Anda di halaman 1dari 20

BAB 3

GAMBARAN UMUM

Sulawesi atau Pulau Sulawesi (atau sebutan lama dalam bahasa Inggris:
Celebes) adalah sebuah pulau dalam wilayah Indonesia yang terletak di
antara Pulau Kalimantan di sebelah barat dan Kepulauan Maluku di sebelah
timur. Dengan luas wilayah sebesar 174.600 km, Sulawesi merupakan pulau
terbesar ke-11 di dunia. Di Indonesia hanya luas Pulau Sumatera,
Kalimantan, dan Pulau Papua sajalah yang lebih luas wilayahnya daripada
Pulau Sulawesi, sementara dari segi populasi hanya Pulau Jawa dan
Sumatera sajalah yang lebih besar populasinya daripada Sulawesi.

Pulau Sulawesi terdiri dari 6 provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi
Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada sub bab berikut penjelasan mengenai gambaran umum wilayah
Pulau Sulawesi yang dibahas per provinsi kabupaten/kota dan gambaran
umum mengenai infrastruktur PUPR per provinsi.

3.1 Gambaran Umum Wilayah Pulau Sulawesi

3.1.1 Provinsi Sulawesi Utara

A. Wilayah Administrasi

provinsi Sulawesi Utara, sebuah daerah yang terletak di paling utara pulau
Sulawesi. Sulawesi Utara merupakan sebuah provinsi yang beribukota
Manado. Berdasarkan data hasil sensus penduduk pada tahun 2010,
jumlah penduduk yang berada di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah
2.270.059 jiwa dengan perincian 1.159.903 laki-laki dan 1.110.693
berjenis kelamin perempuan.

Provinsi Sulawesi Utara mempunyai 15 Kabupaten kota yakni Kabupaten


Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan,
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau
Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa,
Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-1


Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Kota Manado dan Kota
Tomohon.

B. Kondisi Fisik Alam

C. Penggunaan Lahan

D. Kependudukan

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

3.1.2 Provinsi Gorontalo

A. Wilayah Administrasi

Provinsi Gorontalo terletak antara Oo 19' -1 15' Lintang Utara dan 121 23'
-123 43' Bujur Timur.

Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi lain,


diantaranya Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi
Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung
dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.

Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika


dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya
sebesar O,63 persen.

Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (kota), yaitu


Kabupaten Boalemo, Kabu paten Gorontalo, Kabupaten Po huwato,
Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo.

B. Kondisi Fisik Alam

Topografi

Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan.


Oleh karenanya, provinsi ini mempunyai banyak gu nung dengan ketinggian
yang ber beda beda.

Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung


yang tertinggi di Provinsi Gorontalo. Sedangkan Gunung Litu Litu yang
terletak di Kabupaten Gorontalo merupakan gunung te rendah.

Di samping mempunyai banyak gunung, provinsi ini juga dilintasi banyak


sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di
Kabupaten Boalemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang
terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak
di Kabupaten Gorontalo Utara.
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-2


Iklim

Suhu udara di suatu tempat an tara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Dengan kondisi
wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya di dekat garis khatulistiwa,
menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup panas.

C. Penggunaan Lahan

D. Kependudukan

Dalam kurun waktu 5 Tahun yaitu dari tahun 2009 2013 sebaran terbanyak
jumlah penduduk yang ada di Provinsi Gorontalo terdapat pada Kabupaten
Gorontalo dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 365.781 jiwa,
lalu kemudian jumlah penduduk yang paling sedikit pada tahun 2013 terdapat
pada Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebanyak 108.324 jiwa, dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,17 %. Untuk lebih jelasnya mengenai
jumlah penduduk yang terdapat pada Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun 2009-201

