Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Jalan Arteri
Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 pada pasal 8 ayat 2 disebutkan bahwa jalan
arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Jalan
arteri meliputi Jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan arteri primer merupakan Jalan arteri
dalam skala wilayah tingkat nasional, sedangkan Jalan arteri sekunder merupakan Jalan arteri
dalam skala perkotaan.

Dijelaskan juga dalam (Direktorat Jenderal Bina Marga 1990), Jalan arteri primer merupakan
jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota jenjang ke satu yang terletak
berdampingan atau menghubungkan kita jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua. Sedangkan
arteri sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. (INDONESIA 2004)

2.2 Jalan Bebas Hambatan (TOL)


Menurut Undang Undang Nomor 38 Tahun 2004 pada pasal 1 ayat 7 disebutkan bahwa Jalan
tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional
yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Sedangkan keberadaan jalan tol direncanakan untuk
lalu lintas dengan kecepatan tinggi, dipergunakan untuk jarak jauh sebagai penghubung antara
kota-kota besar. Hal ini diharapkan agar waktu tempuh kendaraan menjadi semakin pendek dan
menghemat biaya operasi kendaraan. Dalam UU juga menjelaskan keterkaitan antara BOK dengan
tarif tol yaitu Biaya Operasi Kendaraan melalui jalan tol ditambah tarif tol harus lebih kecil
dibandingkan dengan Biaya Operasi Kendaraan melalui jalan tol.
Dalam Undang Undang tersebut juga dijelaskan tentang tujuan diselenggarakannya jalan tol
sebagaimana yang tercantum pada pasal 43 ayat 1 sebagai berikut :
a) memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang;
b) meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang
peningkatan pertumbuhan ekonomi;
c) meringankan beban dana Pemerintah melalui partisipasi pengguna jalan; dan
d) meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan.
Namun tidak selamanya suatu ruas jalan akan menjadi jalan tol karena pada dasarnya sifat
komersialnya adalah sementara. Jalan tol dapat menjadi jalan umum non tol bila :
a) tujuan penyelenggaraan jalan tol sudah tercapai, yaitu untuk melayani jasa distribusi yang
mempunyai spesifikasi bebas hambatan agar tercapai efisiensi yang maksimal dalam
penggunaan sumber daya,
b) persyaratan teknis jalan tol tidak terpenuhi,
c) fungsi jalan tol sebagai jalan alternatif jalan umum tidak berperan lagi.

2.3 Karakteristik Jalan


2.3.1 Tipe Jalan
Berbagai tipe jalan dapat menunjukan kinerja yang berbeda dalam pembebanan pada lalu
litas tertentu, hal tersebut ditunjukkan oleh potongan melintang jalan yang ditunjukkan dengan
jumlah arah dan lajur pada tiap segmen jalan (MKJI 1997). Tipe jalan perkotaan menurut MKJI
1997 dibedakan menjadi 4, antara lain :
a. Jalan dua jalur dua arah tak terbagi (2/2 UD)
b. Jalan empat lajur dua arah
 Tak terbagi (tanpa median) (4/2 UD)
 Terbagi (dengan median) (4/2 D)
c. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D)
d. Jalur satu arah (1-3/1)
(DIBERI ILUSTRASI)
2.3.2 Jalur dan Lajur Lalu Lintas
Menurut (Sukirman, 1994), Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang
diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane)
kendaraan. Lajur lalu lintas yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk
dilewati oleh satu rangkaian kendaraan dalam satu arah.

2.3.3 Kereb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu-lintas dan trotoar berpengaruh terhadap dampak
hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari
jalan dengan bahu (MKJI 1997).
Menurut (Sukirman, 1994), kereb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan atau bahu
jalan yang dimaksudkan untuk keperluan drainase, mencegah keluarnya kendaraan dari tepi
perkerasan dan memberikan ketegasan tepi pekerasan. Pada umumnya kereb digunakan pada
jalan-jalan di daerah pertokoan, sedangkan untuk jalan-jalan antar kota kereb digunakan jika jalan
tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan tinggi/ apabila melintasi perkampungan.

2.3.4 Trotoar
Menurut (Sukirman, 1994), Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur
lalu lintas yang khususnya dipergunakan untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk kenyamanan
pejalan kaki maka trotoar harus dibuat terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik berupa kereb.

2.3.5 Bahu Jalan


Menurut (Sukirman, 1994), bahu jalan (shoulder) adalah jalur yang terletak berdampingan
dengan jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai :
a. Ruangan tempat berhenti sementara kendaraan,
b. Ruangan untuk menghindari diri dari saat-saat darurat untuk mencegah kecelakaan,
c. Ruangan pembantu pada saat mengadakan perbaikan atau pemeliharaan jalan,
d. Memberikan dukungan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah samping.

2.3.6 Median Jalan


Median adalah jalur yang terletak di tengah jalan untuk membagi jalan dalam masing-
masing arah. Median serta batas-batasnya harus terlihat oleh setiap mata pengemudi baik pada
siang hari maupun malam hari serta segala cuaca dan keadaan (Sukirman, 1994). Fungsi median
adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol
keadaan pada saat-saat darurat,
b. Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi/ mengurangi kesilauan terhadap lampu
besar dari kendaraan yang berlawanan,
c. Menambah rasa kelegaan, kenyamanan, dan keindahan bagi setiap pengemudi,
d. Mengamankan kebebasan samping dari masing-masing arah lalu lintas.

2.3.7 Penampang Melintang


Penampang melintang jalan Tol merupakan potongan melintang tegak lurus sumbu jalan,
Pada potongan melintang jalan dapat terlihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan yang utama
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bagian yang langsung berguna untuk lalu lintas .
1. jalur lalu lintas
2. lajur lalu lintas
3. bahu jalan
4. trotoar
5. median
b. Bagian yang berguna untuk drainase jalan
1. saluran samping
2. kemiringan melintang jalur lalu lintas
3. kemiringan melintang bahu
4. kemiringan lereng
c. Bagian pelengkap jalan
1. 1 kereb
2. pengaman tepi
d. Bagian konstruksi jalan
1. lapisan perkerasan jalan
2. lapisan pondasi atas
3. lapisan pondasi bawah
4. lapisan tanah dasar
e. Daerah manfaat jalan (damaja)
f. Daerah milik jalan (damija)
g. Daerah pengawasan jalan (dawasja)
2.3.8 Jalur Lalu Lintas
Jalur lalu lintas (travelled way = carriage way) adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan
yang diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane)
kendaraan. Lajur kendaraan yaitu bagian dari jalur lalu lintas yang khusus diperuntukkan untuk
dilewati oleh satu rangkaian kendaraan beroda empat atau lebih dalam satu arah. Jadi jumlah lajur
minimal untuk jalan 2 arah adalah 2 dan pada umumnya disebut sebagai jalan 2 lajur 2 arah. Jalur
lalu lintas untuk 1 arah minimal terdiri dari 1 lajur lalu lintas.

2.4 Kepemilikan Kendaraan


Kendaraan merupakan komponen yang berhubungan langsung dengan jalan, sangat
berpengaruh terhadap keadaan lalu lintas dari jaringan jalan yang ada dan dikelompokkan dalam
3 macam yaitu:
a. Kendaraan Penumpang meliputi: Kendaraan sedan, jeep, pick up dan lain lain.
b. Kendaraan bus meliputi: micro bus dan bus.
c. Kendaraan truck meliputi: truk ringan (2 sumbu dan 3 sumbu) truk berat (trailer dan truk
gandeng).
Karakteristik kendaraan-kendaraan ini dapat dikelompokkan kedalam karakteristik fisik
(dimensi dan berat), unjuk kerja, dan fungsi. Maksud digunakannya suatu kendaraan tentu akan
mempengaruhinkarakteristik fisik kendaraan. Kecepatan dan kapasitas angkut merupakan hal yang
penting, tetapi keamanan, kenyamanan, kecocokan, sifat dan nilai muatan, perlindungan terhadap
muatan, serta ukuran, jarak perjalanan, dan sebagainya secara keseluruhan perlu di pertimbangkan.
Kendaraan pada dasarnya dibuat untuk memenuhi salah satu dari 3 kegunaan dasar angkutan,
yaitu:
a. Angkutan pribadi : adalah transport untuk masing-masing individu dan keluarga yang
memiliki kendaraan yang digunakan untuk keperluan pribadi mereka.
b. Angkutan umum: angkutan yang tersedia untuk umum dengan membayar ongkos untuk
menggunakan kendaraan tersebut.
c. Angkutan barang: adalah untuk memuat segala jenis barang, dari yang kecil hingga besar.

