Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN

MODUL PRAKTIKUM

MODUL 2
SUMBERDAYA PERTANIAN DAN
PERMASALAHANNYA

Disusun oleh :

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah


Ekonomi Pembangunan Pertanian

Editor: Dr. Suhartini

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
..
..
..
..
Modul .
PENDAHULUAN
2
DESKRIPSI MODUL
Modul 2 Praktikum Ekonomi Pembangunan Pertanian ini berisikan tentang sumberdaya
pertanian dan permasalahannya. Indonesia sebagai negara dengan kekayaan sumberdaya
pertanian yang melimpah (tanah yang subur, air, sumberdaya genetik) dengan didukung oleh iklim
tropis serta ketersediaan tenaga kerja pertanian yang cukup besar menjadikan Indonesia
mempunyai potensi yang besar untuk sektor pertanian. Sumberdaya pertanian bisa merupakan input
atau faktor-faktor produksi dalam proses produksi pertanian, yang bila input-input tersebut
dikombinasikan melalui proses produksi pertanian akan menghasilkan output.

Indonesia disamping memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, namun terdapat juga
berbagai persoalan didalamnya. Persoalan-persoalan tersebut diantaranya adalah persaingan
penggunaan lahan yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian, distribusi penguasaan lahan yang
tidak merata dan semakin memburuk dengan jumlah petani gurem yang semakin meningkat dari
waktu ke waktu, sektor pertanian yang masih menampung jumlah terbesar angkatan kerja,
keterbatasan modal petani, persoalan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian dan
sebagainya. Sementara disisi lain, liberalisasi semakin mengancam sektor dalam negeri termasuk
sektor pertanian di tengah-tengah berbagai persoalan tersebut. Hal ini merupakan persoalan dan
tantangan besar dalam pembangunan pertanian.

Untuk bisa mencapai kemampuan yang tidak hanya aspek kognitif (pengetahuan) saja,
maka modul ini dilengkapi dengan tugas pembelajaran. Mahasiswa diminta membentuk kelompok
untuk secara bersama-sama mengerjakan tugas, menyiapkan materi presentasi dan
mempresentasikannya di depan kelas secara berkelompok dan melakukan diskusi di kelas. Dengan
demikian tercakup pula aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan).

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran dari modul 2 adalah sebagai berikut.
1. Aspek kognitif:
a. Memahami pengertian dan ruang lingkup sumberdaya pertanian.
b. Memahami berbagai permasalahan dalam sumberdaya pertanian khususnya di Indonesia.

2. Aspek afektif:
a. Melatih kepekaan terhadap berbagai permasalahan dalam sumberdaya pertanian
khususnya di Indonesia, yang akan menjadi input penting dalam menganalisis dan
merumuskan kebijakan pembangunan pertanian di Indonesia.
b. Menghargai pendapat orang lain.

3. Aspek psikomotorik:
a. Mampu bekerjasama dalam tim.
b. Mampu membuat tulisan dan melakukan presentasi.
c. Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi di kelas.

2
..
..
..
..
.
MATERI PEMBELAJARAN
SUMBERDAYA PERTANIAN DAN PERMASALAHANNYA

Sumberdaya pertanian merupakan bagian dari sumberdaya alam. Secara umum,


berdasarkan jenisnya sumberdaya alam (SDA) dibagi menjadi SDA yang dapat diperbaharui
(renewable resources) dan SDA yang tidak dapat diperbaharui (non renewable or exhaustible
resources). Sumberdaya pertanian bila dikaitkan dengan proses produksi pertanian
merupakan input atau faktor-faktor produksi pertanian yang apabila input-input tersebut
dikombinasikan akan menghasilkan output. Secara garis besar input dapat dikelompokkan ke
dalam lahan (A), tenaga kerja (L) dan modal (C). Produksi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (E), teknologi (T) dan karakteristik sosial petani (S). Apabila ditulis dalam sebuah
fungsi matematika, maka produksi (Q) merupakan fungsi (dipengaruhi oleh) faktor lahan,
tenaga kerja, modal, lingkungan, teknologi dan karakteristik sosial petani, atau bisa dituliskan
sebagai: Q = f (A, L, C, E, T, S). Sumberdaya alam dan lingkungan meliputi lingkungan fisik
(air, udara, tanah), lingkungan biotik (flora dan fauna baik mikro, meso maupun makro),
lingkungan sosial ekonomi dan budaya masyarakat serta iklim.

