0|Page
Peraturan perundangan yang terkait dengan Prasarana dan Lalu lintas Ketentuan yang digunakan sebagai landasan hokum mengenai prasarana dan lalu lintas ditunjukan dalam bagan kerikut ini:
B.
KARAKTERISTIK DAN TEORI ARUS LALU LINTAS Secara umum sasaran dari rekayasa lalu lintas adalah untuk mengatur lalu
lintas dijalan raya yang ditimbulkan oleh adanya pergerakan dari alat-alat angkutan, dengan menggunakan prinsip-prisip ilmiah, alat-alat, cara-cara, teknik-
1|Page
teknik dan penemuan-penemuan, sehingga dapat dijamin pergerakan manusia dan barang dengan aman, cepat, leluasa dan nyaman, sehingga apabila ditinjau dari sudut ekonomi akan diperoleh suatu biaya angkutan yang minimum. Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam suatu masyarakat, baik orang maupun barang menimbulkan pengangkutan. Untuk itu diperlukan alat-alat angkut, dan pergerakan alat-alat angkut tersebut secara keseluruhan menimbulkan lalu lintas. Derajat kebutuhan akan angkutan menunjukan aktivitas masyarakat dengan demikian perkembangan lalu lintas mengikuti perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Pertumbuhan volume lalu lintas yang cepat menyebabkan jalan-jalan menjadi macet dan angka rata-rata kecelakaan pada pertemuan jalan baik dikota atau didaerah menjadi tinggi. Untuk menjawab semua tantangan atau problema tersebut maka diperlukan analisa dan studi lalu lintas yang diperlukan untuk perencanaan dan pemeliharaan jalan guna sebagai dasar pendekatan konstruktif dan pendekatan pembatasan, sehingga jalan-jalan yang ada dan jalan jalan yang baru dapat digunakan secara efisien.
C.
ELEMEN-ELEMEN ARUS LALU-LINTAS Arus lalu lintas adalah hasil dari pengaruh gabungan antara manusia,
kendaraan dan jalan. Adapun manusia/user - kendaraan - jalan = Arus lalu-lintas. Traffic engineers diharapkan untuk mengetahui antara lain adalah: masing-masing dari elemen system tersebut bagaimana hubungan antara satu dengan dua lainnya.
2|Page
1.
Manusia Manusia sebagai pengemudi dan pejalan kaki dalam keadaan normal
mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dll). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan phisik dan psykologi, umur serta jenis kelamin dan pengruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan dan land use. Dalam suatu arus lalu lintas jalan raya tabiat dan kelakuan seseorang merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan karakter dari lalu lintas tersebut. a. Prilaku dan sifat-sifat pengemudi.
Ada 5 macam faktor kondisi sekitar/sekeliling yang bisa mempengaruhi prilaku manusia, yaitu: 1) Kondisi lingkungan, yang mungkin mempengaruhi sifat seseorang/human behavior: a) Lahan: penggunaan dan aktifitasnya (didaerah ramai, sekolahan dll), pengemudi secara refleks akan mengurangi kecepatannya. b) Cuaca,temperatur sekeliling, iklim sehingga pandangan terganggu. c) Fasilitas yang ada seperti rute- rute perjalanan dan terminal, arah/tujuan dari setiap perempatan. d) Aliran lalu lintas dan sifat-sifatnya, jumlah dan jenis kendaraan akan berpengaruh pada pengemudi.
b.
Sifat karakter dari pengemudi a) Ketidak sabaran atau cepat marah. Kondisi ini adalah kesalahan
pengemudi yang paling biasa dilakukan, yang bisa mengakibatkan pengemudi menjalankan kendaraannya diluar kendali, melakukan
3|Page
pergerakan yang tidak terkontrol dalam overtaking, jalan terus dalam kondisi nyala lampu merah/ stop signal dll. b) c) Kencendrungan mengikuti tabiat-tabiat orang lain/pengemudi lain. Pertimbangan pengemudi akan bertidak salah jika dia mendapatkan suatu jalan yang tidak dikenal. d) Dalam suatu kondisi emergency, pengemudi hanya bisa melakukan satu pilihan dalam satu waktu. e) Perhatian pengemudi menjadi lambat jika pengemudi mengendarai kendaraan dalam jangka waktu yang lama.
c.
Penglihatan pengemudi sangat berpengaruh pada design, traffic operation, seperti design daripada pengukuran, warna serta penempatan tanda-tanda lalu lintas, design alignment jalan dll. 1) Ketajaman penglihatan yaitu : Kemampuan untuk membedakan detail dalam tingkat penerangan rata-rata sangat besar pada kerucut penglihatan sebesar 3 - 5 derajat, diluar daerah tersebut sampai 12 derajat pandangan masih jukup jelas. Ada beberapa jenis ketajaman penglihatan: membaca : 2,5 (horizontal) dan 2,5 (verical)
4|Page
2) Daerah pandangan periperal. Diluar daerah pandangan tajam diatas disebut daerah penglihatan periperal, yang terbesar sampai 115 - 160 derajat. Dalam daerah ini pengemudi dapat melihat objek secara kabur tanpa dapat membedakan detail dan warnanya. Kadang berkisar juga dari 180 horizontal dan 145 vertical (British) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
b)
Pendengaran.
