Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN DAN


INDUSTRI EKOSISTEM SUB-OPTIMAL II

PEMBUKAAN LAHAN DAN PENGOLAHAN TANAH

OLEH:
BAGAS ANDREAN SETIAWAN
NIM. 2006125773

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUKAAN LAHAN DAN PENGOLAHAN TANAH

OLEH:

BAGAS ANDREAN SETIAWAN


NIM. 2006125773

Menyetujui

Asisten Pratikum I Aisiten Pratikum II

Muhammad Tamyis Lutfi Hakim Novrialdi

1906110167 1906155137

Asisten Pratikum III

Ahmad Huesean
1906112632
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan dengan sumber daya


alam yang melimpah, hal ini menjadi modal pembangunan ekonomi Indonesia.
Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang berpotensial dalam memberikan
sumbangan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional. Pertanian
dalam arti luas yakni kegiatan yang memanfaatkan dari makhluk hidup untuk
memenuhi kepentingan dari manusia yang terdiri dari peternakan rakyat,
perkebunan, kehutanan, peternakanm dan juga perikanan. Pengertian pertanian
dalam arti sempit ialah pertanian rakyat yang usaha pertanian keluarga dengan
produksi bahanya adalah bahan makanan utama (Lorenzo et al 2015).
Budidaya tanaman dengan target hasil yang optimal membutuhkan
perencanaan penggunaan lahan. Hal ini disebabkan setiap jenis tanaman
mempunyai persyaratan tumbuh yang berbeda-beda dan spesifik. Dengan
demikian, agar pertumbuhan dan produksinya optimal, maka perlu
mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan dan persyaratan tumbuh tiap jenis
tanaman tersebut.

Tanah bagi manusia sangat penting, bukan hanya sekadar sebagai tempat
tinggal lebih dari itu, tanah merupakan tempat bagi manusia untuk melakukan
berbagai macam aktivitasm sehingga perkembangan tanah pun memiliki nilai
secara ekonomis. Hal itu bisa dilakukan dengan cara mengolah tanah. Pengolahan
tanah bisa dilakukan dengan berbagai cara macam, baik itu melalui cara
konvensional maupun modern (Anonim, 2012).
Untuk mendapatkan hasil pengolahan yang maksimal, perlu memiliki
sistem pengolahan yang tepat sesuai dengan keadaan tanah yang akan diolah.
Karena pentingnya tanah dalam sektor pertanian, maka perlu benar-benar
diperhatikan cara pengolahannya agar bisa mendapatkan hasil olahan yang
maksimal. Tanah yang subur sangat bagus untuk dilakukannya penanaman karena
banyak mengandung unsur hara yang diperlukan bagi tanaman sehingga hasil
tanaman akan didapatkan maksimal. Dengan pengolahan ini tentunya petani akan
dapat memperoleh keuntungan, karena tanamannya dapat tumbuh dengan baik
(Anonim, 2013).
Pengelolaan lahan merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas lahan
yang kurang menguntungkan atau marginal, dengan adanya pengelolaan itu
diharapkan dapat meningkan pendapatan masyarakat dalam hal ketahanan pangan.
Pada lahan-lahan kritis sangat dibutuhkan suatu metode yang tepatuntuk
meningkakan kualitas tanah dalam hal ini adalah produksi tanaman, produksi suatu
tanaman menunjukan nilai kesuburan suatu lahan. Menurut Hani bahwa sistem
agroforestry pada lahan kritis sangat berpengaruh pada kesuburan tanah, hal ini
ditunjukkan oleh hasil produksi tanaman sengon dengan pola agroforestry
menunjukkan pertumbuhan paling bagus dari pada sengon dengan sistem
monokultur dan konvensional (Hani, 2013).
1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk membersihkan lahan yang
akan digunakan untuk budidaya tanaman agar pertumbuhan tanaman akan optimal
dan pengolahan tanah yang benar agar tempat tumbuh tanaman budidaya akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal.
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembukaan lahan

