Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

STUDI PENGARUH PASAR PAGI PARAK LAWEH


TERHADAP KINERJA RUAS JALAN PARAK LAWEH

Diajukan untuk persyaratan guna memperoleh gelar

Sarjana teknik perencanaan wilayah dan kota

Strata satu (S1)

Oleh:

Rizki afif fazrin

1610015311042

Pembimbing : Fidel Miro,S.E,MSTr

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2021
PROPOSAL TUGAS AKHIR

1. Latar Belakang Masalah


Jalan raya merupakan salah satu prasarana bagi kelancaran lalu-lintas. Semakin
pesatnya pembangunan suatu kota, maka semakin meningkat volume lalu-
lintasnya. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan penduduk
sehingga mampu mempunyai kendaraan pribadi.Semakin meningkatnya jumlah
kepemilikan kendaraan akan meningkatnya volume lalu lintas sehingga
menimbulkan kemacetan lalu lintas yang dapat mempengaruhi kualitas dari
pelayanan suatu jalan.
Arus lalu lintas dijalan raya merupakan bagian dari aktivitas transportasi,
transportasi dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
tempat lain, diaman di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat
berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005).
Mengingat jalan merupakan salah satu unsur prasarana yang penting, maka
ruas jalan tersebut harus memberikan pelayanan terbaik yang dapat diukur dengan
kinerja Jalan. Oleh karena itu kinerja ruas jalan perlu diperhatikan. Kinerja ruas
jalan dapat didefinisikan, sejauh mana kemampuan jalan menjalankan fungsinya.
Tingkat pelayanan jalan dalam mengakomodasi kebutuhan akan pergerakan dapat
dinyatakan dengan parameter kapasitas jalan atau dengan kecepatan lalulintas di
jalan tersebut. Kapasitas jalan adalah arus lalulintas maksimum yang dapat
dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi tertentu (MKJI, 1997).
Kemacetan lalu lintas bisa terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah
penduduk, dan jumlah kendaraan yang semakin bertambah dari tahun ke tahun
sedangkan ruas jalan yang ada atau tersedia tidak mampu menampung kendaraan
yang melintas (Mustikarani, 2016).
Kemacetan lalu lintas terjadi pada kondisi lalu lintas di jalan raya mulai tidak
stabil, kecepatan kendaraan menurun relatif cepat akibat adanya hambatan yang
timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil. Lalu lintas tergantung pada kapasitas
jalan, dimana banyaknya kendaraan yang ingin bergerak tetapi kapasitas jalan
yang tidak bisa menampung kendaraan yang melintas pada ruas jalan maka lalu
lintas yang ada akan terhambat bahkan bisa berhenti total (Rozari & Wibowo,
2015)
Aktivitas-aktivitas yang membutuhkan pergerakan tentunya membutuhkan
ruang dan waktu, oleh sebab itu pergerakan mempunyai asal dan tujuan tertentu
yang akhirnya menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu-lintas. Dengan demikian
pemusatan aktivitas komersil seperti perdagangan dan jasa disatu sisi akan
berdampak pada ketidakseimbangan bangkitan dan tarikan pergerakan yang akan
menyebabkan gangguan kemacetan lalu-lintas pada suatu kawasan (Wijanarko &
Mohammad, 2017)
Kemacetan lalu lintas sendiri dapat dipahami sebagai aktibat dari adanya
kegiatan penduduk atau aktifitas ekonomi yang terjadi. Kemacetan lalu lintas
yang terjadi sudah sangat mengganggu aktivitas penduduk. Kemacetan akan
menimbulkan berbagai dampak negatif, baik terhadap pengemudi maupun
ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraan,
kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu juga akan
menimbulkan dampak negatif ditinjau dari segi ekonomi berupa kehilangan
waktu karena waktu perjalanan yang lama. Selain itu, timbul pula dampak
