Anda di halaman 1dari 10

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 4 NO. 1

ANALISIS KINERJA ARUS LALU LINTAS PADA RUAS


JALAN GORONTALO - LIMBOTO
Disusun Oleh :

A.H Nasution Hasan


Mahasiswa Teknil Sipil
STITEK Bina Taruna Gorontalo
INDONESIA
nasutionhasan10@yahoo.com

ABSTRAK

Jalan Gorontalo-Limboto eks. Jalan AA Wahab Limboto yang ada di Kabupaten Gorontalo
merupakan salah satu jalan yang menghubungkan antar ibu kota provinsi dan jalan lain yang
strategis dan merupakan jaringan jalan utama nasional. Dengan kondisi jalan yang termasuk
kawasan pemukiman, perkotaan, dan sebagiannya menyebabkan lalu lintas tersebut mengalami
perkembangan sesuai keadaan sekitar jalan tersebut. Dengan terpusatnya arus lalu lintas pada ruas
jalan Gorontalo-Limboto maka terjadi volume lalu lintas yang begitu tinggi, yang menyebabkan
terbatasnya kebebasan kendaraan bergerak sehingga arus lalu lintas mengalami penurunan tingkat
kecepatan dan berkurangnya tingkat pelayanan. Karena itulah perlu dilakukan Analisis
penanganan arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut dengan tujuan untuk mengetahui kinerja dan
faktor yang mempengaruhi kinerja arus lalu lintas pada ruas jalan tersebut.
Penelitian akan dilaksanakan di ruas jalan Gorontalo-Limboto eks. jalan AA Wahab
Limboto, sepanjang 985 meter. Mulai dari jembatan perlimaan Telaga sampai simpang empat
jalan Yusni Yusuf Latief dan menggunakan Metode MKJI 1997. Data-data yang diambil berupa
data primer dan data sekunder. Data primer didapat dengan cara observasi langsung di lokasi
penelitian yaitu pengukuran geometrik jalan yang meliputi lebar kerb, lebar jalan dan survei
kendaraan. Data sekunder memberikan gambaran secara umum tentang hal-hal yang berkaitan
dengan objek dari penelitian. Waktu penelitian di lapangan dilakukan selama seminggu dimulai
dari hari Senin sampai hari Minggu dari pukul 07.00-18.00 Wita.
Berdasarkan Hasil Penelitian Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas, diperoleh hasil Volume
lalu lintas maksimum terjadi pada hari Jum’at pukul 17.00 – 18.00 Wita yaitu sebesar 2053,85
smp./jam. Sedangkan kapasitas yang diperoleh 3198,555 smp/jam. Kecepatan arus bebas
kendaraan ringan di lokasi penelitian adalah 44,64 km/jam dengan waktu tempuh 0,022 jam (1,32
menit atau 79,2 detik). Derajat kejenuhan diperoleh 0,64, maka tingkat pelayanan di ruas jalan
tersebut termasuk dalam kategori C, dimana kondisi arus stabil, kecepatan lalu lintas sekitar 75
km/jam (tanpa ada hambatan), Volume lalu lintas sekitar 75% dari kapasitas (1500 smp/jam/lajur).

Kata Kunci: Kinerja, Volume, Kapasitas, Derajat Kejenuhan, MKJI 1997

PENDAHULUAN karena di dalamnya terkandung juga faktor


manusia, ekonomi, sarana dan prasarana,
Pertumbuhan jumlah penduduk administrasi serta berbagai faktor lainnya
menyebabkan makin meningkatnya yang ada.
pergerakan sehingga jumlah kendaraan Dalam analisis dan indentifikasi kondisi
dalam kota makin besar, hal ini masalah yang ada, terkadang kesimpulan
menyebabkan lalu lintas perkotaan menjadi yang ditarik dari masalah lalu lintas adalah
masalah yang harus ditangani secara khusus. kurangnya kapasitas ruas jalan, terutama
Masalah yang dihadapi oleh kota besar di dalam mengatasi pergerakan lalu lintas.
manapun bukan hanya masalah sosial yang Sehingga langkah penanganan yang selalu
bermacam bentuknya, tetapi juga adalah diusulkan adalah tindakan - tindakan dalam
persoalan lalu lintas yang dihadapi sehari - usaha untuk menambah kapasitas ruas jalan
hari. Persoalan ini bukan masalah tersendiri, yang ada. Misalnya, dengan melakukan