1. SUMBER DAYA LAHAN

Lahan (tanah) merupakan salah satu faktor produksi utama dalam proses produksi
pertanian. Lahan mempunyai sifat luasnya relatif tetap (penawarannya tetap), namun
permintaannya terus bertambah. Hal ini menyebabkan harga lahan selalu meningkat dari
waktu ke waktu. Permintaan akan lahan terus meningkat untuk kepentingan pertanian,
perkebunan, pemukiman, industri, jasa dan berbagai fasilitas lainnya seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan permintaan lahan
tersebut akan menggeser fungsi lahan ke arah aktivitas yang lebih menguntungkan atau yang
bisa memberikan sewa tanah (land rent) yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian ke penggunaan lainnya seperti untuk pemukiman, industri dan jasa,
karena dianggap sektor pemukiman/perumahan, industri dan jasa mampu memberikan nilai
sewa tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian. Untuk itulah diperlukan
peran serta pemerintah untuk mengatur dan membuat kebijakan tentang pertanahan. Seperti
telah ada di Indonesia diantaranya adalah Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) No 05

3
..
..
..
Tahun
.
1960; .. UU No 26 Tahun 2007 (Tentang Penataan Ruang); UU No 41 Th 2009
(Perlindungan Lahan Tanaman Pangan Berkelanjutan).

Dalam proses produksi pertanian, tanah sebagai salah satu faktor produksi utama dan
merupakan sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui (renewable resources). Artinya
keberadaan tanah yang jumlahnya relatif tetap tersebut bisa dimanfaatkan untuk proses
produksi pertanian, dengan tetap melakukan konservasi atau menjaga/memperbaiki tingkat
kesuburan tanahnya.

Permasalahan lahan di Indonesia diantaranya adalah distribusi penguasaan lahan yang


tidak merata. Penguasaan lahan petani di Indonesia mempunyai distribusi yang cenderung
semakin memburuk seperti dapat dilihat pada tabel 1. Jumlah petani dengan lahan sempit
dibawah 0,5 hektar semakin meningkat dari tahun 1983 (40,8%), 1993 (48,5%) dan 2003
(55,1%). Sementara disisi lain banyak perkebunan-perkebunan besar menguasai lahan ribuan
hektar di luar Jawa. Jumlah rumah tangga petani gurem semakin meningkat dari 9,385 juta
rumah tangga petani pada tahun 1983, menjadi 10,695 juta pada tahun 1993, serta 13,253 juta
rumah tangga pada tahun 2003. Jumlah rumah tangga buruh pertanian (tanpa lahan) juga
meningkat dari 5,002 juta rumah tangga pada tahun 1983, menjadi 8,932 juta rumah tangga
pada tahun 1993 dan 13,392 juta rumah tangga pada tahun 2003 (BPS).

Tabel 1. Distribusi Penguasaan Lahan Petani di Indonesia Tahun 1983, 1993 dan 2003

1983 1993 2003


Usaha Usaha Usaha
Kelompok Luas Rata-rata Luas
Tani Tani Rata-rata Luas (ha) Tani Kelompok Luas (ha)
(ha) (ha)
(%) (%) (%)

< 0,5 40,8 0,26 48,5 0,17 55,1 < 0,5

0,5 – 1,99 44,9 0,94 39,6 0,90 33,3 0,5 – 1,99

2,0 – 4,99 11,9 2,72 10,6 3,23 6,4 2,0 – 2,99

≥5 2,4 8,11 1,3 11,90 5,2 ≥3

Sumber: BPS, Sensus Pertanian Indonesia 1983, 1993, dan 2003

Permasalahan yang lainnya adalah masalah lingkungan dan ancaman degradasi lahan
di negara-negara berkembang sebagian besar disebabkan karena eksploitasi lahan yang
berlebihan dan penggundulan hutan sehingga akan terjadi erosi tahah, hilangnya kesuburan
tanah dan sebagainya. Penyebaran varietas-varietas modern, irigasi, pupuk buatan dan

4
..
..
..
.
mesin-mesin ..pertanian mengakibatkan pertumbuhan dinamis dalam pertanian, namun juga
menimbulkan banyak masalah pada lahan pertanian.

2. SUMBER DAYA TENAGA KERJA

Tenaga kerja adalah energi yang dicurahkan dalam suatu proses kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk. Tenaga kerja manusia (laki-laki dan perempuan) bisa berasal dari
dalam maupun luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan cara upahan dan
sambatan (tolong-menolong, misalnya arisan dimana setiap peserta arisan akan
mengembalikan dalam bentuk tenaga kerja kepada anggota lainnya).

Sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam penyediaan lapangan kerja. Selama
tahun 2000 sampai 2006 pangsa sektor pertanian terhadap tenaga kerja hanya turun sedikit,
sedangkan pangsa sektor industri terhadap tenaga kerja justru ikut menurun. Hal ini
menyebabkan terjadi penumpukan tenaga kerja di sektor pertanian (tabel 2.). Tanpa kebijakan
pemerintah yang tepat efektif, berbagai persolaan tersebut akan sulit teratasi. Hal ini akan
berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional.

