ABSTRAK
Kota Gorontalo merupakan Ibukota Provinsi Gorontalo yang selain merupakan pusat kegiatan
pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan
perekonomian daerah Gorontalo. Sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata, Kota
Gorontalo juga memiliki kawasan yang sering mengalami kemacetan.
Penelitian ini menganalisa pengaruh tata guna lahan terhadap kinerja jalan. Analisa harus
didasarkan pada hambatan samping yang dipengaruhi oleh tata guna lahan. Data hambatan samping
tersebut diidentifikasi menjadi hambatan samping tinggi dan hambatan samping rendah yang menjadi
dasar hubungan antara kecepatan, volume dan kepadatan.
Analisa Greenshield, Greenberg, Underwood dilakukan pada masing-masing lokasi. Lokasi pertama
yakni Kawasan Pendidikan yang kapasitas pada ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun 46% akibat
pengaruh hambatan samping di sepanjang segmen jalan. Lokasi kedua yakni kawasan barang dan
jasa yang kapasitas pada ruas Jalan H.B. Yassin turun 24% akibat pengaruh hambatan samping di
sepanjang segmen jalan, dan Lokasi ketiga yakni kawasan peribadatan yang kapasitas pada ruas
jalan A.R Konio turun 39% akibat pengaruh hambatan samping di sepanjang segmen jalan.
Berdasarkan hal di atas dapat diketahui bahwa perlu adanya tambahan rambu-rambu lalu lintas
pada titik-titik kemacetan sehingga persentase kemacetan akibat hambatan samping akan
berkurangnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kota Gorontalo masih banyak terjadi kemacetan akibat
hambatan samping yang dipengaruh tata guna lahan, terutama pada kawasan pendidikan,
peribadatan, barang dan jasa, sehingga perlu menambah rambu-rambu lalu lintas, pembangunan
jembatan penyeberang jalan dan pelebaran Trotoar.
Kata kunci: kapasitas, kemacetan, hambatan samping
69
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
kawasan padat lalulintas, padat bangunan serta Pengetian Tata Guna Lahan
padat aktivitas. Tata menurut Kamus Besar Bahasa
Kota Gorontalo memiliki kawasan yang Indonesia (2000) berarti aturan; peraturan
sering mengalami kemacetan, terutama pada susunan; cara susunan; atau system dan Lahan
kawasan pendidikan, kawasan peribadatan dan berarti tanah terbuka; tanah Garapan (Setiawan,
kawasan barang dan jasa. Beberapa pengaruh 2012). Lahan menurut (Jayadinata, 2002) berarti
dari tata guna lahan pada Kawasan tersebut tanah yang sudah ada peruntukannya dan
yakni kurangnya luasan lahan parkir dan belum umumnya ada pemiliknya (perorangan atau
adanya lahan untuk pedagang kaki lima yang lembaga). Lebih spesifik lagi, lahan (land)
disediakan. Jalan yang semestinya memiliki 2 berarti tempat tertentu di permukaan bumi yang
lajur menjadi 1 lajur karena sebagian pengguna mempunyai batas batas tertentu. Sedangkan
jalan memilih parkir di bahu jalan dan sebagian tanah (soil) berarti bahan atau material di
pedagang juga memilih menjual dagangannya permukaan atau di bawah permukaan yang
pada bahu jalan sehingga menjadi hambatan menyusun dan membentuk lahan di permukaan
samping pada kinerja jalan. bumi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa tata guna lahan adalah
Rumusan Masalah rangkaian kegiatan penataan, pengaturan,
1. Bagaimana karakteristik volume dan peruntukan, penggunaan tanah secara berencana
kecepatan lalu lintas pada kawasan untuk kegiatan manusia berdasarkan aturan dan
pendidikan, peribadatan, barang dan jasa di sistem yang berlaku. (Hartigo, 2010)
Kota Gorontalo? Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah
2. Bagaimana karakteristik hambatan samping Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan
pada kawasan pendidikan, peribadatan, Tanah, disimpulkan bahwa tata guna tanah
barang dan jasa di Kota Gorontalo? berarti penguasaan, penggunaan dan
3. Bagaimana pengaruh tata guna lahan pemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi
terhadap kinerja jalan Kota Gorontalo? pemanfaatan tanah melalui pengaturan
kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan
Tujuan Penelitian tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
Penelitian ini bertujuan untuk: kepentingan masyarakat secara adil.
1. Mendapatkan nilai analisa volume lalu Penatagunaan tanah bertujuan untuk:
lintas, kecepatan rata-rata lalu lintaspada 1. Mengatur penguasaan, penggunaan dan
kawasan Pendidikan, Peribadatan, Barang pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan
dan Jasa di Kota Gorontalo. kegiatan pembangunan yang sesuai dengan
2. Mendapatkan nilaianalisa hambatan samping Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
yang menjadi pengaruh tata guna lahan pada 2. Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan
kawasan Pendidikan, Peribadatan, Barang pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan
dan Jasa di Kota Gorontalo. fungsi kawasan dalam RTRW;
3. Mendapatkan nilai perbandingan kapasitas 3. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi
jalan antara hambatan samping tinggi dan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan
hambatan samping rendah yang menjadi tanah termasuk pemeliharaan tanah serta
pengaruh dari tata guna lahan terhadap pengendalian pemanfaatan tanah;
kinerja jalan Kota Gorontalo. 4. Menjamin kepastian hukum untuk menguasai,
menggunakan dan memanfaatkan tanah bagi
Manfaat Penelitian masyarakat yang mempunyai hubungan
1. Dapat memberikan informasi mengenai hukum dengan tanah sesuai dengan RTRW
kecepatan rata-rata, volume, hambatan yang telah ditetapkan.
samping pada lokasi penelitian. Arus lalu lintas terbentuk dari pergerakan
2. Dapat memberikan penjelasan terhadap individu pengendara dan kendaraan yang
perbandingan kondisi kemacetan pada saat melakukan interaksi antara yang satu dengan
hambatan samping tinggi dan hambatan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan
samping rendah. lingkungannya. Karena persepsi dan kemampuan
3. Dapat dijadikan acuan sebagai bahan idividu pengemudi mempunyai sifat yang
referensi bagi kasus-kasus dan permasalahan berbeda maka perilaku kendaraan arus lalu lintas
pada kawasan lainya. tidak dapat diseragamkan lebih lanjut, arus lalu
lintas akan mengalami perbedaan karakteristik
70
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
71
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
kendaraan yang cukup rapat dan tidak dapat Hubungan matematis antara Volume-
bergerak. Batas ini disebut kerapatan macet. Kecepatan-Kepadatan adalah monoton kebawah
Kerapatan sukar diukur secara langsung karena yang menyatakan bahwa apabila kepadatan lalu
diperlukan titik ketinggian tertentu yang dapat lintas meningkat, maka kecepatan akan menurun.
mengamati jumlah kendaraan dalam panjang Arus lalu lintas akan menjadi nol apabila
ruas jalan tertentu, sehingga besarnya ditentu- kepadatan sangat tinggi sehingga tidak
kan dari dua parameter sebelumnya, yaitu memungkinkan kendaraan akan bergerak lagi
kecepatan dan volume. (Umar, 2018) atau dikenal dengan kondisi macet total.
(Gamran, dkk, 2015)
Hambatan Samping Pada kondisi kepadatan nol, tidak terdapat
Hambatan samping adalah dampak kendaraan di ruas jalan sehingga arus lalu lintas
terhadap kinerja lalu lintas yang berasal dari jua nol. Selain itu, pada kondisi kepadatan nol
aktivitas samping segmen jalan. Hambatan kendaraan akan bebas memilih kecepatannya
samping yang umumnya sangat mempengaruhi sesuai dengan kondisi ruas jalan yang ada atau
kapasitas jalan adalah pejalan kaki, kendaraan dikenal dengan kecepatan arus bebas.
umum/kendaraan lain berhenti, kendaraan Ada 3 (tiga) jenis model yang dapat
masuk/keluar sisi jalan, kendaraan lambat. digunakan untuk mempresentasikan hubungan
(Marunsenge, dkk, 2015) matematis antara ketiga parameter tersebut,
Jenis aktivitas samping jalan dan kelas yaitu:
hambatan samping dapat dilihat pada tabel 1 1. Model Greenshields
dan 2. 2. Model Greenberg
3. Model Underwood
Tabel 2.1 Jenis Aktivitas Samping Jalan
Jenis Aktivitas Samping Jalan Simbol Faktor Bobot
Jenis Aktivitas Samping Jalan Simbol Faktor Bobot Model Greenshields Pejalan kaki PED 0.5
Pejalan kaki PED 0.5
Greenshields
kendaraanyang melakukan
umum/kendaraan lain studi
PSV
pada 1
kendaraan umum/kendaraan lain berhenti
berhenti
PSV 1 jalan-jalan diluar Ohio, mengusulkan hubungan
kendaraan masuk/keluar sisi jalan EEV 0.7
kendaraan masuk/keluar sisi jalan EEV 0.7 linier antara kecepatan rata-rata ruang
kendaraan lambat SMV (space 0.4
kendaraan lambat SMV 0.4 meanspeed) yang terjadi dalam suatu lalu lintas
dengan kepadatan kendaraan. Model Green-
shields merupakan model yang paling sederhana
Tabel 2. Kelas Hambatan Samping yang mudah untuk diterapkan, yakni dari
Kelas
Jumlah
perbobot
beberapa penelitian ternyata diperoleh korelasi
Hambatan Jumlah
Samping
KODE kendaraan per
200 m per jam
Kondisi Khusus antara model dan Kelasdata lapangan.