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 79
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

pelebaran jalan. Padahal pemanfaatan ruas ini cepat terselesaikan dengan sebuah solusi
jalan yang ada pada saat itu mungkin belum yang baik.
efektif, dan juga perlu diingat bahwa
pelebaran jalan tidak selalu dapat dilakukan,
terutama untuk daerah perkotaan dimana LANDASAN TEORI
keterbatasan lahan sangatlah terasa sekali.
Jalan merupakan suatu sarana Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
tranportasi yang sangat penting kerana 34 Tahun 2006, bahwa Jalan adalah
dengan adanya jalan maka daerah yang satu prasarana transportasi darat yang meliputi
dapat berhubngan dengan daerah yang segala bagian jalan, termasuk bangunan
lainnya. Untuk menjamin agar jalan dapat pelengkap dan perlengkapannya yang
memberikan pelayanan sebagaimana yang di diperuntukkan bagi pergerakan lalu lintas,
harapkan maka selalu di usahakan yang berada pada permukaan tanah, di atas
peningkatan-peningkatan jalan itu. Dengan permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
bertambahnya jumlah kendaraan terutama dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kendaraan bermotor baik roda dua maupun kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
roda tiga (bentor) yang dari tahun ketahun kabel.
mengalami peningkatan. Hal ini Jalan menurut peranan perjalanan dapat
menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu dibedakan dalam sistem jaringan jalan,
lintas dengan kemampuan jalan yang fungsi jalan, status jalan, dan kelas jalan.
terbatas. Dengan selalu bertambahnya Sistem jaringan jalan merupakan satu
pengguna jalan, terutama pada jam-jam kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari
tertentu sehingga menuntut adanya sistem jaringan jalan primer dan sistem
peningkatan kualitas dan kuantitas suatu jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
jalan, untuk itu perlu adanya penelitian hubungan hierarki. Sistem jaringan jalan
mengenai kinerja arus lalu lintas sehinggga disusun dengan mengacu pada rencana tata
dapat di evaluasi dan di analisa untuk ruang wilayah dan dengan memperhatikan
mengantisipasi perkembangan jumlah keterhubungan antar kawasan dan/atau dalam
kendaraan dan perkembangan penduduk kawasan perkotan, dan kawasan perdesaan.
khususnya di Kabupaten Gorontalo.
Jumlah kendaraan pada Tahun 2008 Klasifikasi Jalan
sebanyak 5.886 kendaraan, Tahun 2009 Menurut Fungsi Jalan
sebanyak 8.741 kendaraan, Tahun 2010 1. Jalan Arteri.
sebanyak 11.528 kendaraan, dan Tahun 2011 Yaitu jalan yang melayani angkutan
sebanyak 14.993 kendaraan, Tahun 2012 utama dengan ciri-ciri perjalanan jauh,
sebanyak 63.525 kendaraan. kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
Kabupaten Gorontalo dengan luas masuk dibatasi secara efisien. Biasanya
wilayah 1.750.83 km² memiliki jumlah jaringan jalan ini melayani lalu lintas tinggi
penduduk sebesar 408.670 jiwa. Jalan antara kota-kota penting. Jalan dalam
Gorontalo-Limboto eks. Jalan AA Wahab golongan ini harus direncanakan dapat
Limboto adalah salah satu jalan yang melayani lalu lintas cepat dan berat.
menghubungkan antar ibu kota provinsi dan 2. Jalan Kolektor.
jalan lain yang strategis dan merupakan Yaitu jalan yang melayani angkutan
jaringan jalan utama nasional. Dengan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak
kondisi jalan yang termasuk kawasan sedang, kecepatan sedang, dan jumlah jalan
pemukiman, perkotaan, dan sebagiannya masuk dibatasi. Biasanya jaringan jalan ini
menyebabkan lalu lintas tersebut mengalami melayani lalu lintas cukup tinggi antara kota-
perkembangan sesuai keadaan sekitar jalan kota yang lebih kecil, juga melayani daerah
tersebut. Dengan terpusatnya arus lalu lintas sekitarnya.
pada ruas jalan Gorontalo-Limboto maka 3. Jalan Lokal.
terjadi volume lalu lintas yang begitu tinggi, Yaitu jalan yang melayani angkutan
yang menyebabkan terbatasnya kebebasan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak
kendaraan bergerak sehingga arus lalu lintas pendek, kecepatan rata-rata sedang dan
mengalami penurunan tingkat kecepatan dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Biasanya
berkurangnya tingkat pelayanan. Untuk itu jaringan jalan ini digunakan untuk keperluan
perlu adanya kerja sama yang baik antara aktifitas daerah, juga dipakai sebagai jalan
pemerintah dengan masyarakat agar masalah penghubung antara jalan-jalan dari golongan
yang sama atau berlainan.