Persiapan dan pembukaan lahan merupakan kegiatan fisik awal terhadap


areal yang digunakan sebagai pertanaman. Dalam pembukaan lahan harus
diperhatikan situasi dan kondisi areal yang akan dibuka, agar tujuan kegiatan ini
tidak menyimpang yaitu mengacu pada standar yang berlaku, tepat waktu, biaya
yang seefesien mungkin. Dalam pengukuran lahan yang akan dibuka,yang harus
diperhatikan adalah menentukan titik awal, bila perlu gunakan tanda-tanda yang
mudah dikenal dan permanen. Dari pengukuran dan pengambilan data yang
dilakukan maka kita bisa mengetahui bahwa lokasi lahan tersebut merupakan areal
datar, areal bukit atau areal rawa (Siboro, 2001). Land Clearing atau pembukaan
lahan adalah proses pembersihan dan penyiapanlahan sebelum dimulainya aktivitas
pertanian, perkebunan, atau penambangan / pembangunan suatu proyek konstruksi.
Pembukaan lahan adalah salah satu langkah awal untuk bercocok tanam,
pada suatu areal atau lahan yang sebelumnya banyak ditumbuhi oleh perpohonan,
gulma dan keanekaragaman hayati didalamnya, pembukaan lahan dilakukan untuk
keperluan seperti perkebunan, pertanian, transmigrasi dan keperluan lainnya
(Setiadi, 2018).
Pada dasarnya sebelum dilakukannya kegiatan penanaman maka hal
pertama yang dilakukan yaitu pembukaan lahan yang bertujuan untuk
membersihkan suatu lahan yang akan ditanami. Pembukaan lahan untuk
pengembangan perkebunan tidak diperkenankan adanya kegiatan pembakaran
walaupun cara ini relatif lebih mudah, ceat dan murah (Akil, 2010).
Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan merupakan salah satu
masalah lingkungan yang sering terjadi dalam skala besar merupakn salah satu
penyebab degraniasi hutan dan terbukti menimbulkan kerusakan dan kerugian baik
pada aspek ekonomi, ekologi, maupun sosial. Penyebab besarnya kejadian
kebakaran hutan di Indonesia yaitu bersumber pada lemahnya peraturan perundang-
undang (Tambunan, 2013).
2.2 Pengolahan tanah

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting perlu
mendapat perhatian sungguh-sungguh agar terhindar dari kerusakan yang dapat
menurunkan produktivitasnya. Kerusakan tanah dapat terjadi karena salah dalam
pengelolaan. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
produktivitas tanah, salah satu diantaranya adalah melalui modifikasi cara olah
tanah dan intensitas pengolahan tanah. Pengolahan tanah ialah kegiatan manipulasi
mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Berbagai sistem pengolahan tanah akan berpengaruh
terhadap pemadatan tanah dan kandungan kadar bahan organik tanah (Fuady,
2010).
Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam.
Walaupun pengolahan tanah sudah dilakukan oleh manusia sejak dahulu kala dan
sudah mengalami perkembangan yang demikian pesat baik dalam metode maupun
peralatan yang digunakan, tetapi sampai saat ini pengolahan tanah masih belum
dapat dikatakan sebagai ilmu yang pasti (eksakta) yang dapat dinyatakan secara
kuantitatif. Belum ada metode yang memuaskan yang tersedia untuk menilai hasil
olah yang dihasilkan oleh suatu alat pengolah tanah tertentu, serta belum dapat
ditentukan suatu kebutuhan hasil olah yang khusus untuk berbagai tanaman untuk
lahan kering (Baines et al 2007).

pertumbuhan akar (Firnia, D. 2009). Dengan pengolahan tanah diharapkan


kepadatan tanah dapat dikurangi sehingga aerasi tanah menjadi lebih baik (tata
udara dan air) yang akan mendorong perkembangan perakaran, meningkatkan
serapan hara dan air serta mengurangi senyawa-senyawa organik yang beracun
(Soepardi, 1983). Pengolahan tanah yang baik menyebabkan akar tanaman dapat
menembus tanah dengan mudah sehingga dapat merangsang berkembangnya
mikroba di sekitar perakaran.
Menurut Arsana (2007), umumnya kacang tanah menghendaki pengolahan
tanah sempurna agar perkembangan akar dan pertumbuhan berlangsung dengan
baik, sehingga ginofor mudah masuk ke dalam tanah membentuk polong dan
mempermudah pemungutan hasil, tanpa banyak yang hilang atau tertinggal di
dalam tanah dan pengolahan tanah dimaksudkan untuk menciptakan ruang tumbuh
bagi tanaman, sehingga akan menopang pertumbuhan dan perkembangan di
atasnya.
Menurut Suwardjo and Dariah (1995), pengolahan tanah yang berlebihan
juga mendorong meningkatnya proses oksidasi bahan organik sehingga
menurunkan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bakteri penambat nitrogen dan
fosfor, menyebabkan menurunnya kandungan bahan organik tanah sehingga terjadi
kemerosotan kesuburan tanah dan kemantapan agregat. Olah tanah minimum
(OTM) merupakan kegiatan olah tanah konservasi yang menggunakan sistem olah
tanah secukupnya dengan mempertahankan sisa tanaman terdahulu masih ada di
atas permukaan lahan tersebut (Prasetyo, 2014).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Maret 2023 pada pukul 08.00 –
selesai. Praktikum dilaksanakan di lahan UPT kebun percobaan, fakultas pertanian,
universitas riau.
3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, parang, sepatu
boots, tali rafia, ajir/pancang, meteran. Bahan yang digunakan adalah lahan untuk
budidaya tanaman kokao dan karet.
3.3 Cara Kerja

