Mahmud
Teknik Transportasi Pascasarjana
Universitas Muslim Indonesia
mahmudpabo@ymail.co m
Pembimbing :
1. Ir. H. Lambang Bansri Said, MT,Ph.D
2. Ir. Dr. Hj. St. Maryam Hafram, MT
Abstrak
Hambatan samping merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalulintas yang dapat
mempengaruhi tingkat kinerja pelayanan suatu jalan. Hambatan samping dinyatakan sebagai interaksi
antara arus lalulintas dengan aktivitas dipinggir jalan yang berkaitan dengan tata guna lahan disepanjang
jalan Kemakmuran Kota Pangkep yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besar kecilnya
kapasitas efektif jalan, begitu juga sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Untuk
mengkaji penggunaan lahan dan jaringan jalan terhadap karakteristik ruas jalan Kemakmuran. 2). Untuk
menganalisis faktor-faktor hambatan samping terhadap tingkat pelayanan ruas jalan Kemakmuran Kota
Pangkep. Perkembangan tata guna lahan kota Pangkep berawal dari perkembangan inti sebagai pusat
aktivitas kota, berkembang ke arah fungsi-fungsi pendukung lainnya dan menyebar mengisi lahan-lahan
yang belum intensif penggunaannya. Tata guna lahan pada ruas jalan ini bervariasi penggunaannya
seperti perumahan, SPBU, kegiatan perdagangan dan perkembangan kegitan sektor informal (warung
makan). Jaringan jalan terhadap moda angkutan yang berada atau lewat di Jalan Kemakmuran sangat
beragam, seperti becak, motor, truk, mobil angkutan umum dan kendaraan pribadi. Akibatnya terjadi
percampuran yang menyebabkan adanya perlambatan, khususnya pada moda becak. Bahwa hambatan
samping memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kinerja jalan di wilayah studi Jalan
Kemakmuran dengan rata-rata sebesar 17,28%. Dengan demikian, hambatan samping di jalan
Kemakmuran memberikan kontribusi bagi menurunnya tingkat pelayanan Jalan Kemakmuran sebagai
akibat aktivitas guna lahan di sekitarnya. Jalan Kemakmuran difungsikan sebagai Jalan Arteri Primer, hal
tersebut sudah tidak sesuai dengan peruntukannya sehingga pada saat ini Jalan Kemakmuran sudah tidak
dapat disebut sebagai Jalan Arteri Primer.
Abstract
Resistance from other side to represent one of cause the happening stuck of traffic able to influence
service performance level on road. Resistance from other side to be expressed as interaction between
current of traffic with roadside activity related arranging to utilize land alongside kemakmuran of pangkep
having influence which is significant to big the so small effective capacities of road, so also on the contrary.
smaller of road capacities will cause performance / mount service of road become progressively lower.
Target of this research shall be as follows: 1). To study usage of network and area walke to kemakmuran
streets characteristic. 2). For analysing resistance factors from other side to level service of joint streets
kemakmuran of Pangkep. Growth arrange to utilize town farm of Pangkep early from growth of core as
town activity center, expanding up at other supporter functions and disseminate to fill area which not yet
intensive its use., commercial activity and growth activity of informal sector (booth Arrange to utilize area
this joint streets vary its use like housing, SPBU eat). Network walke to moda transportation of residing in
or pass on Road kemakmuran very immeasurable, like pedicab, motor, truck, publik transport car and
vehicle of person. As a result happened mixing causing the existence of deceleration, specially at pedicab
moda. That resistance from other side to give big enough contribution to performance walke study region
Kemakmuran street with mean equal to 17,28%. Thereby, resistance from other side in Kemakmuran
street give contribution to decrease level it service of Kemakmuran Street as effect of activity utilize farm
around him. Kemakmuran street functioned as Road Artery Primary, the mentioned have disagree with
allotment of so that at the moment Kemakmuran street have cannot be conceived of Road Artery Primary.
1
PENDAHULUAN
2
PUSTAKA DAN METODE
Berdasarkan sifat dan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan [26],
fungsi jalan dibedakan sebagai berikut: 1). Jalan arteri primer menghubungkan
Kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. b). Jalan arteri sekunder yaitu jalan
yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu atau
3
menghubungkan kawasan sekunder kesatu lainnya, menghubungkan kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. c). Jalan kolektor primer,
yaitu jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua
lainnya, atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga. d). Jalan Kolektor
sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan dengan kota jenjang kedua dengan
kota jenjang kedua lainnya, atau antara pusat jenjang kedua dengan ketiga. e).
Jalan lokal primer, yaitu jalan yang menghubungkan persil dengan kota pada
semua jenjang. f). Lokal sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan pemukiman
dengan semua kawasan sekunder. Jalan kolektor primer dalam kota dirancang
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 km/jam, lebar badan jalan
tidak kurang dari 7 meter, Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi
secara efesien. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu,
marka jalan serta dianjurkan tersedia jalur khusus untuk sepeda dan kendaraan
Tingkat Pelayanan
waktu[17]. Dalam menghitung volume jam dipilih pada waktu tertentu untuk
menggambarkan kondisi lalu lintas maksimal yang melewati jalan yang
dimaksud. Tingkat pelayanan suatu jalan telah pula didefinisikan menjadi dua
kondisi ; pertama, tingkat pelayanan tergantung pada rasio antara volume
dengan kapasitas, kedua yaitu tingkat palayanan tergantung fasilitas dimana hal
ini sangat tergantung dari jenis fasilitas pada ruas jalanan [22].
4
Volume Lalu lintas
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Waktu Penelitian
6
ditempatkan pada suatu titik yang dianggap paling padat dengan jarak
pengamatan 200 meter.
TEKNIK ANALISI DATA
PEMBAHASAN
7
akan menuju terminal kota Pangkep (RTRW 2010-2015). Disamping itu, Jalan
Kemakmuran merupakan salah satu jalur utama yang menghubungkan kota
Pangkep dengan kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kemacetan menjadi salah satu
permasalahan utama jalur tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kondisi pelayanan
yang buruk yang dipicu oleh hambatan samping akibat aktivitas sepanjang sisi
jalan, tingginya volume kendaraan, menyempitnya badan jalan akibat aktivitas
pinggir jalan, bahkan ramainya aktivitas perempatan jalan.
Penggunaan lahan di ruas Jalan Kemakmuran didominasi aktivitas
perkantoran, perdagangan dan jasa. Disamping itu, aktivitas Rumah Makan dan
PKL yang berkembang di sepanjang ruas Jalan Kemakmuran dan di sepanjang
trotoar, aktivitas parkir, pejalan kaki yang menggunakan sebagian badan jalan
sehingga dapat menyebabkan lalu lintas terhambat. Fungsi-fungsi aktivitas di sisi
Jalan Kemakmuran yang berpotensi menimbulakn bangkitan lalu lintas yang
besar adalah perkantoran, pertokoan proyek, Rumah Makan (PKL), Kantor
Perbankan. Fungsi-fungsi tersebut merupakan karakteristik guna lahan Jalan
Kemakmuran yang tidak pernah sepi dari aktivitas.
Kondisi transportasi di Jalan Kemakmuran dipengaruhi oleh titik-titik
pelayanan transportasi dan merupakan jalan Nasional sangat potensial dalam
membangkitkan aktivitas disamping fungsi perkantoran, perdagangan dan jasa
Kondisi fisik Jalan Kemakmuran secara umum dalam kondisi baik, hanya di oprit
jembatan pangkajene terjadi penyempitan akibat terhambat dengan pembebasan
lahan belum selesai. Lebar efektif bahu jalan kurang lebih 10 meter. Sarana jalan
yang ada adalah trotoar di sisi kiri-kanan jalan tidak ada. Lahan parkir tidak
disediakan oleh tiap-tiap fungsi yang ada seperti Rumah Makan, PKL,
perkantoran proyek, tempat perbelanjaan di sisi kiri dan kanan jalan. Jalan
Kemakmuran merupakan jalan yang memiliki peran penting dalam
perkembangan kota Pangkep pada umumnya. Di sisi jalan ini terdapat fungsi
utama yaitu pusat pemerintahan kota Pangkep. Fungi-fungsi aktivitas lain yang
menyertai perannya sebagai pusat pemerintahan adalah fungsi pengembangan
transportasi dan kawasan perdagangan dan jasa.
