata. Strata pertama adalah
tanaman hutan dan strata kedua tanaman hortikultura (monokultur atau tumpang
sari dan dapat juga dipadukan dengan semak. Vegetasi penutup tanah yang
Sistem agroforestri juga mengusahakan agar tercipta struktur pelapisan tajuk yang
serapat mungkin tanpa mengurangi persaingan unsur hara dan sinar matahari antar
lahan (Sanudin dan Priambodo, 2013). Pemanfaatan lahan secara optimal dan
fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang berperan serta (Henny, 2017).
3
alam di pulau kecil memiliki manfaat untuk aspek ekologis, ekonomis dan aspek
kematangan panen, membuang sisa buah yang lepas untuk dikumpulkan ditempat
panen. Melalui pemanenan potensi buah dapat dilihat dan diperkirakan melalui
diproduksi di suatu area sehingga jumlah tandan yang akan dipanen besok dapat
Semakin tua umur suatu tegakan, akan semakin banyak cadangan karbon yang
berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung kepada massa jenis. Semakin tinggi
biomassa, maka kandungan karbon tersimpan juga akan semakin besar. Selama
pohon atau tegakan itu hidup, maka proses penyerapan karbon dioksida dari
3 Bagaimana kegiatan dalam penanaman bibit jagung manis dan faktor yang
4 Bagaimana cara pemberian pupuk organik terhadap tanaman jagung manis dan
5 Bagaimana hasil panen dari tanaman jagung manis dan berapa keuntungan
3. Untuk mengetahui kegiatan dalam penanaman bibit jagung manis dan faktor
5. Untuk mengetahui hasil panen dari tanaman jagung manis dan berapa
3. Dapat mengetahui kegiatan dalam penanaman bibit jagung manis dan faktor
5. Dapat mengetahui hasil panen dari tanaman jagung manis dan berapa
II TINJAUAN PUSTAKA
manusia yang terbentuk secara kompleks oleh faktor-faktor fisik maupun nonfisik
yang terdapat di atasnya (Ruwayari et al., 2020). Menurut Helviani et al., (2021)
Menurut Latifa et al., (2015) persiapan lahan adalah langkah penting dalam
menyiapkan lahan yang bagus adalah bersih dari segala macam tumbuhan, seperti
tersebut berarti kita mengurangi laju peningkatan populasi dan ketahanan hidup
hama (Saharjo, 2015). Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari
pembersihan lahan adalah untuk menghilangkan gulma dan agar tidak terjadi
Gulma ialah tumbuhan yang tidak dikehendaki oleh manusia karena dapat
karena gulma dan tanaman akan berkompetisi untuk dapat memperoleh faktor
tumbuh seperti cahaya, air, unsur hara dan ruang tumbuh. Kehilangan hasil akibat
gangguan gulma dapat berkisar antara 20% hingga 80%, tergantung pada jenis
dan kerapatan gulma serta terjadinya gangguan gulma (Hardiman et al., 2014).
dengan gulma sangat tergantung pada lokasi atau kesuburan tanah, tanaman
pupuk, plot botani dan tingkat populasi gulma (Kilkoda et al., 2015). Menurut
Ginting dan Moenandir (2020), bahwa munculnya gulma pada awal pertumbuhan
panen.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam pengolahan lahan agar tumbuhan yang
ditanam dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang diharapkan.
secara optimal, sebagai media tempat tumbuh tanaman yang perlu diolah
8
sedemikian rupa, agar menghasilkan tanaman yang baik. Persiapan lahan dalam
pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki manusia dan sesuai
sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam 10-15cm (Mohanty, 2018). Tujuan
struktur dan porositas tanah) sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik,
dan mempermudah penggunaan pupuk serta pesisida dalam tanah (Safitri, 2015).
padi. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh
penggemburan tanah, yang bertujuan untuk membuat keadaan tanah siap untuk
pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman didalam tanah (Anesa et al., 2022).
meliputi penambahan bahan organik seperti pupuk hijau, pupuk kandang, mulsa
gembur bagi pertumbuhan akar tanaman. Pengelolaan lahan sawah baru memiliki
perbedaan yang cukup segnifikan terhadap perubahan tanah, lahan sawah baru
belum memiliki lapisan padas yang cukup dibandingkan lahan sawah yang sudah
tanah olah yang siap tanam baik secara fisik, kimia, maupun biologis, sehingga
tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik (Irsyandi et al., 2022).
10
merupakan upaya perbaikan sifat-sifat lahan baik fisik, kimia dan biologi untuk
kesuburan tanah perlu didasarkan pada sifat-sifat tanah dan proses fisika-kimia
yang berlangsung didalam tanah. Prinsip dasar pengelolaan tanah adalah berupaya
kadar bahan organik didalam tanah untuk mempengaruhi karakter tanah dalam
tanaman (Yahya et al.,). Menurut Untung (2013), bahwa pengolahan tanah dapat
yang hidup dalam tanah atau mencegah hama dalam tanah yang dapat
mengganggu tanaman.
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) adalah tanaman pangan dari
tinggi dipasaran dan masa produksinya relative lebih cepat. Jagung manis
merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan sudah dikembangkan di
Jagung manis termasuk keluarga Graminae dari suku Maydeae yang pada
11
mulanya berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Jagung manis mempunyai
umur genjah dan memiliki tongkol lebih kecil dibandingkan jagung biasa.
mempunyai nilai komersil yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh adanya rasa
manis yang terkandung dalam biji jagung. Jagung manis mempunyai nilai gizi
tinggi sehingga membuat jagung manis mempunyai permintaan pasar yang tinggi.
Dalam 100 gram bahan basah jagung manis mengandung 96 kalori yang terdiri
dari 3,5 gram protein; 1,0 gram lemak; 22,8 gram karbohidrat; 3,0 mg K, 0,7 mg
peluang pasar yang baik. Jagung manis selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan juga digunakan untuk bahan baku industri jagung (Noviarini et al., 2018).
memiliki kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan kadar gula yang tinggi
Jagung manis adalah komoditas tanaman pangan yang cukup dikenal dan
disukai oleh masyarakat. Jagung manis dikonsumsi ketika bulir masih lunak dan
segar sehingga bisa menjadi alternative pangan, baik sebagai pelengkap sayur,
jagung bakar, sirup bahkan sebagai pemanis pengganti gula tebu. Jagung manis
dapat dipanen lebih awal, yaitu pada umur 80 hingga 90 hari setelah tanam, lebih
awal 35 hingga 45 hari dibandingkan jagung biasa (Cahyanti dan Etica, 2020).
