Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.

1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

ANALISIS PENGARUH TATA GUNA LAHAN TERHADAP


KINERJA JALAN DI KOTA GORONTALO
Ari Putra Rachman1), Semuel Y. R. Rompis2), James A. Timboeleng2)
1)
Mahasiswa Prodi Teknik Sipil Pascasarjana Unsrat Manado
2)
Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil Pascasarjana Unsrat Manado
email: aryputrarachman@yahoo.com

ABSTRAK
Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo yang selain merupakan pusat kegiatan
pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan
perekonomian daerah Gorontalo. Sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata, Kota
Gorontalo juga memiliki kawasan yang sering mengalami kemacetan.
Penelitian ini menganalisa pengaruh tata guna lahan terhadap kinerja jalan. Analisa harus
didasarkan pada hambatan samping yang dipengaruhi oleh tata guna lahan. Data hambatan samping
tersebut diidentifikasi menjadi hambatan samping tinggi dan hambatan samping rendah yang menjadi
dasar hubungan antara kecepatan, volume dan kepadatan.
Analisa Greenshield, Greenberg, Underwood dilakukan pada masing-masing lokasi. Lokasi pertama
yakni Kawasan Pendidikan yang kapasitas pada ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun 46% akibat
pengaruh hambatan samping di sepanjang segmen jalan. Lokasi kedua yakni kawasan barang dan
jasa yang kapasitas pada ruas Jalan H.B. Yassin turun 24% akibat pengaruh hambatan samping di
sepanjang segmen jalan, dan Lokasi ketiga yakni kawasan peribadatan yang kapasitas pada ruas
jalan A.R Konio turun 39% akibat pengaruh hambatan samping di sepanjang segmen jalan.
Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa perlu adanya tambahan rambu-rambu lalu lintas
pada titik-titik kemacetan sehingga persentase kemacetan akibat hambatan samping akan
berkurangnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Gorontalo masih banyak terjadi kemacetan akibat
hambatan samping yang dipengaruh tata guna lahan, terutama pada kawasan pendidikan,
peribadatan, barang dan jasa, sehingga perlu menambah rambu-rambu lalu lintas, pembangunan
jembatan penyeberang jalan dan pelebaran Trotoar.
Kata kunci: kapasitas, kemacetan, hambatan samping

PENDAHULUAN jalan yang menurunkan penumpang disembarang


tempat,dan banyaknya pejalan kaki yang
Kota Gorontalo merupakan Ibukota menyeberang sehingga menyebabkan kapasitas
Provinsi Gorontalo yang selain merupakan jalan mengalami penurunan.
pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, Tata guna lahan dan sistem transportasi
pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan memiliki integritas (keterkaitan) yang erat dalam
pusat kegiatan perekonomian daerah Gorontalo. pembentukan suatu ruang pada suatu lahan.
Kota Gorontalo memiliki letak yang strategis Upaya penyediaan sarana transportasi untuk
yang menjadi kota transit antara Provinsi perkembangan wilayah semestinya mengacu
Sulawesi Utara dengan Sulawesi Tengah pada rencana tata guna lahan. Seiring
sehingga kegiatan perekonomian menguntung- perkembangan sebuah wilayah baik secara
kan bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota ekonomi maupun demografis maka aktivitas
Gorontalo sebagai pusat perdagangan, industri transportasi juga semakin meningkat. Jika hal
dan pariwisata. tersebut tidak diantisipasi maka akan timbul
Hambatan samping yang terjadi sering kali permasalahan di bidang transportasi khususnya
terkait dengan adanya aktivitas sosial dan kemacetan yang saat ini sering terjadi di kota-
ekonomi seperti adanya parkir di badan jalan kota Indonesia, termasuk di Kota Gorontalo
yang diakibatkan oleh tata guna lahan yang sehingga akan meningkatkan konflik-konflik
tidak menyediakan tempat parkir, pengguna pemanfaatan tata guna lahan yang terjadi di

69
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

kawasan padat lalulintas, padat bangunan serta Pengetian Tata Guna Lahan
padat aktivitas. Tata menurut Kamus Besar Bahasa
Kota Gorontalo memiliki kawasan yang Indonesia (2000) berarti aturan; peraturan
sering mengalami kemacetan, terutama pada susunan; cara susunan; atau system dan Lahan
kawasan pendidikan, kawasan peribadatan dan berarti tanah terbuka; tanah Garapan (Setiawan,
kawasan barang dan jasa. Beberapa pengaruh 2012). Lahan menurut (Jayadinata, 2002) berarti
dari tata guna lahan pada Kawasan tersebut tanah yang sudah ada peruntukannya dan
yakni kurangnya luasan lahan parkir dan belum umumnya ada pemiliknya (perorangan atau
adanya lahan untuk pedagang kaki lima yang lembaga). Lebih spesifik lagi, lahan (land)
disediakan. Jalan yang semestinya memiliki 2 berarti tempat tertentu di permukaan bumi yang
lajur menjadi 1 lajur karena sebagian pengguna mempunyai batas batas tertentu. Sedangkan
jalan memilih parkir di bahu jalan dan sebagian tanah (soil) berarti bahan atau material di
pedagang juga memilih menjual dagangannya permukaan atau di bawah permukaan yang
pada bahu jalan sehingga menjadi hambatan menyusun dan membentuk lahan di permukaan
samping pada kinerja jalan. bumi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa tata guna lahan adalah
Rumusan Masalah rangkaian kegiatan penataan, pengaturan,
1. Bagaimana karakteristik volume dan peruntukan, penggunaan tanah secara berencana
kecepatan lalu lintas pada kawasan untuk kegiatan manusia berdasarkan aturan dan
pendidikan, peribadatan, barang dan jasa di sistem yang berlaku. (Hartigo, 2010)
Kota Gorontalo? Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
2. Bagaimana karakteristik hambatan samping Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
pada kawasan pendidikan, peribadatan, Tanah, disimpulkan bahwa tata guna tanah
barang dan jasa di Kota Gorontalo? berarti penguasaan, penggunaan dan
3. Bagaimana pengaruh tata guna lahan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
terhadap kinerja jalan Kota Gorontalo? pemanfaatan tanah melalui pengaturan
kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan
Tujuan Penelitian tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
Penelitian ini bertujuan untuk: kepentingan masyarakat secara adil.
1. Mendapatkan nilai analisa volume lalu Penatagunaan tanah bertujuan untuk:
lintas, kecepatan rata-rata lalu lintaspada 1. Mengatur penguasaan, penggunaan dan
kawasan Pendidikan, Peribadatan, Barang pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan
dan Jasa di Kota Gorontalo. kegiatan pembangunan yang sesuai dengan
2. Mendapatkan nilaianalisa hambatan samping Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
yang menjadi pengaruh tata guna lahan pada 2. Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan
kawasan Pendidikan, Peribadatan, Barang pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan
dan Jasa di Kota Gorontalo. fungsi kawasan dalam RTRW;
3. Mendapatkan nilai perbandingan kapasitas 3. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi
jalan antara hambatan samping tinggi dan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
hambatan samping rendah yang menjadi tanah termasuk pemeliharaan tanah serta
pengaruh dari tata guna lahan terhadap pengendalian pemanfaatan tanah;
kinerja jalan Kota Gorontalo. 4. Menjamin kepastian hukum untuk menguasai,
menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi
Manfaat Penelitian masyarakat yang mempunyai hubungan
1. Dapat memberikan informasi mengenai hukum dengan tanah sesuai dengan RTRW
kecepatan rata-rata, volume, hambatan yang telah ditetapkan.
samping pada lokasi penelitian. Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan
2. Dapat memberikan penjelasan terhadap individu pengendara dan kendaraan yang
perbandingan kondisi kemacetan pada saat melakukan interaksi antara yang satu dengan
hambatan samping tinggi dan hambatan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan
samping rendah. lingkungannya. Karena persepsi dan kemampuan
3. Dapat dijadikan acuan sebagai bahan idividu pengemudi mempunyai sifat yang
referensi bagi kasus-kasus dan permasalahan berbeda maka perilaku kendaraan arus lalu lintas
pada kawasan lainya. tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus lalu
lintas akan mengalami perbedaan karakteristik

