Anda di halaman 1dari 15

TEORI EKONOMI DAN TEORI LOKASI

A. TEORI EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Prinsip ekonomi yaitu menghasilkan
suatu produk yang menggunakan biaya sekecil-kecilnya dengan keuntungan
yang sebesar-besarnya. Sehingga dalam keadaan apapun suatu kegiatan
ekonomi yang dilakukan bertujuan menghasilkan keuntungan yang besar.

1. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau
suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan
jasa maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Kegiatan
ekonomi masyarakat baik di desa dan di kota dapat kita bagi menjadi tiga
macam atau jenis, yakni :
1) Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang menghasilkan
produk barang atau jasa. Contoh kegiatan produksi adalah seperti membuat
tas, pempek palembang, untuk dijual atau menawarkan jasa tukang cukur
rambut di bawah pohon jamblang.
2) Kegiatan Distribusi
Kegiatan distribusi adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang menyalurkan
produk barang ataupun jasa dari produsen ke konsumen dengan berbagai
teknik dan cara. Pihak yang melakukan distribusi adalah distributor atau
dalam bahasa indonesianya adalah penyalur. Contoh kegiatan distribusi

adalah agen koran, agen tenaga kerja, agen makanan ringan atau snack
cemilan, dan masih banyak lagi contoh lain.
3) Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah pekerjaan atau kegiatan yang memakai atau
menggunakan suatu produk barang atau jasa yang diprosuksi atau dibuat
oleh produsen. Contoh kegiatan konsumsi adalah seperti makan di warteg,
nyukur jenggot di tukang pangkas rambut, berobat ke dokter kandungan,
beli combro dan misro untuk dimakan sendiri atau berame-rame, dsb.

2. Faktor-Faktor Produksi
Pengertian
Produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Produksi merupakan suatu
kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan
menghasilkan

barang

maupun

jasa

atau

kegiatan

menambah

nilai

kegunaan/manfaat suatu barang. Kegiatan produksi tentunya memerlukan


unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor
produksi. Yang dimaksudkan dengan faktor-faktor produksi adalah bendabenda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa.

Tujuan
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai
tujuan yang meliputi:

menghasilkan barang atau jasa


meningkatkan nilai guna barang atau jasa
meningkatkan kemakmuran masyarakat

meningkatkan keuntungan
memperluas lapangan usaha
menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya

manusia berusaha apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi


secara baik atau mendekati kemakmuran.

Jenis-Jenis Faktor Produksi


Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian dibedakan
kepada empat jenis, yaitu:
1) Tanah dan Sumber Alam
Faktor produsi ini disediakan oleh alam. Sumberdaya alam adalah segala
sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu
yang ada di dalam bumi. Faktor produksi ini meliputi tanah, barang
tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti
air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
2) Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
Faktor produksi ini bukan saja jumlah buruh yang terdapat dalam
perekonomian. Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik
jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang. Pengertian
tenaga kerja meliputi keahlian dan keterampilan. Dari segi keahlian dan
pendidikannya tenaga kerja dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
- Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh
-

pendidikan

baik

formal

maupun

non

formal.

Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.


Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh

keahlian

berdasarkan

latihan

dan

pengalaman.

Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.

Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained
labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani
daripada rohani. Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung,
buruh tani.

3) Modal
Faktor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
dibutuhkan. Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil
produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Modal
dapat dibedakan menurut:
a. Kegunaan dalam proses produksi.
- Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan
berkali-kali dalam proses produksi. Contoh: gedung, mesin-mesin
-

pabrik.
Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai

dalam proses produksi. Contoh: bahan baku, bahan pembantu.


b. Bentuk Modal
- Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata
-

dalam proses produksi. Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.


Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat
tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan. Contoh: nama baik
perusahaan dan merek produk.

4) Keahlian Keusahawanan (Sumberdaya Pengusaha)


Faktor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk
mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Kealian
keusahawanan meliputi kemahiran mengorganisasi ketiga sumber atau
faktor produksi tersebut secara efektif dan efisien sehingga usahanya
berhasil dan berkembang serta dapat menyediakan barang dan jasa untuk
masyarakat. Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu
proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat
diandalkan.

