MODUL PRAKTIKUM
MODUL 2
SUMBERDAYA PERTANIAN DAN
PERMASALAHANNYA
Disusun oleh :
Indonesia disamping memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, namun terdapat juga
berbagai persoalan didalamnya. Persoalan-persoalan tersebut diantaranya adalah persaingan
penggunaan lahan yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian, distribusi penguasaan lahan yang
tidak merata dan semakin memburuk dengan jumlah petani gurem yang semakin meningkat dari
waktu ke waktu, sektor pertanian yang masih menampung jumlah terbesar angkatan kerja,
keterbatasan modal petani, persoalan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian dan
sebagainya. Sementara disisi lain, liberalisasi semakin mengancam sektor dalam negeri termasuk
sektor pertanian di tengah-tengah berbagai persoalan tersebut. Hal ini merupakan persoalan dan
tantangan besar dalam pembangunan pertanian.
Untuk bisa mencapai kemampuan yang tidak hanya aspek kognitif (pengetahuan) saja,
maka modul ini dilengkapi dengan tugas pembelajaran. Mahasiswa diminta membentuk kelompok
untuk secara bersama-sama mengerjakan tugas, menyiapkan materi presentasi dan
mempresentasikannya di depan kelas secara berkelompok dan melakukan diskusi di kelas. Dengan
demikian tercakup pula aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan).
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran dari modul 2 adalah sebagai berikut.
1. Aspek kognitif:
a. Memahami pengertian dan ruang lingkup sumberdaya pertanian.
b. Memahami berbagai permasalahan dalam sumberdaya pertanian khususnya di Indonesia.
2. Aspek afektif:
a. Melatih kepekaan terhadap berbagai permasalahan dalam sumberdaya pertanian
khususnya di Indonesia, yang akan menjadi input penting dalam menganalisis dan
merumuskan kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia.
b. Menghargai pendapat orang lain.
3. Aspek psikomotorik:
a. Mampu bekerjasama dalam tim.
b. Mampu membuat tulisan dan melakukan presentasi.
c. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi di kelas.
2
..
..
..
..
.
MATERI PEMBELAJARAN
SUMBERDAYA PERTANIAN DAN PERMASALAHANNYA
Lahan (tanah) merupakan salah satu faktor produksi utama dalam proses produksi
pertanian. Lahan mempunyai sifat luasnya relatif tetap (penawarannya tetap), namun
permintaannya terus bertambah. Hal ini menyebabkan harga lahan selalu meningkat dari
waktu ke waktu. Permintaan akan lahan terus meningkat untuk kepentingan pertanian,
perkebunan, pemukiman, industri, jasa dan berbagai fasilitas lainnya seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan permintaan lahan
tersebut akan menggeser fungsi lahan ke arah aktivitas yang lebih menguntungkan atau yang
bisa memberikan sewa tanah (land rent) yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian ke penggunaan lainnya seperti untuk pemukiman, industri dan jasa,
karena dianggap sektor pemukiman/perumahan, industri dan jasa mampu memberikan nilai
sewa tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian. Untuk itulah diperlukan
peran serta pemerintah untuk mengatur dan membuat kebijakan tentang pertanahan. Seperti
telah ada di Indonesia diantaranya adalah Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 05
3
..
..
..
Tahun
.
1960; .. UU No 26 Tahun 2007 (Tentang Penataan Ruang); UU No 41 Th 2009
(Perlindungan Lahan Tanaman Pangan Berkelanjutan).
Dalam proses produksi pertanian, tanah sebagai salah satu faktor produksi utama dan
merupakan sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui (renewable resources). Artinya
keberadaan tanah yang jumlahnya relatif tetap tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses
produksi pertanian, dengan tetap melakukan konservasi atau menjaga/memperbaiki tingkat
kesuburan tanahnya.
Tabel 1. Distribusi Penguasaan Lahan Petani di Indonesia Tahun 1983, 1993 dan 2003
Permasalahan yang lainnya adalah masalah lingkungan dan ancaman degradasi lahan
di negara-negara berkembang sebagian besar disebabkan karena eksploitasi lahan yang
berlebihan dan penggundulan hutan sehingga akan terjadi erosi tahah, hilangnya kesuburan
tanah dan sebagainya. Penyebaran varietas-varietas modern, irigasi, pupuk buatan dan
4
..
..
..
.
mesin-mesin ..pertanian mengakibatkan pertumbuhan dinamis dalam pertanian, namun juga
menimbulkan banyak masalah pada lahan pertanian.
Tenaga kerja adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia (laki-laki dan perempuan) bisa berasal dari
dalam maupun luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan dan
sambatan (tolong-menolong, misalnya arisan dimana setiap peserta arisan akan
mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya).
Sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam penyediaan lapangan kerja. Selama
tahun 2000 sampai 2006 pangsa sektor pertanian terhadap tenaga kerja hanya turun sedikit,
sedangkan pangsa sektor industri terhadap tenaga kerja justru ikut menurun. Hal ini
menyebabkan terjadi penumpukan tenaga kerja di sektor pertanian (tabel 2.). Tanpa kebijakan
pemerintah yang tepat efektif, berbagai persolaan tersebut akan sulit teratasi. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional.
