Anda di halaman 1dari 8

TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KAWASAN BANDAR UDARA

SAM RATULANGI MANADO


Daniel Mambo Tampi1, Sonny Tilaar2, Cynthia E.V Wuisang3

Jalan 5 September54 Malalayang Manado 95262, Indonesia


Email :danielmambo131293@gmail.com
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, UniversitasSam Ratulangi

ABSTRAK
Penduduk yang membutuhkan lahan semakin meningkat setiap tahun, khususnya lahan di perkotaan, yang
menarik perhatian banyak orang, bagi mereka yang tinggal di perkotaan (penduduk asli) maupun di
pedesaan (pendatang). Kebutuhan akan lahan ini, seiring dengan meningkatnya tingkat mobilitas dan
pemusatan wilayah dengan melihat jarak ke pusat-pusat perdagangan dan jasa, salah satunya adalah pusat
layanan jasa angkutan penerbangan Bandara Sam Ratulangi Manado.Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan analisis deskriptif, interaktif dan mapping/overlay, dengan tujuan penelitian yaitu
1).Mengidentifikasi tata guna lahan di sekitar kawasan Bandara Sam Ratulangi, 2).Mengetahui faktor-faktor
yang memengaruhi perubahan tata guna lahan di sekitar Bandara Sam Ratulangi.hasil identifikasi dan
analisis tata guna lahan, penulis menemukan bahwa tata guna lahan di sekitar bandara berupa Kawasan
Bandara, Permukiman, Perkebunan, Perdagangan dan serta adanya kolam dengan fungsi kolam ikan.
Sedangkan hasil analisis faktor yang memengaruhi perubahan tata guna lahan adalah adanya faktor
internal dan eksternal yang memengaruhi sekitar kawasan bandara Sam Ratulangi

Kata Kunci :Bandara Sam Ratulangi, Kota Manado, Tata guna lahan.

Layanan Jasa Penerbangan Bandara Sam


PENDAHULUAN Ratulangi yang membuka peluang terbukanya
pusat kota baru berkembang di Manado.
Kebutuhan akan lahan semakin
meningkat setiap tahun, khususnya lahan di Melihat adanya rencana dan rancangan
perkotaan, yang menarik perhatian banyak perubahan yang diatur dalam Master Plan
orang, bagi mereka yang tinggal di perkotaan Bandara Sam Ratulangi terbaru, hal ini akan
(penduduk asli) maupun di pedesaan berimbas pada meluasnya daerah Kawasan
(pendatang). Kebutuhan akan lahan ini, seiring Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
dengan meningkatnya tingkat mobilitas dan yang cenderung menambah luas radius daerah
pemusatan wilayah dengan melihat jarak ke “konservatif” penerbangan, Selanjutnya sebelum
pusat-pusat perdagangan dan jasa, salah satunya ada aturan yang jelas mengenai area sekitar
adalah pusat layanan jasa angkutan penerbangan bandara dari pihak pemerintah maka semakin
Bandara Sam Ratulangi Manado. Pusat Jasa banyak pula area-area terbangun yang tak
Layanan penerbangan Bandara Sam Ratulangi terkendali dan memengaruhi keamanan serta
semakin berkembang mulai dari realisasinya keselamatan penerbangan.
pada tahun 1994 sebagai bandara kelas
Internasional serta memperbaiki kualitas fisik Hal ini pun berkaitan dengan rencana
layanan dengan memperluas panjang runway Pola ruang kota Manado yang tidak sesuai
2.650 meter dan lebar 45 meter. pemanfaatannya karena diperuntukkan sebagai
area perumahan yang dalam KKOP dipandang
Tata guna lahan di sekitar bandara Sam sebagai suatu penghalang dalam menjaga
Ratulangi akan semakin tak terkendali keamanan dan keselamatan penerbangan. RTRW
penggunaanya seiring dengan semakin Kota Manado belum mengeluarkan Rencana
berkembangnya pusat wilayah di area tersebut, Detail Tata Ruang mengenai kriteria tinggi
Kawasan ini dilihat sebagai lahan dengan bangunan di kawasan bandara sehingga
berbagai potensi lahan terbangun paling cepat pemberian ijin pembangunan lebih diarahkan
mengingat kawasan ini sangat dekat dengan oleh pejabat-pejabat tinggi pemegang kekuasaan

