Anda di halaman 1dari 16

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS

SURVEY TRAFFIC COUNTING

DOSEN:
Irwan Suranta Sembiring, ST, MT
NIP : 197904092009121002

DIKERJAKAN OLEH:
1. Khoirievo Rispandi Harahap (170404013)
2. Egia Erliasna (170404025)
3. Desi Adriani (170404028)
4. M. Fahmi Milliandi (170404031)
5. Prasetyo Pratama (170404032)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
SURVEY ARUS DAN KAPASITAS PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL
SIMPANG PINTU 3 KAMPUS USU
A. LANDASAN TEORI
I. Persimpangan (Intersection)
Simpang jalan merupakan simpul dalam jaringan transportasi dimana dua atau lebih
ruas jalan bertemu, di persimpangan ini arus lalu lintas mengalami konflik. Untuk
mengendalikan konflik ini ditetapkan aturan lalu lintas untuk menetapkan siapa yang
mempunyai hak terlebih dahulu untuk menggunakan persimpangan. Pada sistem transportasi
dikenal tiga macam pertemuan jalan, yaitu pertemuan sebidang (at grade intersection),
pertemuan tidak sebidang (interchange), dan persilangan jalan (grade sparation without
ramps).
1.1 Persimpangan Sebidang
Persimpangan sebidang adalah persimpangan dimana berbagai jalan atau
ujung jalan yang masuk ke persimpangan, mengarahkan lalu-lintas masuk ke jalur
yang berlawanan dengan lalu-lintas lainnya, seperti misalnya persimpangan pada
jalan-jalan kota. Secara lebih rinci, pengaturan simpang sebidang dapat dibedakan
sebagai berikut ini.
a. Simpang Prioritas
Dimana aliran arus lalu lintas kecil, pengendalian pergerakan lalu lintas pada
simpang bisa dicapai dengan kontrol prioritas. Bentuk kontrol prioritas adalah
kendaraan pada jalan minor memberikan jalan kepada kendaraan pada jalan
mayor. Aliran lalu-lintas prioritas dapat dirancang dengan memasang tanda
berhenti (stop), memberikan jalan (give way), mengalah (yield) atau jalan pelan-
pelan pada jalan minor.
b. Simpang Bersinyal
Simpang bersinyal adalah suatu persimpangan yang terdiri dari beberapa
lengan dan dilengkapi pengaturan sinyal dengan lampu tiga warna hijau-kuning-
merah yang disebut lampu lalu lintas (traffic light).
c. Bundaran
Bundaran atau pulau ditengah persimpangan dapat bertindak sebagai
pengontrol, pembagi, pengarah bagi sistem lalu lintas berputar satu arah. Pada
cara ini, gerakan penyilangan hilang dan digantikan dengan gerakan jalinan.
Pengemudi yang masuk bundaran harus memberikan prioritas kepada kendaraan
yang berada disisi kanannya. Tujuan utama bundaraan adalah melayani gerakan
yang menerus, namun hal ini tergantung dari kapasitas dan luas daerah yang
digunakan.

I.2 Gerakan Lalu Lintas Pada Persimpangan


Terdapat 4 bentuk tipe dasar pergerakan lalu kintas pada persimpangan yang
dilihat dari sifat dan tujuan gerakan, yaitu:
a. Diverging (Gerakan Memisah)
Peristiwa berpencarnya kendaraan yang melewati suatu ruas jalan
ketika kendaraan tersebut sampai pada titik persimpangan. Konflik ini
dapat terjadi pada saat kendaraan melakukan gerakan membelok atau
berganti jalur.
(Gambar 1. Gerakan Memisah Diverging pada persimpangan)

a. Merging (Gerakan Bergabung)


Peristiwa bergabungnya kendaraan yang bergerak dari beberapa ruas
jalan ketika bergabung pada suatu titik persimpangan, dan juga pada saat
kendaraan melakukan pergerakan membelok dan bergabung.

(Gambar 2. Gerakan Bergabung Merging pada persimpangan)

b. Weaving (Bersilangan)
Peristiwa terjadinya perpindahan jalur atau jalinan arus kendaraan
menuju pendekat lain. Gerakan ini merupakan perpaduan dari gerakan
diverging dan merging.
(Gambar 3. Bersilangan Weaving pada persimpangan)

c. Crossing (Berpotongan)
Peristiwa perpotongan antara arus kendaraan dari satu jalur ke jalur lain
pada persimpangan, biasanya keadaan demikian akan menimbulkan titik
konflik pada persimpangan.

(Gambar 4. Berpotongan Crossing pada persimpangan)


II. Arus Lalu Lintas
Arus lalu lintas (traffic flow) adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu
titik pada penggal jalan tertentu pada interval waktu tertentu dan diukur dalam satuan
kendaraan persatuan waktu tertentu.
Data jumlah kendaraan dihitung dalam kendaraan/jam untuk setiap
kendaraan, dengan faktor koreksi masing-masing kendaraan yaitu : LV=1,0; HV =
1,3; MC = 0,40.
Rumus menghitung arus lalu lintas total dalam smp/jam adalah :
Qsmp = (emp LV × LV + emp HV × HV + emp MC × MC)
Keterangan:
Q : volume kendaraan bermotor (smp/jam)
Emp LV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan ringan
Emp HV : nilai ekivalen mobil penumpang untuk kendaraan berat
Emp MC : nilai ekivalen mobil penumpang untuk sepeda motor
LV : notasi untuk kendaraan ringan
HV : notasi untuk kendaraan berat
MC : notasi untuk sepeda motor
III. Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan
yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua lajur
dua arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah, tetapi untuk jalan dengan banyak
lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur (MKJI, 1997).
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut:
C = Co × Fw × Fm ×FCs × Frsu × Frt × Flt × Fmi (smp/jam)
Keterangan :
C : Kapasitas,
Co: Kapasitas dasar (Smp/jam),
Fw : Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas,
FCs : Faktor penyesuaian ukuran kota
Frsu : faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan
tak bermotor,
Frt : faktor penyesuaian belok kanan
Flt : faktor penyesuaian belok kiri
Fmi : faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
B. PROSEDUR SURVEY
Survey ini di lakukan pada hari Rabu, 30 November 2019 pukul : 12.40 wib dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Setiap surveyor bersiap pada setiap titik yang telah ditentukan saat briefing.

(Gambar 5. Sketsa lokasi survey beserta titik lokasi surveyor)

(Gambar 6. Peta lokasi survey)

2. Masing-masing surveyor mulai menghitung jenis kendaraan yang lewat dan


mencatatnya pada form sesuai dengan jenis kendaraan yang tertera.
3. Waktu pencatatan dimulai pukul 12.40 wib dengan interval waktu 15 menit
dalam waktu satu jam.
4. Hasil pencatatan direkapitulasi dan ditabulasi yang kemudian diolah untuk
mendapatkan arus dan kapasitasnya.
C. HASIL DAN ANALISA
1. Kaki Simpang A (Jalan Dr. Mansyur arah pintu 4 menuju pintu 3)
Waktu : 12.40 – 13.40 WIB
Cuaca : Cerah
Satuan : Kendaraan / 15 menit
Surveyor : Khoirievo Rispandi Harahap

Mobil Sepeda Angkutan Truk 2 Bus


Waktu Survey Pick Up
Penumpang Motor Umum AS Kecil
12.40 -12.55 167 402 15 5 1 0
12.55-13.10 188 478 18 5 1 0
13.10-13.25 193 552 23 7 4 1
13.25-13.40 193 506 30 8 0 0

2. Kaki Simpang B (Jalan Dr. Mansyur arah pintu 2 menuju pintu 3)


Waktu : 12.40 – 13.40 WIB
Cuaca : Cerah
Satuan : Kendaraan / 15 menit
Surveyor : Fahmi Milliandi

Mobil Sepeda Angkutan Truk 2 Bus


Waktu Survey Pick Up
Penumpang Motor Umum AS Kecil
12.40 -12.55 180 423 19 0 5 0
12.55-13.10 167 453 21 2 5 0
13.10-13.25 176 530 25 3 8 1
13.25-13.40 189 475 19 5 4 0

3. Kaki Simpang C (Jalan Almamater pintu 3 Kampus USU)


Waktu : 12.40 – 13.40 WIB
Cuaca : Cerah
Satuan : Kendaraan / 15 menit
Surveyor : Prasetyo Pratama

Mobil Sepeda Angkutan Truk 2 Bus


Waktu Survey Pick Up
Penumpang Motor Umum AS Kecil
12.40 -12.55 91 280 0 2 0 0
12.55-13.10 77 225 0 2 0 0
13.10-13.25 94 250 0 2 0 1
13.25-13.40 100 302 0 3 0 0
4. Kaki Simpang D-in (Jalan Dr. Hamzah arah masuk)
Waktu : 12.40 – 13.40 WIB
Cuaca : Cerah
Satuan : Kendaraan / 15 menit
Surveyor : Egia Erliasna

Mobil Sepeda Angkutan Truk 2 Bus


Waktu Survey Pick Up
Penumpang Motor Umum AS Kecil
12.40 -12.55 13 20 0 0 0 0
12.55-13.10 10 22 0 1 1 0
13.10-13.25 5 17 0 0 0 0
13.25-13.40 9 34 0 0 0 0