negative terhadap lingkungan yang berupa peningkatan polusi udara serta
peningkatan gangguan suara kendaraan.
Kota Padang sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat memiliki luas wilayah
administratif 694,96 km² setara dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatera Barat
dengan kondisi geografi berbatasan laut dan dikelilingi perbukitan yang mencapai
ketinggian 1.853 mdpl. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Padang
tahun 2019 Kota Padang memiliki jumlah penduduk sebanyak 950.871 jiwa yang
tersebar di 11 kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan.
Sebagai pusat pengembangan atau Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di
Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat
karena Kota Padang merupakan simpul pergerakan bagi kota-kota yang ada di
Provinsi Sumatera Barat. Adanya Pelabuhan Laut Internasional Teluk Bayur dan
Bandar Udara Internasional Minangkabau merupakan potensi tersendiri bagi Kota
Padang dalam memajukan perekonomian karena Bandar Udara Internasional
Minangkabau dan Pelabuhan Teluk Bayur berfungsi sebagai pintu gerbang antar
pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor dari dan ke
Sumatera Barat sehingga menyebabkan terjadinya banyak aktivitas didalam kota.
Tingginya aktivitas masyarakat mengakibatkan penggunaan sarana
transportasi juga ikut meningkat khususnya peningkatan jumlah angkutan pribadi
dan angkutan umum. Permasalahannya adalah peningkatan jumlah kendaraan
tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas ruas jalan, akibatnya menimbulkan
keresahan bagi masyarakat seperti kemacetan lalu lintas yang dapat merugikan
biaya dan waktu.
Jalan Parak Laweh merupakan salah satu jalan yang mempunyai peranan
penting dalam mendukung perkembangan sektor-sektor perdagangan. Mengingat
jalan Parak Laweh juga merupakan jalan yang menghubungkan 3 kelurahan yaitu
Kel.Parak Laweh Pulau Air Nan XX, Kel.Pampangan Nan XX, dan Kel.Banuaran
Nan XX. namun jalan Parak Laweh juga tidak lepas dari masalah kemacetan yang
diakibatkan oleh aktivitas pasar pagi parak laweh yang menggunakan ruas jalan
sebagai lahan berjualan dan juga area parkir. Ditambah lagi oleh aktivitas yang
dapat menyebebkan kemacetan diantaranya orang yang berangkat kerja,
berangkat kesekolah, dan keperluan lainnya yang biasa terjadi pada pagi hari
bertepatan dengan aktivitas Pasar Pagi Parak Laweh.
Pasar Pagi Parak Laweh berdiri pada pertengahan tahun 2006 yang diawali
dari berkumpulnya para pedagang keliling atau pedagang garendong yang biasa
berjualan di komplek perumahan Parak Laweh. Dengan semakin banyak
pelanggan, pedagang keliling ini akhirnya mencoba berjualan di gang atau
simpang perumahan yang memicu pedagang lain untuk berjualan disana sehingga
terciptalah Pasar Pagi Parak Laweh ini.
Pasar ini berada di pinggir jalan raya Parak Laweh yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas sehingga kehadiran Pasar Parak Laweh ini membawa
dampak positif dan negatif bagi masyarkat.
Kemacetan lalu lintas tidak bisa dihindari di ruas jalan Parak Laweh depan
pasar pagi. Penyebabnya, pedagang menggelar dagangan sampai ke bahu jalan
dan diperparah pengunjung pasar kerap memarkir kendaraan sembarangan.
Berikut juga aktivitas pasar yang bersinggungan langsung dengan badan jalan
seperti kegiatan yang berkaitan langsung dengan aktivitas pasar seperti bongkar-
muat barang dan proses naik-turun angkutan umum dan pengunjung pasar yang
berinteraksi langsung dengan lalu-lintas kendaraan di ruas jalan. Untuk lebih
jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1 Kemacetan di ruas jalan


Sumber : Hasil Survey 2021
Gambar 2 Kendaraan parkir dibadan jalan
Sumber : Hasil survey 2021
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa badan jalan digunakan sebagai
tempat parkir pengunjung pasar.

Gambar 3 Angkot berhenti menaikan dan menurunkan penumpang


Sumber : Hasil survey 2021
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa angkot berhenti cukup lama
untuk menurunkan dan menaikan penumpang dibadan jalan sehingga terhentinya
arus lalu lintas.
Untuk dapat menyeselaikan permasalahan yang terjadi pada ruas Jalan Parak
Laweh diperlukan studi identifikasi kemacetan sebagai dasar untuk mengetahui
penyebab dan tingkat kemacetan sebagai dasar dalam memecahkan permasalahan
yang ada.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang terjadi di jalan Parak
laweh tersebut, maka perlu diketahui bagaimana kinerja Ruas Jalan Parak Laweh
akibat adanya Pasar Pagi Parak Laweh ?
3. Tujuan dan Sasaran
3.1 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Pasar Pagi Parak Laweh terhadap kinerja ruas jalan Parak Laweh

3.2 Sasaran
Untuk tahap selanjutnya yaitu sasaran dari penelitian ini adalah sebagai
berikut
• Teridentifikasinya kinerja ruas jalan Parak Laweh akibat adanya pasar
pagi Parak Laweh
• Teridentifikasinya pengaruh hambatan samping pada kinerja ruas Jalan
Parak Laweh depan pasar pagi Parak Laweh.

4. Batasan Masalah

Penelitian ini mempunyai ruang lingkup dan batasan masalah sebagai


berikut:
1. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada lokasi studi yaitu pada ruas
jalan Parak Laweh tepatnya di depan pasar pagi Parak Laweh.
2. Kinerja jalan yang dibahas dibatasi pada kemampuan dari suatu ruas
jalan dalam melayani arus lalu lintas (pergerakan) yang terjadi pada ruas
jalan tersebut, dimana menurut MKJI 1997, kinerja jalan di tentukan
oleh derajat kejenuhan (Degree of Saturation, DS).
3. Data primer yang dikumpulkan yaitu data yang diambil pada jam puncak
dan hari sibuk berupa data volume lalu lintas dan hambatan samping
yang mempengaruhi penurunan kinerja ruas jalan yang dilakukan selama
12 jam terhitung dari pukul 06.00-18.00 Wib.
5. Ruang Lingkup
5.1 Ruang Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah studi yang akan diteliti ialah Ruas Jalan Parak Laweh yang
memiliki status sebagai jalan kota yang memiliki panjang 1 Km dan merupakan
jalan lokal primer yang berada pada Kelurahan Parak Laweh Pulau Air Nan XX
Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang. Adapun ruang lingkup wilayah studi ini
dibatasi diruas jalan Parak Laweh, dengan batasan ruas jalan Parak laweh depan
Pasar Pagi Parak laweh. Ruang lingkup studi ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Peta Wilayah Studi.


5.2 Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
menganalisis pengaruh pasar pagi Parak Laweh terhadap kinerja lalu lintas di
ruas Jalan Parak Laweh dengan panjang pengamatan yaitu 200m dan hambatan
samping yang terjadi akibat adanya aktivitas pasar pagi Parak Laweh.

6. Metode Penelitian
Metodologi studi ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sumber data dan metode
analisis.

6.1 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dibagi ke dalam 2 (dua)
kegiatan, adalah sebagai berikut :
1. Survey Primer
Survey primer yaitu pemerolehan data yang didapat langsung dari
hasil survey lapangan dengan cara mengamati objek yang menjadi
sasaran penelitian. Pengambilan data primer (lapangan) dilakukan
dengan Observasi lapangan. Adapun survey yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Kondisi Ruas Jalan
Menentukan kondisi ruas jalan dengan menentukan guna lahan
sepanjang segmen pengamatan dan menentukan tipe jalan
b. Kondisi Geometrik
Menentukan kondisi geometric jalan dengan menentukan lebar
jalan, lebar bahu atau kereb sebagai batas antar jalur lalu lintas dan
trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada
kapasitas dan kecepatan.
c. Kondisi Lalu Lintas
Kondisi lalu lintas dilakukan dengan perhitungan langsung
volume lalu lintas pada segmen pengamatan (traffic counting)
berdasarkan jenis kendaraan yang melewati ruas jalan dalam waktu
1 jam (smp/jam) sehingga diketahui kapasitas jalan, dan derajat
kejenuhannya.