70
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

akibat dari perilaku pengemudi yang berbeda V=D.S (2)


yang dikarenakan oleh karakteristik lokal dan dimana:
kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada V = volume (kend/jam)
suatu ruas jalan karakteristiknya akan bervariasi D = kerapatan (kend/km)
baik berdasar lokasi maupun waktunya. Oleh S = kecepatan (km/jam)
karena itu perilaku pengemudi akan
berpengaruh terhadap perilaku arus lalu lintas. Volume
(Hidajati, 2010) Volume adalah suatu peubah (variable) yang
Kapasitas dasar berdasarkan MKJI 1997 paling penting pada teknik lalu lintas, dan pada
adalah kapasitas segmen jalan pada kondisi dasarnya merupakan proses perhitungan yang
geometri, pola arus lalu lintas, dan faktor berhubungan dengan jumlah gerakan persatuan
lingkungan yang ditentukan sebelumnya. Dan waktu pada lokasi tertentu. (Hobbs, 1995)
kapasitas nyata adalah kapasitas jalan yang Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui
sudah dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang satu titik yang tetap pada jalan dalam satuan
tertuang dalam rumus (1). waktu. Volume lalu lintas dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Morlok, 1991) yang dapat
C=Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam) dilihat pada persamaan (3).
(1)
dimana: V=n/t (3)
C : Kapasitas dimana:
Co : Kapasitas dasar (smp/jam) V = Volume lalu lintas yang melalui satu titik
FCw : Faktor penyesuaian (kendaraan/jam)
FCsp : Faktor penyesuaian terpisah n = Jumlah kendaraan yang melalui titik itu
dalam interval waktu pengamatan
Volume adalah total jumlah kendaraan t = Waktu pengamatan
yang melewati titik pengamatan atau segmen
jalan selama interval waktu pengamatan. Kecepatan
Volume dapat dinyatakan dalam tahunan, Kecepatan lalu lintas, dinyatakan dengan
bulanan, harian, jam, atau bagian dari jam. notasi S adalah jarak yang dapat ditempuh oleh
Tingkat arus didefinisikan sebagai jumlah sebuah kendaraan dalam satuan waktu tertentu,
kendaraan yang melewati titik pengamatan atau biasa dinyatakan dalam satuan km/jam (Tamin,
segmen ruas jalan interval satu jam. Volume 2008). Kecepatan dirumuskan seperti terlihat
dan tingkat arus berbeda, dimana volume adalah pada pada persamaan (4).
jumlah kendaraan hasil pengamatan selama satu
interval waktu, sedangkan tingkat arus S=L/t (4)
menggambarkan jumlah kendaraan yang
melewati titik pengamatan dalam interval waktu dimana: S = kecepatan (m/dtk)
di bawah satu jam dan dinyatakan dalam satu L = Jarak (m)
jam (MKJI, 1997). t = Waktu tempuh (detik)
Dalam menggambarkan arus lalu lintas
secara kuantitatif dalam rangka untuk mengerti Kerapatan
tentang keragaman karakteristiknya dan rentang Kerapatan adalah rata-rata kendaraan
kondisi perilakunya, maka perlu suatu para- persatuan panjang jalur gerak dalam waktu
meter. Parameter tersebut harus dapat didefini- tertentu (Morlok, 1991). Rumus kerapatan dapat
sikan dan diukur oleh insinyur lalu lintas dalam dilihat pada persamaan (5).
menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan
perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan S = V / Us (5)
parameter dan pengetahuan pelakunya. Dimana:
Analisis karakteristik lalu lintas untuk ruas K = D = kerapatan kendaraan (kendaraan/km)
jalan dilakukan dengan mempelajari hubungan V = Arus/volume kendaraan
matematis antara kecepatan, kerapatan dan Us = Kecepatan rata-rata
volume lalu lintas yang terjadi pada ruas
tersebut. Hubungan matematis antara kecepatan, Kerapatan lalu lintas bervariasi dari nol
kerapatan dan volume lalu lintas dinyatakan (tidak ada kendaraan di suatu lajur sepanjang 1
dengan persamaan (2). km) sampai nilai yang menyatakan antrian

71
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

kendaraan yang cukup rapat dan tidak dapat Hubungan matematis antara Volume-
bergerak. Batas ini disebut kerapatan macet. Kecepatan-Kepadatan adalah monoton kebawah
Kerapatan sukar diukur secara langsung karena yang menyatakan bahwa apabila kepadatan lalu
diperlukan titik ketinggian tertentu yang dapat lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun.
mengamati jumlah kendaraan dalam panjang Arus lalu lintas akan menjadi nol apabila
ruas jalan tertentu, sehingga besarnya ditentu- kepadatan sangat tinggi sehingga tidak
kan dari dua parameter sebelumnya, yaitu memungkinkan kendaraan akan bergerak lagi
kecepatan dan volume. (Umar, 2018) atau dikenal dengan kondisi macet total.
(Gamran, dkk, 2015)
Hambatan Samping Pada kondisi kepadatan nol, tidak terdapat
Hambatan samping adalah dampak kendaraan di ruas jalan sehingga arus lalu lintas
terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari jua nol. Selain itu, pada kondisi kepadatan nol
aktivitas samping segmen jalan. Hambatan kendaraan akan bebas memilih kecepatannya
samping yang umumnya sangat mempengaruhi sesuai dengan kondisi ruas jalan yang ada atau
kapasitas jalan adalah pejalan kaki, kendaraan dikenal dengan kecepatan arus bebas.
umum/kendaraan lain berhenti, kendaraan Ada 3 (tiga) jenis model yang dapat
masuk/keluar sisi jalan, kendaraan lambat. digunakan untuk mempresentasikan hubungan
(Marunsenge, dkk, 2015) matematis antara ketiga parameter tersebut,
Jenis aktivitas samping jalan dan kelas yaitu:
hambatan samping dapat dilihat pada tabel 1 1. Model Greenshields
dan 2. 2. Model Greenberg
3. Model Underwood
Tabel 2.1 Jenis Aktivitas Samping Jalan
Jenis Aktivitas Samping Jalan Simbol Faktor Bobot
Jenis Aktivitas Samping Jalan Simbol Faktor Bobot Model Greenshields Pejalan kaki PED 0.5
Pejalan kaki PED 0.5
Greenshields
kendaraanyang melakukan
umum/kendaraan lain studi
PSV
pada 1
kendaraan umum/kendaraan lain berhenti
berhenti
PSV 1 jalan-jalan diluar Ohio, mengusulkan hubungan
kendaraan masuk/keluar sisi jalan EEV 0.7
kendaraan masuk/keluar sisi jalan EEV 0.7 linier antara kecepatan rata-rata ruang
kendaraan lambat SMV (space 0.4
kendaraan lambat SMV 0.4 meanspeed) yang terjadi dalam suatu lalu lintas
dengan kepadatan kendaraan. Model Green-
shields merupakan model yang paling sederhana
Tabel 2. Kelas Hambatan Samping yang mudah untuk diterapkan, yakni dari
Kelas
Jumlah
perbobot
beberapa penelitian ternyata diperoleh korelasi
Hambatan Jumlah
Samping
KODE kendaraan per
200 m per jam
Kondisi Khusus antara model dan Kelasdata lapangan.
Hambatan
perbobot
(SFC) KODE kendaraan per Kondisi Khusus
(2 sisi) Rumus dasarSamping
(SFC)
dari model 200 m per jamGreenshields
Daerah Permukiman : jalan (2 sisi)
sangat rendah VL < 100
samping tersedia
adalah seperti pada persamaan (6). Daerah Permukiman : jalan
sangat rendah VL < 100
Daerah Permukiman : beberapa samping tersedia
rendah L 100 - 299
angkutan umum dsb. Daerah Permukiman : beberapa
rendah L 100 - 299
Daerah Industri : beberapa (6)
angkutan umum dsb.
sedang M 300 - 499
tokoh sisi jalan Daerah Industri : beberapa
sedang M 300 - 499
tokoh sisi jalan
Daerah Komersial : aktivitas sisi
tinggi H 500 -899 Daerah Komersial : aktivitas sisi
jalan tinggi
dimana, tinggi H 500 -899
jalan tinggi
Daerah Komerisal : aktivitas
sangat tinggi VH > 900
pasar sisi jalan S = Kecepatan
sangat tinggi
(km/jam)
VH > 900
Daerah Komerisal : aktivitas
pasar sisi jalan
Sff = Kecepatan pada saat kondisi lalu lintas
sangat rendah atau pada kondisi
kepadatan mendekati nol atau
kecepatan mendekati nol atau
kecepatan arus bebas (km/jam)
Dj = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas
macet total (kend/km)
D = V/S

