Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.

2089-2942

PENGARUH VOLUME KENDARAAN TERHADAP TINGKATKERUSAKAN


JALAN PADA PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT)
Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tridinanti Palembang
Jl. KaptenMarzuki No. 2446 Kamboja, Palembang 30129

ABSTRAKSI

Jalan merupakan prasarana penting dalam transportasi yang dapat berpengaruh terhadap
kemajuan bidang ekonomi, sosial, budaya maupun politik di suatu wilayah. Dengan melihat hal ini
maka diperlukan peningkatan baik kuantitas maupun kualitas jalan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan, persentase kerusakan
jalan dan tebal pelapisan tambahan (Overlay) pada perkerasan lentur jalan Simpang Talang Jambe –
jalan AMD Sugiwaras. Melaksanakan survey secaralangsung di lapangan sehingga diperoleh berupa
data primer seperti jenis – jenis dan jumlah dari komposisi kerusakan jalan dan jumlah LHR (Lalu
Lintas Harian Rata-Rata) pada ruas jalan Simpang Talang Jambe – jalan AMD Sugiwaras. Analisis
perhitungan tebal pelapisan tambahan (Overlay) dilakukan dengan menggunakan metode Analisa
Komponen PU Bina Marga Tahun 1987. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh besar volume
kendaraan pada ruas Jalan Simpang Talang Jambe sebesar 4581 kendaraan/hari/2 arah. Dan persentase
kerusakan jalan sebesar 30,03% dengan perhitungan tebal perkerasan lapisan tambahan (Overlay)
dengan umur rencana 5 tahun sebesar 14 cm dan untuk umur rencana 10 tahun sebesar 17 cm.

Kata kunci : LHR (Lalu Lintas Harian Rata-Rata), Persentase Kerusakan Jalan, Perkerasan Lentur
(Flexible Pavement)

PENDAHULUAN lokasi tersebut seperti pembangunan


Jalan merupakan prasarana penting perumahan (cluster), pembangunan fly over
dalam transportasi yang dapat berpengaruh simpang bandara, dan lain – lain sehingga
terhadap kemajuan bidang ekonomi, sosial, membuat jalan tersebut menjadi akses jalan
budaya maupun politik di suatu wilayah. alternative dari atau menuju jalan Simpang
Melihat hal ini maka diperlukan peningkatan Talang Jambe dan jalan AMD Sugiwaras.
secara kuantitas maupun kualitas jalan yang Melihat fenomena tersebut, maka
memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk penulis berupaya menganalisis bagaimana
kenyamanan dan keamanan bagi pengemudi pengaruh volume kendaraan yang melintas
makajalan harus didukung oleh perkerasan terhadap tingkat kerusakan pada ruas jalan
yang baik. tersebut serta mengevaluasi bagaimana kondisi
Perkerasan jalan adalah campuran antara eksisting kualitas perkerasan lentur dan juga
agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk rencana perbaikan di masa yang akan datang.
menerima beban lalu lintas. Jenis perkerasan
jalan yang digunakan pada ruas jalan ini yaitu TINJAUAN PUSTAKA
perkerasan lentur (flexible pavement).
Jalan simpang Talang Jambe sepanjang 1. Pengertian Jalan
± 2,5 km merupakan akses yang Jalan adalah prasarana transportasi
menghubungkan jalan Simpang Talang Jambe darat yang meliputi segala bagian jalan,
– jalan AMD Sugiwaras. Kondisi jalan termasuk bangunan pelengkap dan
disepanjang jalan ini mengalami banyak perlengkapannya yang di peruntukkan bagi
kerusakan. Hal ini disebabkan oleh besarnya lalulintas, yang berada pada permukaan tanah,
volume kendaraan yang tidak sesuai dengan di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
kapasitas jalan. Banyaknya kendaraan berat tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
yang melewati jalan tersebut dikarenakan kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
tingginya aktivitas pembangunan disekitar kabel.(Peraturan Pemerintah Nomor 34, 2006)

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 100
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

2. Volume Lalu Lintas diharapkan tidak terjadi kerusakan yang


Volume lalulintas adalah jumlah berarti. (Silvia Sukirman 2003).
kendaraan yang melewati suatu penampang
tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam
satuan waktu tertentu. volume lalu lintas rata-
rata adalah jumlah kendaraan rata-rata
dihitung menurut satuan waktu tertentu, bisa
harian yang dikatakan sebagai volume lalu
lintas harian rata-rata/LHR Average daily
traffic volume (ADT) atau volume harian rata- Gambar 2.1 Susunan Lapisan Perkerasan
rata tahunan/LHRT Annual verage daily traffic Lentur (Dirjen Bina Marga, 1987)
volume (AADT).
4. Nilai Kerusakan Jalan (Nr)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑙𝑢 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 Nilai kerusakan jalan merupakan
LHRT= ....2.1
360 jumlah total dari setiap nilai jumlah kerusakan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑎𝑙𝑢 𝐿𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 pada suatu ruas jalan.
LHR= Lamanya Pengamatan
..2.2
Tabel 2.2 Urutan Prioritas Program
Tabel 2.1Klasifikasi Jalan Pemeliharaan Jalan
Menurut
Fungsi Kelas LHR dalam Urutan Prioritas Penanganan
SMP
0–3 Peningkatan
Jalan Utama Jalan Kelas I 20.000 >
4–6 Pemeliharaan Berkala
Jalan Jalan Kelas IIA 6.000 - 20.000
Sekunder Jalan Kelas IIB 2.000 - 6.000
>7 Pemeliharaan Rutin
Jalan Kelas IIC < 2.000
Sumber: Dirjen Bina Marga, 1987
Jalan Kelas III -
Jalan
Penghubung LOKASI PENELITIAN
Sumber: Dirjen Bina Marga, 1987 Penelitian ini mengambil lokasi di ruas
jalan Simpang Talang Jambe – jalan AMD
3. Perkerasan Jalan Sugiwaras Kota Palembang. Situasi eksisting
Perkerasan jalan merupakan lapisan sebagai berikut: panjang ruas jalan tersebut ±
perkerasan yang terletak di antara lapisan 2,5 km, dengan spesifikasi 2 lajur 2 arah(2/2
tanah dan roda kendaraan, yang berfungsi UD) dengan ukuran lebar masing – masing
memberikan pelayanan kepada sarana lajur 3,00 m, lebar efektif jalur 6,00 m dan
transportasi, dan selama masa pelayanannya bahu jalan 0,60 m.

STAAwal
STA aAAwal
AkhirAAk
hir

Sumber: Google Maps

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 101
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN Volume Lalu Lintas


Data volume lalu lintas diperoleh
Hasil data yang diperoleh dari survey dengan melakukan survey secara langsung di
lapangan pada ruas Jalan Simpang Talang lapangan. Survei dilakukan pada hari Rabu
Jambe yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Januari 2018. Data tersebut
tanggal24 Januari 2018 dilakukan selama 24 kemudian dianalisa untuk menentukan besar
jam. Adapun data yang tidak diperoleh dari volume lalulintas pada ruas jalan yang menjadi
lapangan yaitu data dari instansi terkait. Hal objek penelitian. Rekapitulasi volume
ini di perlukan untuk mempermudah dalam kendaraan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
menganalisa atau mengolah data tersebut. Periode Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)
Dalam pengambilan data terbagi dalam data Waktu Kendara Kendara Kendar Total
primer dan data sekunder, untuk data primer an an aan Kendaraan
Berat Ringan Motor
pengambilan data didapat dengan cara (HV) (LV) (MC)
melakukan pengamatan dilapangan secara Rabu 1197 1462 6688 9347
langsung atau melakukan survei lapangan. 11.00-19.00
Berdasarkan hasil survei lapangan, Rabu/Kamis 113 436 1485 2034
data yang di peroleh yaitu data geometrik pada 19.00-03.00
ruas Jalan Simpang Talang Jambe yang dapat Kamis 612 761 3788 5161
dilihat pada tabel dibawah ini : 03.00-11.00
Jumlah 1922 2659 11961 16542
Nama Jalan Jl. Simpang Talang
Jambe Kondisi Kerusakan Jalan
Tipe Jalan 2/2 UD
Lebar Jalur 6,00 m Kondisi kerusakan Jalan diperoleh dari
Lebar Lajur 3,00 m hasil penelitian pada setiap ruas jalan. Dari
Lebar Bahu 60 cm semua ruas jalan yang diteliti jenis kerusakan
yang terjadi hamper sama hasil perhitungan

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 102
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

persentase kerusakan jalan dihitung per STA Dengan didapat nilai persentase
100 agar dapat mengamati kerusakan jalan kerusakan (Np) kita dapat menentukan
dengan jelas dan pengamatan dilakukan penanganan terhadap kerusakan jalan.
dengan melihat kerusakan jalan pada jalur Berdasarkan Tabel 2.9 didapat nilai persentase
yang menjadi objek penelitian. Berikut ini kerusakan sebesar 5 maka prioritas
rekapitulasi jumlah kerusakan jalan pemeliharaan jalan tersebut berada pada urutan
prioritas 4 – 6 yaitu Pemeliharaan Berkala.
Dimensi
JenisKerusakan
Luas (m²) Perencanaan Perkuatan Jalan Lama
Total (Pelapisan Tambahan/Overlay)
RetakPinggir 552,6
RetakSusut 884,5 1) Rencana
RetakBuaya 1495,9 Berdasarkan data dari PU Bina Marga
RetakSelip 45,7 Sumatera Selatan di dapat tebal lapis
Retak Alur 39,3 tambahan jalan lama 1 jalur, data lalulintas
Lubang 1487,2 tahun 2018 dan umur rencana 5 tahun dan 10
tahun. Susunan perkerasan jalan lama : Laston
Dari hasil rekapitulasi kerusakan jalan (MS 590) = 10 cm ; Batu pecah (CBR 80) = 20
didapat jenis kerusakan jalan yang paling cm ; Sirtu ( CBR 50) = 10 cm. Hasil penelitian
dominan pada ruas jalan Simpang Talang pada kondisi jalan menunjukan bahwa pada
Jambe adalah jenis kerusakan retak buaya lapis permukaan Laston terlihat banyak Crack
sebesar 1495,9. (retak), beberapa deformasi pada jalur roda
Dengan menjumlahkan seluruh (kondisi 40%) akibat jumlah lalulintas yang
kerusakan jalan per STA makadi dapat total melebihi perkiraan semula FR = 1,0
kerusakan jalan sebesar 4505,2 m2 .
Dari hasil survei LHR di dapat jumlah volume
Dari hasil survey geometric untuk luas
kendaraan sebagai berikut :
jalan keseluruhan diketahui lebar jalan 6.00 m,
jumlah jalur 1, dan panjang jalan yang menjadi a) Data-data
objek penelitian sepanjang 2500 m. Maka luas
jalan keseluruhan 15000 m2 (6 m x 1 jalur x Kendaraan ringan 2 ton = 2659
2500 m = 15000 m2). Kendaraan
Adapun perhitungan persentase % Bus 8 ton = 12
kerusakan dijalan Simpang Talang Jambe Kendaraan
dapat dihitung dengan menggunakan Truk 2 as 13 Ton = 1910
persamaan 2.3 Kendaran
LHR 2018 = 4581
Nilai Persentase Kerusakan (Np) Kendaraan/hari/2 arah (Data Primer)
Luas Jalan Rusak
Np = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛
x 100 % Untuk menghitung perkembangan
4505,2
lalulintas (i) dengan umur rencana 5 tahun dan
Np = 15000
x 100 % = 0,3003 = 30,03% 10 tahun dapat dilihat pada persamaan 2.5
Untuk 5 tahun = 5% Sumber : Data PU
Berdasarkan hasil perhitungan persentase Bina Marga
kerusakan sebesar 30,03% Untuk 10 tahun= 4% Sumatera Selatan
Besarnya nilai persentase kerusakan Bahan lapis tambahan Laston (MS
diperoleh dari persentase luas permukaan jalan 590) : (Campuran aspal keras dan agregat
yang rusak terhadap luas keseluruhan bagian bergradasi menerus, dicampur, dihamparkan
jalan yang ditinjau. Dengan di dapat dan di padatkan dalam keadaan panas pada
persentase kerusakan jalan sebesar 30,03% suhu tertentu)
maka persentase tersebut berada diantara 10%
- 40% dengan kategori sedang dan nilai 5. b) Penyelesaian
Nilai Persentase kerusakan jalan (Np) dapat di Menghitung LHR kendaraan dengan
lihat pada tabel 2.6 menggunakan persamaan 2.5 untuk umur
rencana 5 tahun dan 10 tahun sebagai berikut :

