Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS HAMBATAN SAMPING TERHADAP

TINGKAT PELAYANAN JALAN

Andhy Willianto 1, FA. Luky Primantari 2


Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta
E-mail : andhywilly@gmail.com

ABSTRAK
Jalan Lawu adalah salah satu ruas jalan di kabupaten Karanganyar. Sepanjang ruas
jalan lawu, di beberapa tempat tidak sama lebarnya. Hal tersebut menimbulkan
permasalahan baru akibat kapasitas jalan yang berbeda-beda serta kondisi hambatan di
sepanjang jalan yang berbeda-beda pula. Salah satu ruas jalan yang memiliki permasalahan
tersebut adalah di jalan Lawu Sta 17+400 sampai dengan sta18+000.
Metode penelitian dengan kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui.
Dari hasil pengamatan didapat volume lalu lintas di Jalan Raya Lawu tertinggi terjadi
sebesar 2023,3 SMP/jam. Nilai kapasitas jalan 4.927,65 smp/jam. Jumlah hambatan adalah
434 termasuk kategori kelas hambatan sedang. Berdasarkan hasil tersebut trelihat bahwa
adanya hambatan samping dengan kategori sedang tidak signifikan menurunkan kapasitas
jalan terbukti dengan tingkat pelayanan jalan masih baik. Nilai (Level Of Service) LOS
0,41 Smp/jam, maka Tingkat Pelayanan Jalan di Jalan lawu Karanganyar (STA 17+400 ±
STA 18+000) dikategorikan B. Tingkat Pelayanan B artinya arus stabil, tetapi kecepatan
operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu-lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup
untuk memilih kecepatan.

Kata Kunci : Hambatan Samping, Tingkat Pelayanan Jalan

1. PENDAHULUAN
Kabupaten Karanganyar merupakan berakibat peningkatan volume lalu lintas
salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang pada ruas jalan tersebut. Peningkatan ini
berbatasan dengan kabupaten Magetan di terlihat dengan jumlah kendaraan yang
propinsi Jawa Timur. Seiring dengan melintas dan antrian pada ruas-ruas jalan
makin baiknya infrastruktur di bidang yang akan menuju ke Tawangmangu
transportasi juga mempengaruhi volume ataupun turun dari Tawangmangu.
lalu lintas yang melewati daerah tersebut. Sepanjang ruas jalan lawu, di beberapa
Salah satu ruas jalan yang tempat tidak sama lebarnya. Seperti
menghubungkan kedua kabupaten contoh di Sta 6+000-7+000 lebar jalan
tersebut adalah jalan lawu. lebih dari 14 meter sedangkan di Sta
Jalan Lawu adalah jalan propinsi yang 24+000-25+000 lebar hanya 12 meter.
dimulai dari kota Solo berakhir di Hal tersebut tentu menimbulkan
perbatasan kabupaten Karanganyar dan permasalahan baru. Beberapa ruas jalan
kabupaten Magetan. Pada sepanjang jalan memiliki permasalahan akibat kapasitas
Lawu terutama daerah Tawangmangu jalan yang berbeda-beda serta kondisi
banyak tempat tujuan wisata. Seiring hambatan di sepanjang jalan yang
kebutuhan orang untuk mencari hiburan berbeda-beda pula. Salah satu ruas jalan
dengan pergi ke tempat-tempat wisata yang memiliki permasalahn tersebut

1
adalah di jalan Lawu Sta 17+400-18+000. faktor yang dapat menyebabkan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka terjadinya penurunan kapasitas ruas jalan.
penulis tertarik untuk melakukan Hambatan samping dapat berupa:
penelitian tentang Analisis Hambatan 1. Pejalan kaki
Samping Terhadap Tingkat Pelayanan 2. Kendaraan parkir/berhenti;
Jalan pada ruas jalan tersebut. 3. Kendraan keluar / masuk dari/ ke sisi
jalan
2. METODE PENELITIAN 4. Kendaraan bergerak lambat.
Penelitian menggunakan metodologi Kapasitas adalah jumlah kendaraan
kuantitatif yaitu suatu proses menemukan maksimum yang dapat melewati suatu
pengetahuan yang menggunakan data penampang jalan pada jalur jalan selama 1
berupa angka sebagai alat menganalisis jam dengan kondisi serta arus lalu lintas
keterangan mengenai apa yang ingin tertentu. Perbedaan antara VJP dan
diketahui. Lokasi penelitian adalah di kapasitas adalah VJP menunjukan jumlah
Jalan Lawu Karanganyar ( STA 17+400) arus lalu lintas yang direncanakan akan
sampai (Sta 18+000). Pada ruas tersebut melintasi suatu penampang jalan selama
terdapat pertemuan sebidang berupa satu jam, sedangkan kapasitas
perlimaan. Lokasi ini dipilih karena menunjukan jumlah arus lalu lintas yang
terdapat penyempitan lebar jalan (bottle maksimun dapat melewati penampang
neck) pada area tersebut. Daerah di sekitar tersebut dalam waktu satu jam sesuai
lokasi cukup ramai dengan adanya dengan kondisi jalan.
sekolah, pertokoan, bengkel, terminal dan Nilai kapasitas diperoleh dari
pasar. Antrian kendaraan sering terjadi di penyesuaian kapasitas dasar/ideal dengan
perempatan lampu merah terutama hari kondisi dari jalan yang direncanakan
libur. (Silvia Sukirman,1999).
Kapasitas adalah sebagai arus
3. TINJAUAN PUSTAKA maksimum yang melewati suatu titik pada
Ida Bagus Dedy Sanjaya (2016) dalam jalan bebas hambatan yang dapat
penelitiannya menyatakan keberadaan dipertahankan persatuan jam dalam
tata guna lahan komersial di sepanjang kondisi yang berlaku. Untuk jalan bebas
sisi jalan menyebabkan tingginya hambatan tak terbagi, kapasitas adalah
aktivitas samping jalan. Tingginya arus maksimum dua-arah (kombinasi
aktivitas samping jalan yang terjadi sering kedua arah), untuk jalan bebas hambatan
menimbulkan konflik hambatan samping terbagi kapasitas adalah arus maksimum
yang berpengaruh terhadap kapasitas dan perlajur (MKJI 1997).
kinerja jalan perkotaan Faktor yang mempengaruhi jalan kota
Hadiat, Raden (2014) menyatakan adalah:
hambatan samping merupakan salah satu 1. Kapasitas Dasar Jalan (Co)
faktor penyebab kemacetan pada ruas 2. Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah
jalan Dr. Djunjunan Bandung. Analisis (Fcsp)
dilakukan dengan menggunakan Manual 3. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. (FCcs)
Berdasarkan Observasi yang dilakukan 4. Faktor Penyesuaian Lebar Jalan(fcw)
diketahui bahwa hambatan samping 5. Faktor Koreksi Kapasitas Akibat
tertinggi pada waktu sore hari, dengan Gangguan Samping Dan Bahu Jalan
frekuensi bobot tertinggi pada kejadian (FCsf)
pejalan kaki. 6. Faktor Penyesuaian Hambatan
I Made Tapa Yasa dan I Ketut Sutapa Samping Dan Bahu Jalan/Kereb
(2011) dalam penelitiannya menyatakan (FCSf)
hambatan samping merupakan salah satu

