ABSTRAK
Jalan Brigjend Sutiyoso kecamatan Metro Pusat Kota Metro merupakan ruas jalan
yang memiliki status jalan kota yang berfungsi bagi masyarakat Kota Metro sebagai sarana
transportasi dan sebagai penghubung dari suatu tempat ke tempat yang lain dikawasan
jalan tersebut. Penelitian pada Ruas Jalan Brigjend Sutiyoso ini dilakukan untuk
menganalisis tingkat kepadatan volume arus lalulintas dan pengaruh hambatan samping
terhadap parameter-parameter kinerja jalan terhada tingkat pelayanan jalan.
Tingkat kepadatan volume arus lalulintas tertinggi selama 1 minggu penelitian di
ruas jalan Brigjend Sutiyoso Kota Metro, berada pada hari Senin dengan jumlah total
keseluruhan berdasarkan disaat jam puncak pada setiap simpang yang telah ditentukan,
yaitu sebesar 1.125 Smp/Jam. Sedangkan aktifitas hambatan samping disaat jam puncak
yaitu 994 Smp/Jam termasuk dalam katagori sangat tinggi, VH (Daerah Komersial;
aktivitas pasar sisi jalan). Untuk kapasitas jalan sendiri disaat jam puncak yaitu 2.439,828
Smp/Jam, hal tersebut diakibatkan karena banyaknya aktifitas kegiatan arus lalulintas yang
melewati titik lokasi yang diamati tersebut serta sedang terganggu oleh adanya aktifitas
kegiatan hambatan samping, derajat kejenuhan disaat jam puncak yaitu 0,4610 disaat
terjadinya suatu hambatan pada ruas jalan Brigjend Sutiyoso Kota Metro.
Besar tingkat pelayanan pada ruas jalan Brigjend Sutiyoso Kota Metro, selama 12
jam selama 1 minggu pengamatan di lapangan pada tiap-tiap simpang jalan yang telah
ditentukan, disepanjang Ruas Jalan Brigjend Sutiyoso, Kota Metro. Maka dapat
disimpulkan tingkat pelayanan jalan pada ruas jalan tersebut berada pada katagori E, yaitu
(Arus tidak stabil, kecepatan rendah, volume padat atau mendekati kapasitas)
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 180
p-ISSN ; 2089-2098
atau berbelok dan pindah jalan untuk
mencapai satu tujuan.
Klasifikasi Jalan Menurut Tipenya a. Simpang Tidak Bersinyal
Tipe jalan perkotaan yang (Unsignalised Intersection)
tercantum dalam Manual Kapasitas Jalan merupakan suatu persimpangan
Indonesia MKJI 1997, sebagai berikut : yang dalam pengaturannya tidak
a. Jalan dua-lajur dua-arah tanpa menggunakan lampu sinyal.
median (2/2 UD) b. Simpang Bersinyal (Signalised
b. Jalan empat-lajur dua-arah (4/2) Intersection) merupakan suatu
Tak terbagi (tanpa median) (4/2 persimpangan yang menerapkan
UD) suatu pengaturan dalam
Terbagi (dengan median) (4/2 D) beroperasinya lalulintas
c. Jalan enam-lajur dua-arah terbagi menggunakan lampu bersinyal
(6/2 D)
d. Jalan satu-arah (1-3/1) Konflik-Konflik pada Jalan
1) Kemacetan Jalan, yaitu merupakan
Wilayah Jalan suatu aktifitas kegiatan manusia
1) Meliputi badan jalan, saluran tepi yang terhambat, atau tertunda.
jalan, serta ambang pengamannya. Dikarenakan adanya suatu masalah
2) Trotoar hanya diperuntukan bagi atau konflik yang mengakibatkan
pejalan kaki hambatan pada ruas jalan dan
3) Median, perkerasan jalan, lereng, lalulintasnya.
jalur pemisah, bahu jalan, saluran 2) Kecelakaan Jalan, yaitu merupakan
tepi jalan, gorong gorong, suatu peristiwa yang terjadi secara
perlengkapan jalan, dan bangunan tidak sengaja dan tidak diharapkan.
pelengkap lainnya Hal ini terjadi dapat dipicu dari
dampak akibat tidak berfungsinya
Manfaat Jalan atau tidak beroprasinya dengan baik
1) Manfaat jalan meliputi badan suatu pengaturan lalulintas pada
jalan, saluran tepi jalan, dan ruas jalan.
ambang pengamannya. 3) Kerusakan Jalan, yaitu merupakan
2) Merupakan ruang sepanjang jalan suatu dampak akibat dari kurangnya
yang dibatasi oleh lebar, tinggi, peraturan dan pengaturan dalam
dan kedalaman tertentu. berlalulintas pada ruas jalan.