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 103
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

LHR tahunke 5 (5 tahun) menggunakan persamaan 2.7 dengan rumus


Perkembangan lalulintas 5% dengan rumus sebagai berikut :
(1+0,05)5 x2659 = 3393,6 Menghitung LEA :
LHR tahunke 10 (10 tahun)
Perkembangan lalulintas 4%
(1+0,04)10 x2659 = 3935,9

LHR pada tahun ke 5 dan ke 10 (akhir umur Untuk perhitungan umur rencana 5
rencana), rumus(1+i)n tahun sebagai berikut :
Kendaraan ringan 2 ton
Jenis LHR UR 5 LHR UR 10 3393,6 x 0,50 x 0,0004 = 0,6786
Kendaraan Tahun Tahun Bus 8 ton
Kendaraan Kendaraan 15,3 x 0,50 x 0,1593 = 1,2186
Kendaraan 3393,6 3935,9 Truk 2 as 13 ton
ringan 2 ton 15,3 17,7 2437,7 x 0,50 x 1,0648 = 1297,83
Bus 8 ton 2437,7 2827,3 LEA5 = 1299,72
Truk 2 as 13 Untuk perhitungan umur rencana 10
ton tahun sebagai berikut :
Setelah menghitung jumlah LHR Kendaraan ringan 2 ton
maka dihitung Angka Ekivalen (E) pada 3935,9 x 0,50 x 0,0004 = 0,7871
Tabel 2.17 dan melihat beban sumbu Bus 8 ton
kendaraan masing-masing sebagai berikut: 17,7 x 0,50 x 0,1593 = 1,4098
Truk 2 as 13 ton
Kendaraan ringan 2 ton (1+1) 0,0002+0,0002
2827,3 x 0,50 x 1,0648 = 1505,25
= 0,0004
LEA10 = 1507,44
Bus 8 ton (3+5) Setelah mendapatkan hasil
0,0183+0,1410 = 0,1593 perhitungan LEA5 dan LEA10 dilanjutkan
dengan menghitung LET5 dan LET10 dengan
Truk 2 as 13 ton (5+8) menggunakan persamaan 2.8 dengan rumus
0,1410+0,9238 = 1,0648 sebagai berikut :
Untuk menghitung LEP harus Menghitung LET :
mengetahui nilai Koefisien Distribusi LET= ½ (LEP + LEA)
Kendaraan (C) dapat dilihat pada Tabel 2.16 LET5 = ½(LEP + LEA5)
dan untuk perhitungan LEP menggunakan = ½ ( 1018,36 + 1299,72) = 1159,04
persamaan 2.6 dengan rumus sebagai berikut : LET10 = ½(LEP + LEA10)
= ½ (1018,36 + 1507,44) = 1262,9
Menghitung LEP : Dengan diketahui nilai LEP, LEA, dan
LET maka dapat menghitung LER (Lintas
Ekivalen Rencana) dengan ketentuan factor
penyesuaian untuk umur rencana 5 tahun dan
10 tahun dengan menggunakan persamaan 2.9
Kendaraan ringan 2 ton
dengan rumus sebagai berikut :
2659 x 0,50 x 0,0004 = 0,5318 Menghitung LER :
LER5 = LET + UR/10
Bus 8 ton = 1159,04 x 5/10 = 579,52
12 x 0,50 x 0,1593 = 0,9558 LER10 = LET + UR/10
= 1262,9 x 10/10 = 1262,9
Truk 2 as 13 ton Menentukan nilai DDT dengan
menggunakan grafik korelasi DDT dan CBR.
1910 x 0,50 x 1,0648 = 1016,88 Untuk nilai CBR didapat dari data sekunder
LEP = 1018,36 yang diperoleh dari PU Bina Marga Sumatera
Setelah mendapatkan nilai LEP Selatan. Dengan diketahui nilai CBR tanah
kemudian menghitung LEA untuk umur dasar 4,7% maka nilai DDT dapat dilihat pada
rencana 5 tahun dan 10 tahun dengan Gambar 4.1 Grafik Korelasi DDT dan
CBR.

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 104
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

9,8

1,0

579,52

10

4,5 4,7%

Dengan menggunakan grafik


nomogram didapat nilai ITP untuk umur
rencana 5 tahun (ITP5) adalah 10,00 IPo = 3,9
- 3,5 berdasarkan grafik nomogram.
Setelah menghitung ITP5 lalu
menghitung ITP10 dengan cara yang sama
menggunakan grafik nomogram dan diketahui
LER10 = 1262,9 sebagai berikut :
CBR tanah dasar = 4,7% (Sumber PU Bina
Marga) ; DDT = 4,5 ; IP = 2 ; FR = 1,0 dan
LER10 =1269,2
Setelah mendapatkan semua nilai diatas, lalu
mencari nilai ITP dengan menggunakan grafik
nomogram pada gambar 2.11, dengan
diketahui nilai LER5 579,52 dan nilai LER10
1262,9 CBR tanah dasar 4,7%, DDT 4.5, IP
(Indeks Permukaan) 2 dan Faktor Regional 1,0
dapat dilihat pada Tabel 2.10 CBR tanah dasar
= 4,7% (Sumber PU Bina Marga) ; DDT = 4,5
; IP = 2 ; FR = 1,0 dan LER5 = 579,52 10,9
1,0

1262,9
11

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 105
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

Dengan menggunakan grafik sama, dengan kekuatan jalan lama sebagai


nomogram di dapat Nilai ITP untuk umur berikut :
rencana 10 tahun (ITP10) adalah 11,00 IPo Laston (MS 590)
= 3,9 – 3,5 berdasarkan grafik nomogram. = 40% x 10 x 0,35 = 1,4
Setelah mendapatkan ITP5 dan Batu Pecah (CBR 80)
ITP10 dari grafik nomogram, lalu = 100% x 20 x 0,13 = 2,6
menetapkan tebal lapis tambahan dengan Sirtu (CBR 50)
data yang di dapat dari PU Bina Marga = 100% x 10 x 0,12 = 1,2
Sumatera Selatan yaitu bahan perkerasan ITP = 5,2
kekuatan jalan lama Laston (MS 590) 10
cm, Batu Pecah (CBR 80) 20 cm, dan Sirtu - Umur Rencana (UR) 10 tahun
(CBR 50) 10 cm. Δ ITP = ITP5–ITP
Menetapkan tebal lapis tambahan = 11 -5,2 = 5,8
untuk Umur Rencana (UR) 5 tahun 5,8 = 0,35.D1
sebagai berikut dengan kekuatan jalan D1 = 16,57 ≈ 17 cm Laston (MS
lama :
Laston (MS 590)
= 40% x 10 x 0,35 = 1,4 LASTON (MS 590)

Batu Pecah (CBR 80)


= 100% x 20 x 0,13 = 2,6
Sirtu (CBR 50) BATU PECAH (CBR 80)

= 100% x 10 x 0,12 = 1,2


ITP = 5,2 SIRTU (CBR 50)

CBR TANAH (4,7%)


- Umur Rencana (UR) 5 tahun :
Δ ITP = ITP5–ITP 590)
= 10 -5,2 = 4,8 Dari perhitungan diatas maka
4,8 = 0,35.D1 didapat tebal lapis permukaan sebesar 17
D1 = 13,71 ≈ 14 cm Laston (MS cm untuk umur rencana jalan 10 tahun.
590)

PENUTUP
Kesimpulan
LASTON (MS 590)
Berdasarkan hasil analisa dan
perhitungan pada penelitian di Jalan
BATU PECAH (CBR 80) Simpang Talang Jambe maka dapat
disimpulkan :
1. Hasil analisis survei LHR di Jalan
SIRTU (CBR 50) Simpang Talang Jambe diketahui
volume kendaraan di Jalan Simpang
CBR TANAH (4,7%)
Talang Jambe sebesar 4581
kendaraan/hari/2 arah.
Tebal perkerasan lapis permukaan sebesar 2. Persentase kerusakan yang terjadi
14 cm untuk umur rencana jalan 5 tahun. pada ruas Jalan Simpang Talang
Jambe sebesar 30,03%
Menetapkan tebal lapis tambahan 3. Hasil perhitungan perencanaan tebal
untuk Umur Rencana (UR) 10 Tahun perkerasan lentur jalan dengan
dengan data dan cara perhitungan yang menggunakan metode analisa

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 106
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))
Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol 9, No 2, Nopember 2019 ISSN.2089-2942

komponen pekerjaan umum (PU) (Overlay)denganumurrencana 5


Tahun 1987 diperoleh nilai pelapisan tahunsebesar 14 cm dan
tambahan untukumurrencana 10 tahun 17 cm.
dikarenakan pertumbuhan lalulintas
Saran dari waktu kewaktu semakin
meningkat.
Dari hasil penelitian, perhitungan,
pembahasan dan kesimpulan yang ada
maka dapat disampaikan beberapa saran DAFTAR PUSTAKA
untuk perbaikan pada ruas Jalan Simpang
Talang Jambe agar lebih efektif dan Departemen Pekerjaan Umum. 1987.
efisien. Berikut saran yang dapat diberikan Direktorat Jenderal Bina Marga,
antara lain : Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
1. Pemeliharaan jalan sebaiknya Metode Analisa Komponen.
dilakukan lebih cepat dari waktu yang Departemen Pekerjaan Umum. 1987.
telah direncanakan sebelumnya, agar Direktorat Jenderal Bina Marga,
kerusakan jalan yang terjadi tidak Manual Kapasitas Jalan Indonesia
bertambah luas dengan menggunakan (MKJI).
metode perbaikan yang sesuai pada Nugroho, EkoAgus. 2013. Pengaruh Jumlah
masing-masing jenis kerusakan. Kendaraan Terhadap Kerusakan Jalan
2. Membatasi volume kendaraan yang Aspal Kelas II di Kabupaten Semarang;
melewati jalan pada daerah yang Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
menjadi objek penelitian, dengan cara
Putri, Vidya Annisah. 2016. Identifikasi Jenis
mengalihkan kendaraan berat agar Kerusakan Pada Perkerasan Lentur
melewati jalur lain seperti jalan utama (Studi Kasus Jl. Soekarno Hatta,
atau jalan raya serta membatasi Bandar Lampung); Fakultas Teknik
muatan/tonase pada kendaraan – Universitas Bandar Lampung, Bandar
kendara anangkutan barang. Lampung.
3. Perbaikan pada ruas Jalan Simpang Republik Indonesia. 2004. Undang – undang
Talang Jambe sebaiknya tidak hanya No.38, tentang Jalan.
dipusatkan pada perbaikan Sukirman, Silvia. 1999. Dasar – dasar
perkerasannya saja tetapi juga Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,
melakukan usaha peningkatan Bandung.
Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur
kapasitas jalan seperti misalnya,
Jalan Raya, Nova, Bandung.
menambah lebar jalan atau
penambahan lajur dikedua arah

Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Tingkat Kerusakan Jalan Pada Perkerasan 107
Lentur (Flexible Pavement) (Hariman Al Faritzie1), Bahder Djohan2), Berri Wijaya3))

Anda mungkin juga menyukai