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 80
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

4. Jalan Lingkungan satu dengan persil lainnya, serta


Yaitu jalan raya yang digunakan menghubungkan antar pusat permukiman
untuk melayani angkutan lingkungan yang yang berada di dalam kota.
perjalanannya berjarak dekat, dan e. Jalan Desa
berkecepatanpun rendah. Yaitu jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau antara
Menurut Sistem Jaringan Jalan permukiman satu dengan pemukiman lainnya
Jaringan jalan merupakan satu kesatuan dalam suatu desa.
sistem terdiri dari sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Menurut Muatan Sumbu
a. Sistem Jaringan Jalan Primer a. Jalan Kelas I
Sistem jaringan yang disusun Jalan Kelas I merupakan jalan arteri
mengikuti ketentuan pengaturan wilayah yang dapat dilewati kendaraan angkut
tingkat nasional, menghubungkan kawasan berukuran lebar maksimal 2.500 milimeter
yang berfungsi primer seperti industri (2,5 meter), dan panjang maksimal adalah
berskala regional, bandara, pasar induk dan 18.000 milimeter (18 meter). Sementara di
pusat perdagangan skala regional. Indonesia ini untuk muatan sumbu terberat
b. Sistem Jaringan Jalan Sekunder yang diizinkan lebih dari 10 ton.
Sistem jaringan yang disusun b. Jalan Kelas II
mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang Untuk jalan kelas II merupakan
kota yang menghubungkan kawasan- jalan arteri yang bisa dilewati kendaraan
kawasan yang memiliki fungsi primer, bermotor dengan ukuran lebarmaksimal
fungsi sekunder pertama, fungsi sekunder adalah 2.500 milimeter (2,5 meter),
kedua dan seterusnya hingga ke perumahan. sementara untuk ukuran panjang
maksimalnya adalah 18.000 milimeter (18
Menurut Administrasi Pemerintahan meter). Untuk muatan sumbu terberat yang
a. Jalan Nasional diizinkan adalah 10 ton, dimana jalan kelas
Yang termasuk kelompok ini ini biasanya merupakan jalan yang digunakan
adalah jalan arteri primer, jalan kolektor untuk angkutan peti kemas.
primer yang menghubungkan antar ibu kota c. Jalan Kelas III A
provinsi dan jalan lain yang strategis dalam Adalah jalan raya yang dapat dilalui
kepentingan nasional. Penerapan statusnya angkutan berukuran lebar maksimal 2.500
diputuskan oleh Menteri. milimeter (2,5 meter), dan panjang
b. Jalan Provinsi maksimalnya adalah 18.000 milimeter (18
Yaitu jalan kolektor yang meter). Sementara muatan sumbu terberat
menghubungkan ibu kota provinsi dengan yang diizinkan adalah 8 ton.
ibu kota kabupaten/kota, atau antara ibu kota d. Jalan Kelas III B
kabupaten/kota yang satu dengan ibu kota Jalan kelas IIIB adalah jalan
kabupaten/kota lainnya. Statusnya kolektor yang dapat dilalui kendaraan
ditetapkan oleh Mendagri atas usulan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
Pemda Tingkat I. lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
c. Jalan Kabupaten panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan
Yaitu jalan lokal dalam sistem muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
jaringan jalan primer yang tidak termasuk e. Jalan Kelas III C
jalan yang menghubungkan ibu kota Jalan kelas IIIC merupakan jalan
kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar lokal dan jalan lingkungan yang bisa dilewati
ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten kendaraan bermotor termasuk kendaraan
dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat angkut berukuran lebar maksimal 2.100
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam milimeter (2,1 meter) dan panjangnya tidak
sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah boleh lebih dari 9.000 milimeter (9 meter).
kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Sementara muatan sumbu maksimalnya
Statusnya ditetapkan oleh Gubernur atas adalah 8 ton.
usulan Pemda Tingkat II
d. Jalan Kota Defenisi Jalan Perkotaan
Yaitu jalan raya yang Manual Kapasitas Jalan Indonesia
menghubungkan antar pusat pelayanan dalam (MKJI, Bina Marga 1997) mendefinisikan
kota, menghubungkan pusat pelayanan ruas jalan perkotaan sebagai ruas jalan
dengan persil, menghubungkan antara persil yang memiliki pengembangan permanen

