Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB CHANGE ORDER PADA PROYEK

KONSTRUKSI GEDUNG
Ida Ayu Rai Widhiawati1, Anak Agung Wiranata1, I Putu Yudha Wirawan2
1
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
2
Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Email: dayurai@civil.unud.ac.id

Abstrak: Perubahan pekerjaan (change order) sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi baik pada
awal, pertengahan, maupun pada akhir pelaksanaan proyek. Adanya change order dapat menyebabkan
terjadinya penambahan waktu pelaksanaan dan biaya proyek. Faktor-faktor penyebab change order pada
pelaksanaan proyek konstruksi dikelompokkan ke dalam empat faktor yaitu faktor pemilik proyek (owner),
konsultan perencana, kontraktor, serta faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor
dan subfaktor apa penyebab yang paling mempengaruhi change order pada pelaksanaan proyek konstruksi
gedung. Kuesioner didistribusikan ke 32 perusahaan jasa konstruksi yang berdomisili di kota Denpasar.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji statistik non parametrik dengan menggunakan analisis
Kendall W (uji ‘n’ sampel berhubungan) yang dioperasikan dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 21. Hasil analisis menunjukkan bahwa yang paling mempengaruhi change order
adalah faktor pemilik proyek (owner) dengan subfaktor perubahan desain. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
statistik hitung 90,777 > 12,592 statistik tabel dan probabilitas 0,000 < 0,05 serta nilai Kendall W = 0,473.
Ini berarti bahwa pada 32 responden yang turut berpartisipasi dalam pengisian kuesioner, sebagian besar
mengalami change order yang disebabkan oleh adanya perubahan desain.

Kata kunci: Change Order, Statistik Non Parametrik, Uji Kendall W

THE FACTORS CAUSES CHANGE ORDER


IN BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS

Abstract: change orders are common in the implementation of construction projects both at the beginning,
middle, or at the end of the project. The existence of change orders may result in additional time and cost of
project. Factors that cause change orders on construction projects implementation are grouped into four
factors: owner factor, consultant planners, contractors, and external factors. This study aims to analyze the
factors and subfactors what causes most affect change order on the implementation of building construction
projects. Questionnaires were distributed to 32 construction companies that are domiciled in the Denpasar
city. Data analysis method used is a non-parametric statistical tests using analysis of Kendall W (test 'n'
samples related) operated with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version 21. The analysis
showed that most affect the change order is a owner factor with subfactors design changes. This is shown by
the statistical count value 90.777 > 12.592 statistical tables and probability 0.000 < 0.05 and the value of
the Kendall W = 0.473. This means that the 32 respondents who participated in filling out the questionnaire,
most experienced change orders caused by design changes.

Keywords: Change Order, Non Parametric Statistics, Kendal W Test

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  1
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL  A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING  Vol. 20 No. 1  Januari 2016 ISSN : 1411 - 1292

PENDAHULUAN (Schaufelbeger et al., 2002). Menurut Fisk (2006)


