Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN LALULINTAS PADA SIMPANG DENGAN DAN

TANPA APILL
DOSEN PENGAMPU :
Leni Sriharyani.,S.T.,M.T

KELOMPOK VII
DISUSUN OLEH
Ibnu Roza’i (20510067)
Muhammad Ilham Sidiq (20510068)
Aldo Mahendra (20510070)
Eko Andrianto (20510071)
TUJUAN
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kinerja persimpangan sehingga
selanjutnya dapat ditentukan solusi dengan skenario-skenario manajemen
lalulintas yang terbaik untuk mengatasi masalah yang terjadi pada
persimpangan tersebut.
RUANG LINGKUP
• Evaluasi manajemen lalulintas dilakukan hanya pada
persimpangan JL. Sultan Abdurrahman – JL. Gusti
Johan Idrus - Jl.Putri Candramidi berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ) 1997.
• Aspek lalu lintas yang ditinjau hanya dari pola
pergerakan lalu lintas kendaraan, arus kendaraan dan
konflik di area persimpangan
• Strategi dan skenario manajemen lalu lintas untuk
perbaikan manajemen lalulintas
A. Manajemen Lalulintas
Manajemen lalulintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus
lalulintas dengan melakukan optimasi penggunaaan prasarana
yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat
pertumbuhan lalulintas , memudahkan kepada angkutan yang
efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar
sistem pergerakan.
Persimpangan Jalan
Persimpangan jalan adalah suatu daerah umum di
mana dua atau lebih ruas jalan (link) saling bertemu
atau bergabung dan berpotongan atau bersimpangan,
meliputi fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan
(roadside) untuk pergerakan lalulintas di dalamnya
(Hobbs, 1995).
Daerah Konflik di Simpang
Daerah konflik dapat digambarkan sebagai diagram yang
memperlihatkan suatu aliran kendaraan dan manuver
bergabung, menyebar, dan berpotongan di simpang dan
menunjukkan jenis konflikdan potensi kecelakaan di simpang
Simpang dengan 3 (tiga) lengan mempunyai titik-titik konflik
sebagai berikut :
Simpang Tak Bersinyal
Jenis simpang jalan yang paling banyak dijumpai di
perkotaan adalah simpang jalan tak bersinyal. Jenis ini
cocok diterapkan apabila arus lalulintas di jalan minor
dan pergerakan membelok sedikit. Namun apabila arus
lalulintas di jalan utama sangat tinggi sehingga resiko
kecelakaan bagi pengendara di jalan minor meningkat
(akibat terlalu berani mengambil gap yang kecil), maka
dipertimbangkan adanya sinyal lalulintas, (Ahmad
Munawar, 2006).
Simpang Bersinyal

Simpang bersinyal adalah simpang yang dikendalikan oleh sinyal


lalulintas. Sinyal lalulintas adalah semua peralatan pengatur
lalulintas yang menggunakan tenaga listrik, rambu dan marka
jalan untuk mengarahkan atau memperingatkan pengemudi
kendaraan bermotor, pengendara sepeda, atau (Oglesby dan
Hick, 1982).
Tingkat Pelayanan /Level Of Service (LOS )

