ABSTRAK
Evaluasi Kerusakan Jalan Dengan Metode Pavement Condition Index (PCI) Pada Ruas Jalan Ki Hajar
Dewantara Kota Borong, sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan kadar
kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan perkerasan jalan. Beban
lalu lintas yang tinggi menyebabkan banyak teerjadi kerusakan, sehingga mengganggu kenyamanan dan
keselamatan berkendara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kondisi perkerasan Jalan Ki Hajar
Dewantara Kota Borong. Penelitian dilakukan secara visual dengan metode Pavement Condition Index. Jalan Ki
Hajar Dewantara dengan panjang 2,350 Km dibagi menjadi 91 segmen dengan ukuran 25 x 6 m per segmennya.
Masing-masing segmen dievaluasi dengan mengukur dimensi, identifikasi jenis dan tingkatan kerusakannya
untuk mendapatkan nilai PCI.
Hasil analisa menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi pada jalan Ki hajar Dewantara antara lain retak
kulit buaya, tambalan, pengausan, retak blok, lubang, retak tepi, pelepasan butir, dan amblas. Nilai PCI rata-
ratauntuk ruas jalan Ki Hajar Dewantara Kota Borong adalah 42,89 yang dikategorikan dalam kondisi Cukup
(Fair), sehingga perlu suatu penanganan serius dari pemerintah untuk segera melakukan perbaikan sebelum
kerusakan menjadi lebih parah.
ABSTRACT
Evaluation of Road Damage Using the Pavement Condition Index (PCI) Method on the Ki Hajar Dewantara
Road in Borong City, the road pavement condition evaluation system is based on the type, level and degree of
damage that occurs, and can be used as a reference in road pavement maintenance efforts. High traffic loads
cause a lot of damage, so that it disrupts driving comfort and safety. The purpose of this study was to assess the
pavement conditions of Jalan Ki Hajar Dewantara, Borong City. The study was conducted visually with the
Pavement Condition Index method. The Ki Hajar Dewantara Road with a length of 2,350 Km is divided into 91
segments with a size of 25 x 6 m per segment. Each segment is evaluated by measuring dimensions, identifying
the type and extent of damage to obtain a PCI value.
The results of the analysis showed that the damage that occurred on the Ki hajar Dewantara road included
crocodile skin cracks, fillings, wear, crack blocks, holes, edge cracks, grain removal, and sinking. The average
PCI value for the Ki Hajar Dewantara road in Borong City is 42.89 which is categorized as Fair (Fair), so it needs
a serious handling from the government to immediately make repairs before the damage becomes more severe.
TINJAUAN PUSTAKA
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah bagian konstruksi jalan
yang terdiri dari beberapa susunan atau lapisan,
terletak pada suatu landasan atau tanah dasar yang Gambar 1. Lapisan Perkerasan Lentur
diperuntukkan bagi jalur lalu lintas dan harus cukup
kuat untuk memenuhi dua syarat utama sebagai Lapisan Permukaan
berikut : Lapisan permukaan adalah lapisan yang
1. Syarat berlalu lintas seperti permukaan jalan terletak paling atas yang berfungsi sebagai lapis
tidak bergelombang, tidak melendut, tidak perkerasan penahan beban roda, lapis kedap air,
berlubang, cukup kaku, dan tidak mengkilap. lapis aus dan lapisan yang menyebarkan beban
Selain itu jalan harus dapat menahan gaya kelapisan bawah. Jenis lapisan permukaan yang
gesekan atau keausan terhadap roda-roda umum dipergunakan di Indonesia adalah lapisan
kendaraan. bersifat non structural dan bersifat struktural.
2. Syarat kekuatan/struktural yang secara
keseluruhan perkerasan jalan harus cukup kuat Lapisan Pondasi Atas
untuk memikul dan menyebarkan beban lalu Lapisan pondasi atas adalah lapisan
lintas yang melintas diatasnya. Selain itu harus perkerasan yang terletak diantara lapisan pondasi
kedap air, permukaan mudah mengalirkan air bawah dan lapisan permukaan yang berfungsi
serta mempunyai ketebalan cukup. sebagai penahan gaya lintang dari beban roda,
2
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang
3
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang
4
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang
membahayakan keselamatan lalu lintas karena jalan untuk memperbaiki perkerasan yang ada. Tambalan
akan menjadi licin. adalah pertimbangan kerusakan diganti dengan
bahan yang baru dan lebih bagus untuk perbaikan
Retak Kotak-kotak (Block Cracking) dari perkerasan sebelumnya.
Sesuai dengan namanya, retak ini
berbentuk blok atau kotak pada perkerasan jalan. Pengausan Agregat (Polised Agregat)
Retak ini terjadi umumnya pada lapisan tambahan Kerusakan ini disebabkan oleh penerapan lalu
(overlay), yang menggambarkan pola retakan lintas yang berulang-ulang dimana agregat pada
perkerasan di bawahnya. Ukuran blok umumnya perkerasan menjadi licin dan perekatan dengan
lebih dari 200 mm x 200 mm. permukaan roda pada tekstur perkerasan yang
mendistribusikannya tidak sempurna.