Model Greenberg
Greenberg mengasumsikan bahwa hubu-
Gambar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, ngan matematis antara Kepadatan-Kecepatan
Kerapatan bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi
eksponensial. Pada model Greenberg diperlukan

72
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

pengetahuan tentang parameter-parameter Tabel 3. batas lingkup V/C ratio


kecepatan optimum dan kerapatan saat kondisi Tingkat
Batas lingkup
Layanan Karakteristik
jam. Kepadatan kondisi jam sangat sulit diamati (LOS)
V/C
dilapangan dan estimasi terhadap kecepatan
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi,
optimum lebih sulit diperkirakan daripada A pengemudi memilih kecepatan yang diinginkan 0,0 -0,20
kecepatan bebas rata-rata. Kerugian lain dari tanpa hambatan

model ini adalah kecepatan bebas rata-rata tidak Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi
dapat terhitung. B
memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
0,21-0,44

keceoatan
Model Underwood Arus stabil, tetapi ikecepatan dan gerak

Model kedua adalah yang diusulkan oleh c kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi 0,45 -0,74
dalarn memiEih kecepatan
Underwood sebagai hasil dari studi lalu lintas
Arus mendekati ticlak stabil, kecepatan
pada jalan raya Merritt di Connecticut. Model D masih dikendalikan. Q/C masih dapat 0,75 -0,84
ini memerlukan pengetahuan tentang kecepatan ditolerir
rata-rata arus bebas yang dalam hal ini cukup Volume lalu lintas mendekati/berada pada
mudah untuk diamati, sedangkan kepadatan E kapasitas arus tidak stabil, terkadang 0,85 -1,00
berhenti
optimum sulit untuk diamati dan sangat
tergantung pada lingkungan/fasilitas jalan. Arus yang dipaksakan/macet, kecepatan
Kelemahan lain yaitu kecepatan pada model ini F rendah, V diatas kapasitas, antrian panjang dan > 1,00
terjadi harnbatan-harnbatan yang besar
tidak pernah mencapai nilai nol dan kecepatan
kondisi jam yang tidak menentu. Underwood Sumber: MK.JI 1997
mengasumsikan bahwa hubungan matematis
antara Kecepatan–Kepadatan bukan merupakan
fungsi linear melainkan fungsi eksponensial METODOLOGI PENELITIAN
(Tamin, 2000).
Model Underwood tidak valid untuk Diagram alir
kepadatan yang tinggi, karena kecepatan tidak
pernah mencapai nol pada saat kepadatan yang
tinggi.

Analisa Regresi
Analisa regresi linier adalah metode statis-
tik yang dapat digunakan untuk mempelajari
hubungan antarsifat permasalahan yang sedang
diselidiki. Model analisis regresi linier dapat
memodelkan hubungan antara dua peubah atau
lebih. Pada model ini terdapat peubah tidak
bebas (y) yang mempunyai hubungan fung-
sional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).

Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan jalan dapat ditentukan
dari nilai volume, kapasitas dan kecepatan. Pada
suatu keadaan dengan volume lalu lintas yang
rendah, pengemudi akan merasa lebih nyaman
mengendarai kendaraan dibandingkan jika dia
berada pada daerah tersebut dengan volume lalu Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
lintas yang lebih besar. Ukuran efektivitas
tingkat pelayanan jalan atau level of service Gambaran Umum Kota Gorontalo
(LOS) dibedakan menjadi enam kelas, yaitu dari Terbentuknya Provinsi Gorontalo pada
A untuk tingkat paling baik sampai dengan tahun 2000 cukup mempengaruhi pemanfaatan
tingkat F untuk kondisi terburuk. lahan di Kota Gorontalo sebagai Ibukota
Tabel 3. menunjukkan beberapa batas Provinsi. Dari rencana penggunaan lahan yang
lingkup V/C Ratio untuk masing-masing tingkat tercantum dalam RT/RW Kota Gorontalo telah
pelayanan beserta karakteristiknya. terjadi perubahan penggunaan lahan pada kurun

73
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

waktu 2000-2005, baik dalam hal luas juga aktivitas pada kawasan tersebut sehingga
dalam hal fungsi. Faktor-faktor yang membuat permasalahan baru pada kinerja
menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan jalan di sekitar kawasan.
lahan di Kota Gorontalo yaitu adanya pemba-
ngunan yang menyimpang dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Gorontalo menurut
sumber BPN Provinsi Gorontalo, 2008.
Dibawah ini merupakan gambar pola ruang
kota Gorontalo yang mengambarkan rencana
penggunaan ruang kawasan berfungsi lindung,
rencana penggunaan ruang kawasan budidaya
non terjangkau, rencana pengembangan
kawasan budidaya terbangun.