3) Badan jalan hanya diperuntukan Kerusakan juga dapat dipicu dari
bagi pelayanan lalulintas dan faktor alam yang dapat merusak
angkutan jalan suatu ruas jalan, sehingga kegiatan
beraktifitas berlalulintas dapat
Persimpangan pada Jalan terganggu, waktu tempuh semakin
Persimpangan Jalan (Simpang), berkurang, serta berkurangnya
merupakan bagian yang tidak fungsi dari kapasitas jalan
terpisahkan dari jaringan jalan. Di
daerah perkotaan biasanya banyak Geometrik Jalan
memiliki simpang, dimana pengemudi Geometrik jalan merupakan salah
harus memutuskan untuk berjalan lurus satu karakteristik utama jalan yang akan
mempengaruhi kapasitas dan kinerja
e-ISSN ; 2548-6209
181 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
jalan jika dibebani lalulintas. Dalam baik akan meningkatkan kecepatan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia dan kapasitas pada suatu jalan.
(MKJI) 1997, diantara yang termasuk 6. Jarak pandang yaitu pandangan
dalam geometri jalan sebagai berikut : mata tehadap jarak pandang, jika
1. Tipe Jalan yaitu berbagai tipe jalan jarak pandangan panjang menyalip
akan menunjukkan kinerja berbeda- akan lebih mudah serta kecepatan
beda pada pembebanan lalulintas dan kapasitas lebih tinggi,
tertentu, misalnya jalan terbagi dan tergantung pada lengkung vertikal
tak terbagi, jalan satu-arah. dan horizontal serta ada tidaknya
2. Lebar Jalur lalulintas yaitu penghalang pandangan dijalan,
kecepatan arus bebas dan kapasitas seperti tumbuhan, pagar, bangunan,
meningkat dengan pertambahan dan lain-lain.
lebar jalur lalulintas. Jalur lalulintas
adalah keseluruhan bagian Volume Lalulintas
perkerasan jalan yang Volume lalulintas adalah
diperuntukkan untuk lalulintas banyaknya kendaraan yang melewati
kendaraan. Jalur lalulintas terdiri suatu titik pengamatan dalam satuan
dari beberapa lajur (lane) waktu (hari, jam, menit). Satuan volume
kendaraan. lalu lintas umumnya dipergunakan
3. Kereb yaitu sebagai batas antara sehubungan dengan penentuan jumlah
jalur lalulintas dan trotoar sangat dan lebar lajur, antara lain Lalu Lintas
berpengaruh terhadap dampak Harian Rata-rata, Volume jam
hambatan samping jalan pada perencanaan, dan Kapasitas (Sukirman,
kapasitas dan kecepatan. Kapasitas 1994).
