Mengetahui
Sriyanti S.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kalau saja sekolah mampu menumbuh kembangkan sikap ilmiah pada masing-
masing siswa, secara hipotesis dapat dikatakan: "mustahil ada orang (apa lagi banyak)
sebagai produk sekolah berprilaku tidak jujur dengan memperdaya masyarakat".
Kalaupun ada, tentu kementakannya rendah. Pada dasarnya, beberapa jenis sikap
ilmiah - yang antara lain meliputi, sikap jujur, terbuka, luwes, tekun, logis, kritis,
kratif, dan sejumlah sikap positif lainnya - dapat dilatihkan melalui kegiatan
pembelajaran IPA Bentuk kejahatan yang nyata seperti mencuri, membunuh mudah
ditemui dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Pelaku kejahatan ini
terkadang melibatkan anak / orang berpendidikan sebagai output pendidikan di
sekolah. Tentu saja jenis kejahatan ini mudah dikenali. Namun, ada jenis kejahatan
lain yang cenderung rasional sehingga wujudnya tampak seperti bukan bentuk
kriminal. Jenis kejahatan seperti ini sering ‘dipelihara’ secara tidak sengaja di
sekolah. Misalnya, prilaku siswa / kelompok siswa yang kadang kala sengaja
memanipulasi data hasil pengamatan demi suatu kesimpulan percobaan supaya sesuai
dengan teori yang berlaku. Juga, kebiasaan siswa memperoleh nilai bagus dengan
nyontek atau melalui perolehan nilai bersama kelompok tanpa harus bekerja.
Setelah siswa ini besar dan lulus sekolah, kebiasaan ini mungkin berlanjut
dengan kebiasaan menyulap angka siluman. Kalau dia seorang guru / peneliti,
mungkin dia berusaha mengumpulkan nilai kredit dengan cara-cara tidak sah.
Misalnya dengan menuliskan namanya menjadi penulis kedua meskipun dia bukan
penulisnya. Perbuatan demikian disebut sebagai kejahatan kerah putih (white colar
crime). Ada oknum individu sebagai keluaran jenjang sekolah yang masih sering
melakukan kejahatan jenis ini. Kejahatan jenis kedua ini merupakan embrio prilaku
KKN yang berawal dari ketidak jujuran pada usia anak-anak.
Padahal , kalau saja mereka memiliki sikap ilmiah yang salah satu aspeknya
‘kejujuran’, prilaku seperti ini tidak perlu terjadi. Lalu, apakah perbuatan ini sebagai
dampak kurang efektifnya ‘penempaan’ siswa melalui sesi pembelajaran selama
sekitar 6 jam sehari atau lantaran tidak di perkenalkannya mata pelajaran Pendidikan
Budi Pekerti di sekolah secara terpisah? Penulis cenderung menerima alasan pertama
sebagai penyebabnya. Ini dapat dikaji dari kurikulum masing-masing mata pelajaran
yang sarat dengan muatan nilai. Mata pelajaran IPA misalnya, banyak berorientasi
pada penumbuhan sikap ilmiah (scientific attitude) selain perluasan wawasan ilmiah
(IPA) dan pengembangan keterampilan proses.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang di maksud dengan sikap ilmiah ?
2. Apakah ilmu alamiah dalam bentuk sikap ilmiah?
3. Sikap ilmiah apa saja yang harus dimilik oleh seorang saintis ?
4. Sebutkan macam’’ sikap ilmiah ?
5. Di bagi menjadi brapa kelompok sikap ilmiah itu ?
6. jelaskan sikap ilmiah ?
1.3 Tujuan pembahasan
1. Mengetahui Apakah yang di maksud dengan sikap ilmiah
2. Mengetahui ilmu alamiah dalam bentuk sikap ilmiah
3. Mengetahui sikap ilmiah apa saja yang harus dimilik oleh seorang saintis
4. Mengetahui macam’’ sikap ilmiah
5. Mengetahui brapa kelompok sikap ilmiah itu
6. Mengetahui jelas sikap ilmiah
1.4 Manfaat pembahasan
Insya allah kita akan menjadi insan kamil yang dapat di banggakan oleh
masyarakat ,dan kita dapat menjadi kepercaya’an oleh khalayak umum,selain itu kita
bisa menjadi saintis yang handal dan dapat berguna bagi khalayak umum. Karena kita
mempunyai kepribadian yang baik / ahlakul karimah .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap
ilmuwan atau saintis dalam melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan,
menolak atau menerima serta merubah atau menambah suatu ilmu.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan
saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain
kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu
masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Salah satu aspek tujuan
dalam mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah.
2.3 Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Oleh Seorang Pengamat Saintis Antara
Lain :
a. Mencintai kebenaran
Sikap ini mendorong seseorang berlaku jujur dan objektiv
b. Tidak buruk sangka
Tidak berpikir secara prasangka tidak baik dan tidak masuk akal
c. bersifat toleran terhadap orang lain
Pengetahuan tidak mutlak sempurna ,maka menghargai pendapat orang lain
dapat digunakan untuk memperbaiki ,melengkapi ,menyempurnakan
pengetahuan ,dan tidak memaksa orang lain .
d. Ulet
Tidak putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran walaupun
sering tidak memperoleh apa-apa .\
e. Teliti dan hati-hati
Teliti dalam mengambil sesuatu dan hati-hati dalam mengambil kesimpulan
dan mengeluarkan pendapat .
f. Ingin tahu
Rasa ingin tahu merupakan titik awal dari pengetahuan dengan didorong
untuk ingin lebih tahu lebih banyak dalam melakukan sesuatu .
g. Optimis
Selalu optimis karena sudah terbiasa dengan percoba’an atau eksperimen .
Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap ilmiah yaitu:
a. Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya
b. Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran
mutlak, ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat,
secara priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori
dalam imlu sering untuk mematahkan teori yang lain
c. Sikap skeptic adalah sikap untuk selalu ragu ragu terhadap pernyataanpernyat
aan yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.
d. Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah
pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum
selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang
ilmuwan
e. Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan
f. Sikap tidak memihak pada etik.
Tapi ada pendapat lain dari LKS master ilmu pengetahuan alam X PT.aviva yaitu:
a. Objektiv :bersifat ada dan nyata
b. Jujur : berlaku jujur dan tidak menutupi sesuatu apapun
c. Toleransi : bisa memaklumi keada’an
d. Bertanggung jawab : berani mempertanggung jawabkan
e. Cermat bekerja : selalu berhati hati dalam melakukan sesuatu hal
f. Disiplin :selalu kosisten atas apa yang ia lakukan
g. dan terbuka dalam mengumpulkan data & menganalisis data : senantiasa
menerima kritik dan saran ataupun pendapat dari pihak lain