Gambar 4. Lokasi Penelitian kawasan Pendidikan


Sumber : Google earth

Gambar 3. Peta Pola Ruang


Sumber: RTRW Kota Gorontalo Tahun 2001-2011

Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi Penelitian ini adalah beberapa
kawasan yang mewakili kemacetan di Kota
Gorontalo sebagai berikut:
1. Lokasi Kawasan Pendidikan
Salah satu jalan yang sering terjadi Gambar 5. Lokasi Penelitian kawasan
kemacetan yakni di Jalan Jaksa Agung Barang dan Jasa
Sumber : Google earth
Soeprapto yang termasuk Kawasan
Pendidikan. Tingkat kemacetan terjadi akibat
meningkatnya hambatan samping pada
waktu-waktu tertentu. Sebagian besar lahan
sekolah/perguruan tinggi yang berada di
lokasi tersebut tidak memiliki lahan parkir
sehingga kendaraan harus parkir dibahu
jalan. Hal ini mengakibatkan meningkatnya
hambatan samping yang mengurangi
kapasitas jalan.
2. Lokasi Kawasan Jasa Dan Perdagangan
Salah satu jalan yang sering terjadi
kemacetan yakni di jalan HB Yasin yang
berada dikawasan jasa dan perdagangan.
Dari hasil pengamatan Jalan HB Yasin
memiliki bangunan pertokoan disepanjang
Gambar 6. Lokasi Penelitian Kawasan Peribadatan
jalan dan sebagian besar lahan parkir pada Jalan Hi. A.R. Konio. Bsc.
lahan tersebut masih belum dapat Sumber: Google earth
menampung kendaraan yang datang akibat

74
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

3. Lokasi Kawasan Peribadatan Hasil Penelitian


Gorontalo memiliki jumlah penduduk Penelitian ini dilakukan pada tiga
terbesar beragama Islam. Salah satu lokasi lokasi/kawasan di Kota Gorontalo selama 2 hari
peribadatan yang sering terjadi kemacetan di setiap lokasi penelitian. Hari pertama
yakni dijalan Hi. A.R. Konio. Bsc. mewakili hari-hari kerja dan hari kedua
Disepanjang ruas jalan mempunyai 2 tempat mewakili hari akhir pekan.
ibadah sekaligus dan masih kurangnya lahan 1. Lokasi Survey Kawasan Pendidikan
parkir yang disediakan. Volume parkir yang Penelitian pertama dilakukan di kawasan
disediakan terbatas sehingga sebagian pendidikan yakni segmen ruas Jalan Jaksa
kendaraan memilih parkir di bahu jalan dan Agung Soeprapto pada hari Senin tanggal 3
menimbulkan kemacetan pada saat waktu Februari 2020 (mewakili hari sibuk) dan
ibadah Selasa 4 Februari 2020. Kemacetan yang
terjadi di ruas jalan ini disebabkan karena
Kebutuhan Dana aktivitas samping jalan yang sangat tinggi
Dalam Penelitian ini data primer terdiri akibat tata guna lahan di sepanjang ruas Jalan
dari data geometrik ruas jalan, volume lalu Jaksa Agung Soeprapto ini yang terdiri dari
lintas, kecepatan, dan hambatan samping lalu aktivitas perdagangan dan jasa, perkantoran
lintas. dan sebagian besar fasilitas Pendidikan.
Data sekunder diperoleh dari berbagai Karena dengan kurangnya tempat parkir di
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baik kawasan tersebut mengakibatkan terjadinya
Pemerintah Provinsi Gorontalo maupun parkir pada bahu jalan. Data inventaris setiap
Pemerintah Kota Gorontalo seperti Bappeda, ruas jalan yang diteliti adalah sebagai berikut:
Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, Dinas Kawasan Pendidikan Kota Gorontalo
Pekerjaan Umum, BPS, Kecamatan dan SKPD Nama Jalan = Jalan Jaksa Agung Soeprapto
lainnya yang terkait dengan penelitian ini. Lebar Total Jalan = 7 m
Data sekunder terdiri dari data yang Kereb/Penghalang = Ada
berkaitan dengan gambaran umum wilayah Lebar Trotoar = Sisi Kiri 0.75
studi sistem Jaringan Transportasi Kota dan Sisi Kanan 1
Gorontalo khususnya di wilayah Koridor 2. Lokasi survey Kawasan Jasa
penelitian, yaitu: dan Perdagangan
1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Penelitian kedua dilakukan di kawasan
Gorontalo Tahun 2011–2030 yang Jasa dan Perdagangan yakni semgen ruas
dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Jalan H. B. Yasin pada hari Kamis tanggal 13
Pembangunan Daerah Kota Gorontalo. Februari (mewakili hari sibuk) dan Sabtu 15
2. Peta Jaringan Jalan Kota Gorontalo yang Februari 2020. Faktor kemacetan antara lain
dikeluarkan oleh Badan Perencanaan di jalan tersebut diakibatkan banyaknya
Pembangunan Daerah Kota Gorontalo. hambatan samping berupa menaikan dan
3. Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013 yang menurunkan penumpang, sehingga jumlah
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. kendaraan mengalami penurunan kecepatan
4. Data tata guna lahan pada kawasan studi yang mengakibatkan kemacetan.
yang diperoleh dari berbagai instansi seperti Data geometrik setiap ruas jalan yang diteliti
Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, BPS, adalah sebagai berikut:
BPN Data dan dokumen lain yang Kawasan Barang dan Jasa Kota Gorontalo
mendukung penelitian ini. Nama Jalan = Jalan H. B. Yasin
Lebar Total Jalan = 9 m
Analisa Data dan Pemilihan Model Kereb/Penghalang = Ada
Setelah data yang diperoleh telah Median = Ya
memenuhi syarat, langkah selanjutnya adalah Lebar Median = 0.50 m
menganalisis data perhitungan dengan Lebar Trotoar = sisi kiri 1 m.
menggunakan model Greenshield, Greenberg dan sisi kanan 1m
dan Underwood. Pemilihan model ini 3. Lokasi Survey Kawasan Peribadatan
berdasarkan hasil dari analisa regresi, dimana Lokasi penelitian ketiga adalah di
model terbaik ditentukan dari nilai koefisien kawasan peribadatan segmen jalan A.R.
determinasi terbesar dari masing-masing model Konio. Survey dilakukan pada hari senin 17
arus lalulintas. Februari 2020 (mewakili hari sibuk) dan

75
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

jumat 21 Februari 2020. Penyebab


kemacetan di kawasan ini dikarenakan
kurangnya lahan parkir pada tempat- tempat
ibadah sehingga bahu jalan menjadi tempat
parkir alternatif.
Data geometrik setiap ruas jalan yang diteliti
adalah sebagai berikut:
Kawasan Peribadatan Kota Gorontalo
Nama Jalan = A.R konio
Lebar Total Jalan = 6 m
Kereb/Penghalang = tidak ada Gambar 7. Data Frekuensi Hambatan Samping
Lebar Trotoar = Sisi Kiri 0.75
dan Sisi Kanan 0.5 Pada gambar 4, terlihat grafik jalan Jaksa
Agung Soeprapto pada hari Senin 3 Februari
Profil Hambatan Samping Kawasan 2020, terjadi peningkatan frekuensi hambatan
Pendidikan samping pada pukul 15.00-15.30 yang mencapai
Pada survey lapangan, jenis hambatan mencapai 80 frekuensi perjam.
samping dibagi empat jenis yaitu:
1. Pejalan kaki/ penyeberang jalan, Perhitungan Volume Lalulintas
2. Kendaraan parkir/menaikkan menurunkan Berdasarkan Hasil Survei Volume lalu
penumpang, lintas pada hari Senin, tanggal 03 Februari 2020
3. Kendaraan keluar-masuk sisi jalan, dan diperoleh hasil volume lalu lintas pada Kawasan
4. Kendaraan bergerak lambat. Pendidikan tepatnya di jalan Jaksa Agung
Setelah survey diadakan, diperoleh jumlah Soeprapto yang dapat dilihat pada tabel 5.
dari jenis kendaraan masing-masing setiap 15
menit, kemudian jumlah tadi dikalikan dengan Tabel 5. Contoh Perhitungan Analisa Volume Lalu
nilai ekivalensi mobil penumpang. Nilai lintas Jalan Jaksa Agung Soeprapto, Senin 03
ekivalensi mobil penumpang, yaitu: pejalan Februari 2020
Data Lalu lintas
kaki/penyeberang jalan (PED) = 0,5 , kendaraan Jenis Kendaraan
BENTOR/
parkir/menaikkan menurunkan penumpang WAKTU
Mobil
SEPEDA
MOTOR
BECAK
MOTOR
MINI BIS LV MC HV
TOTAL

