Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN

Faktor-faktor produksi pertanian adalah faktor yang berperan dalam


pengelolaan pertanian untuk mendapatkan hasil produksi yang diinginkan.
Faktor-faktor produksi dalam pertanian terdiri atas empat unsur pokok, yaitu
tanah/lahan, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan (manajemen). Keempat
faktor produksi tersebut dalam pertanian mempunyai kedudukan yang sama
pentingnya (Hernanto,1988). Faktor- faktor produksi tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Tanah/Lahan
Tanah merupakan faktor yang sangat penting dimana tanah berfungsi
sebagai media tempat tumbuhnya tanaman. Tanah sebagai salah satu faktor
produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi
berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah
mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa
yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya
(Mubyarto, 1995). Potensi ekonomi lahan pertanian organik dipengaruhi oleh
sejumlah faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan pendapatan
ekonomi lahan. Setiap lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi (kondisi
produksi dan pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik
berbeda yang disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka faktorfaktornya bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke
negara yang lain.
Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan
dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung
untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan ekonomi suatu lahan dapat
diukur dari keuntungan yang didapat oleh petani dalam bentuk pendapatannya.
Keuntungan ini bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan pemasaran.
Keuntungan merupakan selisih antara biaya (costs) dan hasil (returns).

Tanah sangat berpengaruh terhadap pendapatan pertanian. Faktorfaktor tanah yang berpengaruh terhadap pendapatan pertanian adalah luas
lahan garapan, kondisi fisik, fragmentasi tanah, lokasi tanah dari pusat
perekonomian, serta status penguasaan tanah. Secara umum dikatakan,
semakin

luas

lahan

(yang digarap/ditanami),

semakin

besar

jumlah

produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut (Rahim dan Diah, 2008).
b. Tenaga Kerja
Tenaga

kerja

merupakan

unsur

produksi

yang

kedua

dalam

pertanian. Tenaga kerja berfungsi sebagai pelaku dalam proses produksi


pertanian, dimana terdiri atas tiga macam, yaitu tenaga kerja manusia, tenaga
kerja hewan, dan tenaga kerja mesin. Tenaga kerja dibagi lagi menjadi
tenaga kerja laki-laki, tenaga kerja perempuan, serta tenaga kerja anakanak. Batasan tenaga kerja anak-anak adalah berumur 14 tahun ke bawah
(Hernanto, 1988).
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting
dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup
bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam
tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
pada faktor produksi tenaga kerja adalah :
1) Tersedianya Tenaga Kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenagakerja
yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan
dengan kualitas tenagakerja, jenis kelamin, musim dan upah tenagakerja.
2) Kualitas Tenaga Kerja
Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang
pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenagakerja
spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenagakerja yang mempunyai

spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalah dalam jumlah


yang terbatas.
3) Jenis Kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi dalam
proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam
bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita
mengerjakan tanam.
4) Tenaga Kerja Musiman
Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja
musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman.
c. Modal (Sarana Produksi)
Modal merupakan faktor yang sangat penting, karena berhubungan
dengan kelangsungan usaha pertanian. Setiap kegiatan dalam mencapai tujuan
membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi komoditas pertanian.
Modal adalah barang atau uang yang secara bersama-sama faktor produksi
tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru, dalam hal ini
adalah hasil pertanian (Hernanto, 1988). Modal terdiri atas 2 macam, yaitu :
1) Modal Tetap (fixed cost) : modal yang tersedia setiap saat dan dapat
digunakan setiap waktu. Seperti tanah, bangunan, mesin, dan peralatan
pertanian di mana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak
habis dalam sekali proses produksi.
2) Modal Tidak Tetap (variabel cost) : modal yang penggunaannya sesuai
kebutuhan seperti benih, pupuk, pakan, obat-obatan, pestisida, dan upah
yang dibayarkan kepada tenaga kerja, dimana biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi
tersebut.

Besar kecilnya modal dalam usaha pertanian tergantung dari :

Skala usaha, besar kecilnya skala usaha sangat menentukan besar-kecilnya


modal yang dipakai makin besar skala usaha makin besar pula modal yang
dipakai.
Macam komoditas, komoditas tertentu dalam proses produksi pertanian
juga menentukan besar-kecilnya modal yang dipakai.
Tersedianya kredit sangat menentukan keberhasilan suatu pertanian
(Soekartawi,2003).
Sumber modal dalam pertanian berasal dari petani itu sendiri atau
dari pinjaman. Besar kecilnya modal yang dipakai ditentukan oleh besar
kecilnya skala pertanian. Makin besar skala pertanian makin besar pula modal
yang dipakai, begitu pula sebaliknya. Macam komoditas tertentu dalam
proses

produksi

pertanian

juga menentukan besar kecilnya modal yang

dipakai (Rahim dan Diah, 2008).

d. Pengelolaan (Menejemen)
Merupakan sistem produksi yang terorganisir dengan baik yang
mencakup seluruh faktor-faktor produksi untuk menghasilkan hasil yang
optimal. Pengelolaan

digambarkan

sebagai

kemampuan

petani

dalam

menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktorfaktor produksi yang bermacam-macam itu seefektif mungkin, sehingga
produksi pertanian memberikan hasil yang lebih baik. Ukuran keberhasilan
pengelolaan itu adalah produktivitas dari setiap faktor maupun produktivitas
dari usahanya (Hernanto, 1988).
Manajemen terdiri atas unsur Planning, Organizing, Actuating,
Controlling

dan

Evaluating

Manajemen

terdiri

dari

merencanakan,

mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevalusi suatu proses


produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang (tenaga kerja)
dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula bagaimana mengelola

orang-orang tersebut dalam tingkatan atau dalam tahapan proses produksi


(Soekartawi, 2003).
Faktor manajemen dipengaruhi oleh:
o
o
o
o
o

Tingkat pendidikan
Pengalaman bertani
Skala usaha
Besar kecilnya kredit
Macam komoditas

KESIMPULAN
Semakin

luas

lahan

(yang digarap/ditanami),

semakin

besar

jumlah

produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut, semakin meningkat pula


kebutuhan tenaga kerja serta modal yang perlu disediakan, maka dari itu
diperlukan pengelolaan yang seefisien mungkin agar menghasilkan keuntungan
yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Maulidah,

Universitas Brawijaya. Malang


Kurnia, Fajar. 2012. Faktor Produksi Pertanian. Jakarta
Hazwani, Reilia. 2013. Faktor-Faktor Produksi Pertanian. Bandung
Blog - UchiHaruno Kudo
Blog - Mutiara Hati
Wikipedia

Silvana.

2012.

Faktor-Faktor

Produksi

Usahatani.

Anda mungkin juga menyukai