Cekungan (Bumb and Sags)
Bendul kecil yang menonjol ke atas, Lubang (Pothole)
pemindahan pada lapisan perkerasan itu Kerusakan ini berbentuk seperti mangkok
disebabkan perkerasan tidak stabil. yang dapat menampung dan meresapkan air pada
badan jalan. Kerusakan ini terkadang terjadi di dekat
Keriting (Corrugation) retakan, atau di daerah yang drainasenya kurang
Kerusakan ini dikenal juga dengan istilah lain baik (sehingga perkerasan tergenang oleh air).
yaitu, Ripples. Bentuk kerusakan ini berupa gelombang
pada lapis permukaan, atau dapat dikatakan alur yang Alur (Rutting)
arahnya melintang jalan, dan sering disebut juga Istilah lain yang digunakan untuk menyebutkan
dengan Plastic Movement. Kerusakan ini umumnya jenis kerusakan ini adalah longitudinal ruts, atau
terjadi pada tempat berhentinya kendaraan, akibat channel/rutting. Bentuk kerusakan ini terjadi pada
pengereman kendaraan. lintasan roda sejajar dengan asjalan dan berbentuk
alur.
Amblas (Depression)
Bentuk kerusakan yang terjadi ini berupa Pelepasan Butir (Weathering / Raveling)
amblas atau turunnya permukaan lapisan Pelepasan butiran disebabkan lapisan
permukaan perkerasan pada lokasi-lokasi tertentu perkerasan yang kehilangan aspal atau tar pengikat
(setempat) dengan atau tanpa retak. Kedalaman dan tercabutnya partikel-partikel agregat. Kerusakan
kerusakan ini umumnya lebih dari 2 cm dan akan ini menunjukan salah satu pada aspal pengikat tidak
menampung atau meresapkan air. kuat untuk menahan gaya dorong roda kendaraan
atau presentasi kualitas campuran jelek.
Retak Tepi (Edge Cracking)
Retak pinggir adalah retak yang sejajar dengan Sungkur (Shoving)
jalur lalu lintas dan juga biasanya berukuran 1 sampai Sungkur adalah perpindahan lapisan
2 kaki (0,3 – 0,6 m) dari pinggir perkerasan. Ini biasa perkerasan pada bagian tertentu yang disebabkan
disebabkan oleh beban lalu lintas atau cuaca yang oleh beban lalu lintas. Beban lalu lintas akan
memperlemah pondasi atas maupun pondasi bawah mendorong berlawanan dengan perkerasan dan
yang dekat dengan pinggir perkerasan. akan menghasilkan ombak pada lapisan
perkerasan.
Retak Sambung (Joint Reflec Cracking)
Kerusakan ini umumnya terjadi pada Jenis Pemeliharaan Jalan
perkerasan aspal yang telah dihamparkan di atas Pemeliharaan jalan adalah penanganan jalan
perkerasan beton semen portland. Retak terjadi yang meliputi perawatan, rehabilitasi, penunjangan
pada lapis tambahan (overlay) aspal yang dan peningkatan. Adapun jenis pemeliharaan jalan
mencerminkan pola retak dalam perkerasan beton ditinjau dari waktu pelakasanaannya adalah:
lama yang berbeda di bawahnya. 1. Pemeliharaan rutin adalah penanganan yang
diberikan hanya pada lapis permukaan yang
Retak Memanjang / Melintang (Longitudinal / sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara
Trasverse Cracking) (Riding Quality), tanpa meningkatkan struktural,
Jenis kerusakan ini terdiri dari macam dan dilakukan sepanjang tahun.
kerusakan sesuai dengan namanya yaitu, retak 2. Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang
memanjang dan melintang pada perkerasan. Retak dilakukan terhadap jalan pada waktu-waktu
ini terjadi berjajar yang terdiri dari beberapa celah. tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan
sifatnya meningkatkan kekuatan struktural.
Tambalan (Patching end Utiliti Cut Patching) 3. Peningkatan jalan adalah penanganan jalan
Tambalan adalah suatu bidang pada guna memperbaiki pelayanan jalan yang berupa
perkerasan dengan tujuan untuk mengembalikan peningkatan struktural dan atau geometriknya
perkerasan yang rusak dengan material yang baru
5
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang
% batasan Kerusakan
Kondisi (% terhadap Luas Program
Jalan Lapis Perkerasan Penanganan
Permukaan)
Pemeliharaan
Baik (B) <6%
Rutin
Pemeliharaan
Sedang (S) 6 - <11%
Rutin/Berkala
Rusak Pemeliharaan
11 - <15%
Ringan (RR) Rehabilitasi
Rekonstruksi
Rusak Berat
>15% Peningkatan
(RB)
Struktur
6
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang
Lanjutan Tabel 4. Hasil Perhitungan PCI Hajar Dewantara kota Borong dapat diperoleh
sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑃𝐶𝐼
28 0 + 700 49 55 45 PCI =
29 0 + 725 91 99 1 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 𝐽𝑎𝑙𝑎𝑛
3903
30 0 + 750 58 69 31 PCI =
91
31 0 + 775 62 75 25
32 0 + 800 54 71 29
PCI = 42,89
33 0 + 825 62 72 28 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
34 0 + 850 27 40 60 jumlah luas kerusakan yang ada pada ruas jalan Ki
35 0 + 875 45 51 49 Hajar Dewantara Kota Borong Kabupaten
36 0 + 900 60 52 48 Manggarai Timur didapat sebesar 42,89 yang mana
37 0 + 925 59 98 2
pada jumlah ini kondisi jalan tersebut dapat
38 0 + 950 30 49 51
39 0 + 975 40 48 52 dikategorikan dalam rating sedang (Fair) dengan
40 1 + 025 21 38 62 menggunakan metode PCI.
41 1 + 050 11 15 85
42 1 + 075 1 1 99 Rekomendasi Bentuk Pemeliharaan
43 1 + 100 23 23 77 Dari perhitungan di atas diperoleh PCI untuk
44 1 + 125 11 16 84
45 1 + 150 63 67 33 ruas jalan Ki Hajar Dewantara termasuk dalam
46 1 + 175 17 25 75 klasifikasi kualitas sedang (fair) dapat dilihat pada
47 1 + 200 53 80 20 table 4. Berdasarkan nilai PCI maka ruas jalan Ki
48 1 + 225 67 75 25 Hajar Dewantara termasuk dalam program
49 1 + 250 44 48 52 pemeliharaan berkala.
50 1 + 275 10 10 91
51 1 + 300 50 70 30
52 1 + 325 19 35 65 KESIMPULAN
53 1 + 350 29 39 61
54 1 + 375 43 55 45 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
55 1 + 400 30 45 55
hasil temuan yang telah dipaparkan sebelumnya
56 1 + 425 43 47 53
57 1 + 450 70 76 24 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
58 1 + 475 37 48 52 1. Hasil kerusakan yang terdapat pada perkerasan
59 1 + 500 75 77 23 pada ruas jalan Ki Hajar Dewantara ada
60 1 + 525 40 65 35 beberapa jenis kerusakan seperti, retak kulit
61 1 + 550 63 71 29
buaya dengan luas 1168,32 m2 , pelepasan butir
62 1 + 575 77 81 19
63 1 + 600 32 43 57 dengan luas 981,27 m2 , retak blok dengan luas
64 1 + 625 64 70 30 494,08 m2, pengausan dengan luas 524,53 m2,
65 1 + 650 48 56 44 tambalan dengan luas 232,455 m2, penurunan
66 1 + 675 19 25 75 bahu jalan dengan luas 61 m2, retak memanjang
67 1 + 700 23 35 65
dengan luas kerusakan 47,87 m2, retak tepi
68 1 + 725 19 28 72
69 1 + 750 26 30 70 dengan luas 101,44 m2, lubang dengan luas
70 1 + 775 70 72 28 kerusakan 24,56 m2, retak selip dengan luas
71 1 + 800 0 0 100 kerusakan 23,15 m2, tonjolan dengan luas 2,5
72 1 + 825 0 0 100 m2, dan amblas dengan luas kerusakan 2,28 m2.
73 1 + 850 23 25 75
2. Rata-rata PCI yang diperoleh kemudian
74 1 + 875 27 29 71
75 1 + 900 40 49 51 dimasukkan ke dalam parameter seperti terlihat
76 1 + 925 38 53 47 pada table 4.1 sehingga didapatkan tingkat
77 1 + 950 42 60 40 kerusakan jalan. Nilai rata-rata PCI sebesar
78 1 + 975 52 81 19 42,89 setelah dimasukkan ke parameter didapat
79 2 + 025 73 75 25
80 2 + 050 45 83 17
kondisi jalan cukup (fair), sehingga jalan ini perlu
81 2 + 075 34 49 51 dimasukkan dalam program Pemeliharaan
82 2 + 100 32 36 64 secara Berkala.
83 2 + 125 35 35 65
84 2 + 150 0 0 100
85 2 + 175 58 78 22
Saran
86 2 + 200 53 80 20 Agar kerusakan yang telah terjadi pada ruas
87 2 + 225 27 40 60 jalan Ki Hajar Dewantara tidak menjadi lebih parah
88 2 + 250 45 53 47 maka, perlu segera dilakukan tindakan perbaikan
89 2 + 275 65 67 33 pada unit-unit yang rusaka sehingga tidak
90 2 + 300 49 63 37
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
91 2 + 325 63 86 14
DAFTAR PUSTAKA
Dari tabel di atas dapat dilihat total nilai PCI adalah
= 3903, sehingga PCI rata-rata untuk ruas jalan Ki
Bolla, Margareth Evelyn. 2010. Perbandingan Metode
Bina Marga dan Metode PCI (Pavement Condition
7
JURNAL SONDIR, 2019, VOLUME 2
Progam Studi Teknik Sipil FTSP, ITN Malang