jalan dengan kereb lebih kecil dari Untuk menghitung jumlah arus
jalan dengan bahu. Selanjutnya lalulintas pada suatu ruas jalan, biasanya
kapasitas berkurang jika terdapat dinyatakan dalam kendaraan per hari,
penghalang tetap dekat tepi jalur smp per jam, dan kendaraan per menit
lalulintas. (MKJI 1997). Data-data jadwal yang
4. Bahu yaitu jalan perkotaan tanpa dapat digunakan sebagai acuan antara
kereb kecepatan dan kapasitas jalan lain yaitu:
akan meningkat bila lebar bahu Periode 12 jam : 06.00 - 18.00 WIB
semakin lebar. Penambahan pada Periode 4 jam : 06.00 - 10.00 dan
lebar bahu, terutama karena 14.00 - 18.00 WIB
pengaruh hambatan samping yang Periode 2 jam : 06.00 - 08.00 dan
disebabkan kejadian disetiap sisi 14.00 - 16.00 WIB
jalan, seperti kendaraan umum Tabel 1. Satuan jenis mobil
berhenti, pejalan kaki dan penumpang untuk berbagai jenis jalan
sebagainya. kota
5. Ada atau tidaknya suatu median
yaitu suatu pemisah fisik pada jalur
lalulintas, yang berfungsi untuk
menghilangkan konflik lalulintas
dari arah berlawanan. Bangunan
median yang direncanakan dengan
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 182
p-ISSN ; 2089-2098
Sumber: Direktorat BSLLAK, 1999 untuk jalan kota berdasarkan MKJI
Berikut ini adalah rumus untuk 1997, dalam Tabel dibawah ini :
menentukan volume kendaraan, yang Tabel 2. Satuan mobil penumpang
melewati 1 titik pengamatan selama untuk jalan perkotaan tak terbagi
periode waktu tertentu
Dengan:
Q = Volume (kend/jam)
N = Jumlah kendaraan (kend)
T = Waktu pengamatan (jam)
Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi kendaraan yaitu semua Sumber: MKJI 1997
nilai dari arus lalulintas (per arah dan Tabel 3. Satuan mobil penumpang
total) dikonversikan menjadi satuan untuk jalan perkotaan terbagi
mobil penumpang (smp), yang
diturunkan secara nyata untuk tipe
kendaraan sebagai berikut :
1) Kendaraan Ringan (LV) =
Kendaraan bermotor 2 as beroda 4
dengan jarak as 2,0-3,0 m.
Meliputi : Mobil penumpang,
oplet, bus, pick up dan truk kecil
sesuai sistem klasifikasi
binamarga.
2) Kendaraan Berat (HV) = Sumber: MKJI 1997
Kendaraan bermotor dengan jarak
as lebih dari 3,5 m, dan biasanya Kinerja Ruas Jalan
beroda lebih dari 4. Meliputi: Bus, Kinerja ruas jalan yaitu merupakan
truk 2 as, truk 3 as, dan truk suatu ukuran kuantitatif yang digunakan
kombinasi sesuai sistem klasifikasi dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia
bina marga. (MKJI) 1997. Berdasarkan pada MKJI
3) Sepeda Motor (MC) = Kendaraan 1997 fungsi utama dari suatu jalan
bermotor dengan 2 atau 3 roda. adalah untuk memberikan pelayanan
Meliputi: Sepeda motor dan transportasi sehingga pemakai jalan
kendaraan roda 3 sesuai sistem dapat berkendaraan dengan aman dan
klasifikasi bina marga nyaman.
4) .Kendaraan Tidak Bermotor (UM) Kinerja ruas jalan dapat
= Kendaraan roda yang digerakan didefinisikan, sejauh mana kemampuan
oleh orang atau hewan. Meliputi: jalan menjalankan fungsinya,
Sepeda, becak, kereta kuda, (Morlok,1978), dimana menurut MKJI
gerobak, sesuai sistem klasifikasi 1997 yang digunakan sebagai parameter
bina marga. adalah Derajat Kejenuhan (Degree of
Berikut ini merupakan penentuan Saturation, DS), didalam buku MKJI
ekivalensi mobil penumpang (Smp) 1997 juga menjelaskan bahwa tingkat
e-ISSN ; 2548-6209
183 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
pelayanan jalan dapat juga dihitung Berikut rumus yang digunakan
berdasarkan batas lingkup Q/C pada ruas untuk menghitung kecepatan rata-rata
jalan tersebut. (Mean Speed) adalah:
Pada Tabel dibawah ini yaitu
merupakan suatu acuan landasan dasar,
serta batasan-batasan lingkup dalam Dimana:
menetukan kelas/tingkatan pelayanan V = Kecepatan tempuh rata-rata
jalan pada suatu ruas jalan, antara lain (km/jam; m/dt)
yaitu : L = Panjang pada ruas jalan (km;
Tabel 4. Tingkat Pelayanan Jalan m)
TT = Waktu tempuh rata-rata
kendaraan disepanjang ruas jalan
(jam)
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 184
p-ISSN ; 2089-2098
C = C0 x FCw x FCsp x FCsf x Tabel 8. Faktor Penyesuaian
FCcs Akibat Hambatan Samping (Fcsf)
Dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)
C0 = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian akibat
lebar jalur lalulintas
FCsp = Faktor penyesuaian akibat
pemisah arah
FCsf = Faktor penyesuaian akibat Sumber: MKJI 1997
hambatan samping Tabel 9. Faktor Penyesuaian
FCcs = Faktor penyesuaian untuk Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)
ukuran kota
Tabel 5. Kapasitas Dasar Jalan
Perkotaan (C0)
Hambatan Samping
Hambatan samping merupakan
Sumber: MKJI 1997 aktivitas samping jalan yang dapat
Tabel 6. Faktor Penyesuaian menimbulkan konflik dan berpengaruh
Kapasitas Akibat Lebar Jalur Lalulintas terhadap pergerakan arus lalulintas serta
(FCw) menurunkan fungsi kinerja jalan yang
cukup signifikan. Besarnya hambatan
samping sangat berpengaruh terhadap
kapasitas ruas jalan dan kecepatan
kendaraan pada suatu wilayah.