Tabel 2. Komposisi Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Industri dan Lainnya di Indonesia Tahun
2000-2006

Agriculture Manufacture Others Total Employment


Man Man Man Man
Year Workers Share Workers Share Workers Share Workers Share
2000 40.68 45.2% 11.64 13.0% 37.52 41.8% 89.84 100%

2001 39.74 43.8% 12.09 13.3% 38.98 42.9% 90.81 100%

2002 40.63 44.4% 12.11 13.2% 38.90 42.4% 91.65 100%

2003 43.04 46.4% 11.50 12.4% 38.27 41.2% 92.81 100%

2004 40.61 43.3% 11.07 11.8% 42.04 44.9% 93.72 100%

2005 41.56 44.0% 11.80 12.5% 41.09 43.5% 94.45 100%

2006 41.23 43.3% 11.73 12.3% 42.35 44.4% 95.32 100%

Sumber: BPS

5
..
..
..
..
3. SUMBER DAYA . MODAL
Modal sebagai salah satu faktor produksi bisa dibedakan kedalam: modal tetap dan
modal lancar (variabel). Modal tetap terkait dengan modal yang tidak bisa diubah dalam
jangka pendek, diantaranya sewa lahan, alat-alat pertanian, bangunan dan sebagainya.
Sedangkan modal lancar (variabel) adalah modal yang bisa diubah dalam jangka pendek
seperti bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan sebagainya. Pelaksanaan usahatani
memerlukan modal sehingga tidak terlepas dari masalah pendanaan dan pengelolaaan
(manajemen) keuangan.

Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri atau pinjaman (kredit)
dari bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya. Permasalahan modal petani diantaranya
adalah keterbatasan modal yang dimiliki petani dan juga masih tingginya bunga kredit
perbankan.

4. SUMBER DAYA MANUSIA (MANAJEMEN)

Sumberdaya manusia berperan mengelola sumberdaya yang lainnya melalui kemmpuan


mengelola atau manajemen. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi faktor
produksi yang dikuasai/dimiliknya sehingga mampu memberikan produksi seperti yang
diharapkan. Petani di pedesaan pada umumnya belum memiliki pembukuan secara individu
atas usahataninya, namun petani yang bergabung dalam kelompok tani, perencanaan
usahatani sering dilakukan secara kelompok. Walaupun petani belum memiliki pembukuan
secara individu atas usahataninya, namun biasanya petani mempunyai ingatan yang cukup kuat
dan mempunyai kemampuan dalam mengelola usahataninya. Hal ini diantaranya disebabkan
karena usahatani yang dijalankannya sudah biasa dia lakukan dan sudah merupakan warisan
secara turun temurun terutama untuk tanaman pangan.

Seperti telah diketahui bahwa usahatani merupakan sebuah sistem yang terdiri dari sub
sistem subsistem yang saling berkaitan. Untuk meningkatkan kualitas usahatani, maka
kemampuan petani dalam pengelolaan usahatani perlu ditingkatkan. Pendekatan sistem
agribisnis (bisnis pertanian sebagai suatu sistem dari hulu (industri sarana produksi pertanian),
proses produksi pertanian, sampai hilir (pengolahan hasil pertanian), pengolahan hasil
pertanian dan pemasaran, serta didukung lembaga penunjang seperti pendidikan/pelatihan,

6
..
..
..
.. dan sebagainya) merupakan sebuah pendekatan yang diharapkan mampu
lembaga keuangan.
meningkatkan posisi petani. Artinya petani perlu ditingkatkan pemahaman dan kemampuannya,
agar lebih bisa mempunyai akses pasar, permodalan, informasi, akses ke sarana produksi,
bahkan akses ke pengolahan hasil pertanian. Perlu penciptaan nilai tambah produk pertanian
yang bisa dinikmati oleh petani.

Untuk mengembangkan sistem agribisnis ini sangat diperlukan peran serta pemerintah
baik pemerintah pusat maupun daerah. Hal ini dengan alasan diantaranya adalah karena
pentingnya peranan sektor pertanian baik dalam penyediaan pangan, penyerapan tenaga kerja,
sumbangan terhadap pendapatan nasional, perannya dalam penyediaan jasa lingkungan
(penahan erosi; penyimpan air tanah; penghasil Oksigen; penyerap karbon; penurun suhu
udara dan sebagainya) yang belum diperhitungkan, juga posisi petani yang lemah
(penguasaan lahan sempit; keterbatasan modal; pendidikan rendah; keterbatasan akses
informasi, modal dan pasar) serta kondisi pasar produk pertanian yang mendekati persaingan
sempurna. Karena berbagai alasan tersebut maka intervensi pemerintah harus dilakukan
dengan membuat berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan sektor pertanian yang
berpihak kepada petani.