Untuk

mengatur

dan

mengkombinasikan

faktor-faktor

produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan,


mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.
3. Motif Ekonomi
Pengertian
Motif adalah alasan seseorang untuk melakukan sesuatu atau dorongan
dari dalam diri manusia untuk berbuat atau bertindak. Dalam kehidupan seharihari dapat kita saksikan seperti seorang pelajar mau pergi ke sekolah karena
ada keinginan untuk mencari ilmu dan menjadi orang yang pandai. Manusia
bertindak karena didorong oleh suatu keinginan.
Apabila keinginan itu berkaitan dengan kegiatan ekonomi, maka
disebut motif ekonomi. Tindakan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai
alasan yang jelas atau karena ada dorongan yang kuat untuk melakukan
tindakan ekonomi. Alasan yang mendorong seseorang melakukan tindakan
ekonomi dinamakan motif ekonomi. Jadi, motif ekonomi adalah usaha atau
upaya-upaya yang membuat manusia terdorong untuk melakukan tindakantindakan ekonomi.

Tujuan
Tujuan akhir dari motif ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran.
Seseorang melakukan tindakan ekonomi ini didorong oleh berbagai alasan
yakni :

Meningkatkan kemakmuran baik dengan adanya dorongan untuk mencari


laba maupun dengan adanya suatu prinsip perbaharuan atau inovator.
Memperoleh penghargaan dari masyarakat.
Memperoleh kekuasaan dalam masyarakat.
Ingin melakukan hal yang bersifat sosial.

4. Masalah Pokok Perekonomian


Masalah pokok dalam perekonomian, yaitu masalah kelangkaan.
Masalah

kelangkaan

atau

kekurangan

berlaku

sebagai

akibat

dari

ketidakseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan faktor-faktor produksi


yang tersedia dalam masyarakat.
Faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan
barang-barang tersebut adalah relatif terbatas. Oleh karenanya masyarakat
tidak dapat memperoleh dan menikmati semua barangyang mereka butuhkan
atau inginkan. Mereka perlu membuat dan menentukan pilihan.
Yang dimaksudkan dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan
masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini
diimportdari luar negeri. Tetapi kebanyakan diproduksikan di dalam negeri.
Keinginan untuk memperoleh barang dan jasa dapat dibedakan kepada dua
bentuk:
-

Keinginan yang disertai oleh kemampuan untuk membeli.

Keinginan yang tidak disertai oleh kemampuan untuk membeli.


Keinginan yang disertai dengan kemampuan untuk membeli dinamakan

permintaan efektif.
Jenis-jenis Barang :
o Berdasarkan kepentingan barang tersebut dalam kehidupan manusia.
Barang-barang tersebut dibedakan kepada barang inferior (contoh: ikan
asin dan ubi kayu), barang esensial (contoh: beras, gula dan kopi), barang
normal (contoh: baju dan buku) dan barang mewah (contoh: mobil dan
emas).

o Berdasarkan cara penggunaan barang tersebut oleh masyarakat. Barangbarang tersebut dibedakan menjadi barang pribadi (contoh: makanan,
pakaian dan mobil) dan barang publik (contoh: jalan raya, lampu lalu lintas
dan mercu suar).

B. TEORI LOKASI
Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya
terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial (Tarigan, 2006:77).
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada
tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement).
Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang
ada sesuai dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi antar unit
keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan, aksebilitas
antara pusat dan perhentian suatu wilayah dan hambatan interaksi. Hal ini
didasarkan olah adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat kegiatan bagi
tempat-tempat lain, serta adanya hirarki diantara tempat-tempat tersebut.
Beberapa teori lokasi :
1) Teori Klasik
Terdapat beberapa penjelasan dari para ahli :
o Menurut Reksohadiprojo-Karseno (1985) Teori sewa dan lokasi tanah,
pada dasarnya merupakan bagian dari teori mikro tentang alokasi dan
penentuan harga-harga faktor produksi. Seperti halnya upah yang
merupakan harga bagi jasa tenaga kerja, maka sewa tanah adalah
harga atas jasa sewa tanah.