2.5 Kecepatan Tempuh


Menurut (Ismiyati, dkk., 2014) Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata –
rata dari kendaraan ringan sepanjang segmen jalan raya. Kecepatan tempuh dijelaskan juga dalam
MKJI 1997 dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

V = L/TT………………………………………………………………………..………. (2.1)
Dimana :
V : Kecepatan Tempuh (Km/Jam)
L : Panjang Segmen (Km)
TT : Waktu Tempuh Rata Rata (Jam)
2.6 Waktu Tempuh
Waktu tempuh merupakan waktu total yang diperlukan untuk melewati suatu panjang jalan
tertentu, termasuk waktu berhenti dan tundaan pada simpang. Waktu tempuh tidak menambahkan
waktu untuk berhenti untuk istirahat maupun perbaikan kendaraan.
2.7 Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) atau Vehicle Operating Cost adalah biaya yang
dihitung berdasarkan pemakaian dan pemanfaatan kendaraan dalam waktu tertentu. Biaya
operasional kendaraan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis kendaraan, harga bahan
bakar, harga ban, harga servis dan lain sebagainya. Variabel penting yang mempengaruhi hasil
perhitungan biaya operasi kendaraan adalah biaya lansung dan biaya tidak langsung (Salim, 2009).
Dalam analisis BOK, konsumsi bahan bakar menjadi komponen yang paling dominan.
Beberapa model analisis Biaya Operasional Kendaraan, mulai dari analisis sederhana yang
didasarkan pada kecepatan rata – rata sampai pada model analisis seketika yang sangat teliti
sebagai fungsi waktu, dan model elemental yang memodel pemakaian bahan bakar dengan
meliputi pengaruh perlambatan, percepatan dan saat bergerak stabil (cruise) serta
berhenti.(Ismiyati dkk, 2014)
Dalam Perhitungannya biaya operasional kendaraan terdapat komponen komponen biaya
yang perlu dipertimbangkan sebagai berikut :

2.7.1 Biaya Tetap (Standing Cost atau Fixed Cost)


Biaya tetap merupakan biaya yang terjadi pada awal dioperasikannya suatu sistem
kendaraan. Biaya tetap adalah komponen biaya yang semuanya dihitung dalam satuan waktu
tertentu. Biasanya jangka waktu perhitungannya selama 1 tahun, karena sebagian besar komponen
biaya dibayar pada setiap tahun, karena jangka waktu itu tepat untuk digunakan sebagai dasar
perhitungan.

A. Biaya Depresiasi/Penyusutan Kendaraan


Biaya depresiasi atau dapat disebut juga sebagai biaya penyusutan kendaraan merupakan
biaya berkurangnya nilai suatu kendaraan tersebut akibat perngoperasian pada rentang waktu
tertentu. Hal ini dapat pula mengakibatkan model kendaraan ketinggalan jaman karena kemajuan
teknologi seperti tenaga yang lebih besar, berkurangnya kebisingan, sisa pembuangan, dan
sebagainya.
Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian untuk menjaga kendaraan dalam kondisi baik dengan
perawatan yang teratur agar harga jual pada masa akhir pakai tetap tinggi. Cara menghitung biaya
depresiasi adalah dengan mengurangkan harga kendaraan baru dengan kendaraan bekas, hasilnya
dibagi dengan jumlah tahun pemakaian kendaraan.