Proyek secara umum dapat diartikan change order merupakan surat kesepakatan antara
sebagai suatu kegiatan sementara yang pemilik dan kontraktor untuk menegaskan adanya
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan revisi-revisi rencana dan jumlah kompensasi
alokasi sumber daya tertentu untuk menghasilkan biaya kepada kontraktor yang terjadi pada saat
produk yang kriteria mutunya telah digariskan pelaksanaan konstruksi, setelah penandatanganan
dengan jelas. Proyek konstruksi dalam kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor.
pelaksanaannya menjadi semakin kompleks Menurut AIA (American Institute of
sehubungan dengan adanya standar-standar baru, Architects) change order adalah sebuah
teknologi canggih, material yang inovatif, harga permintaan secara tertulis yang ditandatangani
kompetitif, dan keinginan pemilik proyek untuk oleh arsitek, kontraktor, dan pemilik yang dibuat
melakukan penambahan ataupun perubahan setelah kontrak diterbitkan, yang mempunyai
lingkup pekerjaan. kuasa untuk mengubah ruang lingkup pekerjaan
Pada pelaksanaan sebuah proyek atau melakukan penyesuaian pada nilai kontrak
konstruksi sering dihadapkan pada permasalahan dan waktu penyelesaian pekerjaan (Levy, 2002),
yaitu terjadinya perubahan-perubahan (changes) sedangkan definisi lain dari change order adalah
pada awal, pertengahan, maupun pada akhir dokumen resmi yang ditandatangani oleh pemilik
pelaksanaan proyek dimana ide perubahan itu dan kontraktor untuk memberikan kompensasi
datang dari pihak-pihak yang terlibat dalam pada kontraktor terhadap perubahan, tambahan
pelaksanaan proyek, yaitu pemilik proyek pekerjaan, keterlambatan, atau akibat yang lain
(owner), konsultan, dan kontraktor, serta faktor dari perjanjian bersama yang tertulis dalam
lainnya yang juga berkaitan dengan pelaksanaan kontrak (Barrie et al., 1992).
proyek. Hal ini menyebabkan terjadi Dari semua pendapat atau definisi yang
ketidaksesuaian dengan rencana yang lazim dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa
disebut dengan perubahan pekerjaan (change change order adalah persetujuan tertulis yang
order). Perubahan pekerjaan (change order) ini ditandatangani oleh pemilik, kontraktor, dan juga
meliputi: menambah atau mengurangi volume perencana untuk memodifikasi atau memberi
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak, perubahan pada pekerjaan yang telah diatur dalam
menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan, dokumen kontrak dimana perubahan tersebut
mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dapat dipertimbangkan sehingga mengakibatkan
dengan kebutuhan lapangan atau mengubah adanya penyesuaian terhadap biaya dan waktu
jadwal pelaksanaan. Akibat sering terjadinya pekerjaan.
perubahan pekerjaan (change order) dimana Perubahan pekerjaan dapat berupa
proses administrasi tidak dijalankan sesuai penambahan, pengurangan, atau bahkan
prosedur maka sering terjadi perselisihan antara penggantian lingkup item pekerjaan yang telah
pemilik dan kontraktor. disepakati bersama dalam kontrak kerja awal.
Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, di Sebagian besar perubahan terjadi selama proses
temukan beberapa penyebab perubahan pekerjaan konstruksi, diantaranya perubahan desain,
(change order) yang dikelompokkan menjadi perubahan jadwal, penggantian material, dan
empat faktor yaitu faktor pemilik proyek (owner), modifikasi terhadap metode konstruksi.
faktor konsultan perencana, faktor kontraktor, dan Perubahan selama masa pelaksanaan proyek
faktor eksternal. Dari uraian diatas, akan sering terjadi karena adanya keinginan dari
dianalisis faktor apa yang paling mempengaruhi pengguna jasa yang timbul selama pelaksanaan
perubahan pekerjaan (change order) dan dari suatu proyek konstruksi yang disebabkan
subfaktor yang paling mempengaruhi pada antara lain karena diinginkannya perubahan
keempat faktor tersebut. lingkup kerja, perubahan spesifikasi, perubahan
perencanaan arsitektural, perubahan metode kerja,
MATERI DAN METODE percepatan pelaksana, dan lain-lain.
Pengertian Change Order
Change order adalah usulan perubahan secara Tujuan Change Order
tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk Menurut Fisk (2006) tujuan dari change order
megubah beberapa kondisi dari dokumen kontrak adalah:
awal, seperti menambah, mengurangi pekerjaan, 1. Untuk mengubah rencana kontrak dengan
dan adanya perubahan. Hal ini dapat mengubah adanya metode khusus dalam pembayaran.
nilai kontrak, jadwal pelaksanaan, dan jadwal 2. Untuk mengubah spesifikasi pekerjaan,
pembayaran. termasuk perubahan pembayaran dan waktu
Secara singkat change order bisa didefinisikan kontrak dari sebelumnya.
sebagai modifikasi dari original contract
Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  2
Faktor-Faktor Penyebab Change Order ……………………………………..….……………………………………………. Widhiawati, Wiranata, Wirawan