khususnya tanaman berbiji. Pada tahap perkecambahan, embrio di dalam biji yang
radikula dan plumula. Selama proses perkecambahan akan terjadi reaksi, yaitu
calon pucuk, batang, daun dan calon akar akan mengalami perkembangan dan
dalam benih (faktor internal) dan dari luar benih (faktor eksternal). Faktor internal
benih, ukuran benih, bobot benih serta dormansi benih. Sedangkan factor
berupa gen, persediaan makanan dalam biji, hormon, ukuran dan kekerasan biji,
dormansi dan factor luar yaitu air, temperatur, oksigen, medium. Perkecambahan
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang dapat dihasilkan oleh benih murni
pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan
kematangan benih, ketidak sempurnaan embrio, daya tembus air dan oksigen
terhadap kulit biji dan faktor internal, faktor eksternal seperti suhu, air dan
benih tidak terjadi jika benih tidak dapat menyerap air dari lingkungannya sendiri
perkecambahan biji-biji adalah air, aerasi, temperature dan cahaya. Kandungan air
jumlah air yang besar sebelum perkecambahan dapat terjadi (Subantoro, 2014).
konsentrasi giberelin dan lama perendaman, karena jika konsentrasi dan waktu
vegetative semai, semakin tinggi konsentrasi giberelin yang diberikan maka semai
dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat
genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor
eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang
15
dan vigor benih salah satu tolak ukurnya adalah kadar air benih (Suryanto, 2013).
2.3.1 Lahan
terbagi menjadi dua segi, yaitu berdasarkan segi geografis fisik dan ekonomi.
menurut segi ekonomi, lahan adalah sumber alamiah yang nilainya tergantung dari
produksinya. Lahan merupakan suatu komoditi yang memiliki harga, nilai dan
komponen biosfir yang dianggap tetap atau yang bersifat siklus yang berada di
atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfir, tanah, batuan induk, relief,
komponen biosfer dan dianggap tetap maupun bersifat siklis yang terdapatdiatas
16
dan di bawah suatu wilayah . Sifat lahan merupakan suatu penciri dari segala
sesuatu yang terdapat di lahan tersebut yang merupakan pembeda dari suatu lahan
yang lainnya. Penggunaan lahan adalah kegiatan campur tangan oleh manusia
penggunaan lahan lebih lanjut. Penggunaan lahan adalah suatu bentuk usaha
manusia dalam pemanfaatan lahan untuk kebutuhan hidup. Lahan bisa di gunakan
pertanian seperti untuk kebun, sawah, lahan peternakan dan lainnya, untuk non
2.3.1.1 Bedengan
Pengolahan lahan dilakukan dua kali yaitu pembajakan tanah dan menggaru.
Lahan dibajak untuk membalikkan tanah sehingga tanah akan terbuka dan udara
dapat masuk kedalam tanah. Langkah selanjutnya adalah lahan digaru sehingga
dibuat dengan lebar 1 meter dengantinggi 10-15 cm. Tinggi bedengan dibuat
rendah agar lahan tidak cepat kering. Fungsi bedengan adalah untuk membuat
jalur sehingga tanaman menjadi lurus dan rapi. Hal ini akan memudahkan
17
peternak dalam merawat tanaman dan mengambil hasil panen. Di samping itu
dengan dibuat bedengan, maka pada saathujan, air akan mengalir sesuai dengan
Bedengan adalah gundukan tanah yang sengaja dibuat oleh petani untuk
menanam tanaman pangan dengan lebar dan tinggi tertentu dan diantara dua
bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainase yang berguna untuk
mengalirkan air agar aerasi tanah atau kelembapan tanah dalam bedengan tetap
dengan menambahkan pupuk dasar berupa pupuk organik, pupuk kandang atau
budidaya tanaman hortikultura. Fungsi dari bedengan sendiri antara lain yaitu
langkah yang dilakukan dalam membuat bedengan yaitu setelah tanah sudah di
semakin sedikit jumlah intensitas cahaya matahari yang didapat oleh tanaman dan
18
ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman guna menghindari persaingan
unsur hara dan sinar matahari, mengetahui jumlah benih yang diperlukan serta
Peningkatan jarak tanam sampai tingkat tertentu, hasil per satuan luas dapat
tanam tergantung pada jenis tanaman, kondisi iklim dan tingkat kandungan hara
Pengaturan jarak tanam adalah salah satu teknik budidaya yang sangat
berpengaruh pada hasil yang akan dicapai. Pupuk kotoran mempunyai keunggulan
yaitu dapat memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah, serta dapat
oleh hasil panen sebelumnya. Kombinasi perlakuan jarak tanam dan pemberian
disesuaikan bentuk lahan. Jarak tanam dari berbagai ukuran mulai dari tegel 20
legowo dengan berbagai variasinya kini banyak diterapkan di lapang. Jarak tanam
19
dalam memperoleh unsure hara, sinar matahari dan udara sehingga dapat
yang terlalu lebar juga berpotensi menjadi mubazir. Banyak bagian lahan yang
berkurangnya hasil Caisim yang dihasilkan persatuan luas lahan (Irmawati, 2018).
tabur ke dalam polybag yang sudah berisi media tanah guna untuk semai dapat
tumbuh lebih besar dengan perakaran yang lebih baik. Pemindahan bibit dari
bedeng tabur yang akan disapih dilakukan secara hati-hati agar akar dan daunnya
tidak rusak dan tidak berpengaruh pada pertumbuhan nantinya. Secara umum
penyapihan dilakukan di bawah naungan dan penyapihan bibit yang sudah siap
disapih harus dilakukan secara cepat dan tepat waktu. Agar dapat mengurangi
suhu, kelembaban, dan angin yang berpengaruh terhadap kebasahan media. Faktor
lain yang perlu diperhatikan adalah curah hujan, tingkat pertumbuhan tanaman
Bibit yang tumbuh pada lahan persemaian yang telah berumur 20 hari
atau telah mengeluarkan minimal 4-5 helai daun, dicabut dan kemudian di
20
pindahkan kedalam polybag pembibitan yang berisi media tanam yang sama
dengan media yang akan di cobakan dan setiap polybag ditanami satu bibit.
Selanjutnya bibit disiram dengan menggunakan air. Setelah bibit berumur 21 hari,
tanam akan dilakukan setelah tanaman berumur 21 hari setelah tanam (berdaun
empat helai), pemindahan ini dilakukan pada sore hari. Bibit dipindahkan di
biasanya dibuat secukupnya atau sesuai dengan panjang akar bibit. Lubang tanam
yang dibuat tidak lebih dari 50x50 cm dan jarak antar lubang tidak terlalu
2.3.2.1 Penyapihan
kematian hal ini menyebabkan penyapihan tidak dapat dilakukan secara langsung,
melainkan bertahap. Penyapihan juga dilakukan tiap perlakuan agar mudah dalam
dalam penyapihan bibit ini dicabut dari media tanam sebelumnya dan dibersihkan
serta akar bibit tersebut. Kemudian lubang tanam kecil dibuat di tailing dengan
menggunakan kayu kecil agar mudah menanam bibit ke dalam polybag yang
campuran arang sekam, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
Setelah benih dipindah ke polybag, benih semangka ditutup lagi dengan arang
Penanaman bibit dilakukan dengan cara seleksi atau memilih benih yang bagus
pertumbuhannya, bibit yang sudah mempunyai daun 2-4 helai siap untuk ditanam.