Tabel 10. Jenis Bobot Hambatan
Samping
e-ISSN ; 2548-6209
185 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
Kecepatan Arus Bebas Tabel 14. Faktor Penyesuaian
Kecepatan Arus Bebas Hambatan Samping (FFVSF)
diidentifikasikan sebagai kecepatan pada
tingkat arus nol, sesuai dengan
kecepatan yang akan dipilih pengemudi
saat mengendaraai kendaraannya, tanpa
halangan kendaraan yang lainnya. (yaitu
pada saat arus = 0). Kecepatan arus
bebas pada kendaraan mobil Sumber: MKJI 1997
penumpang, biasanya 10-15 % lebih Tabel 15. Faktor Penyesuaian
tinggi dari jenis kendaraan yang lain. Ukuran Kota (FFVcs)
Persamaan untuk penentuan kecepatan
arus bebas pada jalan perkotaan
mempunyai rumus sebagai berikut:
FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x
FFVCS
Dimana:
FV = Kecepatan arus bebas Sumber: MKJI 1997
kendaraan ringan di lapangan (km/jam)
Fvo = Kecepatan arus bebas dasar Tingkat Pelayanan Jalan
kendaraan ringan pada jalan dan Menurut Sukirman, 1994, tingkat
alinyemen yang diamati (km/jam) pelayanan jalan merupakan kondisi
FVw = Penyesuaian kecepatan akibat gabungan yang ditunjukkan dari
lebar jalur lalulintas (km/jam) hubungan antara volume kendaraan
FFVsf = Faktor penyesuaian hambatan dibagi kapasitas (V/C) dan kecepatan.
samping dan lebar bahu/jarak kereb ke Tabel 16. Tingkat Pelayanan Jalan
penghalang
FFVcs = Faktor penyesuaian ukuran
kota.
Tabel 12. Kecepatan Arus Bebas
(Fvo) Untuk Kendaraan
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 186
p-ISSN ; 2089-2098
METODE PENELITIAN dalam keadaan kecepatan normal
serta dalam keadaan padat/macet.