5. Kaki simpang D-out (Jalan Dr. Hamzah arah ke luar)


Waktu : 12.40 – 13.40 WIB
Cuaca : Cerah
Satuan : Kendaraan / 15 menit
Surveyor : Desi Adriani

Mobil Sepeda Angkutan Truk 2 Bus


Waktu Survey Pick Up
Penumpang Motor Umum AS Kecil
12.40 -12.55 13 47 0 0 0 0
12.55-13.10 14 15 0 0 2 0
13.10-13.25 7 15 0 0 0 0
13.25-13.40 7 35 0 0 0 0

PERHITUNGAN ARUS LALU LINTAS

Kaki Simpang A Kaki Simpang B Kaki Simpang C Kaki Simpang Kaki Simpang
D-I D-O
Σsmp Arus Σsmp Arus Σsmp Arus Σsmp Arus Σsmp Arus
(smp/ (smp/ (smp/ (smp/ (smp/
menit) menit) menit) menit) menit)
268,6 17,906 289,6 19,306 149 9,933 17 1,133 22,4 1,493
307,8 20,52 286,6 19,106 124 8,266 16,6 1,106 19,4 1,293
339,5 22,634 319,6 21,306 147,3 9,82 8,4 0,56 10 0,667
332,2 22,146 312,8 20,583 163,4 10,893 15,8 1,053 14 0,934
PERHITUNGAN KAPASITAS JALAN

Langkah – langkah mencari kapasitas :


1. Tinjau Kondisi Lingkungan
a. Kelas Ukuran Kota

b. Tipe Lingkungan Jalan

c. Kelas Hambatan Samping


Kelas hambatan sampingnya adalah sedang

2. Tinjau Lebar Pendekatan dan Tipe Simpang


a. Lebar pendekatan , minor dan mayor
Lebar jalan mayor : A & B = ± 12 m
Lebar jalan minor : C = ± 4 m (hanya jalan masuk)
D = ± 2,5 m
W1 = ( a/2 + b/2 + c + d/2)
= (12/2 + 12/2 + 4 + 2,5/2)
= 17,25
b. Tipe Simpang

Tipe simpangnya adalah 424M

3. Tinjauan kapasitas dasar (Co)


Co adalah kapasitas persimpangan jalan total untuk suatu kondisi tertntu yang sudah
di tentukan sebelumnya (kondisi dasar) (smp/jam)
4. Tinjauan faktor penyesuaian pendekat (fw)
Fw adalah faktor penyesuaian lebar masuk = faktor penyesuain untuk kapasitas
dasar sehubungan dengan lebar masuk persimpangan jalan.

Maka Fw = 0.61 + 0.0740 W1


= 0.61 + 0.0740 ( 17.25 ) = 1,8865 meter
5. Tinjau Faktor Penyesuaian median jalan utama (Fm)
Fm adalah faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan tipe media
jalan utama.

6. Tinjauan Faktor penyesuaian ukuran kota


Fcs adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat tipe lingkungan jakan,
hambatan samping dan kendaraan tak bermotor.
7. Tinjau faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan hambatan samping dan kendaraan tak
bermotor (Frsu)
Frsu adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat tipe lingkungan jalan,
hambatan samping dan kendaraan tak bermotor.

8. Faktor penyesuaian belok kiri (flt)


Flt adalah faktor penyesuaian dasar akibat belok kiri.
Flt = 0,84 + 1,61 PLT
= 0,84 + 1,61 (0.17)
= 1.,1
9. Tinjau Faktor Penyesuaian belok kanan (frt)
Frt adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kanan.

10. Tinjau faktor penyesuaian rasio arus jalan minor (Fmi)


Fmi adalah faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat rasio arus jalan minor.

PMI = Σ Arus jalan minor : Σ Arus total simpang


= 47,24 : 210,747
= 0,22
Maka FMI = 16,6 × PMI 4 −33,3× PMI 3 +25,3 × PMI 2−8,6 × PMI +19,5
= 0,039−0,354+1,224−1,892+1,95 = 0,967

Rumus kapasitas :
C = Co × Fw × Fm ×FCs × Frsu × Frt × Flt × Fmi (smp/jam)
= 3400 x 1,866 x 1,05 x 1 x 0,89 x 1,1 x 1 x 0,967
= 6306,509 smp/jam

D. KESIMPULAN
Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Arus total pada persimpangan pintu 3 USU adalah 210,658 smp/menit
2. Kapasitas pada persimpangan pintu 3 USU adalah 6306,50 smp/jam

E. DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat
Jendral Bina Marga, Jakarta.
Wikrama, A. A. Ngr. Agung Jaya. Laporan Studi Simpang Tidak Bersinyal . Program Studi
Teknik Sipil, Universitas Udayana, Bali.
F. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai