DIBUAT OLEH :
NRP : 112016091
Rencanakan suatu trase jalan raya pada topografi. Dari daerah A menuju daerah B. Jalan
tersebut direncanakan dengan kelas jalan II dengan umur rencana jalan selama 20 tahun
dan melayani kendaraan dengan komposisi lalu lintas harian rata-rata adalah sebagai
berikut :
Sistem kontrol :
Laporan diketik rapi , di jilid dan diserahkan bersama denga gambar perencanaan
geometrik pada minggu ke 15
Dosen
NIM : 112016091
Lembar judul
Lembar soal
Lembar Asistensi
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I. pendahuluan
A. Peta Dasar
Lampiran
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadiran allah SWT , karena atas berkat
rahmat saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan baik.shalawat serta salam
semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarganya,sahabat
dan semua umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan
oleh ibu EFRILIA RAHMADONA S.ST.,M.T .untuk mata kulia rekayasa lalu lintas
Pada kesempatan ini pula, kami selaku penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaiakan makalah ini
baik berupa masukan dan bahan kajian pada makalah ini.saya berharap mudah-
mudahan makalah ini dapat bermanfaat.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi seluruh bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel (UU RI No. 38 Tahun 2004).
Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendesain suatu penampang jalan yang memadai untuk
keperluan lalu lintas, tidak saja memperhatikan keamanan dan ekonomisnya biaya,
tetapi juga nilai strukturalnya. Kita harus lebih teliti dalam memilih lokasi perencanaan
geometrik sehingga suatu jalan menjadi nyaman dan aman akan stabilitas.
A. Teori Pendukung
1. Bagian-bagian Jalan
Damaja
Daerah ini merupakan ruang ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh
lebar,tinggi dan kedalaman ruang bebas tertentu yang di tetapkan oleh
pembina jalan . Daerah manfaat jalan hanya di peruntukan bagi
perkerasan jalan , Bahu jalan , Saluruan samping , lereng, ambang
pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan dan
bangunan pekengkap lainnya
Damija ( Daerah Milik jalan )
Daerah ini merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan
tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak
tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Daersh milik jalan diperuntukan bagi daerah manfaat jalan dan pelebaran
jalan maupun penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari, serta
kebutuhan ruangan untuk pengamanan jalan
Dawasja ( Daerah pengawasan jalan)
Daerah ini merupakan ruan sepanjang jalan yang dimaksudkan agar
pengemudi mempunyai pandangan bebas dan badan jalan aman dari
pengaruh lingkungan, misalnya oleh air dan bangunan liar ( tanpa izin )
Bahu jalan
Bahu jalan adalah bagian jalan yang berdampingan dan sama tinggi
dengan perkerasan jalan, bahu jalan berfungsi
a. Menahan Perkerasan terhadap gerakam ke samping
b. Sebagai jalur darat pada waktu kendaraan mendahului, berpapasan
maupun berhenti
c. Untuk menyediakan ruang pejalan kaki
Saluran samping jalan
Adalah bagian jalan yang berfungsi untuk menampung dan mengalirkan
air secepatnya
Badan jalan
Merupakan bagian jalan dimana jalur lalu lintas, Bahu dan saluran
samping dibangun
Bagian jalan
1. Sistem Jaringan Jrimer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruang dan struktur
pengembangan wilayah tingkat nasional yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi
sebagai berikut : a) Dalam satu Satuan Wilayah Pengembangan menghubungkan secara menerus
kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kotajenjang ketiga, dan kota jenjang di bawahnya sampai
ke persil. b) Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu antar Satuan
WilayahPengembangan
2. jalan Arteri Primer, menghubungkan kota jenjang kesatu yang terletak berdampingan atau
menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
3. Jalan Kolektor Primer, menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua
atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga
4. Jalan Lokal Primer, menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau kota jenjang
kedua dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kotajenjang
ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang
ketiga dengan persil atau kota dibawah jenjang ketiga dengan persil.
Tabel Hubungan antar hierarki kota dengan peranan ruas jalandalam Sistem Jaringan
Primer
A. Datar < 3 %
B. Bukit 3 % - 25 %
C. Pegunungan > 25 %
Jadi, Trase jalan ini termasuk medan jalan datar karena kemiringan medan jalan
0,3325 %.