Hambatan
perbobot
(SFC) KODE kendaraan per Kondisi Khusus
(2 sisi) Rumus dasarSamping
(SFC)
dari model 200 m per jamGreenshields
Daerah Permukiman : jalan (2 sisi)
sangat rendah VL < 100
samping tersedia
adalah seperti pada persamaan (6). Daerah Permukiman : jalan
sangat rendah VL < 100
Daerah Permukiman : beberapa samping tersedia
rendah L 100 - 299
angkutan umum dsb. Daerah Permukiman : beberapa
rendah L 100 - 299
Daerah Industri : beberapa (6)
angkutan umum dsb.
sedang M 300 - 499
tokoh sisi jalan Daerah Industri : beberapa
sedang M 300 - 499
tokoh sisi jalan
Daerah Komersial : aktivitas sisi
tinggi H 500 -899 Daerah Komersial : aktivitas sisi
jalan tinggi
dimana, tinggi H 500 -899
jalan tinggi
Daerah Komerisal : aktivitas
sangat tinggi VH > 900
pasar sisi jalan S = Kecepatan
sangat tinggi
(km/jam)
VH > 900
Daerah Komerisal : aktivitas
pasar sisi jalan
Sff = Kecepatan pada saat kondisi lalu lintas
sangat rendah atau pada kondisi
kepadatan mendekati nol atau
kecepatan mendekati nol atau
kecepatan arus bebas (km/jam)
Dj = Kepadatan pada kondisi arus lalu lintas
macet total (kend/km)
D = V/S
Model Greenberg
Greenberg mengasumsikan bahwa hubu-
Gambar 1. Hubungan antara Arus, Kecepatan, ngan matematis antara Kepadatan-Kecepatan
Kerapatan bukan merupakan fungsi linier melainkan fungsi
eksponensial. Pada model Greenberg diperlukan
72
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
model ini adalah kecepatan bebas rata-rata tidak Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi
dapat terhitung. B
memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
0,21-0,44
keceoatan
Model Underwood Arus stabil, tetapi ikecepatan dan gerak
Model kedua adalah yang diusulkan oleh c kendaraan dikendalikan, pengemudi dibatasi 0,45 -0,74
dalarn memiEih kecepatan
Underwood sebagai hasil dari studi lalu lintas
Arus mendekati ticlak stabil, kecepatan
pada jalan raya Merritt di Connecticut. Model D masih dikendalikan. Q/C masih dapat 0,75 -0,84
ini memerlukan pengetahuan tentang kecepatan ditolerir
rata-rata arus bebas yang dalam hal ini cukup Volume lalu lintas mendekati/berada pada
mudah untuk diamati, sedangkan kepadatan E kapasitas arus tidak stabil, terkadang 0,85 -1,00
berhenti
optimum sulit untuk diamati dan sangat
tergantung pada lingkungan/fasilitas jalan. Arus yang dipaksakan/macet, kecepatan
Kelemahan lain yaitu kecepatan pada model ini F rendah, V diatas kapasitas, antrian panjang dan > 1,00
terjadi harnbatan-harnbatan yang besar
tidak pernah mencapai nilai nol dan kecepatan
kondisi jam yang tidak menentu. Underwood Sumber: MK.JI 1997
mengasumsikan bahwa hubungan matematis
antara Kecepatan–Kepadatan bukan merupakan
fungsi linear melainkan fungsi eksponensial METODOLOGI PENELITIAN
(Tamin, 2000).
Model Underwood tidak valid untuk Diagram alir
kepadatan yang tinggi, karena kecepatan tidak
pernah mencapai nol pada saat kepadatan yang
tinggi.
Analisa Regresi
Analisa regresi linier adalah metode statis-
tik yang dapat digunakan untuk mempelajari
hubungan antarsifat permasalahan yang sedang
diselidiki. Model analisis regresi linier dapat
memodelkan hubungan antara dua peubah atau
lebih. Pada model ini terdapat peubah tidak
bebas (y) yang mempunyai hubungan fung-
sional dengan satu atau lebih peubah bebas (xi).
Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan jalan dapat ditentukan
dari nilai volume, kapasitas dan kecepatan. Pada
suatu keadaan dengan volume lalu lintas yang
rendah, pengemudi akan merasa lebih nyaman
mengendarai kendaraan dibandingkan jika dia
berada pada daerah tersebut dengan volume lalu Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
lintas yang lebih besar. Ukuran efektivitas
tingkat pelayanan jalan atau level of service Gambaran Umum Kota Gorontalo
(LOS) dibedakan menjadi enam kelas, yaitu dari Terbentuknya Provinsi Gorontalo pada
A untuk tingkat paling baik sampai dengan tahun 2000 cukup mempengaruhi pemanfaatan
tingkat F untuk kondisi terburuk. lahan di Kota Gorontalo sebagai Ibukota
Tabel 3. menunjukkan beberapa batas Provinsi. Dari rencana penggunaan lahan yang
lingkup V/C Ratio untuk masing-masing tingkat tercantum dalam RT/RW Kota Gorontalo telah
pelayanan beserta karakteristiknya. terjadi perubahan penggunaan lahan pada kurun
73
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
waktu 2000-2005, baik dalam hal luas juga aktivitas pada kawasan tersebut sehingga
dalam hal fungsi. Faktor-faktor yang membuat permasalahan baru pada kinerja
menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan jalan di sekitar kawasan.
lahan di Kota Gorontalo yaitu adanya pemba-
ngunan yang menyimpang dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Gorontalo menurut
sumber BPN Provinsi Gorontalo, 2008.
Dibawah ini merupakan gambar pola ruang
kota Gorontalo yang mengambarkan rencana
penggunaan ruang kawasan berfungsi lindung,
rencana penggunaan ruang kawasan budidaya
non terjangkau, rencana pengembangan
kawasan budidaya terbangun.
74
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
75
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
(PSV) = 1,0, kendaraan keluar - masuk sisi jalan 06.30 - 06.45 78 110 86 3
1
78
0.25
113.5
1.2
3.6 195.1
(EEV) = 0,7 dan kendaraan bergerak lambat 06.45 - 07.00
07.00 - 07.15
106
96
210
178
90
102
2
4
106
96
142.5
146.5
2.4
4.8
250.9
127.3
(SMV) = 0,4. Kemudian volume masing-masing 07.15-07.30
07.30-07.45
50
38
142
114
124
98
3
3
50
38
159.5
126.5
3.6
3.6
93.1
48.1
76
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
Pada Senin, 3 Februari 2020. Terlihat pada 40 km/jam. Sedangkan kecepatan terendah
Grafik (gambar 8), terjadi peningkatan volume (kemacetan) terjadi pada pukul 15.00-15.15
arus lalu lintas pada pukul 12.00-13.45 dengan dengan kecepatan rata-rata 10.89 km/jam
arus lalu lintas mencapai sebesar 398.9smp/jam.
Analisis Model Greenshield
Perhitungan Kecepatan Rata-rata Lalulintas Perhitungan kapasitas lalu lintas meng-
Berdasarkan Hasil perhitungan kecepatan gunakan Analisis Hubungan Antara Volume,
rata-rata lalu lintas pada hari Senin tanggal 3 Kecepatan, dan Kepadatan pada hambatan
Februari 2020 di Kawasan Pendidikan tepatnya samping tinggi Model Greenshield, Senin, 3
jalan Jaksa Agung Soeprapto, diperoleh volume Februari 2020
lalu lintas yang dapat dilihat pada tabel 6.
06.30 - 06.45 11.7 14.7 24.9 20.9 19.7 22.6 30.5 24.1 20.43 18.54 20.807 100 4.81 17.30
06.45 - 07.00 10.9 18.7 24.3 19.5 20.9 22.6 27.54 29.54 25.43 35.43 23.484 100 4.26 15.33
07.00 - 07.15 11.7 14.7 14.8 20.9 19.7 22.43 19.5 24.54 31.54 29.93 20.974 100 4.77 22.16
07.15-07.30 9.9 10.4 10.9 10.7 20.43 18.34 21.43 23.23 21.54 24.32 17.119 100 5.84 26.03
07.30-07.45 9.9 9.7 10.9 8.9 10.4 9.9 10.3 10.1 9.6 8.7 9.84 100 10.16 41.59
07.45-08.00 8.8 11.2 10.2 11.6 10.2 10.9 12.9 12.9 10.5 11.9 11.11 100 9.00 37.40
08.00-08.15 9.9 10.9 10.2 9.9 10.2 12.2 10.4 12.3 9.9 8.9 10.48 100 9.54 34.35
08.15 - 08.30 11.7 14.7 14.8 11.2 10.2 12.3 10.3 13.2 11.2 9.9 11.95 100 8.37 30.13
08.30 - 08.45 9.9 10.4 10.9 10.7 11.2 11.6 11.9 11.21 10.1 10.3 10.821 100 9.24 33.27
08.45 - 09.00
.
