Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

SISTEM TRANPORTASI DAN REKAYASA LALU LINTAS

“JALUR DAN LAJUR”

(Studi Kasus : Jalan Samudera, Kec.Padang Barat, Kota Padang)

KELOMPOK 7, KELAS 2A :

AYSHA ANTONI KURNIA 2210015211033

DINDA NAZWA MAHARANI 2210015211034

RIVALDI GUSRI 2210015211036

RAHMAT ALGHIFARI 2210015211037

GLEDYS ULVA RETTA 2210015211038

Dosen Pengajar :

Eko Prayitno, ST,.M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS


TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam undang-undang jalan raya nomor 13/1980, disebutkan bahwa ada berapa istilah
jalan, antara lain :
a. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian
jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas.
b. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
c. Jalan khusus adalah jalan selain daripada yang termasuk diatas.
d. Jalan tol adalah jalan umum yang kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar
tol
Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan
lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya dengan mudah dan cepat. (Clarkson H. Oglesby. 1999).
Berbagai tipe jalan akan menunjukkan kinerja yang berbeda pada pembebanan lalu lintas
tertentu, tipe jalan ditunjukkan dengan potongan melintang jalan yang ditunjukkan oleh jumlah
lajur dan arah pada setiap segmen jalan MKJI 1997 (manual kapasitas jalan Indonesia 1997 ).
Tipe jalan untuk jalan perkotaan yang digunakan dalam MKJI 1997 di bagi menjadi 4 bagian
antara lain:
1. Jalan dua jalur dua arah tak terbagi
2. Jalan empat jalur dua arah
a. Tak terbagi (yaitu tanpa median)
b. Terbagi (yaitu dengan median)
3. Jalan enam lajur dua arah terbagi
4. Jalan satu arah
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jalur?
2. Apa yang dimaksud dengan lajur?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan jalur
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lajur
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jalur
Menurut Sukirman (1994), Jalur lalu lintas adalah keseluruhan bagian perkerasan jalan yang
diperuntukkan untuk lalu lintas kendaraan. Jalur lalu lintas terdiri dari beberapa lajur (lane)
kendaraan. Besarnya lebar jalur lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung
di lapangan. Jalur jalan dapat terdiri dari satu lajur jalan atau lebih.
Jalur lalu lintas pada jalan tipe I dan tipe II kecuali jalan tipe II dan IV terdiri dari jalur-jalur;
jalur belok, jalur tanjakan, jalur percepatan/perlambatan dan/atau jalur parkir. Jalur lalu lintas
pada jalan tipe II kelas IV merupakan bagian jalur kendaraan dimana arus lalu lintas kedua arah
diperkenankan.
Batas jalur lalu lintas dapat berupa :
a. Median
b. Bahu
c. Trotoar
d. Pulau jalan
e. Separator

2.2 Lajur
Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan,
memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan rencana.
Lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kendaraan rencana (Jotin Khisty, 2003).
Lebar lajur lalu lintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar melintang jalan
secara keseluruhan (Sukirman, 1994). Besarnya lebar lajur lalu lintas hanya dapat ditentukan
dengan pengamatan langsung dilapangan karena:
a. Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti oleh lintasan kendaraan lain
dengan tepat.
b. Lajur lalu lintas mungkin tepat sama degan lebar kendaraan maksimum. Untuk keamanan
dan kenyamanan setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antara kendaraan.
c. Lintasan kendaraan tidak mungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur lalu lintas, karena selama
bergerak akan mengalami gaya - gaya samping seperti tidak ratanya permukaan, gaya
sentrifugal ditikungan, dan gaya angin akibat kendaraan lain yang menyalip.
Lebar lajur lalu lintas merupakan lebar kendaraan ditambah dengan ruang bebas antara
kendaraan yang besarnya sangat ditentukan oleh keamanan dan kenyamanan yang diharapkan.
Pada jalan lokal (kecepatan rendah) lebar jalan minimum 5,50 m (2 x 2,75) cukup memadai
untuk jalan 2 jalur dengan 2 arah.
Lajur yang sebelah kiri diperuntukkan untuk kendaraan yang berjalan dengan kecepatan
rendah dan yang sebelah kanannya untuk kendaraan yang berjalan dengan kecepatan lebih tinggi,
atau di jalan tol antar kota yang memiliki dua lajur, lajur kanan hanya diperuntukkan untuk
kendaraan yang menyalib.
DOKUMENTASI

Gambar 1. Foto anggota kelompok 7

Gambar 2. Jalur di Taplau


Gambar 3. Lajur kanan

Gambar 4. Lajur kiri


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jalur dan lajur merupakan bagian dari jalan yang digunakan untuk lalu lintas kendaraan.
Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan. Lajur adalah bagian
jalur yang memanjang dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki lebar cukup untuk dilewati
satu kendaraan bermotor, selain sepeda motor. Jalur dapat memiliki beberapa lajur, biasanya
terdapat lajur cepat dan lajur lambat. Di jalan raya sering juga ditemui lajur khusus bus atau yang
diperuntukan bagi kendaraan lainnya.

3.2 Saran
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari sering ditemukan problematik bahasa yang
digunakan. Sehingga terjadi keliru dalam menangkap makna yang tersebar secara seragam.
Misalnya pada kosa kata lalu lintas terdapat kata "Jalur dan Lajur". Kata "Jalur dan Lajur"
memiliki bunyi yang hampir sama karena penempatan aliterasi (pengulangan bunyi konsonan)
yaitu pada bunyi "J dan L" sehingga membuat masyarakat Bahasa Indonesia sering tertukar
dalam menempatkan makna.
Undang-Undang lalu lintas membedakan antara keduanya. Jalur dalam konteks lalu lintas
merupakan bagian jalan untuk arah tertentu. Sementara itu, Lajur merupakan bagian jalur untuk
jenis kendaraan atau tingkat kecepatan tertentu, misalnya: Lajur kiri untuk kendaraan yang
berjalan dengan kecepatan rendah.
DAFTAR PUSTAKA

C. Jotin Khisty & B. Kent Lall. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid I Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga

Clarkson H, Oglesby. 1999. Alih Bahasa, Teknik Jalan Raya Jilid 1. Jakarta: Gramedia

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum.

Hanafiah H.Z., Sulaiman A.R. 2018. Rekayasa Jalan Raya Ed. I. Yogyakarta: Andi

http://e-journal.uajy.ac.id/10974/4/3TS14247.pdf

https://www.kompasiana.com/linguistikasik89919/62ec8e20a51c6f06d372cae3/dalam-konteks-
lalu-lintas-jalur-dan-lajur-itu-berbeda-lo

https://www.rumahsae.com/2019/08/perbedaan-jalur-dan-lajur-di-jalan-raya.html

Sukirman, S, 1994, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Nova, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai