69 Pages 4.3MB
Aug 13, 2022 1:45 PM GMT+7 Aug 13, 2022 1:46 PM GMT+7
Summary
28
BAB I
PENDAHULUAN
menghubungan segala jenis pusat kegiatan baik untuk distribusi barang dan jasa
tingkat nasional.
7
Perseimpangan merupakan tempat pertemuan atau persilangan dua atau lebih
Kemacetan merupakan salah satu masalah lalu lintas utama di Indonesia. Akibat
terjadi kemacetan di banyak kota besar. Ini terutama benar jika infrastruktur dan
sinyal lalu lintas tidak dapat menahan kemacetan lalu lintas yang sangat panjang.
Dalam studi kasus ini, sering terjadi antrean panjang yang disebabkan oleh
juga karena dari banyak lokasi yang berbeda. Ada banyak aktivitas di toko-toko,
35
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas penulis akan menganalisis
2
panjang antrian persimpangan jalan pada simpang Gatot Subroto dan simpang Jl.
1
Gajah Mada Medan, dimana arus lalu lintasnya sangatlah padat yang disebabkan
oleh berbagai hal, seperti waktu siklus, kapasitas persimpangan jalan dan tidak
3
1
1.2 Maksud dan Tujuan 2
1. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis panjang antrian yang
terjadi pada persimpangan Jalan Iskandar Muda dan Jalan Gajah Mada
1
1.3 Rumusan Masalah
2. Pada jam puncak yaitu pagi, siang dan malam hari dilakukan pengamatan
51
3. Dalam seminggu, peneliti melakukan pengambilan data yaitu pada minggu
4
1.5 Metode Penelitian
Melalui pendekatan MKJI 1997 dari hasil data primer dan skunder hasil
pengamatan dan penelitian ini dilakukan analisis yang mendalam. Data yang
50
berasal langsung dari lapangan merupakan data primer dan darta yang berasal dari
5
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Dalam sistem jalan raya terdapat bagian yang rumit dan sukar di bidang jalan
persimpangan terdapat lampu lalu lintas sebagai alat pengendali dan daeratan ini
disbut sebgai persimpangan lalu lintas yang menjadi persilangan antara sistem
lalu lintas, hak jalan dapat ditentukan oleh penggunaan rambu berhenti dan jalan
sedangkan dalam persimpangan tanpa lalu lintas, rabu pengedali kecepatan dapat
kasitas jalan raya. Dimana ketika persimpangan memiliki fasilitas yang baik maka
kapasitas lalu lintas akan menjadi stabil. Penggunaan lampu lalu lintas pada
pengaturan waktu dengan rumus yang sama untuk pergerakan secara bergilir
berhenti merupakan fasilitas dalam persimpangan tanpa lalu lintas yang dapat
mengatur jarak pada setiap pengguna lalu lintas seperti pengemudi untuk
mengendalikan keccepatan dan pemilihan arus utama yang aman pada setiap
(MKJI;1997).
6
2.2 Persimpangan
dan pengkontrolan volume dan kapasitas lalu lintas pada sistem jaringan jalan yaitu
menghindari hal tersebut harus dilakukan peniadaan pusat konfik tersebut melalui
pembangunan arus serah, pembuatan bundaran dan pulau lalu lintas, penerapan
larangan belok kanan dan hal ini akan membantu pengurangan koflik di 4 titik dan
7
2.2.1. Jenis-jenis Pengaturan Persimpangan
Dalam pengendalian lalu litas persimpangan terdapat enam cara utama yang dapat
6
digunakan untuk setiap aliran kendaraan berdasarkan volume lalu lintas dan jenis
pengendali kecepatan dan tanpa kendali merupakan urutan tingkat pengendalian yang
1
ada di dalam persimpang (C.Jotin Khisty, B. Kent Lall) .
8
Gambar 2.3 Aliran Kendaraan dan Laju Penggabungan, Penyebaran, dan Persimpangan
(Sumber : Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, 2016)
(2016), yaitu:
1
1. Untuk mengurangi kecelakaan.
9
2.3 Simpang Bersinyal
waktu dan kapasitas lalu lintas berdasarkan rasio kendaraan behenti, tundaan dan
panjang anteri disebut sebagai simpang bersinyal. Pengguna jalan hanya boleh
melewati persimpangan bersinyal ketika lampu lalu lintas berkedip warna hijau di
20
lengan persimpangan. Hal ini karena simpang bersinyal adalah tempat arus lalu
lintas dikendalikan oleh berfungsinya lampu lalu lintas. Berikut ini merupakan
a. Bentuk penghindaran dari konflik dan kemacetan simpang lalu lintas yang
b. Pemberi kesempatan untuk memotong jalan bagi pejalan kaki atau pengguna
menggunakan lampu lalu lintas tiga warna (merah, kuning dan hijau).