1. Dilakukan pengukuran lahan seluas 20 m x 8 m.


2. Dilakukan pembukaan lahan dengan cara menebas gulma yang ada serta
penebangan pohon yang besar.
3. Pembersihan lahan dari kayu, plastik atau sampah-sampah di sekitar lahan.
4. Meratakan tanah agar bedengan bisa dibuat dengan baik
IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pembukaan lahan adalah salah satu langkah awal untuk bercocok tanam,
pada suatu areal atau lahan yang sebelumnya banyak ditumbuhi oleh perpohoynan,
gulma dan keanekaragaman hayati didalamnya, pembukaan lahan dilakukan untuk
keperluan seperti perkebunan, pertanian, transmigrasi dan keperluan lainnya.
Pembukaan lahan pada praktikum teknologi produksi tanaman perkebunan
dan industri sub-optimal II menggunakan cara pembukaan lahan yang konvensional
dimana masih menggunakan cangkul dan parang untuk melakukan pembukaan
lahan dan pengolahan tanah menggunakan cangkul yang dimana tanah di
gemburkan untuk bisa memudahkan dalam pembuatan bedengan.
4.2 Saran

Diharapkan kepada seluruh praktikan agar lebih membersamai dalam


pengerjaan selama praktikum agar praktikum bisa cepat selesai. Praktikan juga
harus berhati-hati dalam pengerjaan selama praktikum agar tidak terjadi kecelakan
kerja pada saat melakukan kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Akil, M. 2010. Teknik Pengolahan Tanah Pada Lahan Pertanian. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Arsana. IGK.D. 2007. Peningkatan Produksi Kacang-kacangan dan Umbiumbian


Mendukung Kemandiarian Pangan. Pengkajian Shuttle Breeding Kacang
Tanah di Lahan Kering Beriklim Kering Dataran Rendah Gerokgak-
Buleleng. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Bali. Hal 200 -2004.

Arsyad, A.R. 2001. Pengaruh olah tanah konservasi dan olah tanam terhadap sifat
fisika tanah Ultisol dan hasil jagung. J. Agronomi. 8(2):111-116.

Baines, P. G., & Folland, C. K. (2007). Evidence for a rapid global climate shift
across the late 1960s. Journal of Climate, 20(12), 2721-2744.
Firnia, D. (2009). Sifat Kimia Ultisols Banten Akibat Pengolahan Tanah Dan
Pemberian Pupuk Kompos. Jurnal Agroekoteknologi, 1(1).

Fuady, Z. 2010. Pengaruh sistem olah tanah dan residu tanaman terhadap laju
mineralisasi nitrogen tanah. J. Ilmiah Sains dan Teknologi 10(1): 94-101.

Lorenzo, E. P., & Munoz, C. P. (2015). Pembukaan Lahan tanpa Pembakaran-


Sebuah Model Pembukaan Lahan tanpa Bakar dalam Mempersiapkan
Pembangunan Hutan Tanaman di Indonesia. Kebakaran di Lahan
Rawa/Gambut di Sumatera: Masalah dan Solusi, 82.
Prasetyo dkk. 2014. Pengaruh sistem olah tanah dan berbagai mulsa organik pada
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr.) var.
grobogan. J. Produksi Tanaman. 1(6): 486-495.

Siboro, L. (2001). Studi Banding Sistem Pengelolaan Sumberdaya Lahan di


Dalam dan Luar Kawasan Hutan Lindung (Studi Kasus di Desa Trimulyo,
Sumberjaya, Lampung Barat) (Doctoral dissertation, IPB (Bogor
Agricultural University)).
Tambunan, L.L. Fransisxo, G, S . 2013. Kearifan Lokal Masyarakat Adat Dalam
Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan ( Studi Kasus Masyarakat Adat
Kesepuhan Cipta Gelar Desa Sifnaresmi Kecamatan Cisoluk, Kabupaten
Suka Bumi Provinsi Jawa Barat ). Silvikultur Tropika. 1
LAMPIRAN

Gambar 1. Penentuan lahan Gambar 2. Pembersihan lahan

Gambar 3. Pengolahan tanah Gambar 4. Pengukuran lahan

Anda mungkin juga menyukai