27
daerah yang berani dibayar mahal sebagai no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang),
“jaminan” atas keselamatan penerbangan maka peranan penatagunaan lahan menjadi
maupun keselamatan penduduk yang bermukim sangat penting, tidak hanya sebagai ruang
serta beraktivitas di kawasan bandara Sam fungsional tempat berlangsungnya aktivitas
Ratulangi. tetapi juga secara politik sebagai wujud teritori
atau wilayah kedaulatan. (Kaiser et al dalam
Dari beberapa masalah yang diamati Parlindungan, 2014).
maka akan diteliti secara lebih jelas mengenai
Tata guna lahan disekitar bandara yang Menurut Jayadinata (1999) dalam pola
memengaruhi daerah sekitar bandara Sam tata guna tanah perkotaan yang berhubungan
Ratulangi sehingga dari masalah-masalah yang dengan nilai ekonomi, terdapat beberapa teori
diteliti akan keluar beberapa rekomendasi yang antara lain Teori Jalur Sepusat atau teori
berfungsi bagi kelangsungan perkembangan konsentrik (Concentric zone theory), Teori
kawasan yang mengarah pada keamanan dan Sektor (Sector theory), dan Teori Pusat
keselamatan penerbangan serta semua yang Lipatganda (Multiple nuclei concept).
bermukim di area-area yang termasuk dalam
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.

Tujuan dari penelitian ini adalah antara


lain mengidentifikasi tata guna lahan di Sekitar
Kawasan bandara Sam Ratulangi Manado
kemudian mengetahui faktor-faktor yang
memengaruhi tata guna lahan di Sekitar
Kawasan bandara Sam Ratulangi Manado.

Ruang lingkup wilayah yang akan


dibahas dalam penelitian ini adalah di Kawasan
yang sejajar dengan Pendekatan dan Landasan
Pacu Bandara Sam Ratulangi dibatasi pada Gambar 1. Pola Tata Guna Lahan
Kelurahan Lapangan dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut: Perubahan tata guna lahan adalah
bertambahnya suatu penggunaan lahan dari satu
Utara :Kelurahan Mapanget Barat sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya
diikuti dengan berkurangnya tipe tata guna lahan
Timur : Kecamatan Talawaan, Minut yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya,
atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun
Selatan : Kelurahan Paniki Bawah waktu yang berbeda (Wahyunto dalam
Widayanti). Perubahan tata guna lahan dalam
Barat : Kelurahan Kima atas
pelaksanaan pembangunan tidak dapat dihindari.
KAJIAN TEORI Perubahan tersebut terjadi karena dua hal,
pertama adanya keperluan untuk memenuhi
Tata guna lahan (land use) adalah setiap kebutuhan penduduk yang makin meningkat
bentuk campur tangan (intervensi) manusia jumlahnya dan kedua berkaitan dengan
terhadap lahan dalam rangka memenuhi meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan
kebutuhan hidupnya baik material maupun yang lebih baik.
spiritual (Vink dalam Widayanti).
Para ahli berpendapat bahwa perubahan
Tata guna lahan adalah upaya atau hasil tata guna lahan lebih disebabkan oleh adanya
upaya mengatur penggunaan tanah yang kebutuhan dan keinginan manusia.Menurut
rasional, dan serasi; penguasaan, penggunaan, McNeill dalam Widayanti faktor-faktor yang
dan pemanfaatan tanah yang berwujud mendorong perubahan tata guna lahan adalah
konsolidasi pemanfaatan tanah; melalui politik, ekonomi, demografi dan budaya.Aspek
pengaturan kelembagaan yang terkait dengan politik adalah adanya kebijakan yang dilakukan
pemanfaatan tanah sbg satu kesatuan sistem oleh pengambil keputusan yang mempengaruhi
untuk kepentingan masyarakat secara adil. terhadap pola perubahan tata guna
Dengan memahami ruang sebagai wadah yang lahan.Perubahan tata guna lahan di suatu
meliputi ruang darat, laut dan udara termasuk di wilayah merupakan pencerminan upaya manusia
dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah (UU memanfaatkan dan mengelola sumberdaya
28
lahan. Perubahan tata guna lahan tersebut akan • Perairan, adalah areal genangan atau aliran air
berdampak terhadap manusia dan kondisi permanen atau musiman yang terjadi secara
lingkungannya. buatan dan alami.