3. Untuk persetujuan tambahan pekerjaan baru,  Perubahan spesifikasi/perubahan mutu


dalam hal ini termasuk pembayaran dan material dan bahan
perubahannya dalam kontrak.  Kondisi lapangan berbeda dengan kondisi
4. Untuk tujuan administrasi, dalam menetapkan yang dicantumkan dalam kontrak
metode pembayaran kerja ekstra maupun  Kondisi bawah tanah berbeda dengan
penambahannya. kondisi yang dicantumkan dalam kontrak.
5. Untuk mengikuti penyesuaian terhadap harga 3. Faktor Kontraktor
satuan kontrak bila ada perubahan spesifikasi.  Perubahan metode kerja
 Kinerja subkontraktor kurang baik
Jenis Change Order  Kesalahan pelaksanaan pekerjaan
1. Perubahan Informal (Constructive Changes)  Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
adalah tindakan informal untuk  Penundaan pekerjaan karena alasan
memerintahkan suatu modifikasi kontrak di tertentu.
lapangan yang terjadi karena permintaan pemilik, 4. Faktor Eksternal
perencana, atau kontraktor. Construtive change
 Interferensi pihak ketiga
juga dijelaskan sebagai suatu kesepakatan
 Kenaikan harga material dan upah tenaga
perubahan antara pemilik dan kontraktor dalam
kerja
biaya dan waktu. Perubahan konstruksi sering kali
menjadi penyebab utama dari terjadinya  Kondisi sosial budaya masyarakat di
perselisihan antara pemilik dan kontraktor karena sekitar proyek
pelaksanaan pekerjaan di luar dari dokumen  Kebijakan pemerintah pusat/daerah yang
kontrak. diterbitkan setelah penandatanganan
2. Perubahan Formal (Directive Change) kontrak yang mempengaruhi sasaran
Directive Change adalah perubahan yang proyek (biaya, mutu, dan waktu)
diajukan dalam bentuk tertulis, yang diusulkan  Faktor yang tidak terduga seperti: banjir,
oleh kontraktor kepada pemilik untuk merubah angin topan, gempa bumi, demonstrasi,
lingkup kerja, waktu pelaksanaan, biaya-biaya, dan huru hara.
atau hal-hal lain yang berbeda dengan yang telah
dispesifikasikan dalam dokumen kontrak. Dampak Change Order
Ketentuan tersebut biasanya memberikan Change order tidak dapat kita hindari dalam
kebebasan sepihak pada pemilik untuk merubah proyek konstruksi, termasuk juga dampak dari
lingkup kerja dan mengharuskan kontraktor untuk adanya change order. Menurut Barrie et al.
mengikuti perubahan-perubahan tersebut. (1992) besar dampak yang terjadi dari change
Perubahan formal umumnya diketahui sebelum order tergantung dari besarnya change order yang
pekerjaan dilakukan. dilakukan dari kontrak awal.
 Bilamana perubahan merupakan skala
Penyebab Change Order kecil dalam kontrak yaitu kurang dari 10
Secara garis besarnya penyebab terjadinya % maka perubahan tersebut masih bisa
change order dapat dikelompokkan berdasarkan ditoleransi dan hanya ada penyesuaian
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, yaitu: terhadap waktu saja
1. Faktor Pemilik Proyek (Owner)  Ketika change order sudah mencapai 15 %
 Perubahan desain dari nilai kontrak awal, maka akan
 Percepatan jadwal pekerjaan berdampak terhadap waktu dan biaya
 Penundaan pekerjaan karena alasan sangat relatif, tergantung keahlian dari
tertentu manajemen kontraktor untuk mengelola
 Penambahan scope pekerjaan perubahan tersebut
 Pengurangan scope pekerjaan  Ketika change order mencapai 20 % dari
kontrak awal, maka hal ini akan sangat
 Perubahan lokasi proyek
mempengaruhi performance kontraktor.
 Keterlambatan dalam memberikan ijin,
persetujuan, dan keputusan. Change Order umumnya mengalami
2. Faktor Konsultan Perencana penambahan biaya dan waktu. Ketentuan tentang
 Kesalahan perencanaan dan desain perubahan kontrak diatur dalam pasal 87
 Gambar bestek tidak jelas/kurang lengkap Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 yang
 Gambar tidak mungkin berbunyi:
dilaksanakan/ketidaksesuaian gambar 1. Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi
dengan kondisi lapangan lapangan pada saat pelaksanaan, dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis yang

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  3
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL  A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING  Vol. 20 No. 1  Januari 2016 ISSN : 1411 - 1292

ditentukan dalam dokumen kontrak, PPK karena no > 0,05N atau 44,001 > 5,2
bersama penyedia barang/jasa dapat sehingga jumlah minimal sampelnya dihitung
melakukan perubahan kontrak yang meliputi: dengan persamaan 2 adalah:
 menambah atau mengurangi volume 44 ,001
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak = ( 44 ,001  1)
 menambah dan/atau mengurangi jenis 1
104
pekerjaan
= 31,13  32 sampel/res ponden
 mengubah spesifikasi teknis pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan lapangan atau
 mengubah jadwal pelaksanaan. Analisis Data
2. Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud 1. Data nilai pengamatan disusun dalam tabel
pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan: baris dan kolom. Baris menunjukkan
 Tidak melebihi 10 % (sepuluh perseratus) banyaknya nilai pengamatan (ulangan) untuk
dari harga yang tercantum dalam masing-masing variabel, sedangkan kolom
perjanjian/kotrak awal, dan menunjukkan banyaknya variabel yang ingin
 Tersedianya anggaran. dikorelasikan.
2. Teknik statistik non parametrik yang
Populasi dan Sampel Penelitian digunakan adalah uji Konkordansi Kendall W.
Penelitian ini dilakukan pada kontraktor gred Koefisien Konkordansi Kendall W merupakan
4, 5, 6 dan 7 yang berdomisili di kota Denpasar ukuran derajat keeratan atau keselarasan
dan terdaftar sebagai anggota GAPENSI. Sampel hubungan diantara k variabel yang diukur
dipilih menggunakan teknik probability sampling, minimal dalam skala ordinal. Nilai
dimana anggota populasi mempunyai peluang pengamatan pada setiap baris diranking dan
yang sama dipilih menjadi anggota sampel. Jenis diurutkan rata-ratanya (mean rank), yang
teknik probability sampling yang digunakan dapat dihitung dengan rumus (Wijaya, 2000):
adalah simple random sampling yaitu cara Ri
Mean rank = (3)
pengambilan sampel dari anggota populasi n
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata n

(tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal dengan Ri   Xi (4)


ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap i 1
homogen atau sejenis. dimana:
Perhitungan jumlah sampel yang akan n = jumlah responden
digunakan menggunakan rumus Al-Rasyid Ri = jumlah data penilaian responden
sebagai berikut (Riduwan, 2013): Xi = nilai pengamatan yang diperoleh dari
2 responden
 Z 
no =   (1) Setelah diperoleh nilai mean rank dilakukan
 2 . BE  perhitungan statistik Kendall W yang
no ditentukan dengan rumus (Wijaya, 2000):

 Ri
n= (2) 2
( no  1) 12  3n 2 k ( k  1) 2
1 W  (5)
N n 2 k ( k 2  1)
Dimana: Dimana:
n = jumlah sampel Ri = jumlah data penilaian responden
α = taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan k = jumlah variabel
0,05 n = jumlah responden
N = jumlah populasi total kontraktor (kota 3. Setelah didapat nilai mean rank dan Kendall
Denpasar) W dilakukan juga pengujian hipotesis. Agar
BE = Bound of Error diambil 15 % pemilihan lebih terperinci dan mudah,
Zα = nilai dalam tabel Z = 1,99 diperlukan hipotesis alternatif (Ha/Hi) dan
hipotesis nol (Ho). Hi adalah lawan dari Ho.
Hi dinyatakan dalam kalimat positif dan Ho
Dengan persamaan 1 diperoleh
2
dinyatakan dalam kalimat negatif, sehingga
 1,99  ditetapkan bahwa:
no =  
 2 . 0,15 
Ho = tidak ada kesepakatan atau keselarasan
di antara para responden
 44,001 Hi = ada kesepakatan atau keselarasan di
dan no = 0,05N = 0,05 x 104 = 5,2 antara para responden

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  4
Faktor-Faktor Penyebab Change Order ……………………………………..….……………………………………………. Widhiawati, Wiranata, Wirawan

4. Pengujian hipotesis atau pengambilan Dari hasil tersebut terlihat bahwa pada faktor
keputusan: pemilik proyek (owner) ini, subfaktor yang paling
a. Membandingkan statistik hitung dengan mempengaruhi adalah Perubahan desain yang
statistik tabel. ditunjukkan dengan nilai mean rank paling kecil.
Statistik hitung diperoleh dengan
perhitungan chisquare, dengan rumus: Perhitungan Kendall W
χ² = n (k-1) W (6) Setelah didapatkan nilai Ri dan mean rank,
dan statistik tabel diperoleh dengan maka langkah selanjutnya adalah mencari nilai
melihat tabel chi-square, dengan nilai Kendall W.
derajat kebebasan (df) = (n-1) dan tingkat Nilai Kendall W dapat dihitung dengan rumus
signifikansi (α) sebesar 5 % persamaan 5:
Ketentuan: (12 .128244 )  (3.32 2 .7 (7  1) 2
Tolak Ho jika statistik hitung > statistik W   0,473
tabel 32 2..7 (7 2  1)
Terima Ho jika statistik hitung < statistik Koefisien Konkordansi Kendall W menyatakan
tabel nilai kesepakatan/ keselarasan tingkat asosiasi
b. Berdasarkan probabilitas (Asymptotic antara k variabel yang diukur dalam ranking.
Significance) dengan ketentuan: Nilai W diperoleh dari perbandingan antara nilai
− Jika probabilitas > 0.05, maka Ho kesepakatan pengamatan dengan nilai
diterima kesepakatan sempurna. Dengan demikian, nilai W
− Jika probabilitas < 0.05, maka Ho adalah antara 0 sampai dengan 1. Jika 0 berarti
ditolak responden sama sekali tidak selaras satu sama lain
dalam menilai sekian atribut, dan jika 1 maka
HASIL DAN PEMBAHASAN berarti mempunyai keselarasan yang sempurna
Analisis Faktor Pemilik Proyek (Owner) dalam menilai sekian atribut.
Perhitungan Mean Rank
Perhitungan mean rank digunakan untuk Tabel 2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
mengetahui subfaktor yang paling mempengaruhi Koefisien Korelasi
pada masing-masing faktor penyebab change Interval Koefisien Tingkat Hubungan
order dengan melihat nilai mean rank terkecil. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sebelum menghitung mean rank dari masing- 0,20 – 0,399 Rendah
masing subfaktor, dibuat terlebih dahulu tabel 0,40 – 0,599 Sedang
yang berisi Ri (jumlah per kolom masing-masing 0,60 – 0,799 Kuat
subfaktor). 0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Nilai mean rank dapat dihitung dengan rumus Sumber : Sugiyono, 2013
persamaan 3.
65 Pengambilan Keputusan
mean rank  Dari hasil perhitungan yang telah didapat
32
 2,031 dilakukan juga proses pengambilan keputusan
Untuk nilai mean rank subfaktor lainnya atau pengujian hipotesis. Agar pemilihan lebih
dapat dihitung dengan cara yang sama dan terperinci dan mudah, diperlukan hipotesis
hasilnya ditampilkan dalam Tabel 1. alternatif (Ha/Hi) dan hipotesis nol (Ho). Hi
adalah lawan dari Ho. Hi dinyatakan dalam
Tabel 1 Perhitungan Mean rank kalimat positif dan Ho dinyatakan dalam kalimat
negatif, sehingga ditetapkan bahwa:
Faktor Pemilik Proyek (Owner) Mean Rank  Ho = tidak ada kesepakatan atau keselarasan
Perubahan desain 2.03 di antara para responden
5.19  Hi = ada kesepakatan atau keselarasan di
Percepatan jadwal pekerjaan antara para responden
Penundaan pekerjaan karena alasan 4.88
tertentu Dasar pengambilan keputusan/pengujian
Penambahan scope pekerjaan. 2.09 hipotesis:
1. Membandingkan statistik hitung dengan
Pengurangan scope pekerjaan 3.41
statistik tabel.
Perubahan lokasi proyek 5.59 Ketentuan:
Tolak Ho jika statistik hitung > statistik tabel
Keterlambatan dalam memberikan 4.81 Terima Ho jika statistik hitung < statistik tabel
ijin, persetujuan, dan keputusan

