ABSTRAK
Persimpangan jalan adalah salah satu tempat yang rawan terjadinya kecelakaan karena merupakan terjadinya
konflik lalu lintas. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kinerja simpang tiga tak bersinyal pada Jalan Jenderal
Sudirman – Jalan Brawijaya Wonomulyo. Kemudian mencari solusi untuk memecahkan masalah jika derajat
kejenuhan tinggi.
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengambilan data
lalu lintas dan pengukuran kondisi geometrik. Data sekunder berupa data jumlah penduduk Kab, Polewali Mandar.
Analisis data dalam penelitian ini berdasarkan pada MKJI 1997.
Hasil analisis data dari penelitian ini yaitu jam puncak terjadi pada hari Sabtu jam 17.00 – 18.00 WITA total
kendaraan 2664, dengan kapasitas (C) 2428,01 smp/jam, derajat kejenuhan (DS) 0,63 yang nilainya lebih kecil dari
batas pada MKJI 1997 yaitu 0,80 berada pada kategori B arus stabil, tundaan simpang (D) sebesar 11,6 detik/smp, dan
peluang antrian (QP) 34,57% - 16,61%.
ABSTRACT
Crossroads are one of the places that are prone to accidents because it is a traffic conflict. This research was
conducted to examine the performance of the unsignalized intersection on Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Brawijaya
Wonomulyo. Then look for solutions to solve the problem if the degree of saturation is high.
This study uses primary data and secondary data. Primary data was obtained by collecting traffic data and
measuring geometric conditions. Secondary data in the form of population data Kab. Polewali Mandar. The data
analysis in this study is based on the 1997 MKJI.
The results of data analysis from this study are that peak hours occur on Saturday at 17.00 – 18.00 WITA,
total vehicles are 2664, with a capacity (C) 2428.01 pcu/hour, degree of saturation (DS) 0.63 which is smaller than
the limit on MKJI 1997, which is 0.80, is in category B with stable flow, the intersection delay (D) is 11.6 seconds/pcu,
and the queue probability (QP) is 34.57% - 16.61%.
Penelitian ini dilakukan pada Simpanng tiga tak dengan fasilitas jalan raya itu sendiri. Sehingga
bersinyal di jalan Jendral Sudirman – Jalan Brawijaya menyebabkan perlambatan pergerakan kendaraan yang
Wonomulyo Polewali Mandar. Kabupaten Polewali mengakibatkan kemacetan di beberapa ruas jalan (Farid
sebesar 2.022,30 km2. Kabupaten Polewali Mandar Lokasi yang menjadi daerah paling rawan terjadi
terletak ± 195 km sebelah selatan Mamuju, Ibu kota kecelakaan yaitu persimpangan. Persimpangan jalan
Provinsi Sulawesi Barat atau ± 250 km sebelah utara adalah salah satu tempat yang rawan terjadinya
Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. kecelakaan karena merupakan terjadinya konflik lalu
Kabupaten Polewali Mandar terletak pada posisi lintas (Rahmawanti, 2013). Sebagian besar jalan raya di
118 53 57,55’’ BT – 119 29 33,1’’BT Kabupaten yang berguna untuk melancarkan arus lalu lintas. Tetapi
ini dibatasi Sebelah Utara : Kabupaten Mamasa Sebelah pada kenyataannya di daerah persimpangan itu sendiri
Timur : Kabupaten Pinrang Sebelah Selatan : Selat sering terjadi kemacetan lalu lintas bahkan hingga
Transportasi merupakan sarana yang sangat penting Begitu juga yang terjadi pada simpang tiga tak bersinyal
dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama di Jalan Jendral Sudirman – Jalan Brawijaya
dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat Wonomulyo yang tidak terlepas dari masalah
dan perkembangan wilayah, baik itu di daerah pedesaan kemacetan lalu lintas. Ketika melewati daerah tersebut,
maupun daerah lainya. Sistem transportasi yang ada terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi, siang dan
dimaksudkan untuk meningkatakan pelayanan sore hari yang sering terjadi antrian kendaraan atau
mobilitas penduduk dan sumber daya lainya yang dapat kemacetan di simpang tersebut. Daerah tersebut juga
mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi. Laju merupakan daerah pertokoan sehingga banyak
pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kian kendaraan yang terparkir di pinggir jalan atau ruas jalan
meningkat mendorong manusia agar dapat melakukan pada daerah persimpangan tersebut. Tujuan dari
sesuatu secara cepat dan akurat. Salah satu faktor yang penelitian ini yaitu, untuk memperoleh gambaran
sangat penting dalam menunjang keberhasilan kondisi simpang tiga tidak bersinyal serta untuk
pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan mencari solusi pemecahan masalah yang terdapat di
perekonomian masyarakat yaitu sistem transportasi. simpang tersebut. Metode yang digunakan dalam
Sistem transportasi yang ada dimaksudkan untuk penelitian ini yaitu MKJI (Manual Kapasitas Jalan
sumber daya lainnya yang dapat mendukung terjadinya II. TINJAUAN PUSTAKA
pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan bertambahnya Simpang
jumlah penduduk yang ada di berbagai wilayah, Simpang merupakan pertemuan dari ruas-ruas
memicu meningkatnya jumlah pengguna alat jalan yang berfungsi untuk melakukan perubahan
transportasi yang tidak terkendali yang sangat jelas arus lalu lintas. Pada dasarnya persimpangan adalah
berdampak pada jalan-jalan yang semakin dipenuhi bagian terpenting dari sistem jaringan jalan, yang
secara umum kapasitas dapat dikontrol dengan dihitung berdasarkan kecepatan dan
mengendalikan volume lalu lintas dalam sistem volume.
jaringan tersebut. Persimpangan ini terdiri dari 1. Kapasitas Simpang ( C )
beberapa cabang salah satunya yaitu, simpang tiga. Kapasitas Simpang dihitung
Simpang tiga dapat di definisikan sebagai daerah untuk total arus yang masuk dari seluruh
umum dimana dua jalan bergabung atau lengan Simpang dan didefinisikan sebagai
bersimpangan yang memiliki tiga lengan pendekat. perkalian antara kapasitas dasar (C0) yaitu
Pada prinsipnya persimpangan adalah pertemuan kapasitas pada kondisi ideal, dengan
dua atau lebih jaringan jalan. faktor-faktor koreksi yang
Karakteristik Lalu Lintas memperhitungkan perbedaan kondisi
1. Volume lingkungan terhadap kondisi idealnya.
mengukur lebar jalan tiap lengan simpang, a. Lebar pendekat jalan minor
Diperoleh kapasitas dasar CO = 2700 smp/jam 0.07. digunakan rumus sebagai berikut :
pendekat W1 = 3,17 m dan tipe simpang IT = 6. Faktor penyesuaiaan belok kanan ( FRT)
322. Batas nilai yang diberikan atau dapat Variabel masukan adalah rasio belik kiri PRT=
digunakan rumus untuk klarifikasi IT yaitu : FLP 0.06 digunakan rumus sebagai berikut :
= 0,73 + 0,0760 W1 untuk tipe simpang IT = 322 FRT = 1,09 – 0,922 PRT
MKJI 1997 yaitu 0,80. Maka solusi untuk Bersinyal, Studi Krasus Simpang Bangak di
mengurangi dapat dilakukan dengan Anggraini, C. (2013). Analisa Simpang Tiga Tak
pengaturan rambu atau marka Bersinyal Mwnggunakan Manajemen Lalu-
Lintas (Studi Kasus Simpang Tiga Bajak). 5(2),
21–32.