Menurut Bourne dalam Yusrin (2006) • Lahan kosong, berupa lahan yang tidak
perubahan pola tata guna lahan pada kawasan dimanfaatkan.
permukiman dan perkotaan berjalan dan
berkembang secara dinamis dan natural terhadap METODOLOGI PENELITIAN
alam, dan dipengaruhi oleh:
Secara garis besar, metode penelitian
• Faktor manusia, yang terdiri dari: kebutuhan yang dilakukan melalui tahapan - tahapan
manusia akan tempat tinggal, potensi manusia, sebagai berikut : Merumuskan latar belakang
finansial, sosial budaya serta teknologi. masalah tentang guna lahan di kawasan sekitar
bandara khususnya di Kelurahan Lapangan.
• Faktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan Studi literatur meliputi :a. Konsep tata guna
sebagai pusat-pusat pertumbuhan kota dan lahan. b. Perubahan tata guna lahan. c.
jaringan transportasi sebagai aksesibilitas Perkembangan tata guna lahan. Mengumpulkan
kemudahan pencapaian. data primer dan sekunder, Analisis data
kualitatif, Merumuskan kesimpulan dan saran.
• Faktor bentang alam yang berupa kemiringan
lereng dan ketinggian lahan. Dalam penelitian ini digunakan metode
analisis kualitatif. Dalam analisis kualitatif,
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tata beberapa hal yang dapat dilakukan secara
guna lahan adalah faktor fisik dan biologis, simultan, antara lain melakukan pengumpulan
faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi data dari lapangan, membaginya kedalam
(kelembagaan).Faktor fisik dan biologis kategori-kategori dengan tema-tema yang
mencakup kesesuaian dari sifat fisik seperti spesifik, memformat data tersebut menjadi suatu
keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh- gambaran yang umum, dan mengubah gambaran
tumbuhan, hewan dan kependudukan.Faktor tersebut menjadi teks kualitatif (Creswell dalam
pertimbangan ekonomi dicirikan oleh Hardiansyah, 2010). Dalam penelitian kualitatif
keuntungan, keadaan pasar dan ini ada dua pendekatan yaitu Analisis Deskriptif
transportasi.Faktor institusi dicirikan oleh dan Analisis Interaktif,serta
hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan pendekatanmapping/overlay.
sosial dan secara administrasi dapat
dilaksanakan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum, klasifikasi penggunaan Dalam bagian ini akan diuraikan hasil
lahan pada kawasan perkotaan dapat dibagi penelitian dan pembahasan mengenai kondisi
menjadi 7 jenis (Sadyohutomo dalam eksisting guna lahan di sekitar Kawasan Bandar
Parlindungan, 2014) , antara lain : udara Sam Ratulangi Manado, khususnya di
Kelurahan Lapangan yang menjadi fokus
• Perumahan, berupa kelompok rumah sebagai penelitian dalam penulisan ini. Data yang
tempat tinggal lengkap dengan prasarana dan didapat dari hasil wawancara dan observasi
sarana lingkungan. berupa data primer dan sekunder, dikaitkan
dengan Tata guna Lahan di sekitar Kawasan
• Perdagangan, berupa tempat transaksi barang Banda udara Sam Ratulangi Manado, data yang
da jasa yang secara fisik berupa bangunan pasar, didapatkan disajikan agar dapat memberi
toko, pergudangan dan lain sebagainya. gambaran tentang guna Lahan di Kelurahan
• Industri, adalah kawasan untuk kegiatan proses Lapangan.
pengolahan bahan-bahan baku menjadi barang Data Penduduk
setangah jadi atau barang jadi.
Berdasarkan data yang ada dari Badan
• Jasa, berupa kegiatan pelayanan perkantoran Pusat Statistik (BPS) Kota Manado, mulai Tahun
pemerintah, semi komersial, kesehatan, sosial, 2007 penduduk di Kelurahan ini berjumlah
budaya dan pendidikan. 3.971 jiwa, kemudian berkurang menjadi 3.473
• Taman, adalah kawasan yang berfungsi sebagai jiwa di Tahun 2008, dan pada tahun 2011
ruang terbuka publik, hutan kota dan taman kota. berjumlah 3.155 jiwa, dan memiliki jumlah yang