2
Friction atau hambatan samping Tabel 2. Nilai kelas hambatan samping
adalah dampak terhadap kinerja lalu
Kelas Kode Jumlah Kondisi Daerah
lintas yang berasal dari aktivitas samping Hambatan kejadian
segmen jalan. Hambatan samping yang samping per 200
umumnya sangat mempengaruhi (SCF) m perjam
kapasitas jalan adalah pejalan kaki, Sangat VL <100 Daerah pemukiman;
kendaraan parkir dan henti, kendaraan rendah hampir tidak ada
tidak bermotor, serta kendaraan masuk kegiatan
dan keluar dari fungsi tata guna lahan di Rendah L 100-299 Daerah pemukiman;
samping jalan. Apabila hambatan berupa angkutan
samping lebih besar dibandingkan dengan umum.
kapasitas jalan, jalan tersebut akan Sedang M 300-499 Daerah industri,
beberapa toko disi
menjadi terganggu.
jalan
Adapun faktor-faktor yang
Tinggi H 500-899 Daerah komersial;
mempengaruhi nilai kelas hambatan aktifitas sisi jalan
samping dengan frekuensi bobot kejadian yang sangat tinggi
per jam per 200 meter dari segmen jalan Sangat VH >900 Daerah komersial;
yang diamati, pada kedua sisi jalan seperti tinggi aktifitas pasar di
tabel 1. samping jalan
Sumber : (MKJI 1997)
Tabel 1. Penentuan tipe frekuensi kejadian
hambatan samping
Dalam menentukan nilai Kelas hambatan
Tipe kejadian Simbol Faktor
samping digunakan rumus (MKJI 1997):
hambatan bobot
SCF = PED + PSV + EEV + SMV
samping
Dimana :
Pejalan kaki PED 0,5
SFC = Kelas Hambatan samping
PED = Frekwensi pejalan kaki
Kendaraan parkir PSV 1.0 PSV = Frekwensi bobot kendaraan parkir
Kendaraan masuk EEV 0.7 EEV = Frekwensi bobot kendaraan
dan keluar sisi masuk/keluar sisi jalan.
jalan SMV = Frekwensi bobot kendaraan
Kendaraan lambat SMV 0.4 lambat
Sumber : (MKJI 1997) Dengan ;
1. Faktor Pejalan Kaki
Tingkat hambatan samping Aktifitas pejalan kaki merupakan salah
dikelompokkan dalam 5 kelas, yaitu dari satu faktor yang dapat mempengaruhi
yang sangat rendah sampai tinggi dan nilai kelas hambatan samping, terutama
sangat tinggi seperti pada tabel 2. pada daerah-daerah yang merupakan
kegiatan masyarakat seperti pusat-pusat
perbelanjaan. Banyak jumlah pejalan kaki
yang menyebrang atau berjalan pada
samping jalan dapat menyebabkan
laju kendaraan menjadi terganggu. Hal ini
semakin diperburuk oleh kurangnya
kesadaran pejalan kaki untuk
menggunakan fasilitas-fasilitas jalan yang
tersedia, seperti trotoar dan tempat-tempat
penyeberangan.

3
2. Faktor kendaraan parkir dan berhenti 4. Faktor kendaraan lambat
Kurangnya tersedianya lahan parkir Yang termasuk dalam kendaraan
yang memadai bagi kendaraan dapat lambat adalah becak, gerobak dan sepeda.
menyebabkan kendaraan parkir dan Laju kendaraan yang berjalan lambat pada
berhenti pada samping jalan. Pada daerah- suatu ruas jalan dapat mengganggu
daerah yang mempunyai tingkat aktifitas-aktifitas kendaraan yang yang
kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, melewati suatu ruas jalan. Oleh karena itu
kendaraan parkir dan berhenti pada kendaraan lambat merupakan salah satu
samping jalan dapat memberikan faktor yang dapat mempengaruhi tinggi
pengaruh terhadap kelancaran arus lalu rendahnya nilai kelas hambatan samping.
lintas. LOS (Level of Service) atau Tingkat
Kendaraan parkir dan berhenti pada Pelayanan Jalan adalah salah satu metode
samping jalan akan mempengaruhi yang digunakan untuk menilai kinerja
kapasitas lebar jalan dimana kapasitas jalan yang menjadi indikator dari
jalan akan semakin sempit karena pada kemacetan. Suatu jalan dikategorikan
samping jalan tersebut telah diisi oleh mengalami kemacetan apabila hasil
kendaraan parkir dan berhenti. perhitungan LOS menghasilkan nilai
Dalam hal ini yang dimaksud adalah : mendekati 1. Dalam menghitung LOS di
a. Jumlah manuver masuk mobil suatu ruas jalan, terlebih dahulu harus
penumpang untuk parkir di tepi jalan, mengetahui kapasitas jalan (C) yang dapat
b. Jumlah manuver keluar mobil dihitung dengan mengetahui kapasitas
penumpang untuk parkir di tepi jalan, dasar, faktor penyesuaian lebar jalan,
c. Jumlah manuver masuk sepeda motor faktor penyesuaian pemisah arah, faktor
untuk parkir pada pelataran parkir, penyesuaian hambatan samping, dan
d. Jumlah manuver keluar sepeda motor faktor penyesuaian ukuran kota. Kapasitas
untuk parkir pada pelataran parkir, jalan (C) sendiri sebenarnya memiliki
e. Jumlah manuver masuk mobil definisi sebagai jumlah kendaraan
penumpang untuk parkir pada maksimal yang dapat ditampung di ruas
pelataran parkir, jalan selama kondisi tertentu (MKJI,
f. Jumlah manuver keluar mobil 1997).
penumpang untuk parkir pada Level of Service (LOS) adalah
pelataran perhitungan perbandingan antara volume
parkir, lalu lintas dengan kapasitas dasar jalan
3. Faktor kendaraan masuk/keluar pada (V/C). Dengan melakukan perhitungan
samping jalan terhadap nilai LOS, maka dapat diketahui
Banyaknya kendaraan masuk/keluar klasifikasi jalan atau tingkat pelayanan
pada samping jalan sering menimbulkan pada suatu ruas jalan tertentu. Sedangkan
berbagai konflik terhadap arus lalu lintas tingkat pelayanan jalan ditetapkan
perkotaan. Pada daerah-daerah yang lalu berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
lintasnya sangat padat disertai dengan Indonesia (MKJI) seperti pada tabel 3.
aktifitas masyarakat yang cukup tinggi,
kondisi ini sering menimbulkan masalah
dalam kelancaran arus lalu lintas. Dimana
arus lalu lintas yang melewati ruas jalan
tersebut menjadi terganggu yang dapat
mengakibatkan terjadinya kemacetan.