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

3.1.3 Provinsi Sulawesi Tengah

A. Wilayah Administrasi

B. Kondisi Fisik Alam

C. Penggunaan Lahan

D. Kependudukan

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

3.1.4 Provinsi Sulawesi Barat

A. Wilayah Administrasi

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-3


Provinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12- 30
3800 Lintang Selatan dan 1180 4315 - 1190 543 Bujur Timur, Provinsi
Sulawesi Barat wilayahnya berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan : Sulawesi Tengah


Sebelah Timur berbatasan dengan: Sulawesi Selatan
Sebelah Barat berbatasan dengan: Selat Makassar
Sebelah Selatan berbatasan dengan: Sulawesi Selatan
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 810.405 Km2 yang meliputi 5
(lima) Kabupaten, dimana Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah
2.022 Km2, Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah 2.985 Km2, Kabupaten
Mamuju Utara dengan luas wilayah 3.044 Km2, Kabupaten Majene 948 Km2,
dan Kabupaten Mamuju 8.222 Km2. Kabupaten Mamuju adalah kabupaten
terluas. Luas kabupaten tersebut 48% dari seluruh wilayah Provinsi Sulawesi
Barat. Sementara kabupaten Majene adalah Kabupaten terkecil dengan luas
wilayah 948 Km2.

B. Kondisi Fisik Alam

Wilayah Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas dataran tinggi dan rendah. Di
Sulawesi Barat terdapat 193 buah gunung dan yang tertinggi adalah Gunung
Ganda Dewata dengan ketinggian 3.037 meter diatas permukaan laut.
Gunung ini berdiri tegak di Kabupaten Mamuju. Umumnya ditiap Kabupaten
memiliki beberapa perbukitan dan pegunungan yang berpotensi dijadikan
cadangan untuk ekosistem guna mendukung pembangunan berwawasan
lingkungan, juga memiliki garis pantai yang merupakan daerah dataran
rendah yang berpotensi untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan
perikanan darat dan laut seperti di Kabupaten Mamuju, Kabupaten Polewali
Mandar dan Kabupaten Majene.

Jumlah sungai yang mengalir di Wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8


aliran sungai, dengan jumlah aliran yang terbesar di Kabupaten polewali
Mandar, yakni 5 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada dua yaitu
sungai yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tana Toraja,
Enrekang, Pinrang dan polewali Mandar serta Sungai Karama di Kabupaten
Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing 150 km.

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2008 suhu udara maksimum terjadi di Stasiun Meteorologi Kabupaten
Majene, yaitu sebesar 34,2C , sedangkan suhu udara minimum yaitu
sebesar 22,4C.

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-4


Provinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban udara relative tinggi, dimana
pada tahun 2008 rata-rata berkisar antara 76,5 persen sampai 82,8 persen.
Sedangkan kecepatan angin hampir diseluruh wilayah kabupaten di Sulawesi
Barat umumnya merata setiap bulannya, yaitu berkisar 5 km/jam hingga 14
km/jam. Dengan Kelembaban udara yang relative tinggi dan adanya 2 musim
yaitu musim hujan dan musim kemarau menjadikan daerah ini masih sering
terjadi penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan seperti DBD, Malaria,
TBC, ISPA, diare dan peyakit lainnya.

C. Penggunaan Lahan

D. Kependudukan

Penduduk Sulawesi Barat berdasarkan Data BPS Tahun 2015 berjumlah


1.258.090 jiwa yang tersebar di kabupaten Polewali Mandar, dengan jumlah
penduduk yakni 417.472 jiwa .

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/kota Di Provinsi Sulawesi Barat

Jumlah Penduduk
Kabupaten
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Majene 131 413 131 977 133 232 133 183 133 296 151 107 153 869 158 036 158 890 161.132
Polewali
352 407 356 391 361 202 361 342 362 106 396 120 401 272 409 648 412 122 417.472
Mandar
Mamasa 120 496 121 921 123 786 125 309 126 134 140 082 142 416 146 292 147 660 149.809
Mamuju 269 876 284 331 292 828 305 473 315 053 336 973 349 571 358 527 252 262 258.984
Mamuju
95 237 98 035 101 615 106 949 111 150 134 369 142 075 145 502 148 129 152.505
Utara
Mamuju
- - - - - - - - 115 188 118.188
Tengah
Sulawesi 1 016 1 032 1 047 1 158 1 189 1 218 1 234 1.258.09
969 429 992 655
Barat 663 256 739 651 203 005 251 0
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