10
Gambar 2.4 Persimpangan bersyinyal berdasarkan titik konflik
6
(Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997)
1
Pemasangan lalu lintas bertujuan untuk beberapa hal menurut Manual
1
2.3.1. Arus Lalu Lintas
Menurut MKJI (1997: 2–10), perkiraan arus lalu lintas dibuat setiap jam untuk satu
periode atau lebih, misalnya berdasarkan keadaan yang diprediksi untuk waktu
Jumlah kendaraan penumpang (emp) yang sesuai untuk kedua pendekatan yang
dilindungi dikalikan dengan jumlah kendaraan per jam (VPH) untuk mendapatkan
jumlah penumpang yang setara (smp) per jam untuk setiap manuver (belok kiri,
11
lurus, belok kanan) untuk memasukkan pencela.
LT(smp/jam)
𝑃𝐿𝑇 = . .(4)
Total(smp/jam)
RT(smp/jam
𝑃R𝑇 = (5)
Total(smp/jam)
61
Rumus berikut merupakan cara untuk perhitungan rasio kendaraan tak
bermotor:
a. Kendaraan Rencana
12
Kendaraan rancangan, yang digunakan untuk mengembangkan ruas jalan
tertentu, merupakan kendaraan yang menjadi simbol kelompok. Lebar desain akan
berdampak pada lebar lajur yang diperlukan untuk tata letak geometrik jalan.
b. Kecepatan
kecepatan berdasarkan bagian jalan seperti bagian jalan yang miring, tikungan dan
titik pandang yang dipilih dengan alasan perencanan disebut sebagai kecepatan
rencana.
Menurut MKJI 1997, lebar pendekat harus diubah berdasarkan rasio aliran
antara jalan yang berpotongan dan pendekat yang tidak seimbang. Lebar
perbedaan perilaku. Jumlah arah dn lajur suatu segmen jalan dapat menujukkan
tipe potongan melintang jalan. Berikut ini merupakan tipe-tipe jalan yang
berbeda:
13
a. Jalur dua arah yang tidak mengalami pembagian (2/2 UD).
b. Dua arah yang tidak mengalami pembagian dalam jalan empat jalur (4/2UD)
c. Dua arah yang mengalami pembagian pada empat lajur jalan (4/2D)
d. Dua arah yang mengalami pembagian pada enam lajur jalan (6/2D)
e. Jalan yang saling memotong
f. Lajur yang terbebas dari hambatan pada jalan searah
g. Konflik sekunder adalah konflik yang memberikan pemisah dalam pergerakan
lalu lintas pada penyebrangan pejalan kaki dan pengguna kendaraan yang
hendak berbelok.
gambar 2.5 menujukkan persimpangan yang mengalami konflik berdasarkan titik:
3
2.5 Perhitungan Simpang Bersinyal
lingkungan ditentukan secara independen sesuai dengan MKJI 1997 (2-10). Lebih
dari satu strategi, dipecah menjadi dua atau lebih strategi anak perusahaan, dapat
membentuk persimpangan. Hal ini terjadi ketika lampu hijau untuk pergerakan
belok kanan dan kiri diberikan pada fase yang berbeda dari lampu hijau untuk lalu
lintas tembus, atau ketika kedua jenis lalu lintas tersebut dipisahkan oleh
14
2.5.2 Penentuan waktu sinyal
Lebar pendekat = WA
WA : Lebar pendekat
Keterangan:
disebut sebagai arus jenuh dasar. Tipe arus telindung (P) digunakan dengan
pendekatan:
15
1
S0 = 600 x We smp/jam (8)
penduduk berdasarkan jutta jiwa melalui data statistik dari Biro Pusat
Statistika:
Dengan,
Lebar pendekatan (m) : WA
Jarak antara kendaraan dan garis berhenti dengan parkir pertama dari lajur
pendek disebut LP
37
d. Pada simpang bersinyal harrus dilakukan perhitungan berdasarkan rasio
kendaraan tak bermotor, jenis lingkungan jalan dan hambatan samping yang
1