4
Tabel 3. Tingkat Pelayanan Jalan Tabel 4. Volume Lalu Lintas
Tingkat Batas Volume
Kondisi/Keadaan SMP/
Pelayanan lingkup Waktu
Lalu Lintas Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan jam
Jalan V/C puncak
MC* LV* HV*
A 0,00 ± Arus relatif bebas MC LV HV 0,5 1,0 1,3
0,19 dengan sesekali
terhenti 06.00 -
1231 492 81 615,5 492 105,3 1212,8
Kecepatan perjalanan 08.00
rata ± rata > 40
km/jam 12.00 -
1661 936 77 830,5 936 100,1 1866,6
14.00
B 0,20 ± Arus stabil dengan
0,44 sedikit tundaan 15.00 -
Kecepatan 1714 1061 81 857 1061 105,3 2023,3
17.00
perjalanan rata ± rata
> 30 km/jam
C 0,45 ± Arus stabil dengan 1800 Volume Lalu Lintas
0,74 tundaan yang dapat
diterima 1600 1714
1661
Kecepatan rata ± rata 1400
> 25 km/jam
D 0,75 ± Mendekati arus tidak 1200
0,84 stabil dengan tundaan 1231
yang masih dalam 1000
1061
toleransi 800 936
Kecepatan
perjalanan rata ± rata 600
> 15 km/jam
E 0,85 ± Arus tidak stabil 400 492
1,00 Kecepatan 200
perjalanan rata ± rata 81 77 81
< 15 km/jam 0
F >1,00 Arus tertahan 1 2 3
Macet
Lalu lintas pada Gambar 1. Volume lalu lintas
kondisi terhambat
Berdasarkan pengamatan karateristik
4. PEMBAHASAN geometrik jalan adalah jalan empat-lajur
Kondisi geomterik di jalan Lawu lebar dua-arah mempunyai kondisi sebagai
jalannya dari 12 m sampai 16 meter. Pada berikut:
ruas jalan tersebut terdapat lajur untuk a. Lebar jalur lalu-lintas 12 meter
sepeda, parkir dan trotoar. Lokasi sekitar b. Lebar bahu efektif paling sedikit 1 m
terdapat terminal, pom bensin, pasar, pada setiap sisi
bengkel, pertokoan dan perumahan. Pada c. Tidak ada median
kanan dan kiri jalan terdapat bahu jalan d. Pemisahan arah lalu-lintas 50 - 50
lebar lebih dari 1m. e. Hambatan samping sedang
Adapun volume lalu lintas dan f. Ukuran kota 0,5 - 1,0 Juta
perhitunganya ke dalam satuan mobil g.Tipe alinyemen datar
penumpang (SMP) terdapat pada tabel 4.