Untuk pengemudi pendengaran tidak begitu penting, akan tetapi merupakan sutau masalah untuk pejalan kaki.
d.
Waktu reaksi.
Waktu reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara melihat, mendengar ataum erasakan dan mengerjakan sesuatu sebagai tanggapan terhadap sesuatu
5|Page
rangsangan. Sering disebut waktu PIEV (Perception, Intellection, Emotion, Volition time) juga sering disebut perception-reaction time. a) Perception.
Rangsangan-rangsangan yang cukup kuat baik melalui mata, telinga maupun badan, sedemikian rupa sehingga memerlukan untuk ditelaah. Waktu yang diperlukan untuk proses ini disebut waktu sadar. b) Intelection.
Penelaahan terhadap rangsangan sering tidak langsung berhasil, tetapi melalui proses pemikiran, proses ini disebut intelection proces. c) Emotion.
Emosi adalah merupakan proses penanggapan terhadap rangsangan setelah proses perception dan intelection. reaksi yang diambil oleh pengemudi sangat dipengaruhi oleh proses emosi. d) Volition. untuk mengambil sesuatu tindakan sesuai dengan
Kemampuan
pertimbangan-pertimbangan yang diambil. Waktu PIEV berkisar 2.5 detik untuk rangsangan yang sukar. Untuk keperluan perencanaan digunakan waktu PIEV sebesar 2.5 detik. (AASHO). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya waktu reaksi antara lain, keadaan cuaca, waktu, penerangan, kondisi badan, kondisi mental, penyakit, mabuk, keinginan, kelainan jasmani, kebiasaan dll. Dalam kondisi yang kamplex atau situasi daerah yang baru/belum dikenal maka waktu PIEV antara 2 6 detik.
e.
Jarak pandangan.
6|Page
Jarak pandangan adalah panjang bagian jalan didepan pengemudi yang masih dapat dilihat dengan jelas, diukur dari titik kedudukan pengemudi. Untuk mendapat jarak pandangan yang cukup, siperencana harus menyesuaikan rencana pada 2 hal yaitu: 1) Jarak pandangan henti.
Jarak yang diperlukan oleh kendaaraan untuk berhenti. Hal ini ditentukan oleh 2 bagian jarak yaitu : a) Jarak PIEV, yaitu jarak yang diperlukan oleh kendaraan dari saat pengemudi melihat suatu penghalang dimana diperlukan untuk
b) Jarak
c)
7|Page
Panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi suatu kendaraan untuk melakukan gerakan menyiap kendaraan lain yang lebih lambat dengan aman. Besarnya ditentukan oleh 4 macam cara yaitu: 1) Jarak PIEV.
2)
Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang menyiap selama berada dijalur kanan.
3)
Jarak bebas yang harus ada antara kendaraan yang menyiap dengan kendaraan yang datang. Dari hasil penyelidikan d3 berkisar 30 - 100 meter.
8|Page
4)
Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang selama gerakan menyiap.
Jarak pandangan adalah berhubungan erat dengan pergerakan, bila kecepatan bertambah maka pengemudi focus pada obyek . Atau jika jarak pandang bertambah, maka daerah pandangan berkurang, seperti table dibawah ini:
Pedestrian berjalan dengan kecepatan antara 1.00 - 1.50 m/det. Waktu reaksi pejalan kaki lebih panjang dari pengemudi yaitu rata-rata 4 5 detik.
9|Page
2.
Faktor mental.
Banyak pejalan kaki tidak banyak mengetahui peraturan-peraturan lalu-lintas. 3. Faktor emosi.
Pejalan kaki bingung oleh situasi lalu-lintas. Mereka sukar diatur/menuruti tanda-tanda lalu-lintas (pada penyebrangan).
2.
sebagai gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu lintas Jalan. Sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan / barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu lintas di jalan diatur dengan peraturan perundang undangan menyangkut arah lalu lintas, prioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas dan pengendalian arus di persimpangan. Berdasarkan hasil pengamatan, pola pergerakan lalu lintas memiliki karakteristik. Karakteristik tersebut terbentuk atas beberapa karakteristik komponenkomponen lalu lintas. Dalam evaluasi persimpangan tak bersinyal komponen-komponen lalu lintas yang diamati adalah: 1. Kendaraan ringan (LV) 2. Kendaraan berat (HV) 3. Sepeda motor (MC)
10 | P a g e
4. Kendaraan tak bermotor (UM Tabel 1.1 Dimensi Kendaraan Rencana (cm) Kategori Kend.Rencana Dimensi Kendaraan Tonjolan Radius Putar Tinggi Lebar Panjang Dpn Blkg Min. Maks. Ringan (LV) Berat (HV) 130 410 210 260 580 2100 90 120 150 90 420 290 730 1400 Tonjolan 780 1370 Radius
Geometrik Persimpangan Berdasarkan MKJI 1997, persimpangan adalah pertemuan dua jalan atau lebih yang bersilangan. Secara unum simpang terdiri dari simpang bersinyal dan simpang tak bersinyal. Adapun tipe simpang berdasarkan jumlah lengan terdiri dari simpang 3 lengan dan 4 lengan.
11 | P a g e