Anda di halaman 1dari 4

“Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Pemetaan Kawasan

Pertanian di Daerah Pegunungan Kapur Kendeng Utara (studi kasus :


Kawasan Karst Lamongan)”

Nur Laili Prihatiningsih


nurlailip18@gmail.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

PENDAHULUAN

Karst merupakan daerah pengangkatan akibat hasil pengendapan biota laut


seperti koral yang membentuk sebuah lapisan-lapisan. Bentang lahan karst
memiliki keterkaitan yang kuat antara kondisi permukaan dan bawah
permukaannya, proses karstifikasi akan membentuk suatu lubang dan rekahan
batuan dasar (Budiyanto, 2016). Lingkungan karst berciri khas dengan adanya
batu kapur atau batu gamping yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah
satunya ada di wilayah pegunungan Kapur utara yang terbentang dari Pati, Jawa
Tengah – Lamongan Jawa timur. Sifat fisik tanah kapur adalah tanah yang sangat
miskin akan unsur hara sehingga tanahnya tidak subur, selain itu tanah ini
terbentuk dari pecahan batu kapur yang strukturnya dapat dengan mudah dilalui
oleh air. Medan karst terbentuk oleh batuan karbonat sebagai penyusun utamanya,
batuan tersebut memiliki sifat keras tetapi mudah mengalami pelarutan ketika
terlewati oleh air yang banyak mengandung CO2 (Budiyanto, 2018). Untuk
peresapan air hujan daerah karst sendiri bersifat langsung menerobos lapisan
tanah atau ponor yang masuk melalui lubang vertikal kemudian dialirkan ke
lubang horizontal. Sehingga tingkat erosivitas didaerah karst cukup tinggi jika
tidak ada tanaman yang menahan laju air. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
tanah di wilayah karst dapat ditanami tanaman keras yang bisa menahan air
seperti pohon jati. Tanaman pertanian yang bisa ditanam di wilayah tersebut
adalah tanaman yang tetap bisa tumbuh di lapisan sedikit unsur hara misalnya saja
tanaman palawija dan tembakau. Oleh karena itu perlu adanya pemetaan dengan
menggunakan sistem informais geografis (SIG) untuk mengetahui wilayah karst
mana saja yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dengan
tingkat produktivitas yang tinggi.
PEMBAHASAN

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang


mengelola data informasi spasial (keruangan), termasuk juga analisis wilayah
karst untuk lahan pertanian di daerah Lamongan. Dapat diketahui stratifikasi karst
pegunungan kapur utara menurut Pringgoprawiro (dalam jurnal Prosding seminar
nasional kebumian ke-7, P10-05, 2014) berada di Formasi Nrayong, Formasi
Paciran, formasi Wonocolo, formasi Bulu. Khusus formasi paciran lamongan
disebut sebagai Karren Limestone. Secara umum penyusunnya terdiri atas batu
gamping pejal dan dolomitan, dengan permukaan singkapan mengalami erosi
membentuk apa yang disebut sebagai karren surface. Kabupaten Lamongan
memiliki topografi yang berbeda-beda tiap wilayahnya Jika dilihat dari tingkat
kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang
relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat
kemiringan 0-2% yang tersebar di kecamatan Lamongan, Deket, Turi,Sekaran,
Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng, Glagah,
Karangbinagun, Mantup, Sugio, Kedongpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan
Sambeng, sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam,
atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemirimgan lahan 40%
lebih. Morfologi di Kabupaten Lamongan tidak terdapat pengaruh dari Vulkanik,
melainkan karena pengaruh dari Karst, sungai (alluvial), Marin dan Tektonik.
Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan
secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu:
 Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak
subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi,
Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan
Kembangbahu.
 Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu
dengan kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,
Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan
Solokuro.
 Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan
daerah rawan banjir. Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren,
Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah.

Untuk memetakan kawasan lahan pertanian di daerah karst, maka diperlukan


beberapa citra satelit salah satunya adalah GDEM aster yang dapat mengetahui
karakteristik morfologi permukaan karst (Budiyanto, 2014). Dengan mengetahui
karakteristik morfologi permukaan karst wilayah lamongan maka akan sangat
mudah menentukan jenis komoditas tanaman apa yang cocok di tanam di lahan
dengan kemiringan berkisar antara 0-2%. Kesesuaian lahan merupakan penilaian
dan pengelompokan dari sebidang lahan dalam hal kecocokan untuk penggunaan
tertentu (MGI Vol.22, 2008). Selain itu dapat juga menggunakan citra Landsat
dan SPOT yang berfungsi memantau perubahan penggunaan lahan dari waktu ke
waktu di daerah karst. Hal ini akan mempermudah proses monitoring lahan
mauun pengembangan di kemudian hari.

KESIMPULAN

Peranan Sistem Informasi Geografis (SIG) banyak digunakan dalam berbagai


ilmu salah satunya adalah untuk memetakan kesesuaian lahan terutama pertanian.
Dengan menggunakan SIG pengolahan analisis dapat lebih cepat dan baik dengan
jumlah penyimpanan data relatif lebih besar dari data manual. Citra satelit GDEM,
LANDSAT, dan SPOT dapat memperlihatkan sangat detail kenampakan
morfologi daerah karst beserta penggunaan lahannya dari beberapa kurun waktu.
Dari situlah dapat dianalisis dengan jelas komoditas pertanian apa yang sangat
cocok ditanam di daearah karst dengan kemiringan berkisar antara 0-2%. Oleh
karena itu pemanfaatan sistem canggih ini sangat membantu sekali bagi
pemerintah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan pertanian mereka
agar memiliki nilai produktivitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, E. 2016. Keterkaitan Kondisi Permukaan Fitur Karst yang Diperoleh


dari Data Citra Penginderaan Jauh dengan Kualitas Air Bawah tanah di
GunungSewu Bagian Barat. http://researchgate.net (Diakses pada tanggal 1
Juni 2019).

Budiyanto, E. 2018. Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk


Penilaian Kerentanan dan Resiko Pencemaran Air Tanah Karst Gunung
Sewu di Kabupaten Gunung Kidul. http://etd.repository.ugm.ac.id/ (Diakses
pada tanggal 1 Juni 2019).

Budiyanto, E. 2014. Karakteristik Morfologi Cekungan Karst Gunungsewu


Melalui Data GDEM ASTER. http://researchgate.net (Diakses pada tanggal
1 Juni 2019).

Susilo, B., Nurjani, E., Harini, R. 2008. Aplikasi Sistem Informasi Geografis
untuk Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. http://jurnal.ugm.ac.id/ (Diakses pada tanggal 2 Juni 2019).

Wacana, P.,dkk. 2014. Kajian Kawasan Potensi Karst Kendeng Utara Pegunungan
Rembangng Madura Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
https://repository.ugm.ac.id/135122/1/45-58%20P1O-05.pdf (Diakses pada
tanggal 2 Juni 2019).

Kusumaningtyas, A.,dkk. Proses Geologi dan Geomorfologi Kabupaten


Lamongan dan Bojonegoro Berdasarkan tenaga Tektonisme.
blog.ub.ac.id/ayusulistya/files/.../Tektonisme-Kab-Lamongan-dan-
Bojonegoro.docx (Diakses pada tanggal 3 Juni 2019).

Anda mungkin juga menyukai