e. Faktor penyesuaian arus berbelok kiri (FLT) dan arus berbelok kanan(FRT),
Berikut ini merupakan nilai arus dasar jenuh pada tipe terlindungi (P)
16
13
1. Faktor penyesuaian belok kanan (FRT)
tidak memiliki median, dan merupakan dua raha jalan yag mempunyai
berbelok ke kiri secara langsung maka akan terjadi arus jenuh pada
pendekatan tersebut dan hal ini menyebabkan lalu lintas melambat serta
17
5. Rasio arus /rasio arus jenuh
Rasio arus simpang adalah keseluruhann dari jumlah dalam siklus yang
58
berisi tentang semua fase sinyal dan arus kritis Pendekatan Rasio Arus
dapat dilakukan menggunakan rumus:
FR = Q / S (12)
Arti simbol:
13
Arus jenuh (smp/jam hijau) =S
Rasio arus = FR
1
Rumus berikut digunakan sebagai alat hitung Rasio Arus Simpang (IFR):
IFR = Σ (Frcrit)
Keterangan:
5
6. Waktu siklus dan waktu hijau
Urutan lengkap dalam satuan waktu dari penandaan sinyal lampu hijau ketika
Keterangan:
Rumus berikut digunakan sebagai alat hitung untuk setiap fase waktu hijau g:
1
gi = (Cua – LTI) x Pri (15)
Keterangan:
2
Penghindaran harus dilakukan ketika waktu hijau kurang dari 10 detik dan hal
1
c = Σ g + LTI (16)
Keterangan:
Total waktu hijau (det) = Σg
19
2.5.3 Kapasitas
6
Arus lalu lintas yang dapat menggambarkan dan mempertahankan kondisi
tertentu dalam satuan satuan kedaraan (smp)/jam disebut sebagai kapasitas. Konsisi
operasi dan fisik simpang yang meliputi jumlah jalur, kondisi parkir dan sisi lebar
jalan dan kondisi lingkungan yang meliputi karakteristik kendaraan berat yang
lewat simpang dan gerakan dari kendaraan untuk berbelok merupakan dua faktor
Kondisi yang menjadi batas atau jumlah maksimal dari orang atau kendaraan
yang melintas pada priode waktu tertentu disuatu jalur jalan merupakan definisi dari
kapasitas. Jumlah kendaraan (smp)/jam meupakan satuan dari kapasitas lalu lintas
(MKJI 1997). Kemudian dalam sistem jalan raya batas maksimal kecukupan dari
kendaraan yang dapat melwati ruas jalan pada suasana jalan dan lalu lintas umum
baik satu maupun dua arah di priode waktu tertentu disebut sebagai kapasitas ruang
20
b. Kapasitas Rencana (Design Capacity)
Pada kondisi jalan atau lalu lintas dalam satu jam terdapat jumlah
Pada kondisi jalan atau lalu lintas tertentu dalam satu jam yang sedang
berlaku, jumlah orang atau kendaraan yang dapat melintas disebut sebagai
sebelumnya.
jalan:
1
1. Kondisi fisik dan operasi
21
a. Pada persimpangan lebar jalan
lajur.
b. Kondisi parkir
Kapasitas juga dipengaruhi oleh pertemuan jalan dua atau satu arah.
2. Lingkungan
a. Faktor beban
Jumlah kendaraan akan bertambah banyak ketika jam sibuk dan hal
a. Gerakan membelok
pengguna lainnya.
22
Kapasitas jalan akan berkurang ketika bus marik turunkan
Dalam satu priode dan sepanjang 1 mill jalan dapat diketahui jumlah
rata-rata kendaraan yang menempati jalan dan hal ini dapat dijadikan tolak
kuantitas dan kondisi lalu lintas melalui kapasitas lalu linntas. Pada masing-
masing pendekat perkalian arus jenuh dn raso hijau (g/c) dapat dijadikan
C= S x g/c (17)
39
2.5.4 Derajat kejenuhan
Dalam sebuah segmen simpang dan jalan, perilaku lalu lintas dpaat ditentukan
kinerja maka ada empat faktor yang mempengaruhi volume lalu lintas.
