KAJIAN PUSTAKA
2.1 Jalan Arteri
Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 pada pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa jalan
arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan
arteri meliputi Jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan arteri primer merupakan Jalan arteri
dalam skala wilayah tingkat nasional, sedangkan Jalan arteri sekunder merupakan Jalan arteri
dalam skala perkotaan.
Dijelaskan juga dalam (Direktorat Jenderal Bina Marga 1990), Jalan arteri primer merupakan
jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang ke satu yang terletak
berdampingan atau menghubungkan kita jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. Sedangkan
arteri sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. (INDONESIA 2004)
2.3.3 Kereb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu-lintas dan trotoar berpengaruh terhadap dampak
hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari
jalan dengan bahu (MKJI 1997).
Menurut (Sukirman, 1994), kereb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau bahu
jalan yang dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi pekerasan. Pada umumnya kereb digunakan pada
jalan-jalan di daerah pertokoan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb digunakan jika jalan
tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi/ apabila melintasi perkampungan.
2.3.4 Trotoar
Menurut (Sukirman, 1994), Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur
lalu lintas yang khususnya dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk kenyamanan
pejalan kaki maka trotoar harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kereb.
V = L/TT………………………………………………………………………..………. (2.1)
Dimana :
V : Kecepatan Tempuh (Km/Jam)
L : Panjang Segmen (Km)
TT : Waktu Tempuh Rata Rata (Jam)
2.6 Waktu Tempuh
Waktu tempuh merupakan waktu total yang diperlukan untuk melewati suatu panjang jalan
tertentu, termasuk waktu berhenti dan tundaan pada simpang. Waktu tempuh tidak menambahkan
waktu untuk berhenti untuk istirahat maupun perbaikan kendaraan.
2.7 Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) atau Vehicle Operating Cost adalah biaya yang
dihitung berdasarkan pemakaian dan pemanfaatan kendaraan dalam waktu tertentu. Biaya
operasional kendaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kendaraan, harga bahan
bakar, harga ban, harga servis dan lain sebagainya. Variabel penting yang mempengaruhi hasil
perhitungan biaya operasi kendaraan adalah biaya lansung dan biaya tidak langsung (Salim, 2009).
Dalam analisis BOK, konsumsi bahan bakar menjadi komponen yang paling dominan.
Beberapa model analisis Biaya Operasional Kendaraan, mulai dari analisis sederhana yang
didasarkan pada kecepatan rata – rata sampai pada model analisis seketika yang sangat teliti
sebagai fungsi waktu, dan model elemental yang memodel pemakaian bahan bakar dengan
meliputi pengaruh perlambatan, percepatan dan saat bergerak stabil (cruise) serta
berhenti.(Ismiyati dkk, 2014)
Dalam Perhitungannya biaya operasional kendaraan terdapat komponen komponen biaya
yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut :
D. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat dan
memperbaiki kendaraan dari kerusakan yang terjadi, baik berat maupun ringan. Besarnya jumlah
biaya pemeliharaan kendaraan ditentukan oleh jarak tempuh kendaraan.
E. Biaya Tol
Biaya tol merupakan jumlah tarif yang ditetapkan untuk menggunakan jalan tol. Biaya tol
dikeluarkan pada saat masuk dan keluar gerbang tol.
Dalam perhitungan biaya operasional kendaraan ada beberapa metode yang dapat digunakan
antara lain :
Dimana