Tabel 2. Komposisi Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Industri dan Lainnya di Indonesia Tahun
2000-2006
Sumber: BPS
5
..
..
..
..
3. SUMBER DAYA . MODAL
Modal sebagai salah satu faktor produksi bisa dibedakan kedalam: modal tetap dan
modal lancar (variabel). Modal tetap terkait dengan modal yang tidak bisa diubah dalam
jangka pendek, diantaranya sewa lahan, alat-alat pertanian, bangunan dan sebagainya.
Sedangkan modal lancar (variabel) adalah modal yang bisa diubah dalam jangka pendek
seperti bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan sebagainya. Pelaksanaan usahatani
memerlukan modal sehingga tidak terlepas dari masalah pendanaan dan pengelolaaan
(manajemen) keuangan.
Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman (kredit)
dari bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya. Permasalahan modal petani diantaranya
adalah keterbatasan modal yang dimiliki petani dan juga masih tingginya bunga kredit
perbankan.
Seperti telah diketahui bahwa usahatani merupakan sebuah sistem yang terdiri dari sub
sistem subsistem yang saling berkaitan. Untuk meningkatkan kualitas usahatani, maka
kemampuan petani dalam pengelolaan usahatani perlu ditingkatkan. Pendekatan sistem
agribisnis (bisnis pertanian sebagai suatu sistem dari hulu (industri sarana produksi pertanian),
proses produksi pertanian, sampai hilir (pengolahan hasil pertanian), pengolahan hasil
pertanian dan pemasaran, serta didukung lembaga penunjang seperti pendidikan/pelatihan,
6
..
..
..
.. dan sebagainya) merupakan sebuah pendekatan yang diharapkan mampu
lembaga keuangan.
meningkatkan posisi petani. Artinya petani perlu ditingkatkan pemahaman dan kemampuannya,
agar lebih bisa mempunyai akses pasar, permodalan, informasi, akses ke sarana produksi,
bahkan akses ke pengolahan hasil pertanian. Perlu penciptaan nilai tambah produk pertanian
yang bisa dinikmati oleh petani.
Untuk mengembangkan sistem agribisnis ini sangat diperlukan peran serta pemerintah
baik pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini dengan alasan diantaranya adalah karena
pentingnya peranan sektor pertanian baik dalam penyediaan pangan, penyerapan tenaga kerja,
sumbangan terhadap pendapatan nasional, perannya dalam penyediaan jasa lingkungan
(penahan erosi; penyimpan air tanah; penghasil Oksigen; penyerap karbon; penurun suhu
udara dan sebagainya) yang belum diperhitungkan, juga posisi petani yang lemah
(penguasaan lahan sempit; keterbatasan modal; pendidikan rendah; keterbatasan akses
informasi, modal dan pasar) serta kondisi pasar produk pertanian yang mendekati persaingan
sempurna. Karena berbagai alasan tersebut maka intervensi pemerintah harus dilakukan
dengan membuat berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan sektor pertanian yang
berpihak kepada petani.
5. SUMBERDAYA LINGKUNGAN
Sumberdaya lingkungan meliputi lingkungan fisik (tanah, air, udara) dan sumberdaya
biotik (flora dan fauna baik mikro, meso maupun makro), lingkungan sosial ekonomi dan budaya
serta iklim. Usaha pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
RANCANGAN TUGAS
I. Uraian Tugas:
1. Mahasiswa diminta mencari data dan menulis berbagai persoalan dalam sumberdaya
pertanian di Indonesia, dengan topik-topik sebagai berikut:
a. Perkembangan luas lahan sawah di Indonesia dan alih fungsi lahan sawah
ke penggunaan non pertanian selama minimal 3 tahun
7
..
..
..
..b.
. Perkembangan luas lahan sawah di Jawa Timur dan alih fungsi lahan sawah
ke penggunaan non pertanian selama minimal 3 tahun
c. Perkembangan luas hutan di Indonesia selama minimal 3 tahun
d. Perkembangan luas perkebunan untuk berbagai komoditas di Indonesia
selama minimal 3 tahun
e. Ketentuan penguasaan lahan di Indonesia (Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan sebagainya) menurut Undang-undang Pokok Agraria
(UUPA) 1960 dan menurut UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal.
f. Data tingkat pendidikan petani di Indonesia selama minimal 3 tahun.
g. Permasalahan degradasi lingkungan pertanian
h. Perubahan Iklim dan dampaknya terhadap sektor pertanian
8
..
..
..
..
. REFERENSI
Andi Nuhung, I. 2003. Membangun Pertanian Masa Depan, Suatu Gagasan Pembaharuan.
Penerbit Aneka Ilmu. Semarang.
Harwood, R.R., 1990. A History of Sustainable Agriculture. Dalam Edwards, C.A., R. Lai, P.
Madden, R.H. Miller & G. House, 1990. Sustainable Agricultural System. Soil and Water
Conservation Society. Iowa : 3-19.
Reijntjes C., B. Haverkort dan A. Waters-Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk
Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
UUPA 1960