a) Volume jalan
b) Jenis jalan seperti jalan normal tanpa hambatan atau jalanan luar kota dengan
banyak rintangan
Keterangan:
15
Kapasitas jalan (smp/jam) =C
Derajat kejenuhan = DS
kelayakan dalam penggunaan lampu lalu lintas pada analisis operasional dan
3
2.5.5 Panjang Antrian
24
Jumlah panjang antrian dapat dihitung menggunakan rumus
beriikut:
Dimana :
Kapasitas (smp/jam) =C
1
QL = NQMAX x 20 / WMASUK (20)
25
NS = 0,9 x 𝑁𝑄 x 360 (21)
𝑄𝑥𝑐
2.5.7 Tundaan
1. Penundaaan akibt gerakan dan interaksi lalu lintas pada sebuah simpang
Dimana :
9
Rata-rataa penundaan geometri untuk pendekat j (det/smp) = DGj
38
Rata-rata Tundaan lalu-lintas untuk pendekat j ( det/smp) = DTj
26
Pendekatan J dapat memperkiraan rata-rata tundaan deometri
1
menggunakan rumus berikut:
Dimana :
1
2.5.8 Level of service (LOS )
27
28
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Simpang Jalan Gajah Mada dan Jalan Gatot Subroto medan merupakan
6
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
29
19
Jarak dari simpang jalan Gatot subroto-Iskandar Muda dan simpang Gajah Mada-Iskandar
Muda adalah 600m
18 m
JL. Gatot Subroto Timur
14 m
12 m
20 m
30
13 m
JL. Gajah Mada Timur
12 m
14 m
13 m
29
Gambar 3.2 Denah Lokasi Penelitian
31
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) hari yaitu pada hari senin (5
Oktober 2020), Kamis (tanggal 8 Oktober 2020), dan hari sabtu (tanggal Oktober
22
2020). Pukul 7.00-09.00 Wib, 12.00-14.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB
merupakan tiga jam puncak dari lalu lintas di kota Medan dan hal ini menjadi
32
1
3.2 Tahap Penelitian
rencana yang efektif dan efesien berdasarkan waktu dan peneliti akan mengamati
kondisi secraa langsung untuk dapat memberi identifikasi pada perumusan masalah
yang terjadi di lapangan. Berikut ini merupakan tahapan persiapan dalam lingkup
akan melakukan langkah kedua yaitu pengumpulan data. Data dalam penelitin ini
melakukan pencatatan data berdasarkan jenis kendaraan yang melintas secara manual
untuk mendapatkan data primer. Berikut merupakan bahan yang diperlukan untuk
1
menganalisis simpang bersinyal, yaitu:
33
3. Data sinyal,
4. Hambatan samping,
Data yang didapatkan dari kantor, dinas terkait dan stakeholder yang
berhubungan dengan penelitian ini terkair peta jaringan jalan dan kependudukan
dapat dijadikan sebagai data sekunder. Meminta secara langsung kepada pihak
1
3.5 Pengolahan Data
Mengetahui kondisi lingkungan, pola arus dan jam puncak yang ada di
34
1
3.5.2 Persiapan Survei dan Penjelasan Kepada Pengamat
Agar survei berjalan dengan baik maka peneliti melakukan persiapan dan
54
penjelasan pada pengamat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi
kepada pengamat terkait formulir penelitian dan cara mengisinya serta peneliti juga
2. Jam
3. Peralatan tulis
4. Stopwatch
5. Formulir survey.
Pagi, siang dan sore hari yang memiliki cuaca yang cerah merupakan waktu
lintas dengan cara manual untuk mengghindari pengaruh luar terjadi kemacetan.
35
1
3.5.5 Pengumpulan Data Lapangan
samping, volume lalu lintas, waktu siklus yang direkam, dan fase sinyal adalah
contoh data primer yang dikumpulkan di lapangan. Data sekunder, yang mungkin
berasal dari berbagai tempat seperti jurnal akademik atau database pemerintah, juga
1) Menggunakan alat pencatatn waktu untuk pencatatan waktu menyala setiap fase
2) Melakukan pencatatan dari semua fase mulai dari lampu berhenti hingga
3) Melakukan penulmlahan fase kuning dan merah untuk mengetahui waktu hilang
36
d. Periode jam sibuk, jumlah kendaraan dan gerakan waktu pengamatan merupakan
lintas. Seluruh kendaraan baik sepeda motor, kendaraan berat dan ringan yang
melintas pada kedua persimpangan yang diteliti oleh peneliti di dapatkan data
terkait pengumpulan data volume lalu lintas dengan tiga kategori berikut:
32
a. Kendaraan berat / Heavy Vehicle (HV)
1
3.6 Analisis Data
3. Formulir SIG III akan memppelihatkan semua waktu merah dan waktu
kuning
4. Formulir SIG IV akan menujukkan hasil dari arus jenuh yang sudah
dihitung.
37
Pelaksanaan urutan penelitian ini digammbarkan melalui diagram alur (flowchart) berikut:
Mulai
Latar Belakang
Pengindentifikasian Masalah
Mengumpulkan data
11
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan Dan
Saran
38
BAB IV
survei penelitian ini. Gambar 4.1 memperlihatkan data tentang kondisi geometrik
18 m
GATOT SUBROTO
GATOT SUBROTO
TIMUR
BARAT
12 m
14 m
20 m
Gambar 4.1 Simpang dengan kondisi geometrinya
GAJAH MADA
GAJAH MADA
13 m
13 m
TIMUR
BARAT
12 m
1
Gambar 4.2 Kondisi Geometri Simpang
4
100 cm 100 cm
2190 cm
1
Gambar 4.3 Potongan Melintang
(Sumber : Data Survei Lapangan)
40
MEDIAN MEDIAN
150 cm
100 cm 100 cm
2190 cm
3TROTOAR TROTOAR
BAHU JALAN BAHU JALAN
100 cm
4
100 cm
2060 cm
41
1
4.1.2 Data Lingkungan dan Geometrik Jalan
seperti mall, kantor, toko dan restaurant yang menyebabkan kepadatan aktivitas di
saming jalan karena ada banyak jalan masuk untuk kendaraan bermotor dan pejalan
34
kaki. Pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat data geometrik dan lingkungan di
42
1
Tabel 4.3 Data Geometrik Simpang Gatot Subroto, Medan
Gerakan sinyal, waktu setiap fase, jumlah fase merupakan kondisi yang
terjadi pada simpang lalu lintas yang bersinyal. Waktu merah, waktu kuning dan
waktu hijau merupakan komponen dari gerakan snyal pada lokasi penelitian dimana
pada lokasi pertama (Simpang Gatot Subroto ada dua fase lalu lintas dan lokasi
kedua terdapat tiga fase lalu lintas dengan data waktu operasi setiap fase yang
43
1
Tabel 4.5 Hasil Penelitian Fase Sinyal simpang Gatot Subroto
Waktu (detik)
Lengan
Sinyal Merah Kuning Hijau
Tabel 4.6 Hasil Penelitian Fase Sinyal simpang Gajah Mada Medan
Waktu (detik)
Lengan
Sinyal Merah Kuning Hijau
1
Fase 1 Jl. Iskandar muda (U) 130 detik 3 detik 50 detik
31
4.1.4 Data Volume Lalu Lintas
Data hasil survei lapagan dijadikan sebagai data lalu lintas pada
33
penelitian ini. Hari senin (5 Oktober 2020), Kamis (8 Oktober 2020) dan Sabtu (10
Oktober 2020) merupakan tiga hari pengamatan lalu lintas yang dilaksanakan
12
langsung oleh peneliti pada jam-jam puncak yaitu pagi (7.00-9.00 WIB), Siang
(12.00-14.00 WIB) dan sore (17.00-19.00 WIB). Tabel 4.7 akan menjelaskan hasil
44
pengamatan yang dilaksanakan langsung oleh peneliti dimana hari senin sore
menjadi hari dengan volumen lalu lintas terbesar yaitu sekitar 14.034
kendaraan/jam.
1
Tabel 4.7 Volume Lalu Lintas Jam Puncak Simpang Gatot Subroto, Medan
45
Tabel 4.8 Volume Lalu Lintas Jam Puncak Simpang Gajah Mada, Medan
1
Tabel 4.7 harus dikonversi dari satuan kendaraan/jam ke smp/jam
1
karena data volume lalu lintas yang digunakan dalam perhitungan harus dalam
47
smp/jam. Untuk melakukan ini, kalikan volume lalu lintas dengan nilai emp setiap
48
jenis kendaraan. Tabel 4.8 berikut menunjukkan informasi volume lalu lintas yang
18
telah dikonversi ke dalam satuan smp/jam.
46
Tabel 4.10 Data Volume Lalu Lintas Dalam Satuan Smp/Jam
1
4.2 Pengolahan Data
Pada setiap pendepatan Wmasuk sama dengan We atau lebar efektif dengan
1
hasil berikut:
Wmasuk = 6 m
Hal ini menandakan bahwa 6 meter juga nilai We pada arah utara Iskandar
Muda Medan
(Timur)Wmasuk = 18 m
Hal ini menandakan bahwa 19 meter juga nilai We pada arah Timur Gatot
Subroto Medan
Wmasuk = 6 m
Hal ini menandakan bahwa 6 meter juga nilai We pada arah Selatan Iskandar
Muda Medan
47
d. Pendekat Dari Arah Gatot Subroto (Barat)
Wmasuk = 18 m
Hal ini menandakan bahwa 18 meter juga nilai We pada arah Barat Gatot
Subroto Medan
56
4.2.2 Arus Jenuh Dasar (So)
Melalui persamaan pertama nilai arus jenuh dasar dapat dilakukan perhitungan:
1
So = 600 x We
= 600 x 9
= 5400 smp/jam
43
Pada Tabel 4.6 berikut dapat dilihat hasil perhitungan arus jenuh dasar :
48
3
4.2.3 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (Fcs)
dan data BPS terkait jumlah penduduk kota Medan (2,9 juta jiwa) pada tahun 2020.
20
4.2.4 Faktor Penyesuaian Kelandaian (FG)
Di setiap lengan jalan terdapat gari henti parkir dengan jarak lebih dr
delapan meter dan hal ini menjadikan nilai Fp sebanyak 1.00 yang hasil penelitian
tentang faktor penyesuaian parkir tidak menjadi penghambat dan pengaruh pada
1
4.2.6 Faktor Penyesuaian Hambatan Samping ( FSF)
49
50
2
4.2.7 Faktor Penyesuain Belok Kanan (FRT)
perhitungan pendekatan dari arah utara akan diketahui faktor penyesuaian belok
kanan.
1
Frt = 1+( Prt x 0,26)
= 1 + ( 0,5 x 0,26)
= 1,01
ke kiri (LTOR):
1
Frt = 1+ ( Plt x 0,16)
= 1 + ( 0,2 x 0,16)
= 1,03
10
S = So x Fcs x Fsf x Fg x Fp x Frt x Flt
= 5112,03 smp/jam
51
1
Nilai arus jenuh simpang Gatot Subroto dan Gajah Mada untuk
52
1
Tabel 4.8 Nilai Arus Jenuh simpang Gajah Mada
Faktor Penyesuaian Arus Arus
Jenuh Jenuh
Interval Kode 23
Dasar (S)
FCS FSF FG FP FRT FLT
(So) (smp/ja
(smp/jam) m)
3478,5
U 1,0 0,92 1,0 1,0 1,01 1,03 3600
8
3478,5
S 1,0 0,92 1,0 1,0 1,02 1,01 3600
17.00 – 8
18.00 3478,5
T 1,0 0,92 1,0 1,0 1,05 1,02 3600
8
3478,5
B 1,0 0,92 1,0 1,0 1,02 1,03 3600
8
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
FR = Q / S
= 1517 / 3508,59
= 0,4323
62
Pada tabel 4.9 berikut: dapat dilihat nilai rasio arus pada setiap
pendekat:
53
1
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Rasio Arus (FR)
Pendekat Q S FR
IFR=ΣFRcrit 0,442
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
1
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Rasio Arus
Pendekat Q S FR
(FR)
Iskandar Muda (U) 2020 3478,58 0,580
IFR=ΣFRcrit 0,591
1
LTI = ΣIG
= 125 detik
54
4.2.12 Waktu Siklus Pra Penyesuaian (Cua)
dapat dihitung:
1
Cua = (1.5 x LTI + 5) / (1 - IFR)
= 333detik
8
Cua = (1.5 x LTI + 5) / (1 - IFR)
=488,9detik
1
4.2.13 Rasio Fase (PR)
PR = FR / FRcrit
= 0,423 / 0,442
= 0,9
55
1
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Fase
Pendekat FR Frcrit PR
Iskandar Muda (U) 0,423 0,442 0,95
Gatot Subroto (B) 0,391 0,498 0,78
Iskandar Muda (S) 0,497 0,498 0,99
Gatot Subroto (T) 0,454 0,498 0,91
1
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Fase
Pendekat FR Frcrit PR
Iskandar Muda (U) 0,580 0,591 0,98
Gajah Mada (B) 0,240 0,591 0,40
Iskandar Muda (S) 0,261 0,591 0,41
Gajah Mada (T) 0,690 0,591 1,16
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
hijau (g):
26
gi = (Cua – LTI) x PRi
= (333–125) x 0,78
= 162detik
pendakatan:
56
1
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Waktu Hijau (g)
Pendekat Cua LTI PRi g (detik)
Iskandar Muda (U) - - - -
Gatot Subroto (B) 333 125 0,78 162
Iskandar Muda (S) - - - -
Gatot Subroto (T) 333 125 0,91 189
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
1
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Waktu Hijau (g)
1
4.3 Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
4.3.1 Kapasitas
C=Sx(g/c)
= 2486,93smp/jam
setiap pendekatan:
57
1
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Kapasitas
C
Pendekat S G c
(smp/jam)
Iskandar Muda (U) 3508,5 203 333 2138,8
Gatot Subroto (B) 5112,03 162 333 2486,93
Iskandar Muda (S) 3716,06 205 333 2287,6
Gatot Subroto (T) 9098,72 189 333 5112,03
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
1
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Kapasitas
C
Pendekat S G c
(smp/jam)
Iskandar Muda (U) 3478,58 351 488,9 2497,40
Gajah Mada(B) 3478,58 143 488,9 1108,12
Iskandar Muda (S) 3478,58 147 488,9 1139,1
Gajah Mada (T) 3478,58 416 488,9 2593,3
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
58
5
4.3.2 Derajat Kejenuhan
kejenuhan (DS):
DS= Q / C
= 2000/ 2486,93
= 0,80
1