Sebelum bibit dipindahkan siram terlebih dahulu area penanaman supaya tanah
siap menerima penanaman bibit dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum
22
Benih yang telah disemai dipindahkan pada umur 7-28 hari ke petak
percobaan saat tanaman memiliki daun sebanyak 2-4 helai dan perakaran yang
kuat. Cara pemindahan bibit adalah dengan cara mengambil dengan perlahan
bersama akarnya pada tiap tanaman selada yang telah dipilih untuk dipindahkan
Pemindahan bibit ini bertujuan agar tanaman bisa memiliki ruang yang
lebih luas dan juga nutrisi yang cukup. Pemindahahan bibit dilakukan saat
tanaman telah memiliki 4 daun atau lebih. Tujuan pemindahan bibit adalah
sebagai tempat untuk tanaman, agar asupan nutrisi tanaman bisa tercukupi. Bibit
yang tidak segera dipindah akan rawan rusak, dengan pemanfaatan pemindahan
tanaman akan meminimalisir resiko kerusakan pada bibit (Sundari et al., 2022).
Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada
perakaran tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila
persemaian dilakukan di atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun
pisang lalu masukan seluruh tanah dalam tempat persemaian kedalam lubang
berpengaruh terhadap kondisi morfologi suatu tanaman adalah iklim mikro dan
makro (suhu, kelembaban, curah hujan), ketinggian tempat serta kondisi tapak
kehidupan patogen tanah karena pH tanah sangat erat kaitannya dengan sifat
kimia tanah, termasuk ketersediaan nutrisi bagi patogen tanaman. Meskipun hasil
regresi berpengaruh tidak nyata, pada tanah dengan rata-rata kemasaman 6.04
air dari lingkungannya. Yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor
kelembaban udara dan suhu tanah. Faktor tanaman yang berpengaruh adalah
efisiensi perakaran, perbedaan tekanan difusi air tanah ke akar, dan keadaan
proses terjadinya pertumbuhan dan perkembangan sel dalam tanaman. Suhu atau
temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat penting bagi
tanaman, maka pertumbuhan tanaman sangat dikendalikan oleh faktor genetik dan
faktor genetik, karena potensi hasil dari suatu varietas akan sangat berhubungan
sebagian atau seluruh pori-pori tanah. Definisi yang lain menyebutkan bahwa
sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah dan
perkolasi. Tingkat kelembapan tanah yang tinggi dapat menimbulkan masalah dan
air, penjadwalan irigasi dan perkiraan cuaca, pengukuran kelembapan tanah secara
pertanaman, seperti suhu, kelembabandan air berada pada kondisi yang sama.
Faktor unsur hara atau nutrisi. Jenis dan jumlah unsur hara yang digunakan,
memliki jenis dan jumlah yang sama. Faktor-faktor tersebut diatas yang akan
berbeda.Penyerapan unsur hara oleh tanaman bergantung pada keadaan suhu dan
kehidupan patogen tanah karena pH tanah sangat erat kaitannya dengan sifat
kimia tanah, termasuk ketersediaan nutrisi bagi patogen tanaman. Meskipun hasil
regresi berpengaruh tidak nyata, pada tanah dengan rata-rata kemasaman 6.04
merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan
menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi
lebih besar melalui stomata dari pada melalui kutikula. Pengaruh awal dari
tanah, rusaknya sifat fisik dan biologis tanah, serta menipisnya ketebalan tanah.
Berkurangnya unsur hara tanah juga dapat disebabkan karena kegiatan panen,
konservasi (Azri, 2017). Pemupukan adalah salah satu upaya yang digunakan
dalam memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Selain dapat menambah
27
nutrisi, penggunaan pupuk dapat memperbaiki beberapa sifat fisika dan biologi
seperti bahan organik, bahan kapur, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah yang
secara langsung atau tak langsung agar dapat memeuhi kebutuhan bahan
dapat dilakukan melalui tanah dan daun. Pemupukan melalui daun dilakukan
menguntungkan, karena unsur hara sering terfiksasi, tercuci dan adanya interaksi
dengan tanah sehingga unsur hara tersebut relatif kurang (Uminawar et al., 2013).
Pupuk digolongkan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk
tanah seperti penambahan unsur hara yang tersedia di dalam tanah, tetapi
penurunan kualitas tanah dan lingkungan. Salah satu jenis pupuk anorganik yang
biasa digunakan adalah pupuk NPK Majemuk, Urea, TS, dan lain-lain. Pemberian
produksi tanaman karena dengan pemupukan kebutuhan tanaman akan unsur hara
dalam tanaman merupakan unsur yang sangat penting untuk pembentukan protein
dan hijau daun. Unsur hara N pada pupuk berperan tinggi dalam peningkatan hasil
produksi dengan penggunaan pupuk kandang yang tepat (Beja dan Jeksen, 2021).
dalam tanah akibat pencucian serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur
unsur hara utama yang perlu ditambahkan pada pemupukan tanaman meliputi
dapat diperoleh melalui penambahan pupuk anorganik pada tanah (Tobing, 2019).
pengaturan kadar pemberian pupuk tersebut, karena bila berlebihan atau kurang
dari takaran dalam memberikannya akan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan
menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal, juga
merupakan pemborosan tenaga dan biaya. Oleh sebab itulah pemberian pupuk
pupuk terdiri dari dosis atau konsentrasi pemberian, cara memberikan, dan waktu
bakunya, pupuk digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik disebut pupuk alam karena seluruh atau sebagian besar pupuk ini
berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa (serasah) tanaman, limbah rumah tangga,
dan batu- batuan merupakan bahan dasar pupuk organik. Kelebihan pupuk
organik
dibandingkan pupuk buatan (pupuk kimia) yaitu mampu memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah serta dapat mengurangi penggunaan bahan kimia pada
bibit anggrek. Unsur-unsur yang diperlukan meliputi unsur makro dan mikro yang
harus selalu tersedia bagi tanaman karena tanaman tidak mampu menyediakan
sendiri unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya (Hartati et al., 2019).
dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah
dari padat menjadi gembur dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara
dan air, pemberian pupuk (pemupukan) sangat penting karena memperkaya tanah
tujuan memperbaiki kualitas dan kesehatan tanah. Aplikasi pupuk organik dapat
unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan
hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman merupakan
dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan produksi dan mutu hasil tanaman.