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 81
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

dan terus menerus sepanjang seluruh atau memiliki 2 jalur bila bermedian tunggal
hampir seluruh jalan. Adanya jam puncak terbagi / divided (D).
lalu-lintas pagi dan sore serta tingginya Dalam menganalisis kapasitas jalan
presentase kendaraan pribadi juga perkotaan perlu dipahami terlebih dahulu
merupakan ciri prasarana jalan perkotaan. mengenai pengertian ruas dan segmen jalan.
Yang termasuk dalam kelompok jalan Ruas jalan merupakan panjang jalan
perkotaan adalah jalan yang berada didekat tertentu yang telah ditentukan sebelumnya,
pusat perkotaan dengan jumlah penduduk beserta fungsi dan kelas jalannya. Segmen
lebih dari 100.000 jiwa. Keberadaan kereb jalan adalah bagian dari ruas jalan atau
juga merupakan ciri prasarana jalan sepanjang ruas jalan itu sendiri yang
perkotaan. Jalan perkotaan juga diwarnai memiliki karakteristik geometrik dan lalu
ciri alinyemen vertikal yang datar atau lintas serta lingkungan sekitar yang sama.
hampir datar serta alinyemen horizontal
yang lurus atau hampir lurus.
Jalan di daerah perkotaan dengan
jumlah penduduk yang kurang dari 100.000
METODOLOGI PENELITIAN
juga dapat digolongkan pada kelompok ini Lokasi Penelitian
jika perkembangan samping jalan tersebut
bersifat permanen dan terus menerus. Lingkup wilayah lokasi penelitian
Sehubungan dengan analisis akan dilaksanakan di ruas jalan
kapasitas ruas jalan, jenis jalan dapat Gorontalo-Limboto eks. jalan AA
dibedakan berdasarkan jumlah jalur Wahab Limboto, sepanjang 985 meter.
(carriage way), jumlah lajur (lane), dan Mulai dari jembatan perlimaan Telaga
jumlah arah. Suatu jalan dikatakan sampai simpang empat jalan Yusni
memiliki 1 jalur bila tidak bermedian tak Yusuf Latief.
terbagi / undivided (UD) dan dikatakan

Gambar 3.2 Sketsa Lokasi Penelitian

Gambar 3.3 Peta Lokasi Penelitian

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 82
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