d. Kondisi hambatan samping


Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu-lintas dari
aktivitas samping segmen jalan yang dihitung per 200m/jam,
adapun kelas hambatan samping yaitu seperti pejalan kaki
(bobot=0,5), kendaraan umum atau kendaraan lain berhenti (bobot
= 0,1), kendaraan masuk atau keluar sisi jalan (bobot=0,7), dan
kendaraan lambat (bobot=0,4).
2. Survey Sekunder
Survey Sekunder adalah pemerolehan data yang didapat langsung dari
instansi – instansi yang terkait serta studi – studi literatur yang berkaitan
dengan aspek kajian dari penulisan laporan ini untuk mendapatkan
keterangan mengenai keadaan wilayah studi. Pengumpulan data sekunder
diperoleh dari instansi-instansi terkait yang ada di Kota Padang, Adapun
data sekunder yang dibutuhkan dalam studi ini diantaranya adalah:

a. Data jumlah penduduk


b. Peta lokasi penelitian
c. Guna lahan
d. Peta jaringan jalan
6.2 Metode Analisis
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini, maka dipergunakan beberapa analisis studi kemacetan, yaitu :
1. Sistem Aktivitas
- Penggunaan lahan
Pada metode ini hanya melihat aktivitas pengunaan lahan di lokasi untuk
melihat pengaruh terhadap hambatan samping. Tidak melihat pada besarnya
bangkitan atau tarikan yang di sebabkan oleh pengunaan lahan.
2. Sistem Jaringan
- Analisis Kapasitas (Volume)
Kapasitas Jalan, yaitu melakukan analisis terhadap kapasitas jalan
berdasarkan data-data geometrik jalan, tata guna lahan dan aktivitas pergerakan.
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimun melalui suatu titik dijalan yang
dapat dipertahankan persatuan jam pada kondisi tertentu. Persamaan dasar untuk
mendapatkan kapasitas adalah sebagai berikut (MKJI,1997:5-50)
C = Co . FCw . FCsp . FCsf . FCes (1)
Dimana :
C : Kapasitas (smp/jam)
Co : Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw : Faktor koreksi lebar jalan
FCsp : Faktor koreksi pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
FCsf : Faktor koreksi hambatan samping dan bahu jalan /kerb
FCcs : Faktor koreksi ukuran kota
Kapasitas jalan dipengaruhi oleh beberapa kondisi yang ada yaitu :
➢ Sifat fisik jalan seperti lebar, jumlah dan tipe persimpangan, alinyemen
dan kondisi permukaan;
➢ Komposisi lalu lintas atau proporsi berbagai tipe kendaraan dan
kemampuan kendaraan;
➢ Kondisi lingkungan dan operasi dilihat dari cuaca, tingkat aktivitas
pejalan kaki.
- Analisis Tingkat Pelayanan Jalan
Kriteria yang dipergunakan untuk menentukan LOS, pada umumnya sama
dengan kriteria yang dipakai untuk menentukan LOS dari trotoar (sidewalk).
Secara umum, LOS selasar ditentukan oleh kebebasan para pejalan kaki
untuk memilih kecepatan berjalan yang diinginkan, atau untuk mendahului
pejalan kaki lain yang berjalan lebih lambat, (MKJI,1997:5-50).
3. Hambatan samping
Hambatan samping merupakan dampak terhadap penurunan kinerja ruas
jalan. Untuk mengetahui faktor hambatan samping maka dilihat dari
kejadian sepanjang segmen pengamatan yaitu dengan panjang segmen 200
meter dibagi menjadi 100 meter dari arah kiri lokasi studi dan 100 meter
dari arah kanan lokasi studi per jam per jalur. Penentuan jumlah bobot
hambatan samping menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Penentuan kelas hambatan samping


Kelas hambatan Kode Jumlah berbobot Kondisi khusus
samping (SPC) kejadian per 200m/jam
(dua sisi)
Sangat rendah VL <100 Daerah permukiman : jalan
dengan jalan samping
Rendah L 100-299 Daerah permukiman : beberapa
kendaraan umum
Sedang M 300-499 Daerah industri : beberapa toko
disisi jalan
Tinggi H 500-899 Daerah komersial : aktivitas sisi
jalan tinggi
Sangat tinggi VH >900 Daerah komersian dengan
aktivitas pasar di samping jalan
Sumber : MKJI 1997