29
sama berjumlah 3.109 di Tahun 2012 dan 2013, tersebut terisi oleh berbagai aktivitas manusia
berikut adalah data yang disajikan dalam bentuk (intervensi).Berdasarkan data yang didapat dari
tabel : Badan Pusat Statistik Kota Manado Tahun 2007,
2008, 2011, 2012, dan 2013 rata-rata kepadatan
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Lapangan di Kelurahan ini sebesar > 40%. Meskipun
jumlah penduduk mengalami penurunan, rata-
Tahun Jumlah Penduduk
rata kepadatan di Kelurahan menunjukkan angka
2007 3.971 yang hampir sama, berikut ini grafik penduduk
di Kelurahan Lapangan :
2008 3.473

2011 3.155 Penduduk (Jiwa)


2012 3.109 Jumlah
3971 3473 3155 3109 3109
2013 3.109

Sumber :BPS Kota Manado, 2013 2007 2008 2011 2012 2013

Penggunaan Lahan
Gambar 2. Grafik Penduduk
Jenis guna lahan didominasi oleh lahan Analisis tata guna lahan
transportasi yang sebagian besar dipakai oleh
jasa penerbangan PT. Angkasa Pura I, bandara Penggunaan lahan di Kelurahan
Sam Ratulangi Manado, diikuti dengan lahan Lapangan kondisinya beragam, keberagaman itu
perkebunan serta lahan perumahan dan berdasarkan klasifikasi penggunaan lahan yaitu
permukiman yang mempunyai luas lahan yang seperti Perumahan, Perdagangan, Jasa,
sama. Perkebunan, Kolam dan Transportasi (Bandara)
dimana sebaran penggunaan lahannya dapat
Tabel 2. Penggunaan Lahan
dipetakan sebagai berikut :
Jenis guna lahan Luas (Ha)

Transportasi 126 (71%)

Perkebunan 26 (15%)

Perumahan dan 26 (14%)


Permukiman

Tinjauan Regulasi

Regulasi yang dibahas dalam penelitian


ini adalah menyangkut Kebijakan penataan
ruang kota Manado, Strategi pembangunan dan
pengembangan pariwisata yang terpadu dan
mencakup seluruh aspek fungsi ruang yang ada,
Perda mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Manado mengatur Pola pemanfaatan
kawasan budidaya, serta Kawasan strategis dari
sudut kepentingan ekonomi.

Analisis

Menurut deliniasi Kelurahan Lapangan Gambar 3. Peta Tata Guna Lahan Kelurahan
memiliki luas 188.14 Ha yang terdiri atas Lapangan (Sumber: Hasil analisis penulis, 2015)
Transportasi (Bandara) 116 Ha dan Guna Lahan
di Sekitar Bandara seluas 72.14 Ha.Luas lahan Kawasan Bandara
30
langsung dengan permukiman serta aksesibilitas
(jalan), perkebunan dominan di wilayah ini
adalah perkebunan kelapa.Kolam yang ada,
digunakan sebagai kolam ikan.