Waktu Penelitian a. Formulir data geometrik


Penelitian dilakukan selama 7 jalan, kondisi lingkungan.
(tujuh) hari dimulai dari hari Senin b. Formulir data volume lalu
sampai hari Minggu dan setiap lintas.
harinnya di mulai dari pukul 07.00 3. Menyiapkan alat-alat
sampai pukul 18.00. penunjang, antara lain :
a. Meteran rol (100 meter)
Instrumen Penelitian untuk pengukuran geometrik.
Teknik Pengumpulan Data b. Kamera untuk
Data yang akan diperlukan dokumentasi.
dalam penelitian ini terdiri dari dua c. Takometer untuk
macam data pokok yaitu data mengukur panjang jalan.
primer dan sekunder. d. Alat kuantitatif sofware
1. Data Primer Excel serta perangkat
Data primer adalah data-data lunaknya.
yang didapat langsung dari e. Alat tulis dan lain-lain
hasil survey lapangan. yang dipakai sebagai
Data geometrik jalan sarana penelitian di
Melihat kondisi geometrik lapangan.
jalan dilapangan di lokasi 4. Menentukan waktu
pengamatan, Seperti pengambilan data.
pengukuran panjang jalan, 5. Survey pengambilan data
lebar jalan dan jumlah primer dilakukan dalam waktu
jalur. 1 (satu) minggu, yang diawali
Data volume lalu lintas. dari hari Senin. Pengambilan
Menghitung banyaknya data di lokasi penelitian harus
kendaraan yang lewat menghindari kondisi – kondisi
pada garis pengamatan sebagai berikut :
selama waktu Cuaca tidak normal, seperti
pengamatan. hujan lebat, gempa bumi,
Data kecepatan lalulintas. gunung meletus, kebakaran
Menghitung data dan banjir.
kecepatan lalu lintas. Kondisi waktu khusus,
2. Data Sekunder seperti terjadi demonstrasi.
Data sekunder merupakan data Adanya halangan, seperti
atau informasi yang di peroleh perbaikan jalan di lokasi
dalam format yang sudah di studi.
tersusun melalui lembaga atau 6. Menentukan jumlah tenaga
instansi yang terkait antara survey.
lain Kantor Badan Pusat Untuk pendataan arus lalu lintas,
Statistika dan Kantor Samsat diperlukan 2 (dua) orang surveyor, pada
Kabupaten Gorontalo. Data setiap sisi yaitu 1 (satu) orang di sisi
yang di ambil antara lain kanan yang mencatat jumlah kedaraan
sebagai berikut : dari arah Timur ke Barat dan 1 (satu)
Data jumlah penduduk orang lagi di sisi kanan yang mencatat
Kabupaten Gorontalo. jumlah kedaraan dari Barat ke Timur.
Data jumlah kendraan di
Kabupaten Gorontalo. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis
3.5.1 Langkah Pengambilan Data pada skripsi ini adalah metode
Dalam proses pengambilan deskriptif.Metode ini digunakan untuk
data, yang diperlukan adalah mengamati aspek-aspek secara lebih spesifik
: yang bertujuan untuk memperoleh data
1. Menentukan lokasi primer maupun data sekunder.
pengamatan
2. Menyiapkan formulir untuk Teknik Pengumpulan Data
mencatat data, yaitu :

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 83
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

Adapun teknik pengumpulan yang Pengumpulan data yang dilakukan


digunakan penyusun dalam menyusun skripsi dengan membaca buku-buku literature,
ini adalah : jurnal-jurnal, internet, dan turun langsung
1. Penelitian Lapangan dilapangan.
Data yang diperoleh dengan
melakukan peninjauan secara langsung ke Lokasi Penelitian
proyek pemangunan yang menjadi obyek Proyek Rekonstruksi ini terletak di Jalan
penelitian. Secara spesifik data yang Trans Sulawesi tepatnya Di Segmen 1 STA
diperoleh dengan cara : 0+000 – 0+510 Proyek Rekonstruksi Jalan
a. Obserfasi Kwandang-Molingkapoto.
Obserfasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara teliti dan sistimatis atas HASIL PENELITIAN
gejala-gejala (fenomena) yang sedang diteliti
(Soeharto dan Arsyad, 2008). Kinerja Arus Lalu Lintas di ruas Jalan
b. Wawancara Gorontalo-Limboto
Wawancara sebagai teknik pencarian dan Volume Lalu Lintas
pengumpulan informasi dilakukan dengan Hasil penelitian yang
mendatangi secara langsung kepada pihak- dilaksanakan selama 7 hari di ruas
pihak yang ada hubungannya dengan Jalan Gorontalo-Limboto (Dari
pekerjaan yang ada dilapangan untung jembatan perlimaan Telaga sampai
dimintai keterangan mengenai sesuatu yang simpang empat jalan Yusni Yusuf
diketahuinya (bias mengenai suatu kejadian, Latief), diperoleh volume lalu lintas
fakta, maupun pendapat responden) seperti pada Tabel 4.1
(Subiyanto, 2000).
2. Penelitian Kepustakaan