(PSV) = 1,0, kendaraan keluar - masuk sisi jalan 06.30 - 06.45 78 110 86 3
1
78
0.25
113.5
1.2
3.6 195.1
(EEV) = 0,7 dan kendaraan bergerak lambat 06.45 - 07.00
07.00 - 07.15
106
96
210
178
90
102
2
4
106
96
142.5
146.5
2.4
4.8
250.9
127.3
(SMV) = 0,4. Kemudian volume masing-masing 07.15-07.30
07.30-07.45
50
38
142
114
124
98
3
3
50
38
159.5
126.5
3.6
3.6
93.1
48.1

dijumlahkan untuk mendapatkan nilai volume 07.45-08.00


08.00-08.15
34
38
128
142
108
116
2
6
34
38
140
151.5
2.4
7.2
56.4
196.7

yang sebenarnya (dalam satuan smp/15 menit). 08.15 - 08.30


08.30 - 08.45
60
76
136
148
110
120
1
2
60
76
144
157
1.2
2.4
205.2
235.4
08.45 - 09.00 92 110 84 1 92 111.5 1.2 204.7
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
. . . . . . . . .
Tabel 4 Contoh perhitungan analisa hambatan .
15.00-15.15
.
131
.
201
.
196
.
5
.
131
.
246.25
.
6
.
163.765
samping Jalan Jaksa Agung Soeprapto hari Senin 3 15.15-15.30
15.30-15.45
125
130
168
148
142
122
6
5
125
130
184
159
7.2
6
196.34
175
Februari 2020. 15.45-16.00
16.00-15.15
100
106
136
150
110
124 2
100
106
144
161.5
0
2.4
124
149.9
Data Hambatan Samping
HAMBATAN SAMPING TOTAL FREKUENSI HAMBATAN SAMPING 16.15-16.30 110 128 102 3 110 134 3.6 127.6
PEJALAN KENDERAAN PEJALAN KENDERAAN Frekuensi 16.30-16.45 94 102 78 3 94 103.5 3.6 81.1
KENDERAAN KENDERAAN
KAKI/PENYEB MASUK/KEL KENDERAAN KAKI/PENYEB MASUK/KEL KENDERAAN TOTAL 16.45-17.00 102 136 112 2 102 146 2.4 130.4
WAKTU ERANG UAR SISI BERHENTI
BERGERAK
ERANG UAR SISI BERHENTI
BERGERAK per jam Bobot
LAMBAT LAMBAT
KALAN JALAN KALAN JALAN
1 2 3 4 5= 1+2+3+46= 1*0.5 7=2*0.7 8=3*1.0 9=4*0.4 10=6+7+8+9
06.30 - 06.45 70 94 35 22 221 35 65.8 35 8.8 144.6
295 L (100-299)
06.45 - 07.00 112 82 27 25 246 56 57.4 27 10 150.4
07.00 - 07.15 92 80 31 37 240 46 56 31 14.8 147.8
07.15-07.30 64 24 10 42 140 32 16.8 10 16.8 75.6
339.2 m (300 -499)
07.30-07.45 44 24 13 22 103 22 16.8 13 8.8 60.6
07.45-08.00 36 22 15 17 90 18 15.4 15 6.8 55.2
08.00-08.15 36 20 17 13 86 18 14 17 5.2 54.2
08.15 - 08.30 16 42 13 12 83 8 29.4 13 4.8 55.2
220.2 L (100-299)
08.30 - 08.45 50 34 10 12 106 25 23.8 10 4.8 63.6
08.45 - 09.00 32 8 20 14 74 16 5.6 20 5.6 47.2
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . .
15.00-15.15 160 105 55 44 364 80 73.5 55 17.6 226.1
15.15-15.30 147 110 43 28 328 73.5 77 43 11.2 204.7
564 H (500>>)
15.30-15.45 62 30 23 10 103 31 21 28 4 57
15.45-16.00 40 44 21 11 116 20 30.8 21 4.4 76.2
16.00-15.15 52 36 16 7 111 26 25.2 16 2.8 70
16.15-16.30 50 66 10 22 148 25 46.2 10 8.8 90
347.4 m (300 -499)
16.30-16.45 36 84 12 12 144 18 58.8 12 4.8 93.6
16.45-17.00 34 82 13 16 145 17 57.4 13 6.4 93.8

Sumber: Olahan data Gambar 8. Grafik Volume Lalu lintas senin 3


Februari 2020

76
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

Pada Senin, 3 Februari 2020. Terlihat pada 40 km/jam. Sedangkan kecepatan terendah
Grafik (gambar 8), terjadi peningkatan volume (kemacetan) terjadi pada pukul 15.00-15.15
arus lalu lintas pada pukul 12.00-13.45 dengan dengan kecepatan rata-rata 10.89 km/jam
arus lalu lintas mencapai sebesar 398.9smp/jam.
Analisis Model Greenshield
Perhitungan Kecepatan Rata-rata Lalulintas Perhitungan kapasitas lalu lintas meng-
Berdasarkan Hasil perhitungan kecepatan gunakan Analisis Hubungan Antara Volume,
rata-rata lalu lintas pada hari Senin tanggal 3 Kecepatan, dan Kepadatan pada hambatan
Februari 2020 di Kawasan Pendidikan tepatnya samping tinggi Model Greenshield, Senin, 3
jalan Jaksa Agung Soeprapto, diperoleh volume Februari 2020
lalu lintas yang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Contoh Perhitungan Kecepatan Rata-


Rata Lalu Lintas Ruas Jalan Jaksa Agung
Soeprapto, Senin, 3 Februari 2020.
Data Kecepatan
WAKTU TEMPUH KENDERAAN PER 100M RATA- PANJANG KECEPATAN S
WAKTU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 RATA SEGMEN m/dtk Km/Jam

06.30 - 06.45 11.7 14.7 24.9 20.9 19.7 22.6 30.5 24.1 20.43 18.54 20.807 100 4.81 17.30
06.45 - 07.00 10.9 18.7 24.3 19.5 20.9 22.6 27.54 29.54 25.43 35.43 23.484 100 4.26 15.33
07.00 - 07.15 11.7 14.7 14.8 20.9 19.7 22.43 19.5 24.54 31.54 29.93 20.974 100 4.77 22.16
07.15-07.30 9.9 10.4 10.9 10.7 20.43 18.34 21.43 23.23 21.54 24.32 17.119 100 5.84 26.03
07.30-07.45 9.9 9.7 10.9 8.9 10.4 9.9 10.3 10.1 9.6 8.7 9.84 100 10.16 41.59
07.45-08.00 8.8 11.2 10.2 11.6 10.2 10.9 12.9 12.9 10.5 11.9 11.11 100 9.00 37.40
08.00-08.15 9.9 10.9 10.2 9.9 10.2 12.2 10.4 12.3 9.9 8.9 10.48 100 9.54 34.35
08.15 - 08.30 11.7 14.7 14.8 11.2 10.2 12.3 10.3 13.2 11.2 9.9 11.95 100 8.37 30.13
08.30 - 08.45 9.9 10.4 10.9 10.7 11.2 11.6 11.9 11.21 10.1 10.3 10.821 100 9.24 33.27
08.45 - 09.00
.
9.9
.
9.7
.
10.9
.
8.9
.
10.4
.
9.9
.
10.3
.
10.1
.
9.6
.
8.7
..
9.84
.
100
.
10.16
.
36.59
.
Gambar 10. Grafik Greenshield hubungan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kecepatan dan kepadatan hambatan Samping
15.00-15.15 54.8 56.7 50.8 58.7 57.9 60.72 66.74 65.2 69.9 69.75 61.121 100 1.64 10.89 tinggi. Senin 3 Februari 2020
15.15-15.30 54.8 56.7 55.89 58.7 57.9 40.8 30.9 65.2 60.71 69.75 55.135 100 1.81 11.53
15.30-15.45 24.4 27.6 30.9 56.8 40.9 26.3 33.9 24.8 29.6 22.4 31.76 100 3.15 16.34
15.45-16.00 10.8 18.7 23.7 29.7 20.9 22.6 21.1 19.9 11.9 10.56 18.986 100 5.27 23.96
16.00-15.15 11.6 13.9 14.8 20.4 14.9 12.2 12.9 13.9 10.5 9.8 13.49 100 7.41 31.69
16.15-16.30
16.30-16.45
11.5
10.9
14.71
14.7
14.8
14.7
11.2
20.9
10.2
19.7
12.3
12.3
11.9
19.5
13.5
14.2
10.9
11.5
9.9
8.9
12.091
14.73
100
100
8.27
6.79
34.77
29.44
Hubungan Kecepatan (S) dan Kepadatan (D)
16.45-17.00 11.9 14.23 13.72 11.32 10.2 12.1 10.3 13.1 10.9 9.72 11.749 100 8.51 35.64 Hubungan kecepatan dan kepadatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Data yang telah diolah kemudian disajikan Model Greenshield didapat:
dalam bentuk grafik yang menunjukkan u = 18.572 – 0.1077 k
hubungan antara kecepatan lalu lintas rata-rata
dengan interval waktu per 15 menit. Berikut ini Hubungan Volume (V) dan Kepadatan (D)
merupakan presentasi data dalam bentuk grafik Hubungan volume dan kepadatan pada
pada hari Senin, 3 Februari 2020. hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Greenshield didapat:
q = 18.5712 k – 0.1077 k2

Hubungan Volume (V) dan Kecepatan (S)


Hubungan volume dan kecepatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Greenshield didapat ;
q = 172.4419684 u - 9.285051068 u²

Kecepatan pada saat volume maksimum


= 18.572 km/jam
Kapasitas (Vm) =800.6480594
Gambar 9. Grafik Kecepatan Rata-Rata Lalu lintas
Senin 3 Februari 2020.
Analisis Model Model Greenberg
Perhitungan kapasitas lalu lintas meng-
Dari grafik diatas (Gambar 9), terlihat
gunakan analisis hubungan antara volume,
kecepatan rata-rata yang terjadi berkisar antara
kecepatan, dan kepadatan pada hambatan
5 – 40 km/jam. Kecepatan tertinggi terjadi pada
samping tinggi Model Greenberg. Senin, 3
pukul 09.15-09.30 dengan kecepatan rata-rata
Februari 2020.

77
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

Hubungan Kecepatan (S) dan Kepadatan (D)


Hubungan kecepatan dan kepadatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Underwood didapat:
ln u = 3.007463196 – 0.01 k
Hubungan Volume (V) dan Kepadatan (D)
Hubungan volume dan kepadatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Underwood didapat:
Gambar 11. Grafik Greenberg Hubungan Kecepatan
q = 20.236 k e -0.01 k
dan Kepadatan Hambatan Samping Tinggi. Hubungan Volume (V) dan Kecepatan (S)
Senin 3 Februari Hubungan volume dan kecepatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Hubungan Kecepatan (S) dan Kepadatan (D) Model Underwood didapat:
Hubungan kecepatan dan kepadatan pada q = 300.7463196 u – 100 u ln u
hambatan samping tinggi menggunakan analisa Kecepatan pada saat volume maksimum
Model Greenberg didapat: = 20.236 km/jam
u = 31.985 – 5.072 ln k Kapasitas (Vm)= 744.4408372
Hubungan Volume (V) dan Kepadatan (D)
Hubungan volume dan kepadatan pada Hasil Rekapitulasi
hambatan samping tinggi menggunakan analisa Rekapitulasi nilai kapasitas untuk masing-
Model Greenberg didapat: masing lokasi penelitian dinyatakan pada Tabel
q = 31.985 k – 5.072 k ln k 7 sampai dengan Tabel 9.

Hubungan Volume (V) dan Kecepatan (S) Kawasan Pendidikan Jalan Jaksa Agoeng
Hubungan volume dan kecepatan pada Soeprapto
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Greenberg didapat: Tabel 7. Rekapitulasi Kapasitas Menggunakan
q = 547.9537315 u e -0.197160883 Metode Greenshields, Greenberg, dan Underwood
Kecepatan pada saat volume maksimum Kelas
Model Linear
Greenshields
Model
Logaritmik
Model
Eksponensial
Periode Hambat Greenberg Underwood
= 31.985 km/jam tanggal
(/jam) an
Nilai Vmaks Nilai Vmaks Nilai Vmaks
Samping
Kapasitas (Vm)= 1022.418388 B dan A
(smp/ja
m)
B dan A
(smp/ja
m)
B dan A (smp/jam)

07.00-
B= 0.1077 B= 5.072 B= -0.01
08.00
senin TINGGI 800.6481 1022.418 744.44
14.00-
Analisis Model Underwood tanggal
3
17.00 A= 18.572 A= 31.985 A= 20.236
februari
Perhitungan kapasitas lalu lintas meng- 2020 08.00-
14.00
Sedang
B= 0.3096
1344.516
B= 14.03
1431.532
B= -0.012
1379.00
gunakan analisis hubungan antara volume, 07.00-
A= 40.805 A= 78.923 A= 44.982

kecepatan, dan kepadatan pada hambatan selala


08.00
12.00-
Tinggi
B= 0.4469 626.1864 B = 15.38 593.1271 B = -0.034 567.81
tanggal 17.00 A= 33.457 A= 71.553 A= 52.478
samping tinggi Model Underwood. Senin, 3 4
februari
08.00 - B= 0.136 1473.577 B = 6.377 3292.895 B = -0.006
Februari 2020. 2020
12.00
Sedang 1782.81
A= 28.313 A= 46.213 A= 29.077

Dari hasil perhitungan, didapatkan kapasitas


pada saat hambatan samping tinggi dengan R2
tertinggi dengan metode greenshield pada hari
selasa jam 07.00-08.00 dan 14.00-17.00 dengan
nilai B = -0.1077; A = 18.572; dan Vmaks =
800.648 smp/jam. Sedangkan kapasitas pada saat
hambatan samping sangat rendah dengan R2
tertinggi terjadi pada hari selasa jam 08.00-
Gambar 12. Grafik Underwood Hubungan 12.00; pada model greenshield dengan nilai B = -
Kecepatan dan Kepadatan Hambatan Samping 0.136 A = 28.313 ; Vmaks = 1473.577
tinggi. Senin 3 Februari smp/jam.