Kawasan Permukiman
Gambar 4. Guna Lahan Kawasan Bandara

Kondisi eksisting guna lahan di Bandara di atas


memberikan gambaran bahwa Kawasan bandara
diisi oleh bangunan-bangunan berupa Terminal
Keberangkatan dan Terminal Kedatangan
penumpang, Landasan pacu, Kantor-kantor yang
memiliki keterkaitan langsung dengan kawasan Gambar 8. Kawasan Permukiman
bandara dan Rumah sakit milik bandara.
Kondisi eksisting tata guna lahan permukiman di
Kawasan Perdagangan Kelurahan Lapangan sangat memprihatinkan,
karena sebagian masyarakat tinggal di bawah
jalan utama, bantaran sungai, dan tepat
dibelakang kawasan bandara. Kondisi ini
memungkinkan adanya faktor internal yang
menarik mereka untuk bermukim di Kelurahan
ini.
Gambar 5. Kawasan Perdagangan
Dari beberapa analisismaka faktor-faktor yang
Kondisi eksisting di atas memberikan gambaran memengaruhi perubahan tata guna lahan yaitu:
tentang tata guna lahan di Kelurahan Lapangan Tabel 3. Faktor Internal
khusus lahan perdagangan yang bertumbuh di
sepanjang koridor jalan utama menuju bandara Faktor Internal
antara lain Restoran, Warung yang berfungsi
juga sebagai tempat tinggal, kios, pasar No Faktor yang Faktor
swalayan, dan rumah-rumah makan. muncul Bourne
Kawasan Jasa 1 Jumlah Penduduk

2 Daya tarik

3 Kenyamanan Faktor
Manusia
4 Peminjaman
lahan/Perjanjian
Gambar 6. Kawasan Jasa

Berdasarkan kondisi eksisting tata guna lahan 1 Aksesibilitas


Jasa maka dapat diketahui bahwa lahan Jasa di 2 Sarana dan Faktor Fisik
Kelurahan Lapangan berupa Kantor-kantor milik Prasarana Kota
pemerintah, Swasta, Kantor Pegadaian, Hotel
dan kantor-kantor milik bandara. 1 Luas lahan
Kawasan Perkebunan dan Kolam 2 Topografi Faktor
Bentang Alam
3 Jenis Tanah