Potensi Unggulan Daerah

Provinsi Sulawesi Barat memliki sumber daya alam (SDA) baik didarat
maupun dilaut seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan dan kelautan pertambangan dan pariwisata. Dari semua potensi
yang ada dapat dikatakan sampai saat ini belum tergarap secara optimal
karena keterbatasan baik dari sumber daya manusia maupun sarana
prasarana yang belum memadai.

Wilayah Povinsi Sulawesi Barat yang berhadapan langsung dengan Selat


Makassar, merupakan salah satu jalur lalu lintas pelayaran Nasional dan
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-5


Internasional memberikan nilai tambah yang sangat menguntungkan bagi
pembangunan sosial ekonomi kedepan. Salah satu pelabuhan antar pulau
yang aktif melayani/menghubungkan pulau Kalimantan (Balikpapan) adalah
Pelabuhan Fery Simboro Mamuju, Pelabuhan Rakyat Palipi Majene,
Pelabuhan Rakyat Mamuju, Pelabuhan Samudra Belang-belang Bakengkeng
Mamuju yang telah mulai dikembangkan dan beroperasi untuk kapal
penumpang maupun barang seperti pengangkutan minyak CPO dan mangan,
serta sejumlah Pelabuhan lain yang dikelola oleh perusahaan swasta
nasional di Kabupaten Mamuju Utara.

Disamping itu Bandar Udara Tampapadang berjarak 27 km dari Kota Mamuju,


sementara ini mempunyai landasan pacu 2.500 m x 80 m, kondisi ini
menggambarkan bahwa bandara tersebut sudah dapat didarati pesawat
komersil ukuran Boeing 737 200 yang berpenumpang hingga 150 orang.
Untuk sementara ini, bandara Tampa Padang yang merupakan jembatan
udara menghubungkan Makassar - Mamuju dan Mamuju - Balikpapan.
Kondisi topografi Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari laut dalam, daratan
rendah, dataran tinggi dan pegunungan dengan tingkat kesuburan yang
tinggi, disamping itu letaknya yang sangat strategis pada posisi silang segitiga
emas Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah lewat pantai
barat dengan jarak 445 km dari Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan,
447 Km dari Palu Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan Selat Makassar/
Kalimantan Timur, memberikan potensi perencanaan pembangunan yang
harus ditata dengan baik. Sehingga kekayaan yang terkandung di dalam alam
Sulawesi Barat dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk
kesejahteraan masyarakatnya.

1. Potensi Kehutanan

Potensi hutan di Sulawesi Barat seluas kurang lebih 1.131.908 Ha yang terdiri
atas kawasan hutan lindung seluas 669.358 Ha, hutan produksi terbatas
(HPT) 321.607 Ha, hutan produksi 61.600 Ha, hutan suaka marga satwa
(HSAW) 900 Ha dan hutan produksi yang dapat dikonversi 78.443 Ha dengan
potensi hasil hutan umumnya meliputi : Kayu Eboni, Meranti, Getah Pinus,
Jati, Palapi, Durian, Damar, Rotan, Kemiri, dan Kayu Campuran lainnya. Hasil
produksi dari sektor kehutanan selama ini telah memberikan kontribusi dalam
penerimaan Pendapatan Asli Daerah setiap tahunnya.