o David Ricardo, berpendapat bahwa penduduk akan tumbuh sedemikian


rupa sehingga tanah-tanah yang tidak subur akan digunakan dalam
proses produksi, dimana sudah tidak bermanfaat lagi bagi pemenuhan
kebutuhan manusia yang berada pada batas minimum kehidupan.
Sehingga, sewa tanah akan sama dengan penerimaan dikurangi harga
faktor produksi bukan tanah di dalam persaingan sempurna dan akan
proporsional dengan selisih kesuburan tanah tersebut atas tanah yang
paling rendah tingkat kesuburannya.
o Berkenaan dengan kota, biasanya tingginya nilai tanah bukanlah tingkat
kesuburan tanah tersebut, tetapi lebih sering dikaitkan dengan jarak atau
letak tanah (Reksohadiprojo-Karseno, 1985:25).
o VonThunen, Tanah yang letaknya paling jauh dari kota memiliki sewa
sebesar 0 dan sewa tanah itu meningkat secara linear kearah pusat kota,
dimana proporsional dengan biaya angkutan per ton/km. Semua tanah
yang memiliki jarak yang sama terhadap kota memiliki harga sewa
yang sama (Reksohadiprojo-Karseno, 1985:25).
2) Teori Neo Klasik
Menyebutkan bahwa suatu barang produksi dengan menggunakan beberapa
macam faktor produksi, misalnya tanah, tenaga kerja dan modal. Baik input
maupun hasil dianggap variabel. Substitusi diantara berbagai penggunaan
faktor produksi dimungkinkan. Agar dicapai keuntungan maksimum, maka
seorang produsen akan menggunakan faktor produksi sedemikian rupa
sehingga diperoleh keuntungan maksimum.
3) Teori Lokasi Von Thunen, Burges dan Homer Hoyt
o Teori Von Thunen telah mulai dikenal sejak abad ke 19. teorinya
mencoba untuk menerangkan berbagai jenis pertanian dalam arti luas
yang berkembang disekeliling daerah perkotaan yang merupakan pasar
komoditi pertanian tersebut. Ia berpendapat bahwa bila suatu
laboratorium dapat diciptakan berdasarkan atas tujuh asumsi, maka

daerah lokasi jenis pertanian yang berkembang akan mengikuti pola


tertentu. Ketujuh asumsi tersebut adalah:
1. Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan
dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah
pemasok kebutuhan pokok yang merupakan komoditi pertanian;
2. Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjumlahan
kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima
penjualan hasil pertanian dari daerah lain;
3. Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah
lain, kecuali ke daerah perkotaan tersebut;
4. Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama dan cocok untuk
tanaman dan peternakan dataran menengah;
5. Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk
mempeoleh

keuntungan

maksimum

dan

mampu

untuk

menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan peemintaan


yang terdapat di daerah perkotaan;
6. Satu-satunya angkutan yang terdapat pada waktu itu adalah
angkutan darat berupa gerobak yang dihela oleh kuda;
7. Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding
dengan jarak yang ditempuh. Petani mengangkut semua hasil dalam
bentuk segar.
o Burges menganalogikan pusat pasar dengan pusat kota (Control
Business Distric atau CBD). CBD merupakan tempat yang lebih banyak
digunakan untuk gedung kantor, pusat pertokoan, bank dan perhotelan.
Asumsinya semakin jauh dari CBD nilai rent ekonomi kawasan tersebut
semakin kecil, tetapi Burges menekankan pada factor jarak mutasi
ketempat kerja dan tempat belanja merupakan factor utama dalam tata
guna lahan diperkotaan.
o Homer Hoyt mengemukakan gagasan pengganti konsentrasi kawasan
berdasarkan kedudukan relatif tempat kerja dan belanja terhadap tempat
pemukiman. Hasil analisis Hoyt adalah system jaringan transpotasi
seperti keadaan sebenarnya, Hoyt menyimpulkan bahwa jaringan

transportasi tersebut mampu memberikan jangkauan yang lebih tinggi


dan ongkos yang lebih murah terhadap kawasan lahan tertentu.
4) Teori Alfred Weber
Teori Weber (Balow, 1978) biasa disebut dengan teori biaya terkecil. Dalam
teori tersebut Weber mengasumsikan:
1. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang
terisolasi. Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit
perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan
sempurna.
2. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah
sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.
4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada
juga yang mobilitasnya tinggi.
Weber berpendapat ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri,
yaitu biaya transportasi, biaya tenaga kerja dan kekuatan aglomerasi. Biaya
transportasi diasumsikan berbanding lurus terhadap jarak yang ditempuh dan
berat barang, sehingga titik lokasi yang membuat biaya terkecil adalah bobot
total pergerakan pengumpulan berbagai input dan pendistribusian yang
minimum. Dipandang dari segi tata guna lahan model Weber berguna untuk
merencankan lokasi industri dalam rangka mensupli pasar wilayah, pasar
nasional dan pasar dunia. Dalam model ini, fungsi tujuan biasanya
meminimumkan ongkos transportasi sebagai fungsi dari jarak dan berat barang
yang harus diangkut (input dan output). Kritikan atas model ini terutama pada
asumsi biaya transportasi dan biaya produksi yang bersifat konstan, tidak
memperhatikan faktor kelembagaan dan terlalu menekankan pada posisi input.