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  5
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL  A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING  Vol. 20 No. 1  Januari 2016 ISSN : 1411 - 1292

a. Statistik hitung Dari hasil analisis data, mendapatkan hasil


diperoleh dengan perhitungan chi-square, bahwa perubahan desain adalah subfaktor yang
dengan rumus: paling mempengaruhi change order pada faktor
χ² = n (k-1) W Pers. (5) pemilik proyek (owner). Perubahan desain dapat
dimana n adalah 32 (responden) dan k mengakibatkan penambahan biaya dan waktu
adalah 7 (jumlah variabel) maka: pelaksanaan pekerjaan. Sebagai contoh, saat
χ² = n (k-1) W = [32 (7-1)] x 0,473 =
pelaksanaan konstruksi pemilik proyek
90,777
melakukan perubahan desain yang tidak tercakup
didapat statistik hitung = 90,777
b. Statistik tabel dalam kontrak. Penambahan ini akan berpengaruh
Dengan melihat tabel chi-square (chi- terhadap volume pekerjaan, biaya, dan jadwal
kuadrat), untuk df (derajat kebebasan) = k- pelaksanaan.
1 = 7-1 = 6 dan tingkat signifikansi (α) = 5 Berdasarkan hasil analisis pengambilan
% (berarti tingkat kepercayaan 95 %) keputusan/pengujian hipotesis, dapat diketahui
maka didapat statistik tabel = 12,592 bahwa nilai statistik hitung 90,777 > 12,592
2. Berdasarkan probabilitas (Asymp. Sign), statistik tabel dan probabilitas 0,000 < 0,05 maka
dengan ketentuan: Ho ditolak, yang berarti ada kesepakatan atau
- Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima keselarasan di antara para responden tentang
- Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak penyebab change order pada faktor pemilik
proyek (owner).
Keputusan:
Dari hasil analisis Kendall W, bahwa nilai
Tabel 3 Test Statistics faktor pemilik proyek
Kendall W sebesar 0,473 dan sesuai tabel 2
(owner)
berada diantara 0,40 – 0,599 maka dapat
N 32
dikatakan bahwa tingkat kesepakatan/keselarasan
Kendall's Wa 0.473 di antara responden adalah sedang.
Chi-Square 90.777
df 6 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Change
Asymp. Sig. .000 Order Lainnya
Pada tabel output SPSS untuk faktor pemilik Untuk perhitungan pada faktor penyebab
proyek (owner), terlihat bahwa pada kolom change order lainnya digunakan program SPSS
Asymp. Sign/ Asymptotic significance adalah dan hasil analisis tersebut dicantumkan pada
0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < Tabel 4.
0.05). Maka ho ditolak yang berarti ada
kesepakatan di antara para responden tentang
penyebab change order pada faktor pemilik
proyek (owner).

Hasil Analisa
Tabel 4 Rangkuman Hasil Analisis

No Fakto-Faktor Subfaktor yang Paling Nilai Nilai Nilai Nilai Assymp.


Penyebab Mempengaruhi (Mean Kendall Chi - Chi -
Change Order Rank Terkecil) W square square df Sig.
hitung tabel
1 Pemilik Perubahan desain 0,473 90,777 12,592 6 0,000
Proyek(Owner)
Konsultan Gambar tidak mungkin
2 Perencana dilaksanakan 0,312 49,964 11,070 5 0,000
/ketidaksesuaian gambar
dengan kondisi lapangan
3 Kontraktor Keterlambatan 0,033 4,250 9,488 4 0,373
pelaksanaan pekerjaan
4 Eksternal Kondisi sosial budaya 0,154 19,675 9,488 4 0,001
masyarakat disekitar
proyek

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  6
Faktor-Faktor Penyebab Change Order ……………………………………..….……………………………………………. Widhiawati, Wiranata, Wirawan

PENUTUP itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan


Kesimpulan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua
1. Dari hasil perhitungan Mean Rank diketahui pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
subfaktor yang paling mempengaruhi pada 4 Jurnal Ilmiah ini.
(empat) faktor penyebab perubahan pekerjaan
(change order) adalah: DAFTAR PUSTAKA
a. Faktor pemilik proyek (owner), subfaktor Anonimus. 2003. Keppres RI Nomor 80 Tahun
yang paling mempengaruhi adalah 2003. Tentang Pelaksanaan
perubahan desain. Pengadaan Barang/Jasa Instansi
b. Faktor konsultan perencana, subfaktor Pemerintah. Citra Umbara, Bandung.
yang paling mempengaruhi adalah gambar Anonimus. 2010. Perpres RI No. 54 Th. 2010.
tidak mungkin Tentang Pengadaan Barang dan Jasa
dilaksanakan/ketidaksesuaian gambar Citra Umbara, Bandung.
dengan kondisi lapangan. Barrie, Donald S, and Paulson, Boyd C Jr. (1992).
c. Faktor kontraktor, subfaktor yang paling Professional construction management
mempengaruhi adalah keterlambatan (3 rded). third edition. Singapore: Mc
pelaksanaan pekerjaan. Graw-Hill.
d. Faktor eksternal subfaktor yang paling Ervianto, W. I. 2005. Manajemen Proyek
mempengaruhi adalah kondisi sosial Konstruksi. Edisi Revisi. Andi Offset,
budaya masyarakat di sekitar proyek. Yogyakarta.
2. Dari 4 (empat) faktor penyebab perubahan Fisk, Edward R, and Reynolds Wayne D. (2006).
pekerjaan (change order) pada proyek Construction project administration,
konstruksi gedung, yang paling eighth edition. New Jersey: Prentice
mempengaruhi adalah faktor pemilik proyek Hall.
(owner). Dapat ditunjukan dengan nilai Hsieh, Ting-Ya., Lu, Shih-Tong., and Wu, Chao-
statistik hitung terbesar yaitu 90,777 > 12,592 Hui. (2004). Statistical analysis of
statistik tabel dan probabilitas 0,000 < 0,05 causes for change order in
maka Ho ditolak yang berarti ada kesepakatan metropolitan public work.
atau keselarasan di antara para responden International Journal of Project
tentang penyebab perubahan pekerjaan Management, 22, 679-686.
(change order) pada faktor pemilik proyek Levy. Sidney M (2002). Project management in
(owner). Serta nilai Kendall W terbesar 0,473 construction (4 thed.) New York: Mc
berada diantara 0,40 – 0,599 maka dapat Graw-Hill.
dikatakan bahwa tingkat kesepakatan Riduwan. 2013. Dasar-Dasar Statistika. Cetakan
/keselarasan di antara responden adalah kesebelas, Alfabeta, Bandung.
sedang. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Non Parametrik
Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Saran PT. Elex Media Komputindo: Jakarta
1. Diperlukan adanya perencanaan desain yang Schaufelberger, John E. and Holm, Len. (2002).
baik dan lengkap sehingga dapat Management of construction project
meminimalisir perubahan selama tahap constructor’s perspective. New Jersey:
pelaksanaan proyek. Prentice Hall.
2. Komitmen pemilik proyek (owner) untuk Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek (Dari
memenuhi kesepakatan yang tertuang dalam Konseptual Sampai Operasional).
kontrak sangat diperlukan untuk menjamin Erlangga, Jakarta.
kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian.
dan penyedia jasa dalam hak dan Alfabeta, Bandung.
kewajibannya. Usman, H., Akbar, P. S. 2012. Pengantar
Statistika. Bumi Aksara, Jakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH Wijaya. 2000. Statistika Non Parametrik
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, (Aplikasi Program SPSS). Alfabeta:
karena berkat rahmat- Nya-lah dapat diselesaikan Bandung
Jurnal Ilmiah yang berjudul ” Faktor-Faktor Yasin, N. 2003. Mengenal Kontrak Konstruksi di
Penyebab Change Order Pada Proyek Konstruksi Indonesia. Gramedia, Jakarta.
Gedung”. Tersusunnya Jurnal Ilmiah ini tidak
terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk

Jurusan Teknik Sipil  Fakultas Teknik  Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran - Bali  7

Anda mungkin juga menyukai