Sumber: Hasil analisis penulis, 2015

Gambar 7. Perkebunan dan Kolam ikan Perubahan tata guna lahan selalu terjadi
Tata guna lahan berupa perkebunan terbagi di pada setiap kawasan yang berpotensi
beberapa tempat,ada yang berdampingan berkembang dan bertumbuh karena adanya
31
kebutuhan akan lahan yang mengharuskan lahan perkebunan dan lahan kosong, serta lahan area
tersebut terbangun dan sebagian besar terbangun seluas 159 yang terdiri atas bangunan-
difungsikan sebagai tempat tinggal, tempat bangunan milik bandara, permukiman, dan area
usaha, serta sarana dan prasarana yang perdagangan jasa dan Penggunaan lahan pada
menunjang sehingga menyatu dan disebut tahun 2014 memiliki luasan masing-masing
Permukiman, tetapi ada sebagian lahan kosong yaitu luas lahan terbangun 168 Ha, didalamnya
yang diperuntukkan sebagai lahan perkebunan kawasan permukiman, perdagangan jasa, dan
sekaligus memiliki fungsi peresap air, begitulah kawasan bandara khususnya pada landasan pacu
gambaran kondisi perkembahan lahan yang pesawat, sedangkan untuk lahan yang tidak
nampak di Sekitar Kawasan Bandara Sam terbangun berupa perkebunan, lahan kosong
Ratulangi khususnya di Kawasan Pendekatan hanya tersisa 19 Ha dari total luas keseluruhan
dan Landasan pacu, sebagaimana fokus dalam Kelurahan Lapangan.
penelitian ini.
Analisis Regulasi
Kondisi sarana dan prasarana yang
cukup baik pula menunjang berkembangnya Menurut rencana struktur tata ruang
guna lahan serta memberikan rasa nyaman dan Kota Manado Tahun 2014, Kecamatan
aman, selain itu kecenderungan perkembangan Mapanget yang di dalamnya Kelurahan
lahan ditunjang oleh daya dukung lingkungan Lapangan merupakan sub pusat pelayanan kota
yang baik seperti tidak pernah terjadinya banjir, III, dengan fungsi pelayanannya sebagai berikut:
dan kondisi ini memberikan rasa nyaman kepada
penduduk yang tinggal di Kelurahan Lapangan, 1. permukiman;
yang dalam KKOP disebut Kawasan Pendekatan 2. perdagangan dan jasa.
dan Landasan pacu. Dari data tersebut penulis menganalisis
Kondisi ini memang memberikan bahwa rencana tersebut bisa diterapkan dengan
dampak yang positif dipihak penduduk batasan-batasan yang diatur dalam rencana detail
Kelurahan Lapangan, tetapi menjadi masalah tata ruang, dimana daerah ini berdekatan dengan
dan ancaman bagi keselamatan warga di pusat layanan jasa penerbangan bandara Sam
Kelurahan yang tinggal dalam radius panjang Ratulangi.
10.000 meter dan lebar 7.500 meter dari titik Berdasarkan beberapa analisis
Pendekatan dan Landasan Pacu. Kondisi ini juga perubahan tata guna lahan dan Analisis regulasi
membahayakan keselamatan operasi RTRW maka penulis menemukan faktor-faktor
penerbangan.Dalam penelitian ini ditemukan yang bersifat eksternal yang secara langsung
beberapa hal yang berkaitan dengan memengaruhi perubahan tata guna lahan di
berkembangnya guna lahan permukiman.Dari sekitar kawasan bandara Sam Ratulangi. Uraian
ketiga indikasi diatas mengakibatkan masalah beberapa faktor eksternal yang memengaruhi
dalam tata guna lahan, sebagai suatu isu yang perubahan tata guna lahan dapt dilihat pada tabel
menyangkut keselamatan baik operasi berikut:
penerbangan serta keselamatan jiwa masyarakat.
Disisi lain, Pihak bandara mengakomodir Tabel 4. Faktor Eksternal
perizinan tinggal di lahan-lahan milik mereka
dengan membuat semacam perjanjian bahwa jika Faktor Eksternal
akan terjadi pelebaran bandara, maka dalam
kurun 4-5 tahun sebelumnya akan diberitahukan N Kategori Faktor yang
dan siap untuk pindah tempat perihal lahan akan No Analisis muncul
segera dipakai.
1 Belum terarahnya
Dalam analisismapping penulis 1 pedoman RTRW
menemukanpada tahun 2003 jumlah lahan tidak Regulasi
terbangun terakumulasi seluas 42 Ha didalamnya 2 Belum adanya
terdapat lahan kosong serta kawasan perkebunan sinergi antar
kelapa, sedangkan lahan yang terbangun seluas kebijakan
146 Ha, berisi bangunan yang berfungsi sebagai
1 Jarak ke pusat kota
permukiman dan perdagangan jasa, kemudian
tahun 2009 menunjukkan luas area tidak 1 Jarak ke pusat
terbangun sebesar 26 Ha yang terdiri atas perdagangan dan
32
2 Tata Guna Lahan jasa Ratulangi Bandara Sam Ratulangi, Dampak