Penetapan LHR ( LajuHarian Rata – Rata ) dan Klasifikasi Jalan
Mobil penumpang = 91
Kondisi Medan
NO JenisKendaraan Datar / Bukit Pegunungan
1 Sedan, Jeep, Station Wagon 1 1
2 Pick Up, Bus Kecil, Truk 1,2 – 2,4 1,9 – 3,5
Kecil
3 Bus danTrukBesar 1,2 – 5,0 2,2 -6,0
4 Sepeda Motor 0,5 0,75
Perhitungan EMP
Mobil penumpang = 91 × 1 = 91
Perhitungan LHR
total 9267,8662
VLHR = LHR Akhir Umur Rencana
𝐾
VJR = VLHR ×
𝐹
10%
= 9267,86 ×
0,8%
= 9267,86 × 12,5
= 115848 SMP
Jadi, Dengan VLHR = 115848 SMP , Maka jalan tersebut termasuk di klasifikasikan ke
dalam golongan Jalan Kolektor Kelas II A ( 6000 s/d 20.000 SMP)
Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan jarak yang di tempuh dalam kurun
waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam km/jam
Dik : Vr = 80 km/jam
T = 2,5 Detik
Fm = 0,3
JPH = d1 + d2
Dimana :
d1 = 0,278 × Vr × t
= 0,278 × 80 × 2,5
= 55,6 m
𝑉𝑟² 80²
d2 = = = 83,989 𝑚
254 × 𝑓𝑚 254 ×0,3
JPH = d1 + d2
= 55,6 + 83,989
= 139,589 m = 140 m
Dik : Vr = 80 km/jam
JPM = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
𝒂 ×𝒕𝟏
d1= 0,278 × t1 × [ Vr – m + ( )]
𝟐
t1 = 2,12 + (0,026 × Vr)
= 2,12 + (0,026 × 80)
= 4,2
2,34 ×4,2
d1 = 0,278 × 4,46 × [ 80 – 15 + ( )]
2
d1 = 86,68 m
d2 = 0,278 × V × t2
d2 = 0,278 × 80 × 10,4
d2 = 231,296 m
d3 = 30 s/d 100 m = 30 m
2
d4 = × d2
3
2
= × 231,296 m
3
= 154,197 m
JPM = d1 + d2 + d3 + d4
= 86,68 + 231,296 + 30 + 154,197
= 502,173 m ≈ 502 m
JPM Design = 550 meter
2 × 𝑑2
Faktor Koreksi → JPMmin = + d3 + d4
3
2 × 231,296
= + 30 + 154,197
3
= 154,197 + 30 + 154,197
= 338,394 meter ( > 30% panjang jalan)
= 900,000 M
= 1030 M
= 800,000 M
= 400,000 M
Jarak Total = 900,000 m + 1030 m + 800,000 m + 400,000 m
= 3130 m
β = αa – α1
= 119,17° − 99,47°
= 19,7°
β = α1 – α2
= 131,39° − 119,17°
= 12,22°
β = αb – α3
= 131,39° − 96,85°
= 34,54°
PERHITUNGAN LENGKUNGAN TIKUNGAN
*Lengkungan tikungan P1
Vrencana = 80 km/jam
1432,4 1432,4
D= = = 5,99 𝑚
𝑅𝑐 239
4.)Mencari lengkung spiral (Ls)
a. Menggunakan rumus modifikasi short
𝑉𝑅² 𝑉𝑅 ×𝑒
Ls = 0,022 ×𝑅𝑐×𝑐 – 2,727 𝑐
80² 80 ×0,0708
Ls = 0,022 ×239×1 – 2,727 1
= 31,68 𝑚
Ls = 51,075
C. Ls dari tabel = 70 m
Ls = vr × t
3
Ls = 80 ×3600 = 66,67 𝑚
𝜃c =𝛽P1 – 2 (𝜃s)
= 2°55’7,72” = 2,9188
9.) Jarak antara ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser (Ls)
𝐿𝑠³
K = Ls - 40 . - Rc sin 𝜃s
𝑅𝑐²
703
= 70 – 40 . - (239) (sin 8,39°)
(239)2
= 70 – 0,150 – 34,89
= 34,977 m
𝛽P1
Tt = (Rc + p) tan +k
2
19º42’0”
= (239 + 0,8592) tan + 34,977
2
= 77,918 m
𝛽P1
Et = (Rc + P) sec – Rc
2
19º42’0”
Et = (239 + 0,8952) sec – 239
2
Et = 4,447 m
𝐿² 2,342²
Yc = 6 × 𝑅𝑐 = = 3,824 × 10³
6 × 239
4.) Jarak antara Ts dan P besar busur lingkaran yang bergeser (K)
K = Xc – Rc ×sin 𝜃S
K = 69,975 – 239 × sin 8,39
K = 69,975 – 34,872
K = 35,103 m
𝑅𝐶+𝑃
Es = 1 - Rc
cos .𝛽
2
239+1,266
= 1 - 239
cos .9,85
2
240,266
= – 239
9,849
= 0,1285 m
1
Ts = (RC+P) tan 2 . 𝛽 + k
1
= (239+1,266) tan 2 .9,85 + 35,103
= 55,756 m
*Lengkungan tikungan P2
Vrencana = 80 km/jam
1432,4 1432,4
D= = = 5,99 𝑚
𝑅𝑐 239
4.)Mencari lengkung spiral (Ls)
80² 80 ×0,0708
Ls = 0,022 ×239×1 – 2,727 = 31,68 𝑚
1
Ls = 51,075
c. Ls dari tabel = 70 m
Ls = vr × t
3
Ls = 80 ×3600 = 66,67 𝑚
𝜃c =𝛽P2 – 2 (𝜃s)
= -4°33’40,28” = -4,561
9.) Jarak antara ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser (Ls)
𝐿𝑠³
K = Ls - 40 . - Rc sin 𝜃s
𝑅𝑐²
703
= 70 – 40 . - (239) (sin 8,39°)
(239)2
= 70 – 0,150 – 34,89
= 34,977 m
𝛽P2
Tt = (Rc + p) tan +k
2
12,22º
= (239 + 0,8592) tan + 34,977
2
= 60,950 m
𝛽P2
Et = (Rc + P) sec – Rc
2
12,22º
Et = (239 + 0,8952) sec – 239
2
Et = 2,229 m
1
𝜃𝑠 = 𝛽𝑃
2
1
= 2 . 12,22 = 6,11
𝐿² 2,342²
Yc = 6 × 𝑅𝑐 = = 3,824 × 10³
6 × 239
2.) Pergeseran busur lingkaran terhadap tangan (P)
P = Yc +Rc × cos 𝜃- Rc
P = 3,824 + 239 cos 8,39 - 239
P =1,266 m
3.) Jarak antara Ts dan P besar busur lingkaran yang bergeser (K)
K = Xc – Rc ×sin 𝜃S
K = 69,975 – 239 × sin 8,39
K = 69,975 – 34,872
K = 35,103 m
𝑅𝐶+𝑃
Es = 1 - Rc
cos .𝛽
2
239+1,266
= 1 - 239
cos .6,11
2
= 0,210 m
1
Ts = (RC+P) tan 2 . 𝛽 + k
1
= (239+1,266) tan 2 .6,11 + 35,103
= 47,988 m
*Lengkungan tikungan P3
Vrencana = 80 km/jam
80² 80 ×0,0708
Ls = 0,022 ×239×1 – 2,727 = 31,68 𝑚
1
Ls = 51,075
c. Ls dari tabel = 70 m
Ls = vr × t
3
Ls = 80 ×3600 = 66,67 𝑚
𝜃c =𝛽P3 – 2 (𝜃s)
= 17°45’28,8” = 17,758
9.) Jarak antara ts dan P dari busur lingkaran yang bergeser (Ls)
𝐿𝑠³
K = Ls - - Rc sin 𝜃s
40 . 𝑅𝑐²
703
= 70 – 40 . - (239) (sin 8,39°)
(239)2
= 70 – 0,150 – 34,89
= 34,977 m
𝛽P3
Tt = (Rc + p) tan +k
2
34,54º
= (239 + 0,8592) tan 2
+ 34,977
= 8,472 m
𝛽P3
Et = (Rc + P) sec – Rc
2
34,54º
Et = (239 + 0,8952) sec – 239
2
Et = 12,183 m
Keterangan :
dalam.
1 1
Misal = Rc = 286 – ( 2 .3,75 ) + ( 2 . 2,5 )
0,105.80
Z= = 0,543
√239
Keterangan :
V = Kecepatan km / jam
4. Bt = n ( B + C ) + Z
Bt = 2 ( 15,42 + 1,25 ) + 0,543
Bt = 33,83
5. ∆ b = Bt – B n
∆ b = 33,83 – B n
∆b=
Keterangan :
90° . 𝐽𝐻
𝜃=
𝜋. R
90° . 140
𝜃=
3,14. 239
𝜃 =16,79
𝑀 = 𝑅 ( 1 − 𝐶𝑂𝑆 𝜃 )
𝑀 = 239 ( 1 − 𝐶𝑂𝑆 16,79 )