ABSTRAK
Sebagai kota dengan predikat kota jasa, kota Gorontalo merupakan salah satu daerah
dengan tingkat gangguan lalu lintas yang cukup besar. Gorontalo juga merupakan kota dengan
tingkat perkembangan penududuk tinggi. Hal ini diprediksi akan mempengaruhi permasalahan
transportasi. Keadaan ini dialami oleh Jalan Raden Saleh sebagai salah satu jalan di pusat
perkotaan yang cukup sering terjadi masalah pada ruas jalannya. Analisis dan evaluasi perlu
dilakukan agar tercipta efisiensi dan kenyamanan dalam berlalu lintas.
Analisis yang dilakukan mengacu pada manual yang sesuai dengan kondisi ruas lalu
llintas di Indonesia. Dalam hal ini dilakukan analisis menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia 1997 untuk memperhitungkan kinerja lalu lintas yang meliputi analisis operasional dan
perencanaan untuk ruas jalan perkotaan. Selanjutnya untuk menentukan kriteria tingkat pelayanan
(LOS) mengacu padaperaturan menteri Perhubungan No: KM 14 tahun 2006. Data lalu lintas di
peroleh dari pencacahan jumlah kendaraan dilapangan yang dilakukan selama 6 hari pada jam ±
jam sibuk dan di sajikan dalam bentuk tabel data kendaraan, kemudian di analisis kinerja lalu
lintasnya.
Kecepatan kendaraan ringan sebagai parameter kinerja juga mengalami penurunan tiap
tahunnya, sehingga waktu tempuh menjadi lebih lama. Hal ini menunjukan bahwa ruas jalan
Raden Saleh memerlukan antisipasi untuk peningkatan kinerja jalan tersebut. Hal ini ditunjukan
dengan penurunan derajat kejenuhan, kecepatan tempuh kendaraan ringan dan waktu tempuh.
Kata Kunci : Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Kecepatan Tempuh, Waktu Tempuh, Tingkat
Pelayanan Jalan.
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 136
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 137
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, ruas jalan adalah 0,75. Angka tersebut
dan kecepatan tempuh rata ± rata (MKJI menunjukan apakah segmen jalan yang
1997). diteliti memenuhi kriteria kelayakan dengan
Pada peraturan Republik Indonesia angka derajat kejenuhan di bawah 0,75 atau
Undang ± Undang No.22 tahun 2009 pasal sebaliknya (hal 5-25).
25 tentang LLAJ terkait dengan Menurut Alik Ansyori Alamsyah,
penyelenggaraan jalan menyebutkan bahwa derajat kejenuhan (DS) didefinisikan
setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu sebagai rasio volume (Q) terhadap kapasitas
Lintas Umum wajib dilengkapi dengan (C), digunakan sebagai faktor kunci dalam
perlengkapan Jalan berupa : penentuan perilaku lalu lintas pada suatu
¾ Rambu Lalu Lintas ruas jalan. Nilai derajat kejenuhan
¾ Marka Jalan menunjukkan apakah ruas jalan akan
¾ Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
¾ Alat Penerangan Jalan Derajat kejenuhan dihitung dengan
¾ Alat Pengendali dan Pengamanan menggunakan volume dan kapasitas
Pengguna Jalan dinyatakan dalam smp/jam.
¾ Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan
¾ Fasilitas untuk Sepeda, Pejalan Kaki, 2.2.3 Kecepatan dan Waktu Tempuh
dan Penyandang Cacat Kecepatan dinyatakan sebagai laju
¾ Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu dari suatu pergerakan kendaraan dihitung
Lintas dan Angkutan Jalan yang berada dalam jarak per satuan waktu (km/jam).
di Jalan dan di luar Badan Jalan. Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi
tiga jenis sebagai berikut ini :
2.2.1 Kapasitas Jalan 1) Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu
Menurut Oglesby dan Hicks (1993) kecepatan kendaraan pada suatu saat
, kapasitas suatu ruas jalan dalam suatu diukur dari suatu tempat yang
sistem adalah jumlah kendaraan maksimum ditentukan.
yang memiliki kemungkinan yang cukup Kecepatan Bergerak (Running Speed), yaitu
untuk melewati ruas jalan tersebut ( dalam kecepatan kendaraan rata ± rata pada suatu
satu maupun dua arah) dalam periode waktu jalur pada saat kendaraan bergerak dan
tertentu dan dibawah kondisi jalan dan lalu didapat dengan membagi panjang jalur
lintas umum. dibagi dengan lama waktu kendaraan
Untuk jalan satu arah dan dua lajur bergerak menempuh jalur tersebut.
dua arah, kapasitas ditentukan oleh masing 2) Kecepatan Kendaraan (Journey Speed),
± masing arah lalu lintas, tetapi untuk jalan yaitu kecepatan efektif kendaraan yang
banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan sedang dalam perjalanan antara dua
kapasitas ditentukan per lajur. tempat dan merupakan jarak antara dua
Kapasitas merupakan salah satu tempat dibagi dengan lama waktu
ukuran kinerja lalu lintas pada saat arus lalu kendaraan menyelesaikan pejalanan
lintas maksimum dapat dipertahankan antara dua tempat tersebut.
(tetap) pada suatu bagian jalan pada kondisi MKJI menggunakan kecepatan
tertentu (MKJI 1997). tempuh sebagai ukuran utama kinerja
segmen jalan. Kecepatan tempuh
2.2.2 Derajat Kejenuhan merupakan rata ± rata (km/jam) arus lalu
Menurut MKJI, derajat kejenuhan lintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu
merupakan rasio arus lalu lintas terhadap tempuh rata ± rata kendaraan yang melalui
kapasitas pada bagian jalan tertentu, segmen jalan tersebut, (MKJI 1997).
digunakan sebagai faktor utama dalam Kecepatan tempuh merupakan
penentuan tingkat kinerja simpang dan kecepatan rata ± rata dari perhitungan lalu
segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan untuk lintas yang dihitung berdasarkan panjang
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 138
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
segmen jalan dibagi dengan waktu tempuh terjadi. Tingkat ini dinilai oleh pengemudi
rata ± rata kendaraan dalam melintasinya atau penumpang berdasarkan tingkat
(MKJI 1997). kemudahan dan kenyamanan pengemudi.
Penilaian kenyamanan pengemudi
2.3 Kerapatan dilakukan berdasarkan kebebasan memilih
Menurut Alik Ansyori Alamsyah, kecepatan dan kebebasan bergerak.
kerapatan didefinisikan sebagai jumlah Tingkat pelayanan ini dibedakan
kendaraan yang menempati panjang ruas menjadi enam kelas, yaitu dari A untuk
jalan tertentu atau lajur yang umumnya tingkat yang paling baik sampai dengan
dinyatakan sebagai jumlah kendaraan per tingkat f untuk kondisi yang paling buruk.
kilometer, atau jumlah kendaraan per Defenisi tingkat pelayanan untuk masing ±
kilometer pr lajur (jika pada ruas jalan masing kelas untuk jalan bebas hambatan
tersebut terdiri dari banyak lajur). Kerapatan adalah sebagai berikut :
sukar diukur secara langsung karena A) Free flow, pengemudi dalam
diperlukan titik ketinggian tertentu yang menentukan kecepatan dan gerakannya
dapat mengamati jumlah kendaraan dalam tidak tergantung kendaraan lain dalam
panjang ruas jalan tertentu, sehingga arus. Pada saat kecepatan lalu lintasnya
besarnya ditentukan dari dua parameter, maksimum, jarak antara kendaraan rata
yaitu kecepatan dan volume. ± rata adalah 159 meter (528 ft),
Kerapatan didefinisikan sebagai sehingga pengemudi dapat
jumlah kendaraan yang menempati suatu mengendarai kendaraannya dengan
panjang jalur atau lajur, dan secara umum nyaman. Ini merupakan tingkat
dinyatakan dalam kendaraan per kilometer pelayanan terbaik.
per lajur (HCM 1994). B) Stable flow, pengemudi mulai
Sedangkan menurut MKJI 1997, merasakan pengaruh kehadiran
kerapatan adalah rasio perbandingan arus kendaraan lain, sehingga kebebasan
terhadap kecepatan rata ± rata, dinyatakan dalam menentukan pergerakannya
dalam kendaraan (smp) per kilometer (km). sedikit berkurang. Jarak antara
Arus, kecepatan dan kerapatan kendaraan rata ± ratanya adalah 99 m
merupakan unsur dasar pembentuk aliran (300 ft). Tingkat kenyamanan sedikit
lalu lintas. Pola hubungan yang diperoleh berkurang dibandingkan dengan tingkat
dari ketiga unsur tersebut adalah : A.
1) Arus dengan Kerapatan C) Stable floe, pengemudi sangat
2) Kecepatan dengan Kerapatan merasakan pengaruh keberadaan
3) Arus dengan Kecepatan kendaraan lain. Sehingga pemilihan
Pada penelitian ini digunakan kecepatan dan pergerakannya
MKJI 1997 sebagai pedoman untuk dipengaruhi oleh keberadaan kendaraan
analisisnya, karena berdasarkan penelitian lain. Jarak antara kendaraan rata ± rata
yang dilakukan oleh Institut Teknologi minimal sebesar 66 meter (220 ft).
Bandung pada tahun 80-an ditunjukan Tingkat kenyamanan sangat berkurang.
bahwa penggunaan Manual Kapasitas D) Distable flow, dengan kerapatan lalu
Negara Barat memberikan hasil yang tidak lintas yang tinggi, kecepatan dan
sesuai karena komposisi lalu lintas dan pergerakannya sangat dibatasi oleh
perilaku pengemudi di Indonesia berbeda keberadaan kendaraan lain. Jarak antara
(MKJI 1997). kendaraan rata ± ratanya adalah 49,5
meter (165 ft). Tingkat kenyamanannya
2.4 Tingkat Pelayanan (LOS) sangat buruk.
Menurut Alik Ansyori Alamsyah, E) Unstable flow, yaitu keadaan
tingkat pelayanan menyatakan tingkat mendekati atau pada kapasitas jalan
kualitas arus lalu lintas yang sesungguhnya penambahan kendaraan dapat
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 139
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 140
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 141
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
lintas, manusia bisa sebagai pengemudi atau terhadap kecelakaan merupakan hal yang
pejalan kaki. Dalam pembahasan ini, mempengaruhi pengemudi dalam
karakteristik yang dimaksud adalah mengambil keputusan. Kecepatan
pengemudi. Beberapa hal yang perlu kendaraan umumnya diatur dengan
diketahui dalam hal manusia sebagai sendirinya pada suatu tingkat tertinggi pada
pengemudi, antara lain : batas pengemudi merasa bahwa
x Sifat ± Sifat Pengemudi pengumpulan informasi, pengolahan data
Manusia sebagai dan kemampuan reaksinya masih sesuai
pengemudi dalam keadaan normal dengan kondisi saat itu sehingga ia masih
mempunyai kemampuan dan merasa aman.
kesigapan yang berbeda ± beda
dalam hal waktu reaksi, 2.8.2 Karakteristik Jalan
konsentrasi dan lain ± lain. Ukuran atau dimensi dari jalan
Pengemudi dari suatu kelompok mempengaruhi arus lalu lintas yang lewat
umur memiliki kemampuan yang diatasnya. Meskipun jalur ± jalur lalu lintas
berbeda ± beda dalam hal dibuat sam lebarnya, arus lalu lintasnya
penglihatan, informasi, proses tidak akan sama karena lingkungannya
pengambilan keputusan dan berbeda.
reaksi.kemampuan ini dapat Di daerah pedalaman, gangguan dari
berubah ± rubah karena kelelahan, samping tidak begitu besar seperti daerah
kebosanan dan emosi. Perbedaan perkotaan (urban), maka kecepatan di
waktu yakni pada sore hari, siang daerah perkotaan lebih rendah daripada
dan malam hari serta pengaruh daerah pedalaman. Keadaan permukaan
keadaan cuaca akan membawa jalan dan sifat geometrik dari alinyemen
komplikasi lebih lanjut terhadap jalan juga berpengaruh pada arus lalu lintas.
kelakuan pengemudi. Dengan demikian arus lalu lintas
x Reaksi Pengemudi berhubungan erat dengan pola penggunaan
Pengemudi menerima tanah disekitarnya.
bebagai rangsangan selama waktu Klasifikasi jalan yang paling
mengemudikan kendaraannya. sederhana adalah dengan membaginya
Rangsangan ± rangsangan tersebut menjadi jalan utama (kecepatan/volume
tersalur ke otak melalui berbagai tinggi) dan jalan minor (akses tinggi).
saluran indera. Klasifikasi menurut Undang ± Undang Jalan
Pada kenyataannya situasi yang Raya Republik Indonesia No.38 tahun 2004
dihadapi pengemudi lebih kompleks tentang jalan dikelompokkan menjadi :
daripada sekedar mengatur kemudi dan x Jalan Arteri
menginjak rem. Selain hal itu masih Jalan yang melayani angkutan utama
terdapat adanya rangsangan luar, indera dengan ciri ± ciri perjalanan jarak jauh,
pengemudi, perasaan,repons kendaraan itu kecepatan rata ± rata tinggi dengan
sendiri. Contoh yang paling utama terjadi jumlah jalan masuk dibatasi secara
pada persimpangan jalan dimana kendaraan efisien.
datang disegala arah. Pada persimpangan x Jalan Kolektor
seperti ini pengemudi harus mengarahkan Jalan yang melayani arus dan beberapa
pandangannya berturut ± turut pada tiap kali jalan angkutan pengumpulan /
persimpangan, karena mata hanya mampu pembagian dengan ciri ± ciri perjalanan
melihat dengan jelas ruang selebar 20 jarak sedang, kecepatan rata ± rata
derajat. sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Karakteristik yang lain dari x Jalan Lokal
pengemudi dalam hubungannya dengan Jalan yang melayani angkutan setempat
kepentingan pribadi, terutama kekhawatiran dengan ciri ± ciri perjalanan jarak dekat,
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 142
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
BAB IV
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 143
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
berjarak 2,0 ± 3,0 m (termasuk bentor dan bendi yang menggunakan badan
kendaraan penumpang, oplet, mikro, jalan untuk tempat menunggu penumpang
bis, pick up dan truk kecil). terutama pada jam pulang sekolah dan
b. Kendaraan berat (HV), yaitu pulang kantor.
kendaraan bermotor dengan dua Hambatan samping dalam
gandar berjarak lebih dari 3,50 m, penelitian ini, meliputi :
biasanya beroda lebih dari empat a. Pejalan kaki (PED = pedestrian)
(termasuk bis, truk 2 as, truk 3 as dan b. Parkir dan kendaraan berhenti (PSV
truk kombinasi). = parking and slow vehicles)
c. Sepeda motor (MC), yaitu kendaraan c. Kendaraan keluar dan masuk (EEV =
beroda dua atau tiga. enter and exit vehicles)
d. Kendaraan tidak bermotor (UM), d. Kendaraan lambat (SMV = slow
yaitu kendaraan bertenaga manusia moving vehicles)
atau kendaraan hewan diatas roda
dua (meliputi sepeda, becak, kereta 4.1.2 Data Arus dan Komposisi Lalu
kuda dan kereta dorong). Lintas
3) Hambatan samping Tabel 4.1 Hasil Survei Data Arus Lalu
Pengambilan data hambatan Lintas Jam Puncak
samping dilakukan dikawasan persekolahan Berdasarkan hasil pengambilan data arus
(SMP Negeri 7 Gorontalo, SMA Negeri 3 lalu lintas jalan Achmad Nadjamuddin
Gorontalo dan SMK Negeri 2 Gorontalo) volume lalu lintas yang tinggi terjadi pada
dan perkantoran karena pada kawasan hari Senin pada pukul 07.00 ± 08.45.
tersebut mempunyai hambatan samping Volume lalu lintas pada hari Senin dapat
yang tinggi, dimana lahan parkir kendaraan dilihat pada tabel 4.2.
menggunakan badan jalan contohnya mobil,
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 144
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
penumpang (smp). Semua nilai arus lalu kejadian, maka tiap tipe hambatan samping
lintas per arah dan total, dikonversikan harus dikalikan dengan faktor bobotnya.
menjadi satuan mobil penumpang dengan Faktor bobot untuk hambatan
dikalikan ekivalensi mobil penumpang samping untuk jalan dua lajur dua arah
(emp) untuk tiap kendaraan. adalah sebagai berikut ini.
Q = (1,0×LV)+(1,2×HV)+(0,35×MC) a. Pejalan kaki (PED) =
Keterangan : 0,5
LV = Kendaraan Ringan b. Kendaraan berhenti (PSV) =
HV = Kendaraan Berat 1,0
MC = Sepeda Motor c. Kendaraan masuk dan keluar (EEV) =
Q = (1,0×419)+(1,2×0)+(0,35×1848) 0,7
Q = 1065,8 smp/jam d. Kendaraan lambat =
0,4
2. Analisis Hambatan Samping pada Frekuensi berbobot kejadian yang telah
Jam Puncak kita ketahui, digunakan untuk mencari kelas
Dalam menentukan hambatan hambatan samping.
samping perlu diketahui frekuensi berbobot
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 145
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 146
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
Kecepatan Sesungguhnya
Tahun 2013
Kecepatan arus bebas Kecepatan
sesungguhnya
41 km/jam 65 m/jam
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 147
RADIAL juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 5 NO. 2
5.2 Saran
1. Menanamkan disiplin
berkendaraan pada masyarakat
supaya tercipta ketertiban dan
keamanan berlalu lintas antar
sesama pengguna jalan.
2. Melakukan sosialisasi tertib berlalu
lintas berupa rambu ± rambu
maupun sanksi untuk
meminimalkan perbuatan yang
berpotensi melanggar lalu lintas.
3. Mengurangi hambatan samping
utamanya lahan parkir yang
menggunakan badan jalan yang
ada sehingga bisa digunakan secara
efektif
DAFTAR PUSTAKA
[Analisis Kinerja Dan Kapasitas Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan .......; Venny F. Lamani] 148