PENDAHULUAN
Ruang lingkup pengangkutan darat itu sepanjang dan selebar negara, maksudnya
adalah ruang lingkupnya sama dengan ruang lingkup negara, sedangkan angkutan itu
sendiri dapat dilakukan dengan jenis-jenis angkutan. Untuk dapat berjalannya dengan
baik proses pengangkutan sangatlah dibutuhkan dukungan infrastruktur yang baik dari
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Beberapa sarana prasarana hal yang
harus dipenuhi untuk memberikan pelayanan yang baik dalam pengangkutan yaitu;
1. Jalan;
2. Terminal atau stasiun;
3. Kendaraan;
4. Unsur tenaga penggerak atau unsur non fisik yaitu pengemudi.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam teknologi ada dua jalur gerak yaitu diatas tanah (jalan raya), diatas baja
(rel).
1. Pengertian
Jalan raya, menurut Undang-undang No.13 Tahun 1980 tentang jalan, adalah suatu
prasarana perhubungan darat dalam bentuk apa pun yang melipuli segala bagian jalan
temasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
limas. Dalarn pengertian ini yang dimaksud dengan:
a. Bangunan pelengkap aalah bangunan yalng melekat dan tidak dapat dipisahkan
dari badan jalan itu sendiri, misalnya Jembatan, ponton, lintas atas, lintas bawah,
tempat parkir, gorong-gorong tembok Penahan tanah (lebing), saluran air.
b. Perlengkapan adalah bangunan yang dapat dibongkar-pasang dan dipindahkan
dari jalan. Tanpa bangunan ini jalan masih dapat digunakan, misalnya rambu-
rambu lalu lintas, marka jalan, pagar pengaman lalu lintas, patok daerah milik
jalan (DMJ), serta lampu lalu lintas.
2. Klasifikasi
2
1) Sistem (pelayanan penghubung). Sebagai sistem pelayanan penghubung,
jaringan jalan dibagi lagi menjadi:
a. Sistem jaringan jalan primer adalah system jaringan jalan yang
menghubungkan kota (wilayah) ditingkat nasional atau, alam pengertian lain,
ruas yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi yang kemudian
berwujud kota ditingkat nasional, dan
b. Sistem jaringan jalan sekunder adalah system jaringan jalan yang
menghubungkan zona-zona (Kawasan-kawasan), titik-titik simpul didalam
kota.
2) Peranan (Fungsi)
a. jalan arteri adalah Jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan
rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk (persimpangan) sebidang dibatasi
secara efisien atau ditiadakan
b. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang (angkutan
pengumpul atau pembagi) dengan kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan
masuk (persimpangan sebidang) masih dibatasi.
c. jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat dengan kecepatan
rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk (persimpangan sebidang) tidak
dibatasi.
3) Peruntukan
a. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
b. Jalan khusus adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum atau jalan
yang tidak diperuntukkan bagi lalu lintas umum seperti jalan yang terdapat
dikompleks-kompleks perumahan, perkebunan, kehutanan, pertambangan,
kompleks hankam, jalan pipa, jalan inspeksi (irigasi an gas).
4) Klasifikasi Teknis
3
an arteri sekunder. Jalan kelas II biasanya jalannya berupa jalan kolektor primer
dan sekunder begitu eterusnya kebawah sampai Jalan Kelas IV.
Dalam hal status dan wewenang pembinaannya, jalan dibedakan atas jalan
nasional (negara), jalan provinsi, jalan kabupaten (kota), dan jalan desa. Pembagian
jalan berdasarkan status ini juga dapat dikaitkan langsung kepada kelompok
jaringan jalan berdasarkan system, peranan (fungsi), dan berdasarkan klasifikasi
teknisnya:
a. Jalan nasional (negara) adalah janngan jalan primer, aarteri, dan kelas I yang
pembinaannya dilakukan oleh pemerintah pusat (Kementerian PU cq.
Direktorat Jenderal Bina Marga)
b. Jalan provinsi biasanya merupakan jalan kolektor primer dan kelas l yang
pembinaannya dilakukan oleh pemerintah provinsi (Dinas Prasarana Jalan).
c. Jalari kabupaten (kota) biasanya berupa jalan kolektor dan lokal primer, kelas
jalannya kebanyakan jalan kelas II, III dan IV yang pembinaannya dilakukan
oleh pemerintah kabupaten (Dinas PU kabupaten). Sementara itu, jalan kota
mutlak merupakan jaringan jalan sekunder yang bisa merupakan jalan arteri
sekunder, kolektor sekunder atau Iokal sekunder yang kelas jalannya bisa dari
jalan kelas I sampai dengan VI. Pembinaan jalan kabupaten ini dilakukan oleh
pemerintah kota (Dinas PU kota).
d. Jalan desa umumnya merupakan jalan lokal dan jalan akses untuk mencapai
pekarangan rumah. Jalan desa ini bisa berupa jalan lokal primer dan jalan akses
yang pembinaanya dilakukan oleh pemerintahan desa setempat melalui
swadaya masyarakat dan bantuan dana dari pemerintahan yang lebih tinggi.
6) Kualitas/bentuk permukaan
Kualitas permukaan membedakan jalan atas jalan aspal dan jalan campuran
aspal—beton, jalan kerikil_ dan jalan tanah. Pembedaan jalan menurut jenis
permukaan ini dapat dikaitkan langsung dengan kelompok jalan yangdidasarkan
pada system peranan. Klasifikasi teknis, peruntukan, dan status serta wewenang
pembinaannya. Umumnya jalan aspal (dan campuran aspal- beton) adalah jalan
negara, provinsi_ kabupaten (kota) yang bisa berupa jalan kelas I hingga VI dan
bisa Juga merupakan jalan arteri primer dan sekunder, jala tol, jalan kolektor
primer, jalan sekunder, atau jalan lokal primer dan sekunder. Sementara itu, jalan
kerikil biasanya jalan kabupaten dan desa, jalan lokal primer. Jalan tanah biasanya
berada di desa-desa dan merupakan jalan local, namun pada zaman pembangunan
4
sekarang ini, untuk menjaga perekonomian masyarakat, sudah jarang ditemui jalan
tanah kecuali, salah satunya, di areal perkebunan.
3. Tipe
dibedakan atas:
a. Jalan perkotaan (dalam kota) ditandai derigan kegiatan yang padat (intensitas
tinggi) di kiri-kanan jalan dan ukuran jalan lebih lebar.
b. Jalan antar kota (Iuar kota) ditandai oleh kondisi di kiri-kanan jalan dengan
kegiatan yang sedikit (intensitas rendah) dan ukuran Jalan yang relatif lebih
sempit.
4. Karakteristik Fisik
5. Penampang Melintang
Penampang melintang jalan merupakan konstruksi ruas jalan secara melintang mulai
dari sisi pertama ke sisi seberang jalan tersebut. Penampang melintang jaian terbagi
atas:
a. Jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai tempat kendaraan meluncur. Jaur ini
diberi kemiringan dari pusat ke setiap sisi agar air dapat mengalir ke selokan
pinggir jalan; disebut juga badan jalan.
b. Bahu jalan yang berfungsi sebagai konstruksi uniuk memperkuat jalur lalu
lintas, memberi tempat (ruang) kendaraan berhenti (parkir), dan memberikan
keleluasan pandangan.
5
c. Selokan pinggir yang berfungsi untuk menurunkan muka air tanah dalam
badan jaian, mengalirkan limpasan air permukaan, dan mengantisipasi
genangan air (banjir).
d. Daerah manfaat jalan (DAMAJA) yang merupakan suatu daerah yang
dimanfaatkan untuk konstruksi jalan yang terdiri dari jalur lalu lintas
(Perkerasan), bahu jalan, drainase (trotoar), ambang pengaman dan jalur
pemisah.
e. Daerah milik jalan (DAMIJA = DMJ) yang meliputi daerah manfaaat jalan
ditambah dengan sejalur tanah tertentu di luar daerah manfaat jalan yang
diperlukan untuk memenuhi persyaratan keleluasaan dan keamanan pengguna
jalan. Untuk jangka panjang, daerah ini akan digunakan untuk pelebaran
daerah manfaat jalan di kemudian hari. DMJ ini diberi tanda patok DMJ
sebagai penjelasan batasnya.
f. Daerah pengawasan jalan (DAWASJA) yang berupa sejalur tanah tertentu
yang terletak di luar daerah milik jalan (DMJ), yang penggunaannya diawasi
oleh Pembina jalan (PU atau Dinas Prasarana Jalan), yang disediakan agar
tidak mengganggu pandangan pengemui dan konstruksi bangunan jalan. Jalur
pemisah tengah atau yang disebut juga median jalan yang berfungsi untuk
pemisah arus lalu lintas pada jalur-jalur yang berlawanan arahnya dan
berfungsi untuk menjaga keamanan baik yang fisiknya dikonstruksikan (beton
atau jalur hijau) ataupun dicat (marka jalan).
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan jalan dilakukan secara teratur oleh badan pembinaan jalan yaitu
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum atau dinas di daerah
yang meliputi pengawasan, perbaikan, dan pelebaran.
7. Lain-lain
Hal utama terkait jalan raya adalah pertemuan dua ruas jalan raya (persimpangan).
Terdapat dua jenis persimpangan dalam system jaringan jalan raya secara fisik, yaitu:
6
adalah Jembatan Semanggi, Simpang-susun Cawang (Jakarta), Simpang-
susun Waru, Surabaya.
1. Pengertian
Jalan rel merupakan kelompok jalan buatan yang terbuat dari baja yang dilewati
oleh roda yang terbuat dari baja dan dapat dikonstruksikan dibawah tanah (kereta api
bawah tanah, di permukaan tanah, dan melayang (ditinggikan). Jalan rel hanya dapat
dipakai oleh kendaraan yang baroda besi saja (kereta api) secara eksklusif dalam arti
tidak ada jenis kendaraan lain yang dapat melewatinya. Konstruksi jalan rel terdiri
atas: ,.
2. Klasifikasi
a. Jalan rel umum lintas utama yang merupakan jalan rel yang dimanfaatkan
untuk lalu lintas umum pada jalur dengan perjalanan jarak jauh jalur
b. Jalan rel umum lintas lokal yang dimanfaatkan umuk lalu lintas umum pada
jalur dengan perjalanan jarak dekat seperti kereta api jabodetabek atau kereta
api dalam kota lainnya
c. Jalan rel khusus yang merupakan jalan rel yang dimanfaatkan untuk lalu lintas
keperluan-keperluan khusus oleh badan usaha tertentu dan kepentingan sendiri
seperti kompleks perkebunan karet, kelapa sawit, semen, batu bara, pabrik, dan
lain-lain.
7
2.2 Terminal
Dari segi tata ruang wilayah, terminal dapat diartikan sebagai unsur tata ruang yang
mempunyai peran penting bagi efisiensi kehidupan wilayah, yang dapat
8
1. Garasi
Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal di jalan raya yang peruntukannya
lebih dikhususkan bagi kendaraan pribadi. Fungsi yang menonjol adalah tempat
menyimpan kendaraan pribadi.
2. Parkiran
Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal di jalan raya yang peruntukannya
ialah sebagai tempat menghentikan kendaraan pelaku perjalanan apabila telah sampai
pada tempat tujuan atau di tengah perjalanannya.
Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal yang berlokasi di pinggir jalan
raya I sepanjang lintasan yang dilewati kendaraan umum (bus dan mikrolet). Letaknya
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga penumpang kendaraan dapat naik atau
turun ke dan dari kendaraan dari tempat-tempat yang strategis.
4. Pangkalan
5. Pool Kendaraan
Merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai terminal, namun terdapat pada kantor-
kantor perusahaan transportasi tertentu yang diperuntukkan khusus bagi bus-bus
(armada) yang dimilikinya dan bukan untuk bus-bus lain.
Merupakan tempat sejumlah bus (truk) mengawali dan mengakhiri perjalanan dan
lintasan operasionalnya. Di terminal inilah penumpang bus dan barang yang diangkut
truk, memulai dan mengakhiri perjalanannya dan berganti moda angkutan lainnya
(transit). Terminal ini juga merupakan tempat perawatan ringan kendaraan.
a. Penentuan kapasitas (daya tamping) dan jumlah teluk yang diperlukan untuk
kendaraan, orang, dan barang
b. Geometri dan tata letak tapak terminal dari pinggir jalan raya arteri primer kota
9
c. Penentuan kapasitas untuk pejalan kaki, mobil pribadi, dan ruang tunggu
penumpang
d. Perancangan model sirkulasi lalu lintas di kawasan terminal misalnya jalur
kedatangan bus antar kota dan dalam kota, jalur keberangkatan, area
menurunkan penumpang (barang), area menaikkan atau memuat penumpang
atau barang, jalur parkir kendaraan pribadi dan rambu-rambu petunjuk lainnya.
a. Peranan
b. Fugsi
10
h) Berfungsi sebagai alat pengatur angkutan yang bersifat melayani arus
angkutan penumpang dan barang jarak pendek/dekat dengan volume
kecil/sedikit/rendah.
i) Tempat bongkar/muat lebih kecil atau sama dengan 2,5 ton/unit angkutan
atau 10 penumpang/unit angkutan.
c. Jenis angkutan
11
a) Model pinggiran (nearside terminating) merupakan model yang
mengembangkan sejumlah terminal di pinggir kota. Arus kendaraan angkutan
antar kota berakhir di terminal yang ada baik di pinggir kota atau di tengah
kota. Ukuran kota yang cocok untuk model ini adalah kota besar, kota raya,
dan metropolitan.
b) Model tenngah kota (central terminating) merupakan model yang hanya
menggabungkan satu terminal saja di tengah kota yang melayani semua jenis
angkutan mulai dari angkutann lokal sampai nasional dan internasional .
ukutan yang cocok untuk model ini adalah kota kecil dan sedang.
12
BAB 3
KESIMPULAN
a. Garasi
b. Parkir
c. Halte
d. Pangkalan
e. Pool kendaraan
f. Terminal bus
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/267084233/Sarana-Dan-Prasarana-Transportasi.
Diakses 22 September 2018
14