5. SUMBERDAYA LINGKUNGAN

Sumberdaya lingkungan meliputi lingkungan fisik (tanah, air, udara) dan sumberdaya
biotik (flora dan fauna baik mikro, meso maupun makro), lingkungan sosial ekonomi dan budaya
serta iklim. Usaha pertanian sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Berbagai permasalahan dalam sumberdaya lingkungan adalah masalah degradasi


lahan, pencemaran lahan, air, udara, persoalan banjir, tanah longsor, kekeringan dan
sebagainya. Persoalan perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global karena emisi
gas rumah kaca juga sudah nyata dan berdampak pada sektor pertanian.

RANCANGAN TUGAS
I. Uraian Tugas:
1. Mahasiswa diminta mencari data dan menulis berbagai persoalan dalam sumberdaya
pertanian di Indonesia, dengan topik-topik sebagai berikut:
a. Perkembangan luas lahan sawah di Indonesia dan alih fungsi lahan sawah
ke penggunaan non pertanian selama minimal 3 tahun

7
..
..
..
..b.
. Perkembangan luas lahan sawah di Jawa Timur dan alih fungsi lahan sawah
ke penggunaan non pertanian selama minimal 3 tahun
c. Perkembangan luas hutan di Indonesia selama minimal 3 tahun
d. Perkembangan luas perkebunan untuk berbagai komoditas di Indonesia
selama minimal 3 tahun
e. Ketentuan penguasaan lahan di Indonesia (Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan sebagainya) menurut Undang-undang Pokok Agraria
(UUPA) 1960 dan menurut UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal.
f. Data tingkat pendidikan petani di Indonesia selama minimal 3 tahun.
g. Permasalahan degradasi lingkungan pertanian
h. Perubahan Iklim dan dampaknya terhadap sektor pertanian

2. Presentasi dan diskusi

II. Batasan tugas:


a. Mahasiswa membentuk kelompok dan mengerjakan tugas sesuai topik-topik diatas, dengan
ketentuan 1 topik untuk 1 kelompok. Pembagian topik diserahkan kepada mahasiswa dan
dilakukan secara demokratis (bisa diundi) dengan dikoordinasi oleh asisten.
b. Masing-masing kelompok membuat materi presentasi dalam bentuk power point.
c. Masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas dan melaksanakan diskusi
kelas.

III. Metodologi dan acuan tugas:


a. Setiap mahasiswa diharapkan mencari literatur berupa artikel di jurnal atau tulisan ilmiah
lainnya, data-data dan membaca serta memahami literatur penunjang sesuai topik-topik
diatas.
b. Tugas dikerjakan secara berkelompok.
c. Tulisan sesuai obyek garapan diatas diketik dengan format: kertas A4; font arial 11; spasi 1,5;
batas atas dan kiri 4 cm, batas kanan dan bawah 2,5 cm;jumlah halaman antara 5 sampai 10
halaman.
d. Format Penulisan:
I. Pendahuluan
II. Uraian sesuai topik (memuat tinjauan, data-data, permasalahan-permasalahan sesuai
topik)
III. Pembahasan
IV. Rekomendasi
e. Dalam melakukan presentasi dan diskusi harap diperhatikan keterlibatan masing-masing
individu dalam kelompok.

IV. Kriteria Penilaian:


1. Sistematika penulisan, kualitas tulisan dan originalitas (bukan plagiat dari tulisan orang
lain). Definisi, pemikiran, data yang diambil dari tulisan orang lain harus mencantumkan
sumbernya.
2. Kualitas presentasi (kejelasan baik dalam power point maupun dalam penyampaian,
kemampuan public speaking atau berbicara di depan umum).
3. Keaktifan di kelas pada saat diskusi.
4. Kerjasama dan kekompakan dalam tim (kelompok).

8
..
..
..
..
. REFERENSI

Andi Nuhung, I. 2003. Membangun Pertanian Masa Depan, Suatu Gagasan Pembaharuan.
Penerbit Aneka Ilmu. Semarang.

BPS, 1983, 1993, 2003. Sensus Pertanian

Harwood, R.R., 1990. A History of Sustainable Agriculture. Dalam Edwards, C.A., R. Lai, P.
Madden, R.H. Miller & G. House, 1990. Sustainable Agricultural System. Soil and Water
Conservation Society. Iowa : 3-19.

Mubyarto, 1987. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.

Reijntjes C., B. Haverkort dan A. Waters-Bayer, 1999. Pertanian Masa Depan, Pengantar untuk
Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Suratiyah, K., 2002. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Cimanggis-Depok. Indonesia.

UUPA 1960

UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Anda mungkin juga menyukai