5) Land Rent Lokasi dan Pasar Lahan

10

Barlow (1978:75) menggambarkan hubungan antara nilai land rent dan


alokasi sumber daya lahan diantara berbagai kompetisi penggunaan kegiatan
sektor yang komersial dan strategis mempunyai land rent yang tinggi, sehingga
sektor tersebut berada pada kawasan strategis mempunyai land rent yang
tinggi, sehingga sektor tersebut berada pada kawasan strategis, sebaliknya
sektor yang kurang mempunyai nilai komersial maka nilai rentnya semakin
kecil.
Secara fisik, lahan merupakan aset ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh
kemungkinan penurunan nilai dan harga serta tidak dipengaruhi oleh faktor
waktu, secara fisik pula lahan merupakan aset yang mempunyai keterbatasan
dan tidak dapat bertambah besar, misalnya dengan melalui usaha reklamasi.
Lahan secara fisik tidak dapat dipindahkan, walaupun fungsi dan penggunaan
lahan (land function and use) dapat berubah tetapi lahannya sendiri bersifat
stationer (tetap). Atas dasar sifat ini, ketentuan penetapan harga lahan akan
sangat

bersifat

spesifik

yang

ditentukan

oleh

permintaan

dan

penawaran/persediaan (demand and supply) lahan pada suatu wilayah tertentu.


Pertimbangan faktor lokasi didalam penentuan harga lahan untuk berbagai
penggunaan tidak sama. Hal ini sangat ditentukan oleh pertimbangan tata ruang
(Sujarto, 1986:55).
Pertumbuhan ekonomi wilayah merupakan resultante dari berbagai faktor.
Ukuran yang umum digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah adalah pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB)
dari wilayah yang bersangkutan. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah akan mendorong perubahan yang meningkat pada permintaan lahan
untuk berbagai kebutuhan, seperti pertanian, industri, jasa dan kegiatan
lainnya.

6) Teori Tempat Sentral (Central Lace Theory)


Christaller

dengan

model

tempat

sentral

(central

lace

model)

mengemukaka bahwa tanah yang positif adalah tanah yang mendukung pusat

11

kota. Pusat kota tersebut ada karena untuk berbagai jasa penting harus
disediakan tanah/lingkungan sekitar. Secara ideal maka kota merupakan pusat
daerah yang produktif. Dengan demikian apa yang disebut tempat sentral
adalah pusat kota (Reksohadiprojo-Karseno, 1993:24).
Berdasarkan prinsip aglomerasi (scale economics atau ekonomi skala
menuju efisiensi atau kedekatan menuju sesuatu), ekonomi kota besar menjadi
pusat daerahnya sendiri dan pusat kegiatan kota yang lebih kecil. Artinya, kota
kecil bergantung pada tersedianya dan adanya kegiatan yang ada pada kota
besar. Oleh karena itu, apabila orang yang berada di luar kota besar ingin
membeli sesuatu dapat membeli di toko sekitar tempat tinggalnya (convinience
buying). Tetai, bila ia ingin membeli bermacam barang maka, dia akan pergi ke
kota-kota/multipurpose trip (Reksohadiprojo-Karseno,1993:35).
Dalam hubungan antara kota dengan rumah tinggal, Christaller mengatakan
bahwa rumah tangga memaksimalkan keguanaan atau kepuasan dalam rangka
pemilihan tempat tinggal atau pemukiman. Jadi orang yang dikirim ke kota dan
bukan barang (commuting). Merupakan perluasan teori perilaku konsumen,
dimana konsumen memaksimalkan konsumsi rumah, barang dan jasa lain
terbatas oleh anggaran yang terdiri dari penghasilan uang dan penghasilan yang
hilang karena aktifitas commuting yang berupatarif angkutan dan biaya
operasional

kendaraan

yaitu

bensin,

pemeliharaan

dan

perbaikan

(Reksohadiprojo-Karseno, 1993:40).