(Pola) kawasan permukiman terhadap kawasan Bandara
3 Jarak ke kawasan Sam Ratulangi.
wisata
DAFTAR PUSTAKA
4 Wilayah hinterland
Adisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan
Kawasan dan Tata Ruang.Yogyakarta. Penerbit
Graha Ilmu.
KESIMPULAN
Asrun, Laode. 2009. Sentrifugal dan
Berdasarkan hasil identifikasi dan Sentripetal. 22 April 2015.
analisis maka tata guna lahan di sekitar bandara http://odexyundo.blogspot.com/2009/08/sentrifu
berupa Kawasan Bandara 116 Ha (61.78%), gal-dan-senripetal-berdasarkan.html.
Permukiman 26,8 Ha (14.3%), Perkebunan
33,49 Ha (17.83%), Perdagangan 4 Ha (2.13%) Fonataba, Marthen. 2010. “Pengaruh
dan Jasa 7,4 Ha (3.94%) serta adanya kolam Perkembangan Guna Lahan Terhadap Kinerja
dengan fungsi kolam ikan 0,4 Ha (0.21%). Jalan di Sepanjang Koridor Jalan Antara
Pelabuhan Laut dan Bandar UdaraDominie
Faktor-faktor yang memengaruhi tata Edward Ossok (DEO) Kota Sorong”.
guna lahan adalah terdiri atas faktor internal dan Tesis.Program Studi Magister Pengembangan
eksternal.Faktor internal dipengaruhi oleh Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro
1).Faktor manusia; Jumlah penduduk yang Semarang.
bervariasi setiap tahun, Daya tarik lahan,
Kenyamanan, serta adanya peminjaman lahan, Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
2). Faktor fisik kota; Aksesibilitas dan sarana Penelitian Kualitatif. Jakarta. Penerbit :
prasarana, 3). Faktor Bentang Alam; luas lahan, Salemba Humanika.
topografi, jenis tanah, Sedangkan Faktor
Eksternal yang memengaruhi tata guna lahan Jayadinata, Johara T. 1999. Tata Guna Tanah
adalah 1). Regulasi; belum terarahnya pedoman Dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan dan
RTRW Kota Manado, serta belum adanya Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.
sinergi dengan beberapa kebijakan 2).Adanya
Pola Tata Guna Lahan; Jarak ke pusat kota, jarak Keputusan Menteri Perhubungan tentang
ke pusat perdagangan jasa, jarak ke kawasan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di
wisata, jarak ke wilayah hinterland. Sekitar Bandar Udara Sam Ratulangi Manado
Nomor : KM 47 Tahun 1999.
Saran dalam penelitian ini antara lain:
Masyarakat harus memiliki status penguasaan Mirsa, Rinaldi. 2012. Elemen Tata Ruang
lahannya dengan jelas, jika belum jelas langsung Kota.Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.
berkoordinasi dengan pemerintah setempat, Nugroho, Iwan; Dahuri, Rokhmin. 2012.
dengan menanyakan konsekuensi serta proses
Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi,
pembuatan izin tinggal, Pemerintah harus Sosial dan Lingkungan. Jakarta: Penerbit
menata kembali seluruh tatanan atau aspek yang LP3ES.
berkaitan dengan tata guna lahan di sekitar
bandara.Pemerintah harus berkoordinasi dengan Parlindungan, Johannes. 2014. Tata Guna
pihak bandara dan menyamakan persepsi Lahan dan Pertumbuhan Kawasan. Malang:
konsep RTRW dan KKOP agar berjalan sinergis. Universitas Brawijaya.
Pemerintah harus segera membuat aturan berupa Peraturan Menteri PU Tentang Kriteria Teknis
RDTR yang mengatur ketinggian bangunan serta Kawasan Budidaya Nomor 41 Tahun 2007.
KDB dan KLB sekitar kawasan Bandara Sam
Ratulangi.Bagi Akademisiberdasarkan beberapa Peraturan Menteri PU Tentang Pedoman
analisis yang dibuat penulis sesuai dengan tujuan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
penelitian yang terjawab, maka sekiranya perlu Nomor 17 Tahun 2009.
dilakukan penelitian lanjut tentang:Kawasan
yang meliputi KKOP (Kawasan Keselamatan Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan dan
Operasi Penerbangan) Bandara Sam Ratulangi, Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara
Kawasan kebisingan sekitar bandara Sam Nomor 40 Tahun 2012.

33
Syaban, Alfath. 2014. “Analisis Kebutuhan
Prasarana Dasar Permukiman”, Skripsi.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Program Sarjana Universitas Sam Ratulangi
Manado.

Widiatmaka, Sarwono. (2011). Evaluasi


Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata
Guna Lahan. Yogyakarta: Penerbit UGM Press.

34

Anda mungkin juga menyukai