Pada umumnya tujuan dari adanya tingkat pelayanan


adalah untuk melayani seluruh kebutuhan lalulintas
( demand ) dengan sebaik mungkin. Baiknya pelayanan
dapat dinyatakan dalam tingkat pelayanan Level Of
Service ( LOS ).
Pengendalian Persimpangan
Karena ruas jalan pada persimpangan harus digunakan bersama, maka kapasitas ruas
jalan biasanya dibatasi oleh kapasitas kaki persimpangan .Disamping itu masalah
keamanan juga timbul di persimpangan. Sebagai akibatnya kapasitas jaringan dan
keselamatan terutama ditentukan oleh persimpangan , oleh karena itu persimpangan
merupakan masalah utama di dalam manajemen lalu lintas di daerah
perkotaan.Sebagian besar masalah yang terjadi di persimpangan menyangkut konflik
pergerakan, terutama kendaraan yang akan membelok ke kanan. Pemecahannya
berupa peningkatan kapasitas persimpangan , beberapa cara untuk meningkatkan
kapasitas di persimpangan adalah mengurangi dan atau memisahkan konflik lalu lintas
yang terjadi dipersimpangan.Untuk mengurangi konflik lalu lintas dapat dilakukan
dengan melarang gerakan berbelok kanan yang merupakan gerakan terkritis di
persimpangan, sedangkan untuk memisahkan konflik lalu lintas di persimpangan Salah
satu cara adalah dengan alat pemberi isyarat lalulintas atau sinyal lampu lalulintas
(SLLL).
Metode Penelitian
• Lokasi jalan yang ditinjau pada
• Persimpangan Jalan Sutan Abdur Rahman -Jalan Putri Candramidi dan
• Persimpangan Sutan Abdur Rahman -Jalan Gusti Johan Idris
• Ruas Jalan Sutan Abdur Rahman arah Jalan A.Yani dan arah Jalan Sutan Syahrir
• Ruas Jalan Putri Candramidi
• Ruas Jalan Gusti Johan Idris
Analisis Data Hasil Penelitian

Terdapat data sekunder dan empat data primer


yang digunakan dalam analisa dan
perencanaan. Data-data tersebut diantaranya
adalah data geometrik simpang, tata guna
lahan di sekitar simpang, waktu sinyal dan fase
tiap simpang, volume kendaraan pada semua
simpang, jumlah penduduk dan tata guna
lahan .
Jumlah Titik Konflik Sebelum dan Sesudah
Perbaikan Pada Manjemen Lalu Lintas
Jumlah Titik Konflik
 
Fase Ke
Kondisi Existing Alternatif I Altrnatif II Alternatif III

M D C M D C M D C M D C

1 4 6 13 4 4 11 4 2 8 4 0 8

2 4 6 13 4 4 11 2 1 8 2 0 6

3 4 7 16 3 4 13 2 1 8 2 0 4
Perubahan Lebar Jalur Lengan Simpang
Pada Kondisi Alternatif Terbaik
Lengan Simpang Lebar Jalur (meter)

Kondisi Existing Alternatif Terbaik

Utara (Jl. Gusti Johan Idrus) 10,60 x 9,86 10,60 x 10,40

Timur(Jl. Sult A.Rahman-St.Syahrir) 11,32 13,62

Barat(Jl. Sult. A.Rahman-A.yani) 10,45 13,62

Selatan (Jl. P. Candramidi) 8,35 11,50


Perubahan Pengaturan Lalu Lintas
Alternatif Terbaik
  Jenis Pengaturan Simpang
Lengan Simpang
Kondisi Existing Alternatif Terbaik

Utara (Jl. Gusti Johan Idrus)      


   
Simpang 3  
Bersinyal
Timur(Jl. Sult A.Rahman-   Simpang 4 Bersinyal
St. Syahrir)  
Simpang 3
Tak
Barat(Jl. Sult. A.Rahman-.yani)
Bersinyal

Selatan (Jl. P. Candramidi)  


Dari hasil analisiadengantiga alternatif pada simpang tersebut
didapatkan alternatif solusi terpilih yaitu alternatif ke 3 yang dapat
menghasilkan derajat kejenuhan DS ( 0,73 < 0,75 ) yang kecil
dibandingkan pada kondisi existing dan ke dua alternatif lainnya dan
tundaan simpang (53,6 detik) dan juga jumlah titik konflik yang lebih
rendah dari kondisi existing dan ke dua alternatif lainnya. Alternatif
3 dilakukan dengan cara hampir sama dengan alternatif ke 2
yaitu menggabungkan kedua simpang tersebut menjadi simpang
empat bersinyal 3 fase dengan siklus waktu = 125 detik sesuai
dengan waktu siklus yang disarankan MKJI), tapi dengan arah arus
dan pengaturan fase yang berbeda dengan alternative 2 dan juga
menambah lebar keempat lengan simpang sampai batas maksimum
dari lebar perkerasan.

Anda mungkin juga menyukai