9.9
.
9.7
.
10.9
.
8.9
.
10.4
.
9.9
.
10.3
.
10.1
.
9.6
.
8.7
..
9.84
.
100
.
10.16
.
36.59
.
Gambar 10. Grafik Greenshield hubungan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kecepatan dan kepadatan hambatan Samping
15.00-15.15 54.8 56.7 50.8 58.7 57.9 60.72 66.74 65.2 69.9 69.75 61.121 100 1.64 10.89 tinggi. Senin 3 Februari 2020
15.15-15.30 54.8 56.7 55.89 58.7 57.9 40.8 30.9 65.2 60.71 69.75 55.135 100 1.81 11.53
15.30-15.45 24.4 27.6 30.9 56.8 40.9 26.3 33.9 24.8 29.6 22.4 31.76 100 3.15 16.34
15.45-16.00 10.8 18.7 23.7 29.7 20.9 22.6 21.1 19.9 11.9 10.56 18.986 100 5.27 23.96
16.00-15.15 11.6 13.9 14.8 20.4 14.9 12.2 12.9 13.9 10.5 9.8 13.49 100 7.41 31.69
16.15-16.30
16.30-16.45
11.5
10.9
14.71
14.7
14.8
14.7
11.2
20.9
10.2
19.7
12.3
12.3
11.9
19.5
13.5
14.2
10.9
11.5
9.9
8.9
12.091
14.73
100
100
8.27
6.79
34.77
29.44
Hubungan Kecepatan (S) dan Kepadatan (D)
16.45-17.00 11.9 14.23 13.72 11.32 10.2 12.1 10.3 13.1 10.9 9.72 11.749 100 8.51 35.64 Hubungan kecepatan dan kepadatan pada
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Data yang telah diolah kemudian disajikan Model Greenshield didapat:
dalam bentuk grafik yang menunjukkan u = 18.572 – 0.1077 k
hubungan antara kecepatan lalu lintas rata-rata
dengan interval waktu per 15 menit. Berikut ini Hubungan Volume (V) dan Kepadatan (D)
merupakan presentasi data dalam bentuk grafik Hubungan volume dan kepadatan pada
pada hari Senin, 3 Februari 2020. hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Greenshield didapat:
q = 18.5712 k – 0.1077 k2
77
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
Hubungan Volume (V) dan Kecepatan (S) Kawasan Pendidikan Jalan Jaksa Agoeng
Hubungan volume dan kecepatan pada Soeprapto
hambatan samping tinggi menggunakan analisa
Model Greenberg didapat: Tabel 7. Rekapitulasi Kapasitas Menggunakan
q = 547.9537315 u e -0.197160883 Metode Greenshields, Greenberg, dan Underwood
Kecepatan pada saat volume maksimum Kelas
Model Linear
Greenshields
Model
Logaritmik
Model
Eksponensial
Periode Hambat Greenberg Underwood
= 31.985 km/jam tanggal
(/jam) an
Nilai Vmaks Nilai Vmaks Nilai Vmaks
Samping
Kapasitas (Vm)= 1022.418388 B dan A
(smp/ja
m)
B dan A
(smp/ja
m)
B dan A (smp/jam)
07.00-
B= 0.1077 B= 5.072 B= -0.01
08.00
senin TINGGI 800.6481 1022.418 744.44
14.00-
Analisis Model Underwood tanggal
3
17.00 A= 18.572 A= 31.985 A= 20.236
februari
Perhitungan kapasitas lalu lintas meng- 2020 08.00-
14.00
Sedang
B= 0.3096
1344.516
B= 14.03
1431.532
B= -0.012
1379.00
gunakan analisis hubungan antara volume, 07.00-
A= 40.805 A= 78.923 A= 44.982
78
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
Kawasan Barang dan Jasa Jalan H. B. Yassin pada hari jumat jam 12.00-13.00 dan 15.00-
17.00 dengan nilai B = -0.4915; A = 27.056;
Tabel 8. Rekapitulasi Kapasitas Menggunakan Vmaks = 372.3434 smp/jam. Sedangkan
Metode Greenshields, Greenberg, dan Underwood kapasitas pada saat hambatan samping sangat
Model Model
Periode
Kelas
Hambat
Model Linear
Greenshields
Logaritmik
Greenberg
Eksponensial
Underwood
rendah dengan R2 tertinggi terjadi pada hari
tanggal
(/jam) an
Samping
Nilai
B dan A
Vmaks
(smp/ja
Nilai
B dan A
Vmaks
(smp/ja
Nilai
B dan A
Vmaks
(smp/jam)
senin jam 06.30-12.00; dengan metode
m) m)
Jalan
H.B B= 0.229 B= 6.915 B= -0.021
greenshield dengan nilai B = -0.8308; A =
Yassin 14.00 - Tinggi 485.3924 500.7578 431.5751387
lajur
kiri
17.00
A= 21.086 A= 36.528 A= 24.636
45.024; Vmaks = 610.0026 smp/jam.
kamis
tanggal B= 0.3834 B= 9.281 B= -0.017
06.30 -
13 Sedang 705.3249 1021.113 761.4238834
14.00
februari
2020
Jalan 07.00-
A= 32.889 A= 52.908 A= 35.186
Analisa faktor penyesuaian hambatan
H.B 08.00 B= 0.2071 B= 9.083 B= -0.028
Yassin
lajur
16.00-
17.00
Tinggi
A= 21.091
536.9752
A= 44.193 433.4895 A = 29.91 392.9740745
samping (FCSF)
kanan
kamis
tanggal 08.00-
Sedang
B= 0.5204
536.9742
B= 13.09 B= -0.025 Pengaruh nilai FCSF diperoleh dari perban-
13 16.00;
februari
Jalan
A= 33.433 A= 62.247 559.564 A = 37.46 551.2305547 dingan antara kedua nilai kapasitas pada kondisi
B= 0.2686 B= 5.945 B= -0.021
H.B
Yassin
lajur
14.00 -
17.00
Tinggi 383.1003 517.5785 391.581388 hambatan samping tinggi dan hambatan samping
A= 20.288 A= 32.499 A= 22.353
kiri
Sabtu
B= 0.7027 B= 14.65 B= -0.031
rendah.
tanggal 06.30 -
15februa 14.00
Sedang 541.7655 558.1978 535.4069918
ri 2020 A= 39.023 A= 67.98 A= 45.117
Jalan 07.00-
H.B
Yassin
lajur
08.00
16.00-
Tinggi
B= 0.5289
329.6881
B= 4.646
1556.929
B= -0.025
397.6776759 Koefisien Hambatan Samping, FCSF =
17.00 A= 26.41 A= 31.66 A= 27.025
kanan
sabtu
tanggal 08.00-
16.00;
Sedang
B= 0.741
446.7474
B= 14.65
454.1217
B= -0.032
460.0562336
Dimana:
15
februari A= 36.389 A= 64.957 A= 40.018
C1 = Kapasitas jalan pada saat hambatan
samping tinggi
C2 = Kapasitas jalan pada saat hambatan
Dari hasil perhitungan, didapatkan samping rendah
kapasitas pada saat hambatan samping tinggi
dengan R2 tertinggi dengan metode greenshield Dari hasil perhitungan, didapatkan:
pada hari kamis jam 14.00-17.00 dengan nilai B
= -0.2071; A = 21.091; Vmaks = 536.9752 Untuk Kawasan Pendidikan:
smp/jam. Sedangkan kapasitas pada saat C1 = 800.648smp/jam
hambatan samping sangat rendah dengan R2 C2 = 1473.577smp/jam
tertinggi terjadi pada hari kamis jam 06.30- Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
14.00; dengan metode greenshield dengan nilai = 800.648/1473.577 = 0.54
B = -0.3834 A = 32.889, Vmaks = 705,3249 Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
smp/jam. koefisien hambatan samping ruas Jalan Jaksa
Agung Soeprapto = 0,54. Yang artinya kapasitas
Kawasan Peribadatan Jalan Hi. A.R. Konio pada ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun
Bsc 46% akibat pengaruh hambatan samping di
sepanjang segmen jalan.
Tabel 9. Rekapitulasi Kapasitas Dengan
Menggunakan Metode Greenshields, Greenberg, dan
Underwood Untuk Kawasan Barang Dan Jasa:
Model Linear
Model Model
C1 = 536.9752smp/jam
Kelas Logaritmik Eksponensial
tanggal
Periode Hambat
Greenshields
Greenberg Underwood C2 = 705.3249smp/jam
(/jam) an
Samping
Nilai Vmaks
(smp/ja
Nilai Vmaks
(smp/ja
Nilai Vmaks
Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
B dan A B dan A B dan A (smp/jam)
m) m)
12.00- B = 0.9013 B= 14.96 B= -0.066
= 536.9752/ 705,3249 = 0.76
Jalan 13.00
Hi. A. R. 15.00- Tinggi
Konio A = 30.913
265.0653
A= 56.847
245.9955
A= 38.095
212.3388987 Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
16.00
Bsc
senin 06.30-
B = 0.8308 B= 13.4 B= -0.032
koefisien hambatan samping ruas Jalan H. B.
171 12.00
Sedang
februari 16-.00 -
17.00 A = 45.024
610.0026
A= 67.916
783.3761
A= 51.044
586.8136936
Yasin = 0,76. Yang artinya kapasitas pada ruas
Jalan
12.00-
13.00 B = 0.4915 B= 10.77 B= -0.028 jalan H.B yasin turun 24% akibat pengaruh
Tinggi 372.3434 361.5212 377.5625536
Hi. A. R. 15.00-
Konio 16.00
A = 27.056 A= 48.611 A= 28.737 hambatan samping di sepanjang segmen jalan.
Bsc
06.30-
jumat B= 0.641 B= 13.78 B= -0.031
12.00
21 Sedang 535.4043 563.0553 515.7907107
16-.00 -
februari
17.00 A = 37.051 A= 64.906 A= 43.464 Untuk Kawasan Peribadatan:
C1 = 372.3434smp/jam
C2 = 610.0026smp/jam
Dari hasil perhitungan, didapatkan Maka, Koefisien Hambatan Samping (FCSF)
kapasitas pada saat hambatan samping tinggi = 372.3434/ 610.0026 =0.61
dengan R2 tertinggi dengan metode greenshield
79
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai lalu lintas mencapai sebesar 146.25 smp/jam
koefisien hambatan samping Jalan Hi. A. R. dan kecepatan rata-rata yang terjadi berkisar
Konio Bsc = 0,61. Yang artinya kapasitas pada antara 10 – 32 km/jam. Kecepatan Tertinggi
ruas Jalan Hi. A. R. Konio Bsc turun 39% terjadi pada pukul 09.30-09.45 dengan
akibat pengaruh hambatan samping di kecepatan rata-rata 32 km/jam. Sedangkan
sepanjang segmen jalan. kecepatan terendah (kemacetan) terjadi pada
pukul 12.00.12.15 dengan kecepatan rata-
rata 10.871 km/jam.
Tabel 10. Rekapitulasi koefisien hambatan samping, 2. Pada kawasan Pendidikan, kelas hambatan
kapasitas pada masing-masing lokasi/ kawasan samping tertinggi pada rabu, 3 Februari 2020
penelitian terjadi pada jam 07.00-08.00, 15.00-17.00
Koefisien hambatan Kapastas
dengan frekuensi berbobot per jam masing-
Lokasi C1 C2
samping Turun masing 339.2, 564 dan 347 (kelas hambatan
smp/jam smp/jam %
samping tinggi), sedangkan hambatan
samping terendah terjadi pada jam 06.30-
Kawasan
Pendidikan Jl. Jaksa 800.648 1473.577 0.54 46%
07.00, 08.00-09.00 dengan masing-masing
Agung Soeprapto bobot per jam 295 dan 220.2. sementara pada
kawasan barang dan jasa, kelas hambatan
Kawasan Barang
Dan jasa Jl H.B 536.975 705.3249 0.76 24% samping tertinggi pada kamis, 13 Februari
Yassin 2020 terjadi pada jam 14.00-17.00 dengan
Kawasan frekuensi berbobot per jam masing-masing
Peribadatan Jl A.R 372.343 610.0026 0.61 39%
Konio
334.8, 355 dan 319.1 (kelas hambatan
samping tinggi), sedangkan hambatan
samping terendah terjadi pada jam 06.30-
07.00, 10.00-11.00 dengan masing-masing
PENUTUP bobot per jam 91 dan 177,1.Pada kawasan
peribadatan, kelas hambatan samping
Kesimpulan tertinggi pada jumat, 12 Februari 2020 terjadi
1. Pada kawasan Pendidikan yakni pada pada jam 12.00-13.00 dan 15.00-16.00
tanggal 03 Februari 2020 terjadi peningkatan dengan frekuensi berbobot per jam masing-
volume arus lalu lintas pada pukul 12.00- masing 305.2 dan 313.8 (kelas hambatan
13.45 dengan arus lalu lintas mencapai samping tinggi), sedangkan hambatan
sebesar 398.9 smp/jam dan kecepatan rata- samping terendah terjadi pada jam 06.30-
rata yang terjadi berkisar antara 5 – 40 11.00 dengan masing-masing bobot per jam
km/jam. Kecepatan tertinggi terjadi pada 39,4, 103,2,96.6, 77.8 dan 70.