Tabel 2 Penentuan nilai jumlah bobot hambatan samping


Tipe kejadian hambatan samping Simbol Faktor bobot
Pejalan kaki PED 0,5
Parkir, kendaraan berhenti PSV 1,0
Kendaraan masuk dan keluar EEV 0,7
Kendaraan lambat SMV 0,4
Sumber : MKJI 1997
4. Derajat kejenuhan
Berdasarkan MKJI (1997), derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu lintas
terhadap kapasitas pada bagian jalan tertentu, digunakan sebagai faktor
utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Derajat
kejenuhan menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) yaitu :
DS = Q / C …………………………. (2)
dimana :
DS = Derajat Kejenuhan
Q = Arus Lalu lintas
C = Kapasitas (smp/jam)
Rasio volume per kapasitas (Volume per Capacity Ratio / VCR) merupakan
perbandingan antara volume kendaraan yang melintas dengan kapasitas ruas
jalan segmen tertentu. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14
Tahun 2006 volume/kapasitas (V/C ratio) adalah perbandingan antara
volume lalu lintas dengan kapasitas jalan. Hasil perbandingan tersebut yang
digunakan dalam penggolongan tingkat pelayanan jalan (Level of Service).

7. Tahap Penelitian
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini maka dalam tahapan-tahapan
kerja yang akan dilakukan, dijabarkan melalui kerangka pemikiran atau alur
berfikir yang selanjutnya tahapan dalam proses inilah yang akan menjadi
pedoman penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Penelitian merumuskan
masalah penurunan kinerja ruas jalan yang terjadi di ruas Jalan Parak Laweh
akibat aktivitas pasar pagi Parak Laweh. Setelah menemukan latar belakang
permasalahan, maka disusunlah kajian pustaka, metodologi yang akan digunakan
sebagai referensi dalam penelitian dan kemudian dilakukan peninjauan kondisi
eksisting kawasan studi atau survey primer berupa geometrik jalan, data jumlah
kendaraan yang melintasi jalan Jalan Parak Laweh berdasarkan traffic counting,
data jam puncak terjadinya kemacetan, hambatan samping, kapasitas jalan, dan
derajat kejenuhannya, setelah data diperoleh dilakukan analisis guna mengetahui
kinerja jalan atau tingkat pelayanan jalan, maka diperoleh hasil dari dampak atau
pengaruh yang ditimbulkan akibat aktivitas pasar pagi Parak Laweh terhadap ruas
jalan Parak Laweh.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 bagan kerangka berfikir
dibawah ini

studi pengaruh pasar tradisional Parak Laweh terhadap kinerja ruas


Jalan Parak Laweh

Rumusan Masalah Tujuan Sasaran

Bagaimana kinerja ruas untuk mengetahui pengaruh • Teridentifikasinya kinerja ruas jalan Parak Laweh akibat
jalan Parak laweh akibat pasar pagi Parak Laweh
adanya pasar pagi Parak adanya pasar pagi Parak Laweh
terhadap kinerja ruas jalan
Laweh • Teridentifikasinya pengaruh hambatan samping pada
Parak Laweh
Ruas Jalan Parak Laweh depan pasar pagi Parak
Laweh.

Input Data
• Kondisi ruas jalan,
• Kondisi lalu lintas,
• kondisi geometrik, dan kondisi hambatan samping

Analisis
Analisis Kinerja Ruas Jalan terkait :
Analisis Data
• Kapasitas
• volume lalu lintas
• Derajat kejenuhan
• hambatan samping
• Tingkat Pelayanan (LOS)

keluaran Hasil Penelitian


Adapun hasil dari penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat pelayanan jalan Parak Laweh terhadap kinerja ruas
jalan Parak Laweh berdasarkan pengaruh aktivitas pasar pagi Parak Laweh

Gambar 5 Bagan Kerangka Berfikir


8. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan laporan penelitian tugas akhir ini, antara
lain meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan Sasaran
penelitian, ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian termasuk kerangka
penelitian serta bagian sistematika penulisan.
BAB II STUDI LITERATUR
Dalam bab ini berisikan kajian literatur mengenai teori-teori terkait analisis
kinerja ruas jalan yang digunakan dalam studi penelitian.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


Pada bab ini berisi tentang gambaran umum Kota Padang, letak wilayah studi
dalam kota Padang dan kondisi lalu lintas di Jalan Parak Laweh meliputi
penggunaan lahan, pola jaringan jalan, kondisi fisik jalan dan sarana
transportasinya.
BAB IV ANALISIS KINERJA RUAS JALAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh aktivitas pasar pagi
Parak Laweh terhadap kinerja ruas jalan di kawasan studi dengan menggunakan
metode analisis kinerja ruas jalan berdasarkan MKJI 1997.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan, serta beberapa arahan
rekomendasi studi lanjutan yang dapat dilakukan demi mendukung studi ini
berdasarkan analisis kajian studi kemacetan.
9. Keluaran Hasil Penelitian

Diketahuinya kinerja ruas jalan Parak Laweh berdasarkan pengaruh pasar


Pagi Parak Laweh dan diketahuinya faktor-faktor penyebab penurunan kinerja
ruas jalan Parak Laweh.