B. Biaya Awak Kendaraan


Biaya awak kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran pokok
pengoperasian seperti pengemudi, kondektur, dan mekanik dalam kendaraan tertentu. Biaya awak
kendaraan yang diberikan bergantung pada banyaknya perjalanan (trip), sehingga diberlakukan
seperti biaya tetap karena bergantung dengan jumlah perjalanan.

C. Biaya Administrasi Kendaraan


Biaya administrasi kendaraan adalah biaya perijinan kendaraan tahunan yang dikenakan
pada masing masing kendaraan. Besarnya biaya ini berbeda beda untuk masing masing jenis
kendaraan.

D. Biaya Asuransi Kendaraan


Di beberapa negara, biaya asuransi wajib diberikan kepada kendaraan. Beban yang akan
ditanggung pihak asuransi apabila kendaraan rusak dapat tergantung dari besarnya premi yang
dibayar setiap waktunya. Asuransi dapat dijadikan sebagai perlindungan terhadap seluruh
kerusakan kendaraan atau menyediakan pergantian kendaraan yang hilang atau rusak karena
kecelakaan selama jangka waktu berlakunya asuransi.

2.7.2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost atau Running Cost)


Biaya tidak tetap adalah biaya yang dapat keluar pada kendaraan dioperasikan. Biaya ini
tidak ada hubungannya dengan biaya administrasi kendaraan atau biaya yang digunakan untuk
mengurus ijin kendaraan. Pengeluaran yang termasuk biaya tidak tetap adalah :

A. Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak


Biaya konsumsi bahan bakar minyak adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan
bakar bensin atau solar. Besarnya biaya ini bergantung pada pemakaian bahan bakar per kilometer,
dimana pemakaian bahan bakar tersebut berbeda-beda untuk tiap masing masing kendaraan. Biaya
konsumsi bahan bakar minyak dihitung berdasarkan jumlah kilometer per liter pada suatu
kendaraan.

B. Biaya Konsumsi Oli


Biaya konsumsi oli merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian oli pelumnas pada
bagian mesin, perneling, maupun rem kendaraan. Besarnya biaya ini berbeda beda untuk masing
masing jenis kendaraan.
Biaya konsumsi oli biasanya dapat diukur berdasarkan perbandingan pemakaian setiap
liternya dengan 1000 km jarak tempuh. Biaya konsumsi oli juga dihitung berdasarkan jumlah
kilometer per liter pada suatu kendaraan.

C. Biaya Konsumsi Ban


Biaya konsusmsi ban adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban (luar dan dalam).
Umur jangka waktu penggunaan ban dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam
kilometer.
Pada umum jangka waktu penggunaan ban akan dihitung berdasarkan jarak tempuh
kendaraan dalam satuan kilometer. Akan tetapi, ada beberapa operator yang mengganti ban dengan
menghitung bulan dan penggunaan kendaraan.

D. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat dan
memperbaiki kendaraan dari kerusakan yang terjadi, baik berat maupun ringan. Besarnya jumlah
biaya pemeliharaan kendaraan ditentukan oleh jarak tempuh kendaraan.

E. Biaya Tol
Biaya tol merupakan jumlah tarif yang ditetapkan untuk menggunakan jalan tol. Biaya tol
dikeluarkan pada saat masuk dan keluar gerbang tol.
Dalam perhitungan biaya operasional kendaraan ada beberapa metode yang dapat digunakan
antara lain :

1) Metode HDM (Highway Design and Maintenance)


Metode HDM dikembangkan oleh World Bank pada tahun 1994. Metode ini terdiri dari
banyak persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar kendaraan, ban
kendaraan, pemakaian onderdil kendaraan, dan biaya operasional kendaraan lainnya pada berbagai
kondisi dan karakteristik jalan. Untuk menghitung BOK dengan metode ini, diperlukan data
karakteristik operasi, serta unit unit biaya.
2) Metode RUCM (Road User Cost Model)
Metode RUCM pada tahun 1992 dikembangkan oleh PT. Multi Phi Beta, Indonesia yang
bekerjasama dengan Hoff & Overgaard dari Denmark. Metode ini menganalisis biaya operasional
kendaraan dengan cara melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan biaya ekonomi dan
finansial. Metode RUCM sering digunakan untuk kebutuhan analisis ekonomi dalam proyek jalan.
Pada umumnya biaya yang digunakan dalam pemodelan RUCM lebih ke arah biaya ekonomi
dibandingkan dengan biaya finansial. Perkiraan nilai ekonomi dari nilai waktu penumpang
biasanya dimasukkan ke dalam pendekatan biaya ekonomi, tidak dimasukkan kedalam pendekatan
finansial.

3) Metode Bina Marga


Metode Bina Marga diterbitkan oleh departemen pekerjaan umum pada tahun 2005.
Perhitungan metode ini hampir sama dengan metode PCI yaitu terdiri atas biaya tetap dan biaya
tidak tetap. Hanya saja dalam penelitian bina marga ini membutuhkan data yang lebih banyak
seperti jumlah tikungan, jumlah naikan/turunan dan lain sebagainya. Metode ini belum banyak
diterapkan karena memang pada dasarnya metode ini masih dalam tahap pengembangan. Dalam
penerbitannya metode ini tidak diterbitkan dengan penuh secara langsung tetapi metode ini
diterbitkan bertahap. Sampai saat ini metode bina marga baru menerbitkan perhitungan biaya tidak
tetap sedangkan biaya tetap masih dalam tahap penelitian.
4) Metode PCI (Pacific Consultant International)
Metode PCI dikembangkan oleh LAPI-ITB yang bekerja sama dengan PT. Jasa Marga pada
tahun 1988. Metode PCI dihitung dengan cara menjumlahkan biaya tetap (standing cost) dan biaya
tidak tetap (variable cost), yang dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan dan jenis kendaraan yang
digunakan.

2.8 Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan


Dalam penelitian ini akan menghitung biaya operasional kendaraan dengan menggunakan
metode Pacific Consultant International (PCI) 1997. Metode ini dipilih karena mempunyai
kebutuhan kelengkapan data yang cukup tinggi dan memiliki kemudahan dalam penerapannya.
Selain itu, metode ini juga sudah cukup banyak diterapkan di berbagai penelitian sehingga
penggunaan metode ini dapat menjadi suatu pembanding dan evaluasi diantara penelitian
sebelumnya. Dalam (LPM – ITB, 1997) juga dijelaskan bahwa metode PCI memiliki kelengkapan
data yang lebih baik dan lebih mudah diterapkan dibandingkan dengan metode yang lain.
Model Biaya Operasional Kendaraan
KOMPONEN
HDM-III PCI TRRL Abelson CRRI IHCM NIMPAC
Bahan Bakar *** * t.t * *** *** ***
Oli *** * * t.t ** ** ***
Ban *** * * * *** ** ***
Suku Cadang *** * * * *** * ***
Tenaga Kerja *** * ** t.t * * *
Depresiasi * * ** * t.t t.t t.t
Bunga Modal * * t.t t.t t.t t.t t.t
Asuransi t.t * t.t t.t t.t t.t t.t
Overhead ** * t.t t.t t.t t.t t.t
Tabel 2.1 Perbandingan metode biaya operasional kendaraan
Sumber : LPM – ITB 1997
Keterangan :* = Sederhana (mudah diterapkan)
** = Menengah
*** = Sangat detai dan memiliki kebutuhan data yang tinggi
t.t = Tidak tersedia
Untuk menghitung biaya operasional kendaraan perlu diketahui daftar harga satuan
komponen biaya operasional kendaraan yang akan digunakan sebagai unit perhitungan biaya
operasional kendaraan. Daftar harga satuan komponen komponen dapat diperoleh dari data
sekunder setelah dilakukan penelitian dan pengambilan data di lapangan. Berdasarkan metode
perhitungan BOK dari Pacific Consultant International (PCI), Persamaan untuk menghitung biaya
operasional kendaraan dapat dilihat pada Persamaan (2.2)

BOK = BTT + BT ........................................................................................................... (2.2)

Dimana

BOK = Biaya Operasional Kendaraan (Rp/Km)

BTT = Biaya Tidak Tetap (Rp/Km)

BT = Biaya Tetap (Rp/Km)

2.8.1 Perhitungan Biaya Tetap


Biaya tetap merupakan penjumlahan dari komponen komponen yang terdiri dari biaya
depresiasi/penyusutan kendaraan, biaya awak kendaraan (jika diperlukan), biaya administrasi
kendaraan, dan biaya asuransi kendaraan. Berdasarkan metode perhitungan dari PCI, persamaan
untuk menghitung biaya tetap dapat dilihat pada Persamaan (2.3).