78
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

Kawasan Barang dan Jasa Jalan H. B. Yassin pada hari jumat jam 12.00-13.00 dan 15.00-
17.00 dengan nilai B = -0.4915; A = 27.056;
Tabel 8. Rekapitulasi Kapasitas Menggunakan Vmaks = 372.3434 smp/jam. Sedangkan
Metode Greenshields, Greenberg, dan Underwood kapasitas pada saat hambatan samping sangat
Model Model

Periode
Kelas
Hambat
Model Linear
Greenshields
Logaritmik
Greenberg
Eksponensial
Underwood
rendah dengan R2 tertinggi terjadi pada hari
tanggal
(/jam) an
Samping
Nilai

B dan A
Vmaks
(smp/ja
Nilai

B dan A
Vmaks
(smp/ja
Nilai

B dan A
Vmaks

(smp/jam)
senin jam 06.30-12.00; dengan metode
m) m)
Jalan
H.B B= 0.229 B= 6.915 B= -0.021
greenshield dengan nilai B = -0.8308; A =
Yassin 14.00 - Tinggi 485.3924 500.7578 431.5751387
lajur
kiri
17.00
A= 21.086 A= 36.528 A= 24.636
45.024; Vmaks = 610.0026 smp/jam.
kamis
tanggal B= 0.3834 B= 9.281 B= -0.017
06.30 -
13 Sedang 705.3249 1021.113 761.4238834
14.00
februari
2020
Jalan 07.00-
A= 32.889 A= 52.908 A= 35.186
Analisa faktor penyesuaian hambatan
H.B 08.00 B= 0.2071 B= 9.083 B= -0.028
Yassin
lajur
16.00-
17.00
Tinggi
A= 21.091
536.9752
A= 44.193 433.4895 A = 29.91 392.9740745
samping (FCSF)
kanan
kamis
tanggal 08.00-
Sedang
B= 0.5204
536.9742
B= 13.09 B= -0.025 Pengaruh nilai FCSF diperoleh dari perban-
13 16.00;
februari
Jalan
A= 33.433 A= 62.247 559.564 A = 37.46 551.2305547 dingan antara kedua nilai kapasitas pada kondisi
B= 0.2686 B= 5.945 B= -0.021
H.B
Yassin
lajur
14.00 -
17.00
Tinggi 383.1003 517.5785 391.581388 hambatan samping tinggi dan hambatan samping
A= 20.288 A= 32.499 A= 22.353
kiri
Sabtu
B= 0.7027 B= 14.65 B= -0.031
rendah.
tanggal 06.30 -
15februa 14.00
Sedang 541.7655 558.1978 535.4069918
ri 2020 A= 39.023 A= 67.98 A= 45.117
Jalan 07.00-
H.B
Yassin
lajur
08.00
16.00-
Tinggi
B= 0.5289
329.6881
B= 4.646
1556.929
B= -0.025
397.6776759 Koefisien Hambatan Samping, FCSF =
17.00 A= 26.41 A= 31.66 A= 27.025
kanan
sabtu
tanggal 08.00-
16.00;
Sedang
B= 0.741
446.7474
B= 14.65
454.1217
B= -0.032
460.0562336
Dimana:
15
februari A= 36.389 A= 64.957 A= 40.018
C1 = Kapasitas jalan pada saat hambatan
samping tinggi
C2 = Kapasitas jalan pada saat hambatan
Dari hasil perhitungan, didapatkan samping rendah
kapasitas pada saat hambatan samping tinggi
dengan R2 tertinggi dengan metode greenshield Dari hasil perhitungan, didapatkan:
pada hari kamis jam 14.00-17.00 dengan nilai B
= -0.2071; A = 21.091; Vmaks = 536.9752 Untuk Kawasan Pendidikan:
smp/jam. Sedangkan kapasitas pada saat C1 = 800.648smp/jam
hambatan samping sangat rendah dengan R2 C2 = 1473.577smp/jam
tertinggi terjadi pada hari kamis jam 06.30- Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
14.00; dengan metode greenshield dengan nilai = 800.648/1473.577 = 0.54
B = -0.3834 A = 32.889, Vmaks = 705,3249 Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
smp/jam. koefisien hambatan samping ruas Jalan Jaksa
Agung Soeprapto = 0,54. Yang artinya kapasitas
Kawasan Peribadatan Jalan Hi. A.R. Konio pada ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun
Bsc 46% akibat pengaruh hambatan samping di
sepanjang segmen jalan.
Tabel 9. Rekapitulasi Kapasitas Dengan
Menggunakan Metode Greenshields, Greenberg, dan
Underwood Untuk Kawasan Barang Dan Jasa:
Model Linear
Model Model
C1 = 536.9752smp/jam
Kelas Logaritmik Eksponensial

tanggal
Periode Hambat
Greenshields
Greenberg Underwood C2 = 705.3249smp/jam
(/jam) an
Samping
Nilai Vmaks
(smp/ja
Nilai Vmaks
(smp/ja
Nilai Vmaks
Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
B dan A B dan A B dan A (smp/jam)
m) m)
12.00- B = 0.9013 B= 14.96 B= -0.066
= 536.9752/ 705,3249 = 0.76
Jalan 13.00
Hi. A. R. 15.00- Tinggi
Konio A = 30.913
265.0653
A= 56.847
245.9955
A= 38.095
212.3388987 Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
16.00
Bsc
senin 06.30-
B = 0.8308 B= 13.4 B= -0.032
koefisien hambatan samping ruas Jalan H. B.
171 12.00
Sedang
februari 16-.00 -
17.00 A = 45.024
610.0026
A= 67.916
783.3761
A= 51.044
586.8136936
Yasin = 0,76. Yang artinya kapasitas pada ruas
Jalan
12.00-
13.00 B = 0.4915 B= 10.77 B= -0.028 jalan H.B yasin turun 24% akibat pengaruh
Tinggi 372.3434 361.5212 377.5625536
Hi. A. R. 15.00-
Konio 16.00
A = 27.056 A= 48.611 A= 28.737 hambatan samping di sepanjang segmen jalan.
Bsc
06.30-
jumat B= 0.641 B= 13.78 B= -0.031
12.00
21 Sedang 535.4043 563.0553 515.7907107
16-.00 -
februari
17.00 A = 37.051 A= 64.906 A= 43.464 Untuk Kawasan Peribadatan:
C1 = 372.3434smp/jam
C2 = 610.0026smp/jam
Dari hasil perhitungan, didapatkan Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
kapasitas pada saat hambatan samping tinggi = 372.3434/ 610.0026 =0.61
dengan R2 tertinggi dengan metode greenshield

79
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai lalu lintas mencapai sebesar 146.25 smp/jam
koefisien hambatan samping Jalan Hi. A. R. dan kecepatan rata-rata yang terjadi berkisar
Konio Bsc = 0,61. Yang artinya kapasitas pada antara 10 – 32 km/jam. Kecepatan Tertinggi
ruas Jalan Hi. A. R. Konio Bsc turun 39% terjadi pada pukul 09.30-09.45 dengan
akibat pengaruh hambatan samping di kecepatan rata-rata 32 km/jam. Sedangkan
sepanjang segmen jalan. kecepatan terendah (kemacetan) terjadi pada
pukul 12.00.12.15 dengan kecepatan rata-
rata 10.871 km/jam.
Tabel 10. Rekapitulasi koefisien hambatan samping, 2. Pada kawasan Pendidikan, kelas hambatan
kapasitas pada masing-masing lokasi/ kawasan samping tertinggi pada rabu, 3 Februari 2020
penelitian terjadi pada jam 07.00-08.00, 15.00-17.00
Koefisien hambatan Kapastas
dengan frekuensi berbobot per jam masing-
Lokasi C1 C2
samping Turun masing 339.2, 564 dan 347 (kelas hambatan
smp/jam smp/jam %
samping tinggi), sedangkan hambatan
samping terendah terjadi pada jam 06.30-
Kawasan
Pendidikan Jl. Jaksa 800.648 1473.577 0.54 46%
07.00, 08.00-09.00 dengan masing-masing
Agung Soeprapto bobot per jam 295 dan 220.2. sementara pada
kawasan barang dan jasa, kelas hambatan
Kawasan Barang
Dan jasa Jl H.B 536.975 705.3249 0.76 24% samping tertinggi pada kamis, 13 Februari
Yassin 2020 terjadi pada jam 14.00-17.00 dengan
Kawasan frekuensi berbobot per jam masing-masing
Peribadatan Jl A.R 372.343 610.0026 0.61 39%
Konio
334.8, 355 dan 319.1 (kelas hambatan
samping tinggi), sedangkan hambatan
samping terendah terjadi pada jam 06.30-
07.00, 10.00-11.00 dengan masing-masing
PENUTUP bobot per jam 91 dan 177,1.Pada kawasan
peribadatan, kelas hambatan samping
Kesimpulan tertinggi pada jumat, 12 Februari 2020 terjadi
1. Pada kawasan Pendidikan yakni pada pada jam 12.00-13.00 dan 15.00-16.00
tanggal 03 Februari 2020 terjadi peningkatan dengan frekuensi berbobot per jam masing-
volume arus lalu lintas pada pukul 12.00- masing 305.2 dan 313.8 (kelas hambatan
13.45 dengan arus lalu lintas mencapai samping tinggi), sedangkan hambatan
sebesar 398.9 smp/jam dan kecepatan rata- samping terendah terjadi pada jam 06.30-
rata yang terjadi berkisar antara 5 – 40 11.00 dengan masing-masing bobot per jam
km/jam. Kecepatan tertinggi terjadi pada 39,4, 103,2,96.6, 77.8 dan 70.
pukul 09.15-09.30 dengan kecepatan rata- 3. Pada kawasan Pendidikan, Perbandingan
rata 40 km/jam. Sedangkan kecepatan hambatan samping rendah dan hambatan
terendah (kemacetan) terjadi pada pukul samping tinggi berdasarkan hasil survey
15.00-15.15 dengan kecepatan rata-rata dengan menggunakan metode Greenshields,
10.89 km/jam. Sementara Pada kawasan Greenberg, dan Underwood sebesar 0,54.
barang dan jasa yakni pada tanggal 13 Yang artinya kapasitas pada ruas jalan Jaksa
Februari terjadi peningkatan volume arus Agung Soeprapto turun 46% akibat
lalu lintas pada pukul 08.30-08.45 dengan pengaruh tata guna lahan yang menjadi
arus lalu lintas mencapai sebesar 182.45 hambatan samping di sepanjang segmen
smp/jam pada 1 jalur dan kecepatan rata- jalan.Pada kawasan barang dan jasa,
rata yang terjadi berkisar antara 5 – 30 Perbandingan hambatan samping rendah dan
km/jam. Kecepatan Tertinggi terjadi pada hambatan samping tinggi berdasarkan hasil
pukul 07.30-07.45 dengan kecepatan rata- survey dengan menggunakan metode
rata 30 km/jam. Sedangkan kecepatan Greenshields, Greenberg, dan Underwood
terendah (kemacetan) terjadi pada pukul sebesar = 0,76. Yang artinya kapasitas pada
15.00-15.15 dengan kecepatan rata-rata ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun
5.2362 km/jam. Pada kawasan peribadatan 24% akibat pengaruh tata guna lahan yang
yakni pada hari jumat tanggal 21 Februari menjadi hambatan samping di sepanjang
2020 terjadi peningkatan volume arus lalu segmen jalan. Pada kawasan peribadatan,
lintas pada pukul 10.45-11.00 dengan arus Perbandingan hambatan samping rendah dan

80
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

hambatan samping tinggi berdasarkan hasil dibangun jembatan penyeberang jalan.


survey dengan menggunakan metode 2. Parkir di bahu jalan merupakan faktor
Greenshields, Greenberg, dan Underwood kemacetan karena mengurangi lebar efektif
sebesar = 0,61. Yang artinya kapasitas pada jalan. kendaraan yang sering parkir di bahu
ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun jalan yang sebelumnya 2 lajur menjadi
39% akibat pengaruh tata guna lahan yang berkurangnya lajur sehingga menyebabkan
menjadi hambatan samping di sepanjang kecepatan kendaraan di belakang berkurang
segmen jalan. dan dapat menyebabkan kemacetan. Sebagai
solusi ada baiknya dipasang rambu dilarang
Saran parkir di tiap sisi jalan.
1. Faktor Pejalan kaki sangat berpengaruh pada 3 Perlunya dilakukan survey pada beberapa
kemacetan lalu lintas terutama pada titik lokasi yang mempunyai variasi hambatan
Kawasan Pendidikan dan peribadatan yang samping dan arus lalu lintas dengan
dominan memiliki banyak penyeberang parameter lain yang sama.
jalan. Sebagai solusi ada baiknya dibuatkan
garis Zebra cross pada titik kemacetan atau

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina
Marga, Jakarta

Gamran, R., Jansen, F., Paransa, M. J., 2015. Analisa Perbandigan Perhitungan Kapasitas
Menggunakan Metode Greenshields, Greenberg, Underwood terhadap Perhitungan
Kapasitas Menggunakan Metode MKJI 1997, Jurnal Sipil Statik, Vol.3 No.7 Juli 2015 (466-
474). ISSN 2337-6732. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Hartigo, 2010. Integrasi Sebaran Lokasi SMP dan Sebaran Permukiman di Kota Pati, Mr UPT
Perpustakaan 2.

Hidajati, N., 2010. Pendekatan Volume Lalu Lintas pada Setiap Perempatan dengan Metode Eselon
Baris Tereduksi, WAKTU, 08.

Hobbs, F. D. 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Jayadinata, 2002. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perdesaan, Perkotaan, dan Wilayah, Institut
Teknologi Bandung.

Marunsenge, G. S., Timboeleng, J. A., Elisabeth, L., 2015. Pengaruh Hambatan Samping terhadap
Kinerja pada Ruas Jalan Panjaitan (Kelenteng Ban Hing Kiong) dengan Menggunakan
Metode MKJI 1997, Jurnal Sipil Statik, Vol 3 No 8. Agustus 2015 (571-582), ISSN 2337-
6732. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Morlok, Edward K., 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga,
Jakarta

RTRW Kota Gorontalo Tahun 2001-2011

Setiawan, E., 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Available at: https://kbbi.web.id/tata.

Tamin, Ofyar., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung.

81
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334

Umar, F., 2018. Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan dengan Rel Kereta Api terhadap
Karakteristik Lalu Lintas (Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api Jalan Bung Tomo
Surabaya). 17 AGUSTUS 1945. Available at: http://repository.untag-sby.ac.id/id/eprint/737.

82

Anda mungkin juga menyukai