10. Landasan Teori Sementara


10.1 Transportasi
1. Pengertian Transportasi

Menurut Miro, 2005. Transportasi dapat diartikan sebagai suatu usaha


untuk memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu
objek dari suatu tempat ke tempat lain, diaman di tempat lain objek tersebut
lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Alat
pendukung yang dipakai untuk melakukan proses pindah, gerak, angkut, dan
alih ini bisa bervariasi, tergantung pada :

1. Bentuk objek yang akan dipindahkan


2. Jarak antara suatu tempat dengan tempat lain
3. Maksud objek yang akan dipindahkan tersebut.
2. Sistem Transportasi

Menurut Miro, 2005.Sisterm transportasi merupakan gabungan elemen-


elemen atau komponen-komponen prasarana (jalan dan terminal), sarana
(kendaraan) dan sistem pengoperasiannya (yang mengkoordinasikan
komponen prasarna dan sarana).
Menurut Haerany H.G., (2013), sistem transportasi adalah suatu bentuk
keterikatan antara penumpang, barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi
dalam rangka perpindahan orang atau barang yang tercakup dalam tatanan
baik secara alami maupun buatan. Dengan kata lain sistem transportasi
diselenggarakan dengan maksud untuk mengkordinasikan proses pergerakan
penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu
prasarana sebagai media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses
yang digunakan dalam proses transportasi, yang bertujuan agar proses
transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara optimun dalam ruang
dan waktu tertentu dengan pertimbangan faktor keamanan, kenyamanan,
kelancaran dan efesiensi atas waktu dan biaya. Sistem transportasi ini
merupakan bagian integrasi dan fungsi aktifitas masyarakat dan
perkembangan teknologi.Secara garis besar transportasi ini dapat dibagi
menjadi Transportasi Udara, Transportasi Laut dan Transportasi Darat.

3. Perencanaan Transportasi
Menurut Miro, 2005. Perencanaan trasnportasi merupakan kegiatan untuk
memilih atau memutuskan alternative-alternatif pemilihan pengadaan fasilitas
trasnportasi untuk mencapai tujuan optimal yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien

4. Alternatif Pemecahan Permasalahan Transportasi


Menururt Tamin, 2000. Dalam meningkatkan prasarana transportasi
banyak terdapat kajian transportasi dan implementasi lain yang materinya
mengarah pada usaha untuk melakukan perbaikan yaitu :

a. Meredam atau memperkecil tingkat pertumbuhan kebutuhan akan


trasnportasi
b. Meningkatkan pertumbuhan prasarana transportasi terutama
penanganan masalah fasilitas prasana yang tidak berfungsi dengan
sebagaimana mestinya
c. Memperlancar sistem pergerakan melalui kebijakan rekayasa dan
manajemen lalu lintas yang baik.
Menurut Tamin, 2000. Bentuk peningkatan kapasitas prasarana dapat
dilakukan dengan beberapa bentuk :

a. Pelebaran dan perbaikan geometric jalan


b. Pembuatan persimpangan tidak sebidang untuk mengurangi
konflik bagi kendaraan yang menggunakan persimpangan tersebut
c. Pembuatan jembatan penyebarangan, baik untuk pejalan kaki
maupun kendaraan untuk mengurangi kecelakaan ketika saat
menyebrang jalan.
d. Manajemen lalu lintas bertujuan untuk memaksimalkan
pemakaian sistem jalan yang ada dan meningkatkan keamanan
jalan tanpa merusak kualitas lingkungan

10.2 Lalu Lintas


1.Lalu Lintas
Mwnurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
pasal 3 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan:

1. Terwujudnya pelayanan Lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,


selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum,
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu
menjunjung tinggi martabat bangsa;

2. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

3. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi


masyarakat

2. Komponen lalu lintas


Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan
kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi
mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan
yang memenuhi persyaratan geometrik. Adapun komponen lalu lintas adalah :
a. Manusia sebagai pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan


sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal
mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu
reaksi, konsentrasi dll).Perbedaan-perbedaan tersebut masih
dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis
kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan/lampu
jalan dan tata ruang.

b. Kendaraan
Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang
berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan
muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk
bisa bermanuver dalam lalu lintas.
c. Jalan
Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan
bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan
kaki.Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu
lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan
sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam
angka kecelakaan lalu-lintas.