BT = BDi + BKi + BPi + BAi .................................................................................................. (2.3)


Dimana
BT = Biaya Tetap (Rp/Km)
BDi = Biaya depresiasi/penyusutan kendaraan (Rp/Km)
BKi = Biaya awak kendaraan (Rp/Km)
BPi = Biaya administrasi kendaraan (Rp/Km)
BAi = Biaya asuransi kendaraan(Rp/Km)
A. Biaya Penyusutan/Depresiasi
Untuk menghitung biaya depresiasi/penyusutan kendaraan pada mobil penumpang dapat
digunakan persamaan (2.4).
Y = 1/(2,5 V + 125) ............................................................................................................ (2.4)
Dimana
BDi = Y dikalikan dengan harga kendaraan baru / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
B. Biaya Awak Kendaraan
Untuk menghitung biaya awak kendaraan pada mobil penumpang tidak ada karena pengemudi
merupakan pemilik kendaraan
Untuk menghitung biaya awak kendaraan pada bus dan truk dapat digunakan persamaan (2.5).
Y = 1000/V ........................................................................................................................ (2.5)
Dimana
BKi = Y dikalikan dengan upah pekerja per trayek/1000km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
C. Biaya Administrasi
 Untuk menghitung biaya administrasi kendaraan pada mobil penumpang dapat digunakan
persamaan (2.6).
Y = 150/(500 V) ........................................................................................................ (2.6)
Dimana
BPi = Y dikalikan dengan harga kendaraan baru/1000km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya administrasi kendaraan pada bus dapat digunakan persamaan
(2.7)
Y = 150/(2571,42857 V)............................................................................................ (2.7)
Dimana
BPi = Y dikali dengan harga kendaraan baru/1000 Km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya administrasi kendaraan pada truk dapat digunakan persamaan
(2.8)
Y = 150/(1714,28571 V)............................................................................................ (2.8)
Dimana
BPi = Y dikali dengan harga kendaraan baru/1000 Km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
D. Biaya Asuransi
 Untuk menghitung biaya asuransi kendaraan pada mobil penumpang dapat digunakan
persamaan (2.9)
Y = 38/(500 V) .......................................................................................................... (2.9)
Dimana
BAi = Y dikalikan dengan harga kendaraan baru/1000 Km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya asuransi kendaraan pada bus dapat digunakan persamaan (2.10)
Y = 60/(2521,42857 V) ............................................................................................. (2.10)
Dimana
BAi = Y dikalikan dengan harga kendaraan baru/1000 Km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya asuransi kendaraan pada truk, dapat digunakan persamaan
(2.11)
Y = 60/(1714,28571 V) ............................................................................................. (2.11)
Dimana
BAi = Y dikalikan dengan harga kendaraan baru / 1000 Km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
2.8.2 Perhitungan Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap merupakan penjumlahan dari komponen komponen yang terdiri dari biaya
konusmsi bahan bakar, biaya konsumsi oli, biaya konsumsi ban, biaya pemeliharaan, dan biaya tol
(jika diperlukan). Berdasarkan metode perhitungan PCI persamaan untuk biaya tidak tetap dapat
dilihat pada persamaan (2.12)
BTT = BiBBMj + BOi + BBi + BSi + BTi ................................................................ (2.12)
Dimana
BTT = Biaya tidak tetap (Rp/Km)
BiBBMj = Biaya konsumsi bahan bakar minyak (Rp/Km)
BOi = Biaya konsumsi oli (Rp/Km)
BBi = Biaya konsumsi ban (Rp/Km)
BSi = Biaya pemeliharaan (Rp/Km)
BTi = Biaya tol (Rp/Km)
A. Biaya Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BiBBMj)
 Untuk menghitung biaya konsumsi bahan bakar minyak pada mobil penumpang dapat
digunakan persamaan (2.13)
Y = 0,05693 V2 – 6,42593 V + 269,18567 ................................................ (2.13)
Dimana
BiBBMj = Y dikalikan dengan harga bahan bakar minyak per liter / 1000 km
V = kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi bahan bakar minyak pada bus, dapat digunakan
persamaan (2.14)
Y = 0,21692 V2 – 24,1549 V + 954,78624 ................................................ (2.14)
Dimana
BiBBMj = Y dikalikan dengan harga bahan bakar minyak per liter / 1000 km
V = kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi bahan bakar minyak pada kendaraan truk dapat
digunakan persamaan (2.15)
Y = 0,21557 V2 – 24,17699 V + 947,80862 .............................................. (2.15)
Dimana
BiBBMj = Y dikalikan dengan harga bahan bakar minyak per liter / 1000 km
V = kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
B. Biaya Konsumsi Oli (BOi)
 Untuk menghitung biaya konsumsi oli pada mobil penumpang dapat digunakan
persamaan (2.16)
Y = 0,00037 V2 – 0,0407 V + 22,0405 ......................................................... (2.16)
Dimana
BOi = Y dikalikan dengan harga oli per liter / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi oli pada kendaraan bus dapat digunakan persamaan
(2.17)
Y = 0,00209 V2 – 0,24413 + 13,29445 ........................................................ (2.17)
Dimana
BOi = Y dikalikan dengan harga oli per liter / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi oli pada kendaraan truk dapat digunakan persamaan
(2.18)
Y = 0,00186V2 – 0,22035 V + 12,06486 ................................................... (2.18)
Dimana
BOi = Y dikalikan dengan harga oli per liter / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
C. Biaya Konsumsi Ban (BBi)
 Untuk menghitung biaya konsumsi ban pada mobil penumpang dapat digunakan
persamaan (2.19)
Y = 0,0008848V + 0,0045333 ...................................................................... (2.19)
Dimana
BBi = Y dikali dengan harga ban per buah / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi ban pada kendaraan bus dapat digunakan persamaan
(2.20)
Y = 0,0012356 V + 0,0065667 ..................................................................... (2.20)
Dimana
BBi = Y dikali dengan harga ban per buah / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya konsumsi ban pada kendaraan truk dapat digunakan persamaan
(2.21)
Y = 0,0015553 V + 0,0059333 ................................................................... (2.21)
Dimana
BBi = Y dikali dengan harga ban per buah / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
D. Biaya Pemeliharaan
 Untuk menghitung biaya pemeliharaan pada mobil penumpang dapat digunakan persamaan
(2.22)
Y = 0,0000064 V + 0,0005567 ..................................................................... (2.22)
Dimana
BSi = Y dikalikan dengan harga pemeliharaan per servis kendaraan / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya pemeliharaan pada kendaraan bus dapat digunakan persamaan
(2.23)
Y = 0,0000332 V + 0,0020891 ..................................................................... (2.23)
Dimana
BSi = Y dikalikan dengan harga pemeliharaan per servis kendaraan / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)
 Untuk menghitung biaya pemeliharaan pada kendaraan truk dapat digunakan persamaan
(2.24)
Y = 0,0000191 V + 0,00154 ....................................................................... (2.24)
Dimana
BSi = Y dikalikan dengan harga pemeliharaan per servis kendaraan / 1000 km
V = Kecepatan rata rata kendaraan (Km/Jam)

E. Biaya Tol (BTi)


Untuk perhitungan biaya tol pada kendaraan tidak ada kerena besarnya biaya tol telah
ditetapkan oleh badan pengatur jalan tol (BPJT) berdasarkan jarak tempuh dan golongan
kendaraan. Penulis akan mengkonversikan biaya tol tersebut dalam satuan kilometer.

Anda mungkin juga menyukai