Pupuk menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah
pemilihan bibit unggul dan pemupukan yang tepat. Pemupukan bertujuan untuk
menambah unsur hara pada tanah, selain untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah unsur nitrogen, fosfor dan
ketersediaan unsur hara didalam tanah salah satunya ialah unsur hara fosfor (P).
kegunaan dari unsur hara P yaitu dapat merangsang pertumbuhan akar dan
31
dan pernapasan. Ketersediaan unsur hara fosfor pada tanah sangat rendah
Unsur hara pada pupuk organik juga dapat meningkatkan tinggi tanaman,
volume akar dan berat kering tanaman. Pupuk organik merupakan salah satu
sumber unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman, karena mengandung unsur
hara esensial makro dan mikro yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh
dan berproduksi dengan baik. Pupuk organik juga mengandung asam-asam humat,
salah satu faktor mutlak yang diperlukan oleh tanaman, karena itu memperoleh
perawatan secara teratur dan tepat. Hasil tanaman semangka ditingkatkan melalui
kondisi tanaman atau sesuai dengan tahap perkembangan tanaman. Jumlah hara
apabila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup
32
dan seimbang pada media tanam. Meningkatnya serapan N, P, dan K dan jumlah
hasil tanaman (Kurniawati et al., 2015). Bahan organik berupa pupuk kandang
ayam dan pupuk kandang sapi dan pupuk sekam telah banyak digunakan dalam
2.5.1 Pemanenan
hasil dari suatu ladang, sawah, atau kebun (Sebayang, 2018). Tujuan pemanenan
adalah untuk mengumpulkan komoditas dari lahan dengan kematangan yang tepat
dan kerusakan yang minimal (Yulius, 2013). Panen juga suatu rangkain proses
mendapatkan buah dari hasil panen yang akan dialokasikan baik langsung kepada
dilahan (on farm) (Anisa, 2018). Panen sebagai kegiatan menumpuk atau
mengumpulkan buah dari tanaman budidaya yang digolongkan masak atau sudah
dapat di panen. Panen merupakan tahap akhir dari proses budidaya tanaman, salah
satu hal yang penting dalam pemanenan ialah cara panen (Yafizham, 2019).
33
Panen ialah pemetikan hasil budidaya sebagai kegiatan akhir dari siklus
budidaya. Hasil panen atau hasil budidaya yaitu besaran yang menggambarkan
banyaknya produk panen usaha tani yang diperoleh dalam hasil meluaskan lahan
pilar tidak rusak. Sebelum diadakannya pemanenan buah ada beberapa prosedur
yang harus diperhatikan yaitu pemilihan buah siap petik dan cara pemetikan. Jika
salah satu tidak diperhatikan maka akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas
buah. Pemilihan buah siap petik sangat diperlukan untuk mendapatkan buah
yang baik disertai dengan evaluasi terhadap mutu panen, ini dilakukan untuk
hasil. Kegiatan panen secara umum meliputi beberapa tahapan atau proses yaitu
Cara panen dapat digolongkan dalam dua macam yaitu secara mekanis dan
memiliki kekurangan yaitu dibutuhkan tenaga kerja yang banyak serta kapasitas
Tahapan awal penanganan Pasca Panen yang sangat penting dan akan
menentukan besarnya susut dan mutu gabah yang dihasilkan. Umur tanaman
antara 30-35 hari setelah pembungaan. Kadar air bulir padi dapat juga dicek
dengan menggigitnya, jika mudah patah saat digigit, maka padi siap untuk
dilakukan dengan teknik apa saja dan dengan bantuan alat apa saja, yang penting
pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman sudah dewasa. kegiatan panen dan
pascapanen yang merupakan tahap akhir dari proses budidaya tanaman “Panen
adalah pemetikan hasil budidaya sebagai kegiatan akhir dari siklus budidaya,
sedangkan pasca panen adalah penanganan hasil tanaman segera setelah dilakukan
kerja dan meningkatkan pendapatan petani (Adi et al., 2017). Salah satu upaya
mempunyai potensi pasar yang cukup besar, baik pasar dalam negeri maupun luar
negeri. Salah satu komoditas buah yang mempunyai prospek untuk dikembangkan
Nilai ekonomi tidak sama dengan harga pasar, begitu pula nilai ekonomi
tidak sama dengan nilai pasar. Jika seorang konsumen bersedia untuk membeli
barang, itu menyiratkan bahwa pelanggan menempatkan nilai yang lebih tinggi
pada barang tersebut daripada harga pasar. Selisih antara nilai bagi konsumen dan
harga pasar disebut surplus konsumen Sangat mudah untuk melihat situasi di
mana nilai sebenarnya jauh lebih besar dari harga pasar: pembelian hasol
barang tersebut, biasanya diukur dalam satuan mata uang. Nilai ekonomi tidak
sama dengan nilai pasar yaitu harga pasar suatu barang atau jasa yang bisa lebih
tinggi atau lebih rendah daripada nilai ekonomi yang diberikan oleh orang
, jika seseorang mempunyai sebuah jagung, maka nilai ekonomi dari jagung
tersebut adalah manfaat yang diperolehnya dari penggunaan apel tersebut. Jika
kenikmatan dan gizi yang mereka harapkan dari memakan jagung tersebut. Nilai
ekonomi sebuah apel tidak ada sebagai kualitas obyektif apa pun dari sebuah
jagung namun sepenuhnya bergantung pada niat subyektif orang yang menilai
permukaan tanah (above ground carbon) seperto biomasa pada tanaman ataupun
didalam tanah (below ground carbon) seperti bahan organik, beberapa tanaman
global. Serat karbon terbuat dari polimer organik dan terdiri dari untaian panjang
molekul yang disatukan oleh atom karbon. Sebagian besar serat karbon (sekitar
90%) dibuat dari proses poliakrilonitril sejumlah sekitar (10%) dibuat dari proses
Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2003 dan IPCC tahun
terutama cahaya merah dan ungu ditangkap tumbuhan melalui klorofil. Klorofil
disebut juga zat hijau daun terdapat pada kloroplas bagian tilakoid.
fisik tanaman yang terdiri dari seluruh senyawa organic seperti karbohidrat,
protein, minyak, lignin, fenol, cellulose, klorofil, enzim, vitamin, hormon dan
dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada
karbon. CO2 juga merupakan salah satu gas rumah kaca yang berperan dalam
perubahan iklim global yang dikenal sebagai blue carbon, yaitu kawasan yang
38
besar. Kawasan mampu menyimpan karbon jika tidak dilakukan pengelolaan yang
biomassa tanaman, sisa-sisa tanaman yang mati atau yang berada di dalam tanah
dalam bentuk bahan organik tanah. Informasi mengenai cadangan karbon pada
terjadinya perubahan gula menjadi pati di dalam biji, yang menyebabkan rasanya
tidak manis. Pemanenan dapat dilakukan dengan teknik apa saja dan dengan
bantuan alat apa saja yang penting adalah mengarah pada pencapaian hasil bumi,
penting dalam kehidupan masyarakat pada beberapa komoditas ada yang diberi
sampai 6 januari 2024, bertempat di Jl. Simbo, Watubangga, Kec. Baruga, Kota
digunakan, patiba, sekop, meteran roll. Tali raffia, patok, paku, palu, oven, ,
timbangan analitik dan timbangan duduk . Alat tulis untuk mencatat hasil
dalam praktikum ini yaitu kantong packing, waring dan amplop coklat.