Penggunaan lahan di sisi Jalan Kemakmuran sangat intensif untuk
perdagangan dan jasa serta kompleks perkantoran. Disamping itu lahan di sisi
jalan ini sangat intensif bagi kegiatan perumahan. Berdasarkan data tahun 2010,
perbandingan antara lahan terbangun dan tidak terbangun adalah 96%
berbanding 4%. Hal ini menimbulkan bahwa intensifikasi penggunaan lahan di
sisi Jalan Kemakmuran sangat tinggi. Sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai
8
pusat kegiatan utama kota Pangkep, jumlah tersebut sangat wajar mengingat
nilai lahan sangat tinggi di kawasan-kawasan seperti ini.
Sisi Jalan Kemakmuran menurut tata ruang kota Pangkajene dan
Kepulauan difungsikan sebagai kawasan pusat pemerintahan. Kondisi eksisting
di lapangan menunjukkan adanya fungsi yang didominasi oleh rumah
makan,perkantoran, perdagangan barang dan jasa.
Aktivitas ekonomi masyarakat di sisi Jalan Kemakmuran sangat
dipengaruhi oleh fungsi-fungsi tersebut di atas. Aktivitas tersebut bertujuan untuk
melayani kebutuhan masyarakat kota Pangkep pada umumnya. Mata
pencaharian penduduk didomonasi oleh pedagang, penyedia layanan jasa, dan
sektor informal. Kondisi seperti ini mengakibatkan penggunaan lahan sangat
intensif bagi aktivitas perkantoran, perdagangan dan jasa, dan kegiatan informal
perkotaan, seperti kaki lima, layanan ojek, becak, dll.
Aktivitas penduduk yang beragam dengan mobilitas yang tinggi serta
kondisi perekonomian yang berbeda-beda mengakibatkan munculnya aktivitas di
sektor informal yang ada di sisi Jalan Kemakmuran adalah Rumah makan,
pedagang kaki lima (PKL), dan penyedia jasa transportasi tradisional (becak dan
ojek). Bahkan di ruas Jalan Kemakmuran di depan Rumah Makan, kompleks
Pertokoan proyek, PKL, Kantor Kantor Perbankan, aktivitas di sektor informal
tersebut sangat mengganggu aktivitas pergerakan menerus. Badan jalan yang
ada di manfaatkan untuk kegiatan informal pedagang kaki lima (PKL).
Faktor-faktor tersebut di atas menyebabkan kemacetan-kemacetan di
beberapa titik rawan. Titik-titik rawan kemacetan di jalan Kemakmuran tersebut
adalah : 1). Kemacetan di depan rumah makan dan pedagang kaki lima (PKL),
yang dikarenakan a). Banyak mobil angkutan umum yang berhenti untuk menaik-
turunkan penumpang. Sedangkan di sisi lain jumlah kendaraan yang melewati
jalan tersebut cukup banyak. Kemacetan terjadi khususnya pada jam-jam
puncak, yaitu pagi sekitar jam 07.00–08.00 wita pergi bekerja dan sore hari
antara pukul 16.00–20.00 wita. b). Ruas jalan Kemakmuran di depan warung
makan masih banyak kendaraan parkir sehingga menyebabkan lebar jalan yang
dilewati semakin sempit, sementara kendaraan yang melewati cukup banyak. c).
Moda angkutan yang berada atau lewat di Jalan Kemakmuran sangat beragam,
seperti becak, motor, truk, mobil angkutan umum dan kendaraan pribadi.
Akibatnya terjadi percampuran yang menyebabkan adanya perlambatan,
khususnya pada moda becak. d). Terdapat persimpangan jalan yang menuju
Pasar sentral pangkajene dari permukiman, apabila melintasi atau melewati jalan
9
Nasional. Akibatnya terjadi antrean mobil di jalan tersebut yang menyebabkan
mobil yang akan melewati jalan Kemakmuran terjadi kemacetan. 2). Kemacetan
di kompleks pertokoan ‘proyek’ yang disebabkan oleh ; a). Kurangnya lahan
parkir yang tersedia khususnya di sepanjang depan kawasan pertokoan ini.
Karena banyaknya kendaraan serta kurangnya lahan parkir, menyebabkan
beberapa mobil parkir dengan sistem bertumpukan. Kondisi parkir seperti ini
menyebabkan badan jalan efektif semakin berkurang dan terjadi perlambatan. b).