3. Manajemen Lalu Lintas


Menurut Miro, 2012. manajeman lalu lintas adalah proses penerapan
teknik pengelolaan (pengaturan dan penggunaan) ruas jalan, titik temi dua
ujung ruas jalan raya (persimpangan), parkir, ruang pejalan kaki (khusus
diperkotaan) agar terdapat keseimbangan antara jumlah pemakai (arus lalu
lintas) dan fasilitas yang tersedia tanpa menambah fasilitas yang baru yang
sasarannya dapat direalisasikan dalam jangka pendek (kurang dari setahun)
atau masalahnya dapat diatasi dalam waktu singkat.
4. Kegiatan Perencanaan Lalu Lintas
Kegiatan perencanaan lalu lintas meliputi inventarisasi dan evaluasi
tingkat pelayanan. Maksud inventarisasi antara lain untuk mengetahui tingkat
pelayanan pada setiap ruas jalan dan persimpangan. Maksud tingkat
pelayanan dalam ketentuan ini adalah merupakan kemampuan ruas jalan dan
persimpangan untuk menampung lalu lintas dengan tetap memperhatikan
faktor kecepatan dan keselamatan.penetapan tingkat pelayanan yang
diinginkan. Dalam menentukan tingkat pelayanan yang diinginkan dilakukan
antara lain dengan memperhatikan: rencana umum jaringan transportasi jalan;
peranan, kapasitas, dan karakteristik jalan, kelas jalan, karakteristik lalu lintas,
aspek lingkungan, aspek sosial dan ekonomi.penetapan pemecahan
permasalahan lalu lintas, penyusunan rencana dan program pelaksanaan
perwujudannya. Maksud rencana dan program perwujudan dalam ketentuan
ini antara lain meliputi: penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada
setiap ruas jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan
ditetapkan pada setiap ruas jalan dan persimpangan, usulan pengadaan dan
pemasangan serta pemeliharaan rambu rambu lalu lintas marka jalan, alat
pemberi isyarat lalu lintas, dan alat pengendali dan pengaman pemakai jalan;
usulan kegiatan atau tindakan baik untuk keperluan penyusunan usulan
maupun penyuluhan kepada masyarakat.

5. Kemacetan Lalu Lintas


Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas
jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi
0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya
kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana
kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5
(MKJI, 1997).
DAFTAR PUSTAKA

____1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), DirektoratJendral Bina


Marga dan Dinas PekerjaanUmum, Jakarta.

____2004. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 28 Tahun


2004tentangjalan, PemerintahRepublik Indonesia, Jakarta.

____2006, PeraturanPemerintahRepublik IndonesiaNo 34 tahun 2006


tentangjalan,Jakarta.

___2009, Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009


tentanglalulintas dan angkutanjalan, Dinas Perhubungan, Jakarta.

DokumenRencana Tata Ruang Wilayah Kota Padang Tahun 2010-2030.

Aloisius de Rozari dan Yudi Hari Wibowo. (2015). Faktor-Faktor Yang


Menyebabkan Kemacetan Lalu Lintas Di Jalan Utama Kota Surabaya.

Iwan Wijanarko dan Mohammad Agung Ridlo. (2017) Faktor-faktor pendorong


penyebab terjadinya kemacetan, UISA, Planologi, Semarang

Miro, Fidel. 2005.PerencanaanTransportasiuntukMahasiswa, Perencana, dan Praktisi.


Erlangga : Jakarta.

Miro, Fidel. 2012.PengantarSistemTransportasi. Erlangga : Jakarta.

Mustikarani, 2016. Analisis faktor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas disepanjang


jalan H Rais A Rahman (Sui Jawi) Kota Pontianak, IKIP PGRI Pontianak

Anda mungkin juga menyukai