C. KETERKAITAN TEORI EKONOMI DAN TEORI LOKASI


Pengertian teori lokasi yang lainnya adalah suatu penjelasan teoritis
yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu
dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang
pada gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai

12

aktivitas baik ekonomi maupun sosial. Sebagian besar dasar teori ekonomi
diasumsikan membatasi ruang dan jarak.
Beberapa ahli ekonomi telah mengetahui pentingnya arti lokasi tetapi
tidak banyak yang berusaha untuk memperkenalkan modal lain dengan
beberapa variabel secara teoritis. Dan sebagian lagi menganggap bahwa
keterangan lokasi yang membutuhkan analisis yang kuat serta tata cara yang
diterapkan untuk dimengerti, terutama dari segi tingkah laku usaha. Alfred
Weber adalah seorang ahli yang mengemukakan teori lokasi dengan
pendekatan ekonomi. Namun ia merupakan penerus Wilhem Lounhart (18821885) yang menunjukkan bagaimana mengoptimalkan lokasi dengan
menyerderhanakan hanya dua sumber material dan satu pasar yang disajikan
dalam bentuk locational triangle.
Pada kenyataanya dalam suatu wilayah mempunyai keterkaitan
fungsional antara satu pusat dengan wilayah sekelilingnya dan adanya
dukungan penduduk untuk keberadaan suatu fungsi tertentu dimana tidak
setiap barang atau jasa ada di tempat. Perkembangan tempat-tempat sentral
tergantung konsumsi barang sentral yang dipengaruhi faktor penduduk,
permintaan dan penawaran serta harga, juga kondisi wilayah dan transportasi
seperti yang telah dikemukakan oleh Christaller dalam Central Place Theory.
Suatu wilayah memiliki ketergantungan pada wilayah lain. Pada setiap
wilayah memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut
memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam
radius yang lebih luas, sehingga penduduk akan mendatangi wilayah tersebut
untuk

memenuhi

kebutuhan

mereka.

Perbedaan

tingkat

kepemilikan

sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung


kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran
barang, tenaga kerja dan jasa antar wilayah (Morlok,1988).

13

Agar

dapat

tetap

melangsungkan

kehidupannya,

manusia

mempergunakan ruang tempat tinggal yang disebut pemukiman yang terbentuk


dari unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing, recreation, and
other living facilities (Hari Sabari Yunus, 1987). Unsur circulation adalah
jaringan transportasi dan komunikasi yang ada dalam pemukiman. Sistem
transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal dan eksternal.
Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah
dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan siatu
wilayah.

KESIMPULAN
Ekonomi merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan suatu wilayah atau kota. Kegiatan tersebut berlangsung dengan
menggunakan suatu lokasi, dimana lokasi yang digunakan untuk kegiatan
tersebut harus memperhatikan beberapa hal (tanah, bahan baku, tenaga kerja,
dll) yaitu tergantung pada jenis kegiatan ekonominya. Sehingga penentuan
lokasi dalam kegiatan ekonomi tersebut dengan memperhatikan hal yang sudah
disebut diatas dapat sesuai dengan kegiatan ekonominya sehingga menhasilkan
keuntungan dengan lokasi yang tepat dari hasil kegiatan ekonomi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
o Ozi. 2012. Faktor-Faktor Produksi. Jakarta

14

o Godam. 2006. Jenis / Macam Kegiatan Ekonomi - Produksi, Distribusi


dan Konsumsi Definisi / Pengertian - Pendidikan Pengenalan Ekonomi
o
o
o
o

Dasar. Jakarta
Yuli. 2013. Pengertian dan Faktor-Faktor Produksi. DRZ Post. Jakarta
Bahan Kuliah Ekonomi Kota. Teori Sewa Lahan. Endang, H., ST., MT
Blog Amir Definisi Motif Ekonomi. 2011
Blog Dhea Pengertian Teori Lokasi, Analisis Lokasi dan Pola Ruang.

2010
o Situs Organisasi.org
o Situs Rumah Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
o

Republik Indonesia
Wikipedia

15

Anda mungkin juga menyukai