Tabel 4.1 Volume lalu lintas


Sepeda Motor Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Jumlah
HARI Barat- Timur- Barat- Timur- Barat- Timur-
Total Total Total Total
Timur Barat Timur Barat Timur Barat
Senin 10839 10128 20967 4655 4662 9317 383 395 778 31062
Selasa 9000 6811 15811 4099 3562 7661 344 314 658 24130
Rabu 10033 9797 19830 4504 4397 8901 406 445 851 29582
Kamis 10440 8031 18471 4590 3991 8581 387 390 777 27829
Jum'at 10395 9721 20116 4569 4268 8837 392 380 772 29725
Sabtu 8851 7518 16369 4138 3704 7842 285 270 555 24766
Minggu 8337 7799 16136 4304 3878 8182 227 238 465 24783
Sumber : Hasil Perhitungan 2015

Berdasarkan tabel diatas maka di peroleh grafik seperti pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Volume Lalu Lintas

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 84
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 di Dan jika dilihat lebih lanjut, pada jam
atas terlihat bahwa arus lalu lintas maksimum kendaraan maksimum yang melewati ruas
di ruas Jalan Gorontalo-Limboto terjadi pada jalan tersebut terjadi dapa hari Jum’at pukul
17.00-18.00 dengan jumlah 3695 kendaraan.
hari senin dengan jumlah total 31062
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
kendaraan dan didominasi oleh kendaraan Tabel 4.2.
MC (Sepeda motor) yang melewati ruas jalan
tersebut.

Tabel 4.2 Jam Kendaraan Maksimum yang melewati ruas jalan Gorontalo-Limboto

Jam Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


07.00-08.00 3120 1670 3007 3037 3184 1684 1574
08.00-09.00 2962 2189 2664 2601 3037 2124 2076
09.00-10.00 2749 2234 2746 2252 2698 2195 2139
10.00-11.00 2727 2235 2626 2388 2669 2175 2208
11.00-12.00 2597 2228 2540 2430 2573 2236 2222
12.00-13.00 2618 2206 2437 2250 1921 2267 2318
13.00-14.00 2622 1985 2401 2239 2385 1990 2100
14.00-15.00 2415 1860 2417 2314 2218 1933 1972
15.00-16.00 2552 1903 2374 2143 2359 1973 1991
16.00-17.00 3103 2815 2972 2904 2986 2888 2827
17.00-18.00 3597 2805 3398 3271 3695 3301 3356
Sumber : Hasil Perhitungan 2015

Bedasarkan Tabel diatas maka dapat


diperoleh grafik pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Jam Kendaraan Maksimum yang melewati ruas Jalan Gorontalo-Limboto

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 ruas jalan tersebut yaitu pada hari Jum’at
di atas bahwa penelitian yang dilaksanakan tanggal 05 Juni 2015 dengan jumlah
selama tujuh hari, yakni hari Senin sampai kendaraan total 3695 kendaraan dan pada
dengan hari Minggu baik ditinjau dari lalu pukul 17.00 – 18.00 Wita merupakan jam
lintas per jam, diperoleh bahwa volume arus puncak dari banyaknya kendaraan. Untuk
lalu lintas maksimum atau jam puncak pada- lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 85
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

Tabel 4.3 Data Survey Arus Lalu Lintas


(Hari Jum’at Pukul 17.00 – 18.00 Wita (kend./jam)
Tipe Sepeda Kend.
Kend. Berat Arus Total Q
kend. Motor Ringan
Arah Kend./jam Kend./jam Kend./jam Arah% Kend./jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1314 587 52 50 1953
2 1237 472 33 50 1742
1+2 2551 1059 85 100 3695
Sumber : Hasil Perhitungan 2015

Tabel 4.4 Hasil Analisis Arus Lalu Lintas dengan menggunakan Metode MKJI 1997
(Hari Jum’at pukul 17.00 – 18.00)

Tipe Sepeda Kend.


Kend. Berat
kend. Motor Ringan Arus Total Q
Emp 0,35 1,00 1,20
Arah smp/jam smp/jam smp/jam Arah % smp/jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 459.9 587 62.4 50 1109.3
2 432.95 472 39.6 50 944.55
1+2 892.85 1059 102 100 2053.85
Sumber : Hasil Perhitungan 2015