2. Potensi Perkebunan

Perkembangan bidang perkebunan mempunyai peranan yang cukup penting


dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat, sebagai indikatornya

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-6


adalah terciptanya lapangan kerja, sumber pendapatan utama bagi petani,
terutama kakao, kelapa sawit, cengkeh dan kopi penghasil devisa dan
pemasok bahan baku agro industri, baik dalam maupun luar negeri. Realisasi
pembangunan bidang perkebunan telah menunjukkan kemajuan yang
signifikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, keberhasilan
yang dicapai tersebut merupakan hasil penerapan/implementasi pola
pembangunan yaitu pola UPP dan pola swadaya parsial dengan kegiatan
pokok pada intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan difersifikasi.

Luas areal kakao 132.000 Ha dengan produksi mencapai 96.461 ton. Kelapa
sawit dengan luas areal 84.248 Ha dengan produksi 1.182.908 ton TBS,
Kelapa dalam dan kelapa hibrida dengan luas areal 68.804 Ha dengan
produksi 71.688 ton. Kopra, Kopi Rebustra dan Kopi Arabika luas areal tahun
2007 31.215 Ha dengan produksi 10.753 ton.

3. Potensi Lingkungan Hidup

Potensi lingkungan pada dasarnya diukur dari tingkat pencemaran, kerusakan


lingkungan dan punahnya berbagai endemik dan berkurangnya potensi
sumber daya alam yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Deskripsi ini
dapat dicermati dari ditemukannya berbagai potensi endemik flora dan fauna
yang terdapat di wilayah Sulawesi Barat seperti Burung Mandar Dengkur,
Burung Maleo, Anoa Pegunungan, Elang Sulawesi, Musang Sulawesi,
Anggrek Jamrud, Anggrek Bulan, dan endemik spesifik lokasi lainnya, serta
masih terdapat potensi sumber daya alam yang dapat diproduksi dan dapat
memberikan akses ekonomi bagi masyarakat.

4. Potensi Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Barat terletak di jazirah Sulawesi bagian barat, persis


berhadapan langsung dengan Selat Makassar, dengan panjang garis pantai
kurang lebih 752 Km. Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi perikanan
laut (tangkap) dari berbagai jenis ikan nelayan dan ikan domersal serta ikan-
ikan karang. Disamping itu, juga sangat potensial untuk budidaya perikanan
pantai seperti udang, bandeng, taripang dan berbagai jenis komoditas ikan
karal.

Salah satu kendala dalam eksploitasi perikanan adalah penggunaan alat


tangkap yang masih sederhana. Potensi perikanan laut di Provinsi Sulawesi
Barat dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menggali potensi yang ada,
melalui budidaya laut, industri tepung ikan dan pengalengan ikan. Potensi
perikanan air payau cukup besar daya ketersediaan lahan seluas 13.584,6 Ha
tersebar di Kabupaten Polman, Majene, dan Mamuju belum sepenuhnya
tergarap. Sementara ini, luas lahan yang sudah berproduksi adalah 10.043,2
Ha dengan produksi untuk tahun 2009 adalah bandeng dan udang, 842 ton.

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-7


5. Potensi Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sulawesi Barat pada dasarnya merupakan daerah agraris yang


sebagian besar kehidupan masyarakat bertumpu pada usaha dibidang
pertanian. Potensi pertanian yang besar dan kesesuaian agroklimat yang
mendukung serta kultur masyarakatnya yang agraris, merupakan modal
dasar untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada
pembangunan pertanian, melalui program peningkatan ketahanan pangan
daerah, peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian serta
peningkatan kesejahteraan petani. Potensi pertanian yang telah dikelola
sebesar 274.401 Ha yang terdiri dari lahan kering 219.727 Ha, lahan sawah
tadah hujan 25.985 Ha, irigasi desa 14.393 Ha, Irigasi 1/2 teknis 3.013 Ha
dan irigasi teknis 11.283 Ha serta lahan potensial untuk percetakan sawah
baru seluas 20.600 Ha. Produksi komoditas potensial yang telah dicapai
antara lain : padi 348.859 ton GKP, jagung 14.616 ton, ubi jalar 9.216 ton,
kacang tanah 896 ton, kedele 970 ton, kacang hijau 1.487 ton, ubi kayu
68.624 ton, sayuran 2.499 ton dan buah-buahan antara lain : jeruk 109.483
ton, rambutan 17.378 ton, manggis 13,8 ton, durian 81.595 ton dan markisa
63,4 ton.