5
Hasil survey untuk hambatan samping = trtuáuWv{tyáxw
seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Hambatan samping = rávs SMP/jam
Waktu Segme Pej Kend Kend Kend Juml Dengan nilai LOS 0,41 SMP/jam, maka
n ala parkir masuk araan ah Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of
n & tak
Ka keluar berm
Service) di Jalan lawu Karanganyar (STA
ki sisi otor 17+400 ± STA 18+000) dikategorikan B
jalan dengan nilai < 1. Tingkat Pelayanan B
15.00- Utara 12 35 79 8 134
16.00 artinya arus setabil, tetapi kecepatan
Selatan 23 78 182 17 300 oprasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu-
Total 434 lintas. Pengemudi memiliki kebebasan
yang cukup untuk memilih kecepatan.
Jumlah hambatan adalah 434 termasuk Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil
kategori kelas hambatan sedang. kesimpulan bahwa adanya hambatan
Berdasarkan data kondisi geometrik samping dengan kategori sedang tidak
dan kondisi lingkungan jalan nilai Co, memiliki pengaruh yang signifikan
FCw,FCsp, FCsf, FCcs sebagai berikut: menurunkan kapasitas jalan terbukti
a. Kapasitas Dasar (Co) dengan tingkat pelayanan jalan B.
Kapasitas dasar yang diperoleh ditentukan
berdasarkan jumlah lajur dan jalur jalan 5. KESIMPULAN
yang ada berupa empat lajur tak terbagi Berdasarkan hasil analisis dan
dua arah Co = 1500 smp/jam per lajur. pembahasan yang sudah dipaparkan
Co = 4 x 1500 = 6000 sebelumnya maka dapat diambil
b. Lebar Jalur Jalan (FCw) kesimpukan berikut:
Lebar efektif jalur jalan adalah 12 m 1. Tingkat Pelayanan Jalan adalah 0,41
FCw = 0,91 Smp/jam
c. Faktor koreksi Kapasitas akibat 2. Jumlah hambatan adalah 434 termasuk
pembagi arah (FCsp) kategori kelas hambatan sedang.
Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi 50-50 Berdasarkan hasil tersebut trelihat
FCsp = 1,00 bahwa adanya hambatan samping
d. Hambatan Samping (FCsf) dengan kategori sedang tidak
Hambatan samping sedang dan lebar bahu memiliki pengaruh yang signifikan
jalan efektif 1 m FCsf = 0,95 menurunkan kapasitas jalan terbukti
e. Faktor Koreksi Kapasitas akibat ukuran dengan tingkat pelayanan jalan masih
kota (FCcs) B.
Karanganyar termasuk golongan kota
dengan jumlah penduduk sekitar 856.198
jiwa sehingga FCcs = 0,95 DAFTAR PUSTAKA
Untuk nilai C perhitunganya sebagai Adhi Muhtadi, 2010 Analisis Kapasitas,
berikut : Tingkat Pelayanan, Kinerja dan
C = Co.FCw.FCsp .FCsf . FCcs (smp/jam) Pengaruh Pembuatan Media Jalan,
C = (1500x4) x 0,91 x 1.00 x 0.95 x 0.95 NEUTRON, VOL.10, NO.1,
C = 4.927,65 smp/jam PEBRUARI 2010: 43 ± 54
Volume lalu lintas diambil yang tertinggi Anonim, 2004, Undang-Undang No 38
yaitu dengan nilai volume lalu lintas Tentang Jalan, Departemen
2023,3 SMP/jam dan nilai kapasitas jalan Pekerjaan Umum. Jakarta
yaitu 4927,65 SMP/jam.
Anonim, 2009 Undang-Undang No 22
Maka nilai Tingkat Pelayanan Jalan
Tentang Lalu Lintas Angkutan
(LOS) sebagai berikut :
LOS = 9SXQFDN»& Jalan, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta

6
Anonim, 2006 Peraturan Pemerintah No Ida Bagus Dedy Sanjaya, 2016, Pengaruh
34 Tentang Jalan, Departemen Hambatan Samping Terhadap
Pekerjaan Umum Jakarta Kinerja Ruas Jalan Raya Sesetan,
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Skripsi, Universitas Udayana,
Indonesia (MKJI). Departemen Denpasar.
Pekerjaan Umum. Jakarta Imam Roshadi, 2015, Analisis Rekayasa
Anonim, 1992, Standar Perencanaan Lalu Lintas Berdasarkan Tingkat
Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Pelayanan Jalan (Level of Service)
Direktorat Jenderal Bina Marga, (Studi Kasus Jl. Kapten Mulyadi
Direktorat Pembinaan Jalan kota, Surakarta STA 01+400 ± STA
Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 02+400), Skripsi, Universitas
Jakarta: 1992. Surakarta, Surakarta
Ahmad Munawar, 2005, Dasar ± Dasar I Made Tapa Yasa, I Ketut Sutapa, 2011,
Teknik Transportasi, Beta Offset, Pengaruh Hambatan Samping
Yogyakarta. Terhadap kapasitas Ruas Jalan
Bambang Suponco, 2006, Analisa Cokroaminoto Denpasar (Studi
Rekayasa Lalu Lintas Di Simpang Kasus Di Depan Sekolah Taman
Empat Jalan Wiradesa Mahatma Gandhi), Seminar
Kabupaten Pekalongan, Surakarta, Nasional Aplikasi Teknologi
Universitas Surakarta. Prasarana Wilayah, Denpasar.
Clarkson H. Oglesby dan R. Gary Hicks, Irwan Susanto, Moch.Duddy Studyana,
1994, Teknik Jalan Raya, Erlangga, Yackob Astor, 2012, Analisis
Jakarta Kapasitas Jalan Menggunakan
Edy Suprapto, 2015, Analisis Kapasitas Pendekatan Geospasial (Wilayah
Dan Kondisi Ruas Jalan Sragen Studi: Bandung Tengah), Politeknik
Palur, Thesis, Universitas Negeri Bandung, Bandung
Muhammadiyah Surakarta, Leksmono S. Putranto, Ph. D. 2013,
Surakarta. Rekayasa Lalulintas, Edisi 2,
Febi Anisia Purnama Sari, 2011, Analisis Indeks, Jakarta Barat.
Kebijakan Kemacetan Lalu Lintas Lis Ayu Widari, Said Jalalul Akbar, Rizky
di Jalan Teuku Umar kawasan Fajar, 2015 Analisis Tingkat
Jatingaleh Semarang dengan Pelayanan Jalan (Studi Kasus
metode Analisis Hieraarki Proses Jalan Medan±Banda Aceh km
(AHP), Semarang, Universitas 254+800 s.d km 256+700).
Diponegoro. Universitas Malikussaleh. Aceh.
Gentur Windiatmoko, 2015, Analisis Munawar, Ahmad, 2009. Manajemen
Tingkat Pelayanan Jalan Pada Ruas Lalu lintas Perkotaan. Penerbit
Jalan Raya Sukowati Sta 2+700 ± Beta Offset. Yogyakarta. Depan
Sta 2+700, Skripsi, Universitas Kampus Iisipol). Jurnal Teknik
Surakarta, Surakarta. Sipil Vol 7 No. 1
G.R.Wells, 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Winarsih, N dan Nhdalina. 2017. Analisis
Antrian Dan Tundaan Akibat
Bhatara, Jakarta.
Lampu Lalu Lintas Dan Penutupan
Hadiat, Raden (2014) Kajian Pengaruh
Pintu Perlintasan Kereta Api
Hambatan Samping Terhadap Menggunakan Metode Antrian
Kapasitas Ruas Jalan Dr. Deterministik (Studi Kasus:
Djunjunan. S1, Skripsi, Universitas Perlintasan Kereta Api Tanjung
Pendidikan Indonesia, Jakarta.

7
Barat Jakarta Selatan). Jurnal
Desain Konstruksi Volume 16 No.1
Wulandhani, S. 2008. Analisa Penutupan
Pintu Perlintasan Kereta Api
Terhadap Tundaan, Nilai Waktu,
Dan Panjang Antrian Kendaraan
(Studi Kasus Perlintasan Purwosari
Surakarta). Tesis. Surakarta; UMS
Yusyadiputra, M., Hermawanto, R.,
Pudjianto, B., dan Yulipriyono, E.
2014. Pengaruh Penutupan Pintu
Perlintasan Jalan Rel Terhadap
Kinerja Lalu Lintas Jalan Raya Di
Perlintasan Kaligawe Semarang
Dan Kaliwungu Kendal. Jurnal
Karya Teknik Sipil Vol 3 No 3 Hal
723-735

Anda mungkin juga menyukai