Arus total (Q) pada kedua tabel di atas data arus lalu lintas maksimum pada waktu
menunjukkan adanya perbedaan hasil yang yang sama, tetapi sudah dianalisa dengan
didapat. Hal ini terjadi karena Tabel 4.3 menggunakan metode MKJI 1997 yaitu
merupakan data arus lalu lintas maksimum adanya faktor koreksi untuk jenis kendaraan
yang terjadi pada hari Jum’at pukul 17.00 – yang diluar kendaraan mobil penumpang
18.00 Wita dalam satuan kendaraan per jam sehingga menggunakan ekivalen mobil
yang belum menggunakan metode MKJI penumpang (emp).
1997, sedangkan pada Tabel 4.4 merupakan

Tabel 4.5 Volume Lalu Lintas Maksimum pada Hari Jum’at


Sepeda Kendaraan Kendaraan
Jam
Motor Ringan Berat
07.00-08.00 2430 688 66
08.00-09.00 2198 779 60
09.00-10.00 1801 819 78
10.00-11.00 1751 826 92
11.00-12.00 1689 811 73
12.00-13.00 1434 595 25
13.00-14.00 1344 813 65
14.00-15.00 1344 812 62
15.00-16.00 1551 737 71
16.00-17.00 1993 898 95
17.00-18.00 2551 1059 85
Sumber : Hasil Perhitungan 2015

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 86
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

Berdasarkan Tabel diatas maka dapat diperoleh grafik pada Gambar 4.3

Gambar 4.5 Volume Lalu Lintas Maksimum pada hari Jum’at (kendaraan / jam)

Dalam Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa 3198,555 smp/jam. Hal ini
kendaraan yang melewati ruas jalan menunjukkan bahwa kapasitas
Gorontalo-Limboto didominasi oleh tersebut masih lebih besar
kendaraan sepeda motor, dan terlihat jelas daripada volume lalu lintas
bahwa jam puncak terjadi pada pukul 17.00 – maksimum yang terjadi.
18.00 Wita. b. Kecepatan arus bebas
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kendaraan ringan di lokasi
maka diperoleh volume lalu lintas maksimum penelitian yaitu senilai 44,64
terjadi pada hari Jum’at pukul 17.00 – 18.00 km/jam dengan waktu tempuh
Wita yaitu sebanyak 3695 kendaraan per jam, 0,022 jam (1.32 menit atau 79.2
sedangkan dalam perhitungan MKJI 1997 detik). Hal ini menunjukkan
didasarkan pada satuan mobil penumpang bahwa kecepatan arus bebas
diperoleh hasil 2053.85 smp/jam, hal ini kendaraan ringan yang
disebabkan oleh adanya faktor koreksi untuk diperoleh belum memenuhi
jenis kendaraan diluar kendaraan mobil kriteria fungsi jalan arteri
penumpang. Hal ini terjadi karena kendaraan primer yaitu dengan kecepatan
yang melewati ruas jalan tersebut banyak rencana paling rendah 60
didominasi kendaraan MC (sepeda motor), km/jam.
sehingga tingkat pelayanan arus lalu lintas c. Derajat kejenuhan yang
berkurang di ruas jalan Gorontalo-Limboto. diperoleh dari hasil pengolahan
data yaitu sebesar 0,64. Oleh
PENUTUP karena itu, nilai dari derajat
Kesimpulan kejenuhan tersebut masih cukup
Berdasarkan hasil penelitian yang rendah dibandingkan dengan
ada, maka diperoleh kesimpulan nilai yang ditetapkan dalam
sebagai berikut : MKJI 1997 yaitu DS < 0,85.
d. Berdasarkan hasil perhitungan
1. Kinerja arus lalu lintas di ruas jalan derajat kejenuhan (DS = 0,64),
Gorontalo-Limboto berdasarkan maka tingkat pelayanan di ruas
Metode MKJI 1997 diperoleh Gorontalo-Limboto masih
sebagai berikut : termasuk dalam kategori C,
a. Volume lalu lintas maksimum dimana kondisi arus stabil,
atau jam puncak kepadatan kecepatan lalu lintas sekitar
kendaraan terjadi pada hari lebih besar atau sama dengan
Jum’at pukul 17.00 – 18.00 75 km/jam, Volume lalu lintas
Wita sebesar 2053.85 smp/jam, sekitar 75% dari kapasitas
sedangkan kapasitas diperoleh (1500 smp/jam/lajur).