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)
Gatot Gatot
Iskandar Muda Iskandar Muda
Pendekat Subroto Subroto
(U) (S)
(B) (T)
Q (smp/jam) 1517 2000 1835 4129
1
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)
Gajah Gajah
Iskandar Muda Iskandar Muda
Pendekat Mada Mada
(U) (S)
(B) (T)
Q (smp/jam) 2020 836 909 2403
59
4.3.3 Panjang Antrian (NQ)
1
Untuk DS > 0,5
8 ×(𝐷𝑠−0,5)
NQ1 = 0,25 × 𝐶 [(𝐷𝑆−1) + √(𝐷𝑠 − 1)2 + ]
𝐶
NQ1 = 0
Contoh Perhitungan NQ1 pada hari Senin jam 17.00 – 18.00 pada
8 ×(0,58−0,5)
NQ1 = 0,25 × 3478,58 [(0,58 −1) + √(0,58 − 1)2 + ]
3478,58
NQ1 = 0
𝑄
NQ2=c× 1−𝐺𝑅 ×
1−𝐺𝑅×𝐷𝑆 3600
1−0,79 2020
NQ2 = 488,9× ×
1−0,71×0,58 3600
NQ2 = 97
𝑁𝑄𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿=𝑁𝑄1+𝑁𝑄2
60
𝑁𝑄𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿= 0, +97
𝑁𝑄𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿=97
rata-rata antrian di awal sinyal hijau (NQ), dan membagi hasilnya dengan rata-rata
QL = NQMAX x 20 / WMASUK
1
Tabel 4.14 Panjang Antrian
Jumlah
smp Jumlah
yang smp yang Panjang
Tipe
Kode tersisa datang NQ NQ antrian
Interval Pend
Pendekat dari selama Total Max (QL)
ekat
fase fase merah (m)
hijau (NQ2)
(NQ1)
A(Utara) - - - - - -
17.00
B(Selatan) - - - - -
s/d
C(Barat) O 0 156 156 80 226
18.00
D(Timur) O 0 149 149 80 225
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
61
1
Tabel 4.14 Panjang Antrian
Jumlah
smp Jumlah
yang smp yang Panjang
Tipe
Kode tersisa datang NQ NQ antrian
Interval Pend
Pendekat dari selama Total Max (QL)
ekat
fase fase merah (m)
hijau (NQ2)
(NQ1)
A(Utara) P 0 98 98 80 228
17.00
B(Selatan) P 0 93 93 80 266
s/d
C(Barat) O 0 86 86 80 246
18.00
D(Timur) - - - - - -
(Sumber : Hasil Perhitungan Penelitian,2020)
46
Melalui persamaan berikut lengan utara di jam puncak sore (17.00-18.00)
24
NS = 0,9 x 𝑁𝑄
x 3600
𝑄𝑥𝑐
NS = 0,9 x 156
x 3600
2000 𝑥 333
NS = 0,75
Melalui persamaan beriikut pada lengan uttara di puncak lalu lintas sore
1
NSV = Q × NS
= 1500 smp/jam
62
Hasil analisis kendaraan henti dirangkum dalam Tabel 4.15 sebagai
berikut:
4.3.5 Tundaan
1
0,5 × (1−𝐺𝑅)2
A=
(1−𝐺𝑅𝑋𝐷𝑆)
0,5 × (1−0,71)2
A=
(1−0,71×0,24)
A = 0,05
63
𝑁𝑄1 × 3600
DT = c x A +
𝐶
DT = 24,44
1
DG = (1 – Psv) x PT x 6 + (Psv x 4)
= 3,75 det/smp
D = DT + DG
= 24,44+ 3,75
= 28,19det/smp
17.00-18.00:
=DxQ
= 28,19 x 836
= 23566,54det/smp
64
65
4.4. Pembahasan
9
Berdasarkan hasil analisis yang sudah diuraikan di atas, maka yang menjadi
1. Dari hasil Kapasitas diatas menjelaskan bahwa besarnya volume lalu lintas yang
pendekat utara jalan sebesar 2138,8 kend/jam, dari ruas jalan pendekat timur
sebesar 5112,03, dari ruas jalan pendekat selatan sebesar 2287,6, dari ruas jalan
pendekat barat sebesar 2486,93. Dan pada simpang pendekat Iskandar Muda-
Gajah Mada dari ruas pendekat utara jalan sebesar 2497,40 kend/jam, dari ruas
pendekat timur sebesar 2593,3, dari ruas jalan pendekat selatan sebesar 1139,1,
dari ruas jalan pendekat barat sebesar 1108,12 kend/jam besar kapasitas
jenuh serta faktor koreksi hambatan samping dan ini berpengaruh terhadap nilai
Gatot Subroto dari ruas jalan pendekat utara jalan sebesar 0,70, dari ruas jalan
pendekat timur sebesar 0,72, dari ruas jalan pendekat selatan sebesar 0,71, dari
ruas jalan barat sebesar 0,80. Dan pada simpang pendekat Iskandar Muda-Gajah
Mada dari ruas pendekat utara jalan sebesar 0,58, dari ruas pendekat timur
sebesar 0,69, dari ruas jalan pendekat selatan sebesar 0,26, dari ruas jalan
66
3. Berdasarkan hasil perhitungan peneliti panjang antrian tersebar yaitu 266m pada
1
interval 17.00 s/d 18.00 pada pendekat selatan jalan Iskandar muda-GajahMada.