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses persiapan lahan
gembur.
2. Merendam benih jagung dengan air hangat selama 8-10 jam atau semalaman.
3. Membuat lubang tanam dengan kedalaman sekitar 8-10 cm dengan lebar 10cm.
4. Melakukan penanaman pada lahan yang telah dilubangi dengan jarak tanam
50x50 cm
41
5. Menyiram tanaman yang telah ditanam dan dilanjutkan setiap pagi dan sore
3. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran sapi di campur arang
dan sekam).
3. Mengambil sampel tanaman jagung manis yaitu 100 gram daun dan batang
serta 100 gram buah, yang kemudian dimasukkan kedalam amplop coklat.
100 gram.
10. Lakukan proses tersebut 3-4 kali atau sampai berat sampel tidak berubah.
3.4.1 Pendapatan
yaitu:
Ket:
120
W =( x Rp. 15.000) – (Benih (Rp. 100.000) + Pupuk Anorganik (Rp.
3
50.000) + Jaring (Rp. 240.000) + Air (Rp. 162.000) + Papan Nama (Rp.21.000))
3.4.2 Karbon
43
Karbon merupakan suatu unsur yang diserap dari atmosfer melalui proses
karbon yaitu:
Ket:
BK = Berat Kering
BB =Berat Basah
= 185,73 gram
= 0,18573 kg
Cb = B x Kostanta
Ket:
= 0,092865 kg
Keterangan :
=1,161817 kg x 1900 m2
= 1,161817 kg x 0,19 Ha
= 0,220745 kg
45
4.1 Hasil
minggu ke-2 ditanam sebanyak 38 bibit dan pada minggu ke-3 ditanam sebanyak
82 bibit. Jumlah bibit yang telah ditanam adalah 120 bibit dengan persentase
tumbuh 100%.
Jumlah
Bedeng ke- No Tinggi Tanaman (cm) Daun Keterangan
7. 6,5 4 Subur
8. 7,8 4 Subur
9. 7,4 4 Subur
10
. 7 4 Subur
11
. 7,1 4 Subur
1. 6,7 4 Subur
2. 6,8 4 Subur
3. 7,2 4 Subur
4. 6,6 4 Subur
5. 7,2 4 Subur
6. 7,3 4 Subur
7. 6,5 4 Subur
8. 7,8 4 Subur
9. 7,4 4 Subur
10
3. . 7 4 Subur
1. 7,1 4 Subur
2. 6,7 4 Subur
3. 6,8 4 Subur
4. 7,2 4 Subur
5. 6,6 4 Subur
6. 7,2 4 Subur
7. 7,3 4 Subur
8. 6,5 4 Subur
4. 9. 7,8 4 Subur
1. 7,4 4 Subur
2. 7 4 Subur
3. 7,1 4 Subur
4. 6,7 4 Subur
5. 6,8 4 Subur
6. 7,2 4 Subur
5. 7. 6,6 4 Subur
1. 6,2 4 Subur
2. 7,3 4 Subur
3. 6,5 4 Subur
4. 7,8 4 Subur
6. 5. 7,4 4 Subur
50
Jumlah
Bedeng ke- No Tinggi Tanaman (cm) Daun Keterangan
6. 7 4 Subur
7. 7,1 4 Subur
8. 6,7 4 Subur
1. 6,8 4 Subur
2. 7,2 4 Subur
3. 6,6 4 Subur
4. 4,2 3 Kurang Subur
5. 3,3 3 Kurang Subur
6. 4,5 3 Kurang Subur
7. 7,8 4 Subur
7. 8. 7,4 4 Subur
1. 7 4 Subur
2. 7,1 4 Subur
3. 6,7 4 Subur
4. 6,8 4 Subur
5. 7,2 4 Subur
6. 6,6 4 Subur
8. 7. 4,2 4 Subur
1. 7,3 4 Subur
2. 6,5 4 Subur
3. 7,8 4 Subur
4. 7,4 4 Subur
5. 7 4 Subur
6. 7,1 4 Subur
7. 7,4 4 Subur
8. 7 4 Subur
9. 9. 7,1 4 Subur
1. 6,7 4 Subur
2. 6,8 4 Subur
3. 7,2 4 Subur
4. 6,6 4 Subur
5. 6,2 4 Subur
6. 7,3 4 Subur
7. 6,5 4 Subur
10. 8. 7,8 4 Subur
1. 7,4 4 Subur
2. 7,4 4 Subur
3. 7 4 Subur
11. 4. 7,1 4 Subur
51
Jumlah
Bedeng ke- No Tinggi Tanaman (cm) Daun Keterangan
5. 6,7 4 Subur
6. 6,8 4 Subur
7. 7,2 4 Subur
1. 6,6 4 Subur
2. 6,2 4 Subur
3. 7,3 4 Subur
4. 6,5 4 Subur
5. 7,8 4 Subur
6. 7,4 4 Subur
7. 7,4 4 Subur
8. 7 4 Subur
12. 9. 7,1 4 Subur
1. 6,7 4 Subur
2. 6,8 4 Subur
3. 7,2 4 Subur
4. 6,6 4 Subur
5. 6,2 4 Subur
13. 6. 7,3 4 Subur
1. 6,5 4 Subur
2. 7,8 4 Subur
3. 7,4 4 Subur
4. 7,4 4 Subur
5. 7 4 Subur
6. 7,1 4 Subur
7. 6,7 4 Subur
14. 8. 6,8 4 Subur
1. 7,2 4 Subur
2. 6,6 4 Subur
3. 6,2 4 Subur
4. 7,3 4 Subur
5. 6,5 4 Subur
6. 7,8 4 Subur
7. 7,4 4 Subur
15. 8. 6,3 4 Subur
Rata rata 6,8
52
mempunyai 2-4 daun dengan rata-rata tinggi tanaman 6,8 cm dengan keterangan
pada bedeng 1 dari 11 tanaman ada 6 kurang subur, bedeng 2 dari 11 tanaman ada
1 kurang subur, bedeng 3 dari 10 tanaman subur semua, bedeng 4 dari 9 tanaman
subur semua, bedeng 5 ada 9 tanaman subur semua, bedeng 6 ada 8 tanaman
subur semua, bedeng 7 dari 8 tanaman ada 3 tanaman kurang subur, bedeng 8 dari
7 tanaman subur semua, bedeng 9 dari 9 tanaman subur semua, bedeng 10 dari 8
tanaman subur semua, bedeng 11 dari 7 tanaman subur semua, bedeng 12 dari 10
tanaman subur semua, bedeng 13 dari 6 tanaman subur semua, bedeng 14 dari 8
dikeluarkan yaitu sebanyak Rp. 573.000 dan hasil keuntungan yang didapat yaitu
Rp. 27.000.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan yaitu diperoleh hasil
jumlah biomassa serasah yaitu 0,18573 kg dan biomassa buah 0,134421 kg.
serasah sebesar 0,0928652 kg dan buah sebesar 0,0744365kg, dengan total karbon
perplot yaitu 1,61817 kg dan total karbon dalam suatu areal (seluruh plot) yaitu
0,220745 kg.