Potensi Peternakan

Pengembangan dan peningkatan usaha peternakan di Propinsi Sulawesi


Barat dapat dilihat dari potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan
pasar. Potensi sumber daya alam sangat mendukung kegiatan
pengembangan usaha peternakan, misalnya kegiatan budidaya ternak,
pengembangan ternak, pengelolaan pasca panen.Tersedianya lahan kering
(218.363 Ha), lahan basah (56.038 Ha) dapat dijadikan lahan pengembangan
peternakan dan sebagai sumber hijauan makanan ternak.

Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Tabel 3.3 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi
Sulawesi Barat 2013

Pertumbuhan Ekonomi
Lapangan Usaha
(%)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
5.6
dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 10.6

3. Industri Pengolahan 6.84

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 15.58

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-8


5. Konstruksi 10.36

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8.82

7. Angkutan dan Komunikasi 8.68


8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa
10.13
Perusahaan
9. Jasa-jasa 7.53
Total 7.16

Tabel 3.4 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 2000 di Provinsi
Sulawesi Barat 2013

Distribusi
Nilai Tambah
Lapangan Usaha Persentase
(Juta Rupiah) (%)
1. Pertanian, Peternakan,
7 678 223,43 47.44
Kehutanan, dan Perikan
2. Pertambangan dan
142 862,72 0.88
Penggalian

3. Industri Pengolahan 1 137 193,28 7.03

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 83 530,33 0.52

5. Konstruksi 684 728,61 4.23

6. Perdagangan, Hotel, dan


2 128 611,63 13.15
Restoran

7. Angkutan dan Komunikasi 325 910,78 2.01

8. Keuangan, Persewaan, dan


927 468,62 5.73
Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa 3 075 483,30 19

Total 16 184 012,69 100

3.1.5 Provinsi Sulawesi Selatan

A. Wilayah Administrasi

Secara geografis wilayah darat Provinsi Sulawesi Selatan dilalui oleh garis
khatulistiwa yang terletak antara 0 012-80 Lintang Selatan dan 116048-12236
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-9


Bujur Timur yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah
utara dan Teluk Bone serta Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur, serta
berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat dan Laut Flores di
sebelah timur.
Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan khususnya wilayah daratan
mempunyai luas kurang lebih 45.519,24 km2, dimana sebagian besar wilayah
daratnya berada pada jazirah barat daya Pulau Sulawesi serta sebagian
lainnya berada pada jazirah tenggara Pulau Sulawesi.

B. Kondisi Fisik Alam

Wilayah Sulawesi Selatan membentang mulai dari dataran rendah hingga


dataran tinggi. Kondisi Kemiringan tanah 0 sampai 3 persen
merupakan tanah yang relatif datar, 3 sampai 8 persen merupakan
tanah relatif bergelombang, 8 sampai 45 persen merupakan tanah yang
kemiringannya agar curam, lebih dari 45 persen tanahnya curam dan
bergunung. Wilayah daratan terluas berada pada 100 hingga 400 meter DPL,
dan sebahagian merupakan dataran yang berada pada 400 hingga 1000
meter DPL. Terdapat sekitar 65 sungai yang mengalir di provinsi ini,
dengan jumlah sungai terbesar ada di bagian utara wilayah provinsi ini.
Lima danau besar menjadi rona spesifik wilayah ini, yang tiga di
antaranya yaitu Danau Matana, Danau Towuti dan Danau Mahalona di
Kabupaten Luwu Timur, serta dua danau lainnya yaitu Danau Tempe
dan Danau Sidenreng yang berada di Kabupaten Wajo.

Pada wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, terdapat sekitar 65 sungai


mengaliri berbagai kabupaten khususnya yang berada di dataran tinggi. Di
wilayah Luwu terdapat 25 aliran sungai. Kabupaten Tana Toraja,
Enrekang, dan Pinrang dialiri oleh sungai terpanjang yakni sungai
Saddang (150 km). DAS Jeneberang meliputi wilayah 8 (delapan) 10
kabupaten di bagian selatan Sulawesi Selatan, termasuk kota Makassar,
mencakup wilayah seluas 825,607 Ha dan kawasan hutan seluas
204,427 Ha. Sungai Walanae mengalir di kawasan Bone dan Wajo,
sementara di Gowa dan Makassar mengalir sungai Jeneberang. Danau
Tempe dan Sidenreng terdapat di Kabupaten Wajo dan sekitarnya,
sementara di wilayah Luwu terdapat danau Matana dan Towuti. Pada
wilayah bagian tengah wilayah Sulawesi Selatan, Formasi Walanae
merupakan suatu formasi lapisan batuan pembawa air yang bersifat
tertekan dengan debit kecil sampai sedang. Air tanah bebas dijumpai
pada endapan alluvial dan endapan pantai, endapan formasi walanae
serta pada lembah-lembah yang ditempati oleh endapan batuan formasi
Camba.

C. Penggunaan Lahan

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-10


D. Kependudukan

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan Menurut Kabupaten/Kota


Tahun 2011-2014 (Ribuan Jiwa)

Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014

Kep. Selayar 124.1 125.6 127.2 128.7


Kab. Bulukumba 399 401.9 404.9 407.8
Kab. Bantaeng 178.6 179.8 181 182.3
Kab. Jeneponto 346.3 348.7 351.1 353.3
Kab. Takalar 273.9 277.2 280.6 283.8
Kab. Gowa 668.9 682.6 696.1 709.4
Kab. Sinjai 231.4 233.2 234.9 236.5
Kab. Maros 324.1 328 331.8 335.6
Kab. Pangkep 310.3 313.7 317.1 320.3
Kab. Barru 167.5 168.4 169.3 170.3
Kab. Bone 724.9 729.5 734.1 738.5
Kab. Soppeng 224.8 225.2 225.5 225.7
Kab. Wajo 387.8 389.3 390.6 392
Kab. Sidrap 276.3 279.8 283.3 286.6
Kab. Pinrang 355.3 358.3 361.3 364.1
Kab. Enrekang 192.8 194.6 196.4 198.2
Kab. Luwu 337 340.5 343.8 347.1
Kab. Tana Toraja 223.3 224.8 226.2 227.6
Kab. Luwu Utara 291.4 294.4 297.3 300
Kab. Luwu Timur 250.2 256.7 263 269.4
Kab. Toraja Utara 219.1 220.8 222.4 224
Kota Makassar 1,365.00 1,387.00 1,408.10 1,429.20
Kota Pare-Pare 131.5 133.4 135.2 136.9
Kota Palopo 152.6 156.6 160.8 164.9
Sulawesi Selatan 8,156.10 8,250.00 8,342.00 8,432.20
Sumber : Bps Sulawesi Selatan Tahun 2014

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

PDRB Sulawesi Selatan atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sekitar
184.783,06 milyar rupiah. Sektor pertanian mempunyai nilai tambah paling
besar dibandingkan sektor lain yaitu mencapai 44.162,54 milyar rupiah.
Selanjutnya disusul sektor perdagangan, hotel, restoran terbesar kedua

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-11


dengan nilai tambah mencapai 33.031,58 milyar rupiah. Sektor industri
pengolahan Sulawesi Selatan yang diharapkan mampu menunjang sektor
pertanian dengan berorientasi pada agroindustri ternyata nilai tambahnya
terbesar keempat, yaitu mencapai 22.559,13 milyar rupiah. Sementara PDRB
Sulawesi Selatan atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 sebesar
64.284,43 milyar rupiah atau meningkat sekitar 7,65 persen, lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2012 (Lihat Tabel).