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 87
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 4 NO. 1

meminimalkan perbuatan yang


melanggar lalu lintas kepada
2. Berdasarkan hasil penelitian di masyarakat.
lapangan kinerja arus lalu lintas di d. Menambah Polisi
ruas jalan Gorobtalo-Limboto SATLANTAS untuk
dipengaruhi beberapa factor yaitu: pengaturan arus lalu lintas pada
a. Kondisi Geometrik, faktor ini saat jam puncak.
meliputi dimensi geometrik e. Membuat alternatif jalan layang
jalan terhadap geometrik ( fly over ).
standar jalan, yaitu tipe jalan,
lebar efektif lapisan keras yang DAFTAR PUSTAKA
termanfaatkan, lebar efektif
bahu atau kereb jalan, leber Abdat, D., “Perencanaan Geometrik Jalan”,
efektif median dan alinyemen Penerbit ITB, Bandung, 2005.
jalan. Adisasmita, Rahardjo dan Adisasmita, Sakti
b. Kondisi Lalu Lintas, faktor ini Adji., “Manajemen Transportasi
meliputi karakteristik Darat” Graha Ilmu, Yogyakarta,
kendaraan yang lewat, yaitu 2011.
faktor arah (perbandingan Adisasmita, S.A, “Perencanaan
volume per arah dari jumlah Pembangunan Prasarana
dua arah arus pergerakan), Transportasi”, Jurusan Teknik
gangguan samping dari badan Perkapalan UNHAS, Makassar, 2008.
jalan, termasuk banyaknya Alamsyah A.A., “ Rekayasa Lalu Lintas”,
kendaraan seperti angkutan Malang, Agustus 2005.
umum yang menunggu Ahmad Munawar, “Manajemen Lalu Lintas
penumpang dan bentor yang Perkotaan”, Penerbit Beta Offset,
berhenti di ruas jalan tersebut, Jogjakarta, 2006.
jumlah pejalan kaki dan akses Departemen Pekerjaan Umum. “Manual
keluar masuk. Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”.
c. Kondisi Lingkungan, faktor Departemen PU. Dirjen Bina Marga,
kondisi lingkungan yang 1997.
berpengaruh adalah jumlah Diriktorat Jendral Bina Marga. “Standar
penduduk yang setiap tahunnya Perencanaan Geometrik Untuk
makin bertambah. Jalan Perkotaan”, Direktorat
Pembinaan Jalan Kota, Maret 1992.
Saran Khisty C.J, Lall B. K., “Dasar-Dasar
Berdasarkan hasil analisis dan Rekayasa Transportasi” Penerbit
kesimpulan maka dapat dikemukakan Erlangga, Jakarta 2003.
bahwa ruas Jalan Gorontalo-Limboto Morlok, E, K., “Pengantar Teknik dan
masih layak digunakan untuk saat ini, Perencanaan Transportasi” Penerbit
dan untuk mempertahankan kinerja arus Erlangga, Jakarta 1985.
lalu lintas di ruas jalan tersebut maka Paulus Danang Gunadi Putro., “Evaluasi
disarankan: Kinerja Ruas Jalan”, Yogyakarta,
a. Pengguna jalan diruas tersebut Agustus 2010.
harus ditertibkan karena dengan Rizani Ahmad, dkk, “Analisa Kapasitas
banyaknya kendaraan yang Jalan”, Penelitian Politeknik Jurusan
diparkir disembarang tempat Teknik Sipil, Banjarmasin, 1999.
dapat mempengaruhi volume Silvia sukiman., “Dasar-dasar Perencanaan
kapasitas jalan. Sehingga Geometrik Jalan”, NOVA, Bandung,
berdampak terhadap tingkat November 1999.
pelayanan. Siswosoebrotho, B.I., “Diktat Kuliah Teknik
b. Untuk angkutan umum diatur Jalan Raya”, Sub Jurusan Rekayasa.
tempat naik turunnya Warpani S.P., “Pengelolaan Lalu Lintas dan
penumpang (halte). Angkutan Jalan”, Penerbit ITB,
c. Melakukan sosialisasi tertib Bandung, 2002.
berlalu lintas berupa
pemahaman tentang rabu-rambu
lalu lintas maupun sanksi untuk

[Analisis Kinerja Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Gorontalo - Limboto.................. ; A.H Nasution Hasan] 88

Anda mungkin juga menyukai