pukul 09.15-09.30 dengan kecepatan rata- 3. Pada kawasan Pendidikan, Perbandingan
rata 40 km/jam. Sedangkan kecepatan hambatan samping rendah dan hambatan
terendah (kemacetan) terjadi pada pukul samping tinggi berdasarkan hasil survey
15.00-15.15 dengan kecepatan rata-rata dengan menggunakan metode Greenshields,
10.89 km/jam. Sementara Pada kawasan Greenberg, dan Underwood sebesar 0,54.
barang dan jasa yakni pada tanggal 13 Yang artinya kapasitas pada ruas jalan Jaksa
Februari terjadi peningkatan volume arus Agung Soeprapto turun 46% akibat
lalu lintas pada pukul 08.30-08.45 dengan pengaruh tata guna lahan yang menjadi
arus lalu lintas mencapai sebesar 182.45 hambatan samping di sepanjang segmen
smp/jam pada 1 jalur dan kecepatan rata- jalan.Pada kawasan barang dan jasa,
rata yang terjadi berkisar antara 5 – 30 Perbandingan hambatan samping rendah dan
km/jam. Kecepatan Tertinggi terjadi pada hambatan samping tinggi berdasarkan hasil
pukul 07.30-07.45 dengan kecepatan rata- survey dengan menggunakan metode
rata 30 km/jam. Sedangkan kecepatan Greenshields, Greenberg, dan Underwood
terendah (kemacetan) terjadi pada pukul sebesar = 0,76. Yang artinya kapasitas pada
15.00-15.15 dengan kecepatan rata-rata ruas jalan Jaksa Agung Soeprapto turun
5.2362 km/jam. Pada kawasan peribadatan 24% akibat pengaruh tata guna lahan yang
yakni pada hari jumat tanggal 21 Februari menjadi hambatan samping di sepanjang
2020 terjadi peningkatan volume arus lalu segmen jalan. Pada kawasan peribadatan,
lintas pada pukul 10.45-11.00 dengan arus Perbandingan hambatan samping rendah dan
80
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Direktorat Jendral Bina
Marga, Jakarta
Gamran, R., Jansen, F., Paransa, M. J., 2015. Analisa Perbandigan Perhitungan Kapasitas
Menggunakan Metode Greenshields, Greenberg, Underwood terhadap Perhitungan
Kapasitas Menggunakan Metode MKJI 1997, Jurnal Sipil Statik, Vol.3 No.7 Juli 2015 (466-
474). ISSN 2337-6732. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Hartigo, 2010. Integrasi Sebaran Lokasi SMP dan Sebaran Permukiman di Kota Pati, Mr UPT
Perpustakaan 2.
Hidajati, N., 2010. Pendekatan Volume Lalu Lintas pada Setiap Perempatan dengan Metode Eselon
Baris Tereduksi, WAKTU, 08.
Hobbs, F. D. 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Jayadinata, 2002. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Perdesaan, Perkotaan, dan Wilayah, Institut
Teknologi Bandung.
Marunsenge, G. S., Timboeleng, J. A., Elisabeth, L., 2015. Pengaruh Hambatan Samping terhadap
Kinerja pada Ruas Jalan Panjaitan (Kelenteng Ban Hing Kiong) dengan Menggunakan
Metode MKJI 1997, Jurnal Sipil Statik, Vol 3 No 8. Agustus 2015 (571-582), ISSN 2337-
6732. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Morlok, Edward K., 1991. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit Erlangga,
Jakarta
Setiawan, E., 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Available at: https://kbbi.web.id/tata.
Tamin, Ofyar., 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Penerbit ITB, Bandung.
81
Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.10 No.1, Mei 2020 (69-82), ISSN: 2087-9334
Umar, F., 2018. Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan dengan Rel Kereta Api terhadap
Karakteristik Lalu Lintas (Studi Kasus: Perlintasan Kereta Api Jalan Bung Tomo
Surabaya). 17 AGUSTUS 1945. Available at: http://repository.untag-sby.ac.id/id/eprint/737.
82