Bila melihat nilai PDRB kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, terlihat bahwa


Kota Makassar mempunyai nilai PDRB yang paling besar mencapai
58.802,55 milyar rupiah. Terbesar kedua selanjutnya adalah Kabupaten Luwu
Timur dengan nilai PDRB mencapai 12.789,85 milyar rupiah. Sedangkan
Kabupaten Bone merupakan Kabupaten yang memiliki PDRB terbesar ketiga
dengan nilai sebesar 11.788,87 milyar rupiah.

Tabel 3.6 Perkembangan PDRB Sulawesi Selatan Tahun 2012-2013

Harga Berlaku (Milyar Harga Konstan


Lapangan Usaha Rupia) 2000 (Milyar Rupia)

2012 2013 2012 2013

1. Pertanian 39.616,82 44.162,54 15.532,61 16.145,48

2. Pertambangan
8.961,89 11.063,89 4.290,20 4.687,58
& Penggalian

3. Industri Pengolahan 19.408,06 22.559,13 8.049,95 8.703,87

4. Listrik, Gas, dan Air


1.439,21 1.661,40 647,52 701,63
Bersih

5. Konstruksi 9.071,24 10.788,20 3.567,25 3.956,88

6. Perdagangan,
28.748,16 33.031,58 10.661,44 11.661,40
Hotel, & Restoran
7. Pengangkutan dan
12.982,89 14.867,28 5.949,63 6.480,21
Komunikasi
8. Keuangan, Real
Estat, & Jasa 11.803,27 14.584,81 4.979,14 5.685,01
Perusahaan

9. Jasa-jasa 27.828,39 32.064,22 6.040,76 6.262,38

PDRB 159.859,93 184.783,06 59.718,50 64.284,43

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-12


3.1.6 Provinsi Sulawesi Tenggara

A. Wilayah Administrasi

B. Kondisi Fisik Alam

C. Penggunaan Lahan

D. Kependudukan

E. Potensi Ekonomi (potensi ekonomi, sumber daya alam, dan pariwisata)

3.2 Gambaran Umum Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi

3.2.1 Provinsi Sulawesi Utara

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

3.2.2 Provinsi Gorontalo

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

3.2.3 Provinsi Sulawesi Tengah

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-13


3.2.4 Provinsi Sulawesi Barat

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

3.2.5 Provinsi Sulawesi Selatan

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

3.2.6 Provinsi Sulawesi Tenggara

Bidang Sumber Daya Air

Bidang Bina Marga

Bidang Cipta Karya

Bidang Penyediaan Perumahan

Tabel 3.7

Gambar 3.1

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-14


Tabel 3.8

Gambar 3.2

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-15


RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-16


RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-17


RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-1


RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR PULAU SULAWESI (LANJUTAN)

GAMBARAN UMUM 3-2


DAFTAR ISI

3.1 Gambaran Umum Wilayah Pulau Sulawesi.................................................................1


3.1.1 Provinsi Sulawesi Utara 1
3.1.2 Provinsi Gorontalo 1
3.1.3 Provinsi Sulawesi Tengah 2
3.1.4 Provinsi Sulawesi Barat 2
3.1.5 Provinsi Sulawesi Selatan 2
3.1.6 Provinsi Sulawesi Tenggara 2
3.2 Gambaran Umum Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi............................................3
3.2.1 Provinsi Sulawesi Utara 3
3.2.2 Provinsi Gorontalo 3
3.2.3 Provinsi Sulawesi Tengah 3
3.2.4 Provinsi Sulawesi Barat 3
3.2.5 Provinsi Sulawesi Selatan 4
3.2.6 Provinsi Sulawesi Tenggara 4

DAFTAR
Tabel 3.1........................................................................................................................................................................4
Tabel 3.2........................................................................................................................................................................4
GAMBAR

Gambar 3.1...................................................................................................................................................................4
Gambar 3.2...................................................................................................................................................................4

Anda mungkin juga menyukai