Data Primer Data tersebut bertujuan untuk
Data primer adalah data yang mengetahui kecepatan kendaraan
diperoleh dari survei langsung dilokasi, rata-rata yang melewati ruas jalan
data-data primer tersebut berupa data tersebut
geometrik jalan, kondisi arus lalu lintas,
hambatan samping dan kecepatan Data Sekunder
kendaraan. Data sekunder merupakan data
a) Data geometrik jalan didapat yang diperoleh secara tidak langsung
melalui pengukuran secara yang dikumpulkan dari pihak-pihak
langsung dilokasi. Adapun data terkait, antara lain:
geometrik jalan tersebut meliputi a) Peta lokasi penelitian, didapatkan
tipe jalan, kereb/bahu jalan, dari survey langsung di lapangan
panjang dan lebar jalan, serta lebar b) Manual Kapasitas Jalan Indonesia,
jalur jalan. MKJI 1997
b) Survei perhitungan lalu lintas c) Jumlah penduduk Kota Metro
disetiap jenis kendaraan (Traffic
counting/TC) survei ini Waktu Pengambilan Data
dilaksanakan pada tiap pos yang Waktu pengambilan data ini dapat
telah ditentukan dilokasi berfariasi sesuai dengan tingkat
penelitian. Setiap kendaraan yang pengaruh hambatan samping pada ruas
melintasi pos survei akan dicatat jalan tersebut proses pengambilan data
sesuai dengan jenis kendaraanya. ini hanya dilakukan oleh pencatat
Tujuan survei ini yaitu untuk lapangan
mengetahui kepadatan arus lalu Periode 12 jam : 06.00 - 18.00 WIB
lintas perjam dan perhari serta Periode 4 jam : 06.00 - 10.00 dan
komposisi kendaraan. 14.00 - 18.00 WIB
c) Data hambatan samping data ini Periode 2 jam : 06.00 - 08.00 dan
meliputi pejalan kaki (penyebrang 14.00 - 16.00 WIB
jalan), kendaraan berhenti, Pada survei secara langsung ini
kendaraan lambat (becak, sepeda, peneliti juga dapat memperkirakan pada
gerobak dan kendaraan tak hari apa saja survei akan dilakukan pada
bermotor lainnya), serta kendaraan hari libur dan hari kerja yaitu pada hari
yang keluar dan masuk di sisi (Sabtu, Minggu dan Senin).
jalan. Data-data tersebut diperoleh Survei penelitian pada ruas jalan
dengan cara menempatkan ini memiliki 3 titik survei pengamatan
beberapa pengamat pada lokasi yang berbeda-beda dan per titik
penelitian, dan bertugas pengamatan memiliki panjang
mengamati dan mencatat data-data berkisaran ± 200 meter
tersebut. Tujuan pengumpulan
data ini yaitu untuk menganalisa Survei Kecepatan Kendaraan
banyaknya aktivitas hambatan Perhitungan kecepatan kendaraan
samping pada lokasi penelitian. ini mengacu pada dimana kecepatan
d) Kecepatan kendaraan data ini kendaraan didapat dengan cara membagi
meliputi kecepatan kendaraan, panjang segmen dan waktu tempuh rata-
e-ISSN ; 2548-6209
187 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
rata sepanjang segmen ruas jalan
tersebut, perhitungan kecepatan yang
digunakaan dalam penelitian ini adalah
kecepatan perjalanan/kecepatan ruang
(Journey Speed). Kecepatan perjalanan
(Journey Speed) adalah kecepatan
efektif kendaraan yang sedang dalam
perjalanan antara dua tempat, dan
merupakan jarak antara dua tempat
dibagi dengan lama waktu bagi Gambar 1. Lokasi dan Penempatan
kendaraan untuk menyelesaikan Titik Survei
perjalanan antara dua tempat tersebut, 1) A. Pos survei 1, di kawasan sisi
dengan lama waktu mencakup setiap lahan dari Lapangan Samber.
waktu berhenti yang ditimbulkan oleh 2) B. Pos survei 2, di kawasan sisi
hambatan (penundaan) lalu lintas, maka lahan dari Kantor Camat.
didapatlah dua titik pengamatan 3) C. Pos survei 3, di kawasan sisi
tersebut. lahan dari Kelurahan Metro.
4) D. Pos survei 4, di kawasan sisi
Penempatan Survei Lapangan lahan dari RS. Umum (Ahmad
Pada penelitian ini pengumpulan Yani).
data dilakukan pada ruas Jalan Brigjend
Sutiyoso PEMBAHASAN
1) Wilayah pos survei 1, lokasi yang
diamati berada di kawasan Volume Lalulintas
persimpangan Jalan Mayjend Pengamatan data pada berikut ini
Riyachudu dan Jalan Brigjend ditinjau dari titik pos-perpos pada
Sutiyoso, pada ruas jalan ini masing-masing simpang dan dari arah
terdapat 7 orang pengamat arus kendaraan, fungsi dari pengamatan
2) Wilayah pos survei 2, lokasi yang ini agar dapat diketahui seberapa besar
diamati berada di kawasan kendaraan yang melewati pada Ruas
persimpangan Jalan Ade Irma Jalan Brigjend Sutiyoso Kota Metro.
Suryani dan Jalan Brigjend Tabel 17. Data Rekap Arus
Sutiyoso, pada ruas jalan ini lalulintas, Disaat Jam Puncak
terdapat 7 orang pengamat
3) Wilayah pos survei 3, lokasi yang
diamati berada di kawasan
persimpangan Jalan Letjend
Alamsyah Ratu Prawira Negara dan
Jalan Brigjend Sutiyoso, pada ruas
jalan ini terdapat 11 orang
pengamat.
4) Wilayah pos survei 4, lokasi yang
diamati berada di kawasan
persimpangan Jalan Ahmad Jani dan Sumber : Perhitungan Jumlah Total Data
Jalan Brigjend Sutiyoso, pada ruas Arus Lalulintas Kendaraan, Disaat
jalan ini terdapat 4 orang pengamat Keadaan Jam Puncak Kendaraan
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 188
p-ISSN ; 2089-2098
Tabel 18. Data Rekap Arus Tabel 20. Data Rekap Hambatan
lalulintas, Penjumlahan Total Jenis Samping, Penjumlahan Total Jenis
Kendaraan Dengan Ekivalensi (Smp) Kejadian Dengan Frekuensi Hambatan
Samping
e-ISSN ; 2548-6209
189 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
Brigjend Sutiyoso Kota Metro, terbesar memasuki waktu terpadat waktu tempuh
pada hari Senin pada pukul 06.00 – kendaraan menurun menjadi 10–0
07.00 WIB mengacu pada Tabel 4.3 dari Km/Jam, ini diakibatkan adanya
Simpang No 4 B – A, dan didapatkan banyaknya aktifitas kegiatan hambatan
hasil sebesar 2.439,828 Smp/Jam pada samping pada Ruas Jalan Brigjend
saat waktu jam puncak kendaraan. Sutiyoso Kota Metro.
Diakibatkan karena banyaknya aktifitas Berdasarkan dari survey secara
kegiatan arus lalulintas yang melewati langsung di lapangan maka waktu yang
ruas Jalan Brigjend Sutiyoso, Kota terbuang pada saat pengendara melewati
Metro, akan lebih besar dari jam-jam disepanjang Ruas Jalan Brigjend
lainnya. Sutiyoso Kota Metro, adalah :
3 menit 9 detik (189 detik) – 1 menit 36
Derajad Kejenuhan detik (96 detik) = 1 menit 33 detik (93
Nilai derajat kejenuhan disaat jam detik).
puncak terjadinya suatu hambatan pada
ruas jalan Jalan Brigjend Sutiyoso Kota Kecepatan Rata-rata Disaat Terpadat
Metro, maka didapatkannya hasil dari Kecepatan Rata-rata Disaat Terpadat :
nilai derajad kejenuhan : V=
DS =
V =
DS = = 0,4610 = 12,28 Km/Jam
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 190
p-ISSN ; 2089-2098
persimpangan jalan pada Ruas Jalan
Brigjend Sutiyoso Kota Metro.
Diambil dari hasil total dari
jumlah seluruh kendaraan pada arus
lalulintas, maka didapatkan total arus
lalulintas kendaraan.
Tabel 23. Perhitungan dan
Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan
Gambar 2. Tingkat Pelayanan Jalan Pada Gambar 4. Tingkat Pelayanan Jalan Pada
Pos Survey 1 Ditinjau Dari Lalu Lintas Pos Survey 3 Ditinjau Dari Lalu Lintas
Harian Rata-Rata Saat Terpadat/Puncak Harian Rata-Rata Saat Terpadat/Puncak
e-ISSN ; 2548-6209
191 TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019
p-ISSN ; 2089-2098
4. Tingkat pelayanan jalan pada Ruas
Jalan Brigjend Sutiyoso Kota Metro
ini berada dalam katagori E, yaitu
(Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
volume padat atau mendekati
kapasitas).
DAFTAR PUSTAKA
e-ISSN ; 2548-6209
TAPAK Vol. 8 No. 2 Mei 2019 192
p-ISSN ; 2089-2098