Tidak teraturnya moda angkutan umum menaikturunkan penumpang. Kondisi ini
ikut diperparah dengan keberadaan becak/bentor yang biasanya mengikuti
angkutan umum yang akan menurunkan penumpang. Di kompleks ini
becak/bentor beroprasi sepanjang hari dan malam hari. Hal ini ikut membuat
kemacetan di kompleks ini bertambah parah. c). Adanya persimpangan jalan
yang menuju Pasar dan permukiman, setiap persimpangan menyebabkan jalan
ini dipenuhi oleh antrean moda angkutan. Antrian mobil ini menutupi jalan
Kemakmuran, sehingga kendaraan yang melewati jalan Kemakmuran kesulitan
untuk meneruskan pergerakan menerus. d). Kemacetan di depan Bank BNI,
Bank.Sul-Sel, Alpha Midi dan Terminal. Kemacetan di kawasan ini terjadi hampir
setiap saat di siang hari hingga malam hari pukul 20.00. kemacetan terparah
terjadi pada pukul 06.00–09.00 dan sore antara pukul 16.00–19.00 wita. e).
Badan jalan yang semakin sempit akibat trotoar sebagian digunakan parkir becak
atau bentor sehingga menyebabkan para pejalan kaki menggunakan badan
jalan. Kondisi ini tentu saja menyebabkan mobil pribadi serta angkutan umum
yang ingin menuju terminal terhambat. f). Banyak beroperasinya becak dan
bentor. Becak dan bentok ini sering seenaknya menggunakan jalan, baik itu
searah jalan maupun berlawanan dengan arah jalan apabila beroprasi. Antrean
becak yang menunggu penumpang turut menambah kemacetan di jalan.
HASIL
Hasil analisis dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :
10
penyebrang menuju samping jalan, dan
melintasnya kendaraan lambat.
1 2 3
2 Penggunaan badan jalan Jalan Kemakmuran yang pada
untuk parkir kendaraan umumnya tidak memiliki tempat parkir
khusu yang memadai untuk tiap
aktivitas guna lahannya. Parkir
dilakukan secara on street.
3 Penggunaan badan jalan Berupa pemotongan arus lalu lintas
untuk aktivitas menaik- akibat kendaraan menaik-turunkan
turunkan penumpang dan penumpang angkutan umum dan
barang. barang dari kendaraan angkutan
barang. Tidak adanya fasilitas halte
angkutan dan tempat khusus untuk
bongkar-muat barang menjadikan
aktivitas tersebut berlangsung di tepi
jalan.
4 Aktivitas pejalan kaki dan Berupa aktivitas pejelan kaki yang
pedagang kaki lima sering tidak memanfaatkan trotoar
akibat trotoar banyak yang beralih
fungsi menjadi tempat kegiatan
informal seperti PKL. Kedekatan fungsi-
fungsi aktivitas yang menimbulkan
bangkitan pergerakan yang besar
menyebkan angka pejalan kaki di jalan
Kemakmuran cukup tinggi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Kabupaten Pangkep dalam Angka 2014, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Pangkep, Pangkep.
13
Botha NAG, 2004, Studi Tingkat Pelayanan Jalan Arteri dan Kolektor (Kasus:
Jalan M. Hatta dan A.Yani, Kota Kupang, Propinsi Nusa
Tenggara Timur), Tesis Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Hobbs, 1995, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua Gajah Mada
University Press.Jogyakarta.
Lambang B. Said, 2009, Studi Penataan Lalu Lintas Pada Beberapa Ruas dan
Simpang Jalan Kota Makassar, Laporan Riset, Pusat Studi
Transportasi, Lembaga Penelitian UMI, Makassar.
14
Morlock, E.K., 1991, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga,
Jakarta.
Oglesby,Clarkson HR, Garrry Hicks. 1993. Teknik Jalan Raya, Jilid I Edisi
keempat. Jakarta, Erlangga.
Rosytawati, N.N. 2004. Analisis Karakteristik dan Konflik Pejalan Kaki dan Arus
Lalu Lintas (Studi Kasus di Ruas Jalan Sulawesi, Denpasar).
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar.
Siti Anugrah Mulya Putri Ofrial, (2013), “Analisis Pengaruh Hambatan Samping
Terhadap kinerja Lalu lintas Di jalan Raden Inten Bandar
Lampung”, Teknik Sipil Universitas Lampung,
Tamin O.Z, dkk, 2000, Jurnal Sistem Trasnportasi Perkotaan Terpadu Di wilayah
Bandung Raya, Bandung
Usman Latif dkk, 2005, Modul Praktikum Statistik dan Probabilitas, Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar
Warpani W.P, 2002, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung
15