17.00 s/d 18.00 pada pendekat selatan jalan Iskandar Muda-Gajah Mada
6
dengan tundaan total sebesar 94127 det/smp.
67
3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
selatan, utara dan barat diperoleh hasil perhitungan kapasistas simpang Jalan
7
Gadah Mada dan Gatot Subroto sebesar 4129 smp/jam, 1835 smp/jam, 1571
2
smp/ham dan 2000 smp/jam. Data ini didapatkan secara langsung dari
lapangan melalui survei selama tiga hari untuk mengetahui kapasitas di jam
puncak.
55
2. Pada hari senin (5 Miei 2022) pukul 17.00-18.00 WIB di setiap pendekatan
barat dan utara Jalan Gatot Subroto terjadi derajat kejenuhan dengan nilai
0,80 pada setiap pendekatan yang berarti tingkat pelayanan D (0,75) <
detik untuk Simpang Jalan Gatot Subroto dan 488,9 detik untuk Simpang
jalan GajahMada detik. Pada tipe pengaturan 2 fase waktu tersebut lebih
tinggi dari 80 detik dan waktu siklus ini tidak disarankan atau tidak sesuai
68
1
dengan panjang antrian terbesar yaitu 266m pada interval 17.00
Mada.
19
5. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian di simpang jalan
6.2 Saran
jam sibuk
69
melanggar rambu lalu lintas agar timbul rasa kesadaran setiap
70
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
TOP SOURCES
The sources with the highest number of matches within the submission. Overlapping sources will not be
displayed.
repository.uma.ac.id
1 14%
Internet
123dok.com
2 <1%
Internet
repository.its.ac.id
3 <1%
Internet
pt.scribd.com
5 <1%
Internet
repository.ub.ac.id
6 <1%
Internet
scribd.com
7 <1%
Internet
elibrary.unikom.ac.id
8 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
id.123dok.com
9 <1%
Internet
eprints.itn.ac.id
10 <1%
Internet
etd.unsyiah.ac.id
12 <1%
Internet
jurnal.untan.ac.id
13 <1%
Internet
journal.ipb.ac.id
14 <1%
Internet
ejournal.unsrat.ac.id
15 <1%
Internet
repository.ummat.ac.id
16 <1%
Internet
issuu.com
19 <1%
Internet
repositori.umsu.ac.id
20 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
docobook.com
21 <1%
Internet
goodnewsfromindonesia.id
22 <1%
Internet
jurnal.ensiklopediaku.org
26 <1%
Internet
moam.info
27 <1%
Internet
coursehero.com
28 <1%
Internet
docplayer.info
29 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
bangka.tribunnews.com
33 <1%
Internet
begawe.unram.ac.id
34 <1%
Internet
de.scribd.com
35 <1%
Internet
dspace.uii.ac.id
40 <1%
Internet
es.scribd.com
41 <1%
Internet
id.scribd.com
42 <1%
Internet
repositori.usu.ac.id
43 <1%
Internet
tatutkecil.blogspot.com
44 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
jpi.faterna.unand.ac.id
52 <1%
Internet
pt.slideshare.net
53 <1%
Internet
repository.trisakti.ac.id
54 <1%
Internet
ro.player.fm
55 <1%
Internet
vbook.pub
56 <1%
Internet
Sources overview
Similarity Report ID: oid:29477:20678341
teras.unimal.ac.id
59 <1%
Internet
Ni Luh Wayan Rita Kurniati. "Optimisasi Kinerja Area Traffic Control Sy...
60 <1%
Crossref
Sources overview