54
4.2 Pembahasan
Pembersihan lahan adalah upaya agar daerah sekitar taman selalu dalam
kondisi yang bersih dari sampah-sampah, baik itu sampah sisa tanaman
rumput, di mana sisa tanamantersebut harus segera di bersihkan dari lokasi taman.
Pembersihan lahan rutin dilakukan setiap hari pada sekitar taman, hal ini biasanya
di akukan dengan penyapuan lahan yang rutin dilakukan pada pagi hari atau sore
rumput atau gulma yang ada dilahan serta sisa tanaman yang sudah mati. Sisa
tanaman dan rumput tersebut tidak dibuang tetapi akan ditimbun sebagai pupuk.
Tujuan proses pembersihan lahan ini adalah untuk mengurangi gulma yang dapat
Tujuan dari proses pembalikan tanah ini adalah untuk mengembalikan unsur hara
habis dengan menggunakan pacul, parang dan patiba. Persiapan lahan selanjutnya
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan penting dan
yang multiguna sebagai sumber pangan. Hamper seluruh bagian tanaman jagung
memiliki nilai ekonomis. Biji jagung sebagai hasil utama digunakan sebagai
bahan pangan manusia, bahan pakan ternak, bahan baku industri, makanan,
benih para petani umumnya akan merendam benih dalam air dalam waktu
dapat mempermudah air dan gas masuk kedalam biji, dan biji terpacu untuk
perkecambahan benih adalah imbibisi air kedalam benih. Proses imbibisi bisa
perkecambahan akan terhambat juga. Imbibisi terjadi karena potensial air dalam
benih lebih rendah dari sekitarnya, sehingga air akan bergerak masuk kedalam biji
yaitu dengan menggunakan cara perendaman dengan air maupun larutan ZPT. Zat
Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organic bukan hara yang dalam jumlah
fisiologis umumnya belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan struktur
perkecambahan benih adalah dengan merendam benih dalam air selama 8 jam
cukup untuk melembabkan biji, suhu, oksigen dan adanya cahaya. Air memegang
peranan yang terpenting dalam proses perkecambahan biji. Air merupakan faktor
fungsi, sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau cotyledon
kepada titik tumbuh pada embryonic axis (Ayub dan Elfina, 2014).
jagung manis dimulai dari kegiatan perendaman biji jagung manis dengan air
hangat kuku selama 8 jam atau lebih. Air memegang peranan yang terpenting
maka dipindahkan di polybag atau gelas aqua. Pada lahan dilakukan pencampuran
merupakan media pertumbuhan, air, cahaya matahari, serta zat hara yang ada
faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat
pada kualitas benih tanaman itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor lingkungan salah satunya adalah media tanam tanaman (Rahmania dan
Nahlunnisa, 2020).
beberapa kegiatan yaitu penyiraman lahan atau bedengan yang dilakukan sebelum
dan dikerjakan sehari sebelum penanaman bibit tanaman (Firman et al., 2017).
Lahan dan 17 tanaman dilakukan melalui kegiatan pemuatan pagar. Kegiatan ini
bertujuan agar lahan aman dari hewan perusak atau penggangu. Selanjutnya
lahan, agar lahan atau tanaman yang sudah ditanam menjadi subur dan segar
menggunakan kayu atau jari tangan. Sebanyak 2 bibit ditanam per polybag untuk
mengantisipasi apabila terdapat bibit yang tidak tumbuh (Wilda et al., 2017).
hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan
dengan jarak antara lubang sekitar 80100 cm atau tergantung tebal tipisnya
dilakukan dua kali dalam sehari saat tidak hujan atau cuaca panas. Volume
pertumbuhan dan hasil yang maksimal. Faktor lingkungan sangat berperan dalam
proses pertumbuhan tanaman, media tumbuh adalah salah satu faktor lingkungan
59
Penggunaan pasir sangat baik untuk perbaikan sifat fisik tanah terutama tanah liat
menyiram tanah sebelum dilakukan penanaman. Setelah itu dibuatkan lubang dan
diberi pupuk (pupuk kandang telah dicampur arang dan sekam) lalu dilakukan
dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore. Jika bibit telah ditanam selanjutnya
adalah pembuatan pagar pada plot agar tanaman terlindungi dari hewan perusak
tanaman.
fase pertumbuhan (Gunawan, 2014). Pupuk organik baik yang berasal dari
kotoran hewan maupun sisa tumbuhan pada dasarnya dapat menurun kantingkat
keasaman tanah namun tidak dalam waktu yang singkat. Hal ini disebabkan
karena pupuk organik termasuk dalam pupuk slow release atau pupuk yang
dengan prinsip 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat dan tepat
cara) yang harus dilaksanakan dengan tepat. Jenis pupuk yang diaplikasikan harus
sesuai dengan kebutuhan tanaman agar nantinya tanaman dapat menyerap dengan
mengandung unsur hara mikro dalam jumlah cukup, yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman. Pupuk organik juga mempengaruhi sifat fisik dan sifat
kimia, maupun sifat biologi tanah, juga mencegah erosi dan mengurangi
kedalam tanah merupakan salah satu teknik budidaya yang lebih baik dari segi
Berdasarkan hasil yang telah didapat ada 120 tanaman, telah mempunyai
2-4 daun dengan rata-rata tinggi tanaman 6,79 cm dengan keterangan pada bedeng
1 dari 11 tanaman ada 6 kurang subur, bedeng 2 dari 11 tanaman ada 1 kurang
subur, bedeng 3 dari 10 tanaman subur semua, bedeng 4 dari 9 tanaman subur
semua, bedeng 5 ada 9 tanaman subur semua, bedeng 6 ada 8 tanaman subur
semua, bedeng 7 dari 8 tanaman ada 3 tanaman kurang subur, bedeng 8 dari 7
tanaman subur semua, bedeng 9 dari 9 tanaman subur semua, bedeng 10 dari 8
tanaman subur semua, bedeng 11 dari 7 tanaman subur semua, bedeng 12 dari 10
tanaman subur semua, bedeng 13 dari 6 tanaman subur semua, bedeng 14 dari 8
5.1 Kesimpulan
1. Lahan yaitu antara lain setiap tahapan persiapan lahan sebelum penanaman
yaitu pertama dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput atau gulma
perendaman biji jagung manis dengan air hangat kuku selama 8 jam atau lebih.
polybag atau gelas aqua. Pada lahan dilakukan pencampuran media tanah
penanaman. Setelah itu dibuatkan lubang dan diberi pupuk (pupuk kandang
telah dicampur arang dan sekam) lalu dilakukan penanaman. Proses setelah
setiap pagi dan sore. Jika bibit telah ditanam selanjutnya dibuatkan mulsa
62
pagar pada plot agar tanaman terlindungi dari hewan perusak tanaman.
4. Pemberian pupuk dilakukan pada saat sebelum tanam tidak akan semuanya
pertumbuhan. Berdasarkan hasil yang telah didapat ada 120 tanaman, telah
keterangan pada bedeng 1 dari 11 tanaman ada 6 kurang subur, bedeng 2 dari
bedeng 4 dari 9 tanaman subur semua, bedeng 5 ada 9 tanaman subur semua,
bedeng 6 ada 8 tanaman subur semua, bedeng 7 dari 8 tanaman ada 3 tanaman
kurang subur, bedeng 8 dari 7 tanaman subur semua, bedeng 9 dari 9 tanaman
dari 6 tanaman subur semua, bedeng 14 dari 8 tanaman subur semua dan
5. Panen dilakukan pada saat rambut luar terlihat mongering, selain itu tongkol
jagung sudah mengeras saat dipegang dan keketatan kelobot. Jagung yamg
dipanen pada saat biji keriting umumnya dilakukan saat jagung sudah berumur
80-110 hari setelah tanam, atau saat umur sudah mencapai maksimum, dalam
panen yang berkualitas. Modal awal yang dikeluarkan yaitu sebanyak Rp.
573.000 dan hasil keuntungan yang didapat yaitu Rp. 27.000. Berdasarkan
63
hasil analisis data yang telah dilakukan yaitu diperoleh hasil jumlah biomassa
serasah yaitu 0,18573 kg dan biomassa buah 0,134421 kg. Dengan membagi
dan buah sebesar 0,0744365 kg, dengan total karbon perplot yaitu 1,61817 ton
dan total karbon dalam suatu areal (seluruh plot) yaitu 0,220745 ton.
5.2 Saran
Saran yang diberikan pada praktikum ini yaitu dalam sebaiknya untuk
kemudian dipilih varietas yang unggul agar dapat memberikan hasil yang baik.
Perlu diteliti jenis dan cara pemberian mulsa organik sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Y., M. Mukmin dan A. Brawijaya, 2021. Hidroponik skerwoll dan faedah
pekarangan rumah untuk pertanian dengan menerapkan konsep hidroponik
nyaman di hati dan kantong. Jurnal Qardhul Hasan; Media Pengabdian
kepada Masyarakat. 5(2):107-114.
Adi, A. N. I. Y. W., S. Widodo dan A. Nurwaskito, 2017. Analisis reklamasi
tambang batukapur di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Provinsi
Sulawesi Selatan. Jurnal Geo mine. 5(2).
Adi, I. G dan P. I. Nyoman, 2019. Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi
Sawah Melalui Pemupukam Kompos dan NPK. Jurnal Agrotrop. 9 (2):
178-187.
Adjria, T., I. Bempah dan W. K Tolinggi, 2014. Analisis implementasi kebijakan
pemerintah daerah terhadap penggunaan lahan sistem agroforestri di
Kecamatan Suwawa Selatan Kabupaten Bone Bolango. AGRINESIA:
Jurnal Ilmiah Agribisnis. 4(2): 118-126.
Afifah, F.,A.,N, G.F., Indra, S.Trio dan Arief D, 2021. Identifikasi Perubahan
Penggunaan Lahan Agroforestri di Pulau Pahawang. Journal of Tropical
Marine Science. 4(1): 1-8.
Ahmad, Z., I. M. L. Aji dan H. Anwar, 2023. Pendugaan cadangan karbon pada
ruang terbuka hijau Kota Mataram. Journal of Forest Science Avicennia.
6.(2): 125-133.
Ai, N. S. dan P. Torey, 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator
kekurangan air pada tanaman (Root morphological characters as water-
deficit indicators in plants). Jurnal Bioslogos. 3(1): 31-39.
Alfiah, L.N., 2017. Pertumbuhan Semangka (Citrulus vulgaris Schard) dengan
Menggunakan Beberapa Jenis Pupuk Organik. Jurnal Sungkai. 5(1): 22-
31.
Amartani, K, 2019. Respon perkecambahan benih jagung (Zea mays. L) pada
kondisi cekaman garam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian. 3(1): 9-14.
Amin, A., B. R. Juanda dan M. Zaini, 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Lama
Perendaman dalam ZPT Auksin terhadap Viabilitas Benih Semangka
(Citurullus lunatus) Kadaluarsa. Jurnal Penelitian Agrosamudra. 4(1):45-
57.
Andoko, A, 2013. Berkebun kelapa sawit si emas cair. Jurnal Agro Media.
4(1):163-170.
Anesa, D., R. Qurniati, Y. R. Fitriana, 2022. Budaya dan kearifan lokal dalam
pengelolaan lahan dengan pola agroforestri di kesatuan pengelolaan hutan
lindung batutegi provinsi lampung. Jurnal Hutan Tropis. 6(1): 26-37.
65
Kuswanto, Ir., 2019. Petunjuk pemupukan yang efektif. PT. Agro . Media
Pustaka. Jakarta.
Latifa, R.Y., M. Dawam dan E. Widyanto, 2015. Pengaruh pengendalian gulma
terhadap tanaman kedelai (Glycine max (L.) merril) pada sistem olah
tanah. Jurnal Produksi Tanaman. 3 (4):311-20.
Lestari, I. A., A. Rahayu dan Y. Mulyaningsih, 2017. Pertumbuhan dan produksi
tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada berbagai media tanam dan
konsentrasi nutrisi pada sistem hidroponik Nutrient Film Technique
(NFT). Jurnal Agronida. 8(1): 31-39.
Maftuah, E., dan A. Hayati, 2019.Pengaruh persiapan lahan dan penataan lahan
terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil cabai merah (Capsicum
annum) di lahan Gambut. Jurnal Hortikultura Indonesia. 10(2): 02-111.
Maftuah, E., dan A. Hayati. 2019. Pengaruh persiapan lahan dan penataan lahan
terhadap sifat tanah, pertumbuhan dan hasil cabai merah (Capsicum
annum) di lahan Gambut. Jurnal Hortikultura Indonesia. 10(2): 02-111.
Makhliza, T., A. R. Noor dan M. Elma, 2014. Pembuatan Pupuk Organik Cair
Dari Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Bioaktivator EM4
(Effective microorganisms). Konversi. 5(2): 44-51.
Mamang, K.I. I. Umarie dan H. Hasbi, 2017. Pengaplikasian berbagai macam
pupuk azolla (Azolla Microphyla) dan interval waktu aplikasi terhadap
pertumbuhan dan produksi kedelai (Glycine Max (l) merill). Jurnal
Agritrop. 15(1): 25-43.
Mansyur, N. I., E. H. Pudjiwati dan A. Murtilaksono, 2021. Pupuk dan
Pemupukan. Syiah Kuala University Press
Marcos, H. dan H. Muzaki, 2022. Monitoring suhu udara dan kelembaban tanah
pada budidaya tanaman papaya. Jurnal Teknologi dan Sistem Pertanam.
3(2): 32-43.
Marina, I dan A.H. Dharmawan, 2013. Analisis konflik sumberdaya hutan di
kawasan konservasi. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan
Ekologi Manusia. 5(1): 90-96.
Marsono, A, 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum MiII). Jurnal Pendidikan
Biologi. 1 (1): 1-3.
Mashud, N., Maliangkay dan M. Nur, 2013. Pengaruh Pemupukan Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Aren Belum Menghasilkan. Jurnal B.
Palma. 14 (1): 13-19.
Megantara, F. S. dan N. W. Prasodjo, 2021. Analisis Gender Pada Ketahanan
Pangan Rumah Tangga Petani Agroforestri. Jurnal Sains Komunikasi Dan
Pengembangan Masyarakat [JSKPM]. 5(4): 577-596.
71
Sari, N.P., T.I. Santoso dan S. Mawardi, 2013. Sebaran tingkat kesuburan tanah
pada perkebunan rakyat kopi Arabika di dataran tinggi Ijen-Raung
menurut ketinggian tempat dan tanaman penaung. Pelita Perkebunan.
29(2): 93-107.
Sebayang, S. A, 2018. Analisis structural equation modelling (semangka)
terhadap alih fungsi lahan pertanian dan kesejahteraan ekonomi
masyarakat. At-tijaroh: Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis Islam. 4(2):
169-184.
Seni, K., 2013. Kesiapan teknologi panen dan pascapanen padi dalam menekan
kehilangan hasil dan meningkatkan mutu beras. Jurnal Litbang Pertanian.
31(2):58-67.
Setiawan, M. A., U. Husain dan Hamzari, 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Urea
Terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona grandis L.f) pada Lahan
Bekas Tambang Poboya. Jurnal Warta Rimba. 7 (1): 39-46.
Setiawan, M.B., I. Mariyono dan I. Junaidi, 2021. Respon produktivitas tanaman
terongungu (Solanum melongena L.) terhadap pemberian pupuk urea.
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional. 1(1): 1-10.
Sifaunajah, A., M.R. Iskandar dan Q. Afifudin, 2021. Optimalisasi Lahan Kosong
untuk Penunjang Pangan Harian. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 2(1): 1-
3.
Siregar, M., 2018. Potensi pemanfaatan jenis media tanam terhadap
perkecambahan beberapa varietas cabai merah (Capsicum annum
L.). Jurnal Jasa Padi. 3(1): 11-14.
Sofyan, E.T., Y. Machmud dan H. Yeni, 2019. Penyerapan Unsur Hara N, P Dan
K Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat Aplikasi
Pupuk Urea, Sp-36, Kcl Dan Pupuk Hayati Pada Fluventic Eutrudepts
Asal Jatinangor. Jurnal Agrotek Indonesia. 4(1): 1-7
Solle, H.R.L., M. Nitsae danM.E.S. Ledo, 2019. Pengaruh pupuk organic cair
(POC) terhadap perkecambahan cendana (Santalum album L.) secara in
vitro di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. 110 – 115.
Subantoro, R., 2014. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap respon fisiologis
perkecambahan benih kacang tanah (Arachis hypogaea L). Jurnal
Mediagro. 10(2): 32-44.
Subardja, V., 2017. Karakteristik Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis Dilahan
Marginal dengan Dosis Pemupukan N Yang Berbeda. Jurnal Agrotek
Indonesia. 2(1): 7-12.
Sudjadi., S. Yati dan R. Erlina, 2014. Kajian Penggunaan Pupuk Organik Oleh
Petani di Kabupaten Bogor. Jurnal Agrosains dan Teknologi. 1 (2): 23-30.
Sujarwadi, H., B.S Daryono., H. Hanini dan Supriyadi, 2020. Pengembangan
Benih Unggul Semangka Citra Jingga melalui Teknik Kastrasi dan
75
Tobing, R., 2019. Respon pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap
pertumbuhan dan produktivitas buah naga. Jurnal Pertanian Agros. 20 (1):
1-9.
Tokoro, E. L., 2021. Desain alatpenanamJagung manual di Kampung Kali Semen
DistrikNabire Barat KabupatenNabire. Jurnal Teknologi dan Rekayasa.
6(2): 40-49.
Uminawar, U., H. Umar dan R. Rahmawati, 2013. Pertumbuhan Semai Nyatoh
(Palaquium sp.) pada Berbagai Perbandingan Media dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair di Persemaian. Jurnal Warta Rimba. 1(1): 1-9.
Untung, K., 2013. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (Edisi Kedua). Cetakan
Keenam. Gadjah Mada University Press.
Usodri, K. S., B. Utoyo., D. P. Widiyani dan J. Saputri, 2022. Respon
pertumbuhan bibit kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) Abnormal akibat
terserang penyakit bercak daun setelah aplikasi pemupukan di main-
nursery. Jurnal Agrotek Tropika. 10(2): 203-209.
Wahyono, S., I. F. L. Sahwan dan F. Suryanto, 2021. Membuat Pupuk Organik
Granul dari Aneka Limbah. Agromedia. 3(6): 117-127.
Wahyudin, A., D. Widayat dan A. Hafiz, 2018. Respons tanaman jagung (Zea
mays L.) hibrida terhadap aplikasi paraquat pada lahan tanpa olah tanah
(TOT). Jurnal Kultivasi. 17(3): 738-743.
Wardhana, S., Wijaya, R. dan E. Adelina, 2016. Respons pertumbuhan bibit kopi
arabika terhadap pemberian ekstrak bawang merah (Allium cepa L.).
Agrotekbis: E-Jurnal Ilmu Pertanian. 11(1): 258-264.
Warintan, S. E., Purwaningsih dan Noviyanti, 2021. Pupuk Organik Cair
Berbahan Dasar Limbah Ternak Untuk Tanaman Sayuran. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. 5 (6): 1465-1471.
Wasis, H. dan A. Sandrasari, 2014. Perilaku dalam Pengelolaan Lahan Pertanian
di Kawasan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu Kabupaten
Karanganyar. Journal of Agriculture and Human Resource Development
Studies. 2(1): 25-34.
Wijayanto, H., S. Anantayu dan A. Agung, 2021. PerilakudalamPengelolaan
Lahan Pertanian di Kawasan Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Hulu Kabupaten Karanganyar. Journal of Agriculture and Human
Resource Development Studies. 2(1): 25-34.
Wijayanto, H., S. Anantayu dan A. Wibowo, 2021. Perilaku dalam pengelolaan
lahan pertanian di kawasan konservasi daerah aliran sungai (DAS) hulu
Kabupaten Karanganyar. AgriHumanis: Journal of Agriculture and
Human Resource Development Studies. 2(1): 25-34.
Wilda, R., B. Prakoso da R. Naila, 2017. Peran Kelompok Wanita Tani dalam
Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman Sayuran
Organik. Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP). 7(1): 145-156.
77