PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Tulungagung adalah salah satu Kabupaten yang terletak di
Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Tulungagung sebelah utara berbatasan
dengan Kabupaten Kediri, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia,
sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Blitar, dan sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Trenggalek. Pusat pemerintahan Kabupaten Tulungagung
berada di Kecamatan Tulungagung. Tulungagung terkenal sebagai satu dari
berberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak 154 km
barat daya Kota Surabaya, Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Luas wilayah Kabupaten
Tulungagung adalah 1.055,65 km2 . Jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung
1.098.557 jiwa (Sumber: BPS Kabupaten Tulungagung, 2019). Berdasarkan
klasifikasi sesuai UU Nomor 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah nomor 34
Tahun 2006 tentang jalan, maka jalan raya Campurdarat dikategorikan sebagai
jalan lokal primer, kecepatan paling rendah adalah 20 kilometer per jam dengan
ukuran lebar badan jalan 7 meter. Dan dikategorikan sebagai jalan kelas IIIA yang
dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak
melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 mm dan muatan sumbu
terberat yang diizinkan 8 ton.
Jalan raya Campurdarat adalah akses utama yang menghubungkan pusat kota
Tulungagung dengan kawasan wisata pantai dan beberapa kecamatan yang berada
di wilayah selatan, karena itu penulis melakukan penelitian mengenai kerusakan
jalan yang terdapat pada ruas jalan raya Campurdarat, sesuai pengamatan dan
pengambilan data penulis jalan ini memiliki volume lalu lintas yang sangat tinggi,
karena setiap hari dilalui kurang lebih 4,726 kendaraan per hari. Intensitas
pengguna jalan menggunakan kendaraan berat rata rata 265 kendaraan per hari,
yang akan mengakibatkan kerusakan yang terjadi di badan jalan akibat beban
kendaraan yang melewatinya. Dengan demikian maka ruas jalan tersebut harus
didukung oleh perkerasan yang baik.
Dalam menunjang perkembangan suatu daerah, banyak faktor-faktor yang
perlu dibenahi. Baik itu dari sarana maupun prasarana pendukung. Salah satu faktor
penunjang suatu perkembangan suatu daerah adalah keberadaan sistem transportasi
yang memadai dan dapat menunjang mobilisasi penduduk. Seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin maju dan disertai dengan pertumbuhan dari
tingkat perekonomian di suatu daerah yang semakin meningkat. Hal ini akan
menuntut adanya fasilitas transportasi yang memadai.
1.5 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Peneliti dan pembaca mengetahui nilai kerusakan jalan yang terdapat
pada ruas jalan raya Campurdarat dan mengetahui jenis perbaikan
kerusakan serta mengetahui biaya perbaikan kerusakan .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan evaluasi
mengenai kerusakan jalan yang terjadi di jalan raya Campurdarat agar
menjadi bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijakan dalam
rangka perbaikan dan peningkatan mutu ruas jalan raya Campurdarat.
b. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai sumber informasi mengenai penilaian
kondisi jalan dalam ini studi kasus ruas jalan raya Campurdarat
dengan menggunakan metode PCI ( pavement condition index ) guna
menentukan jenis perbaikan sesuai nilai kerusakan jalan.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan wawasan pengetahuan
yang lebih luas mengenai jenis jenis kerusakan jalan dan jenis
perbaikan , dalam ini penulis menggunakan metode PCI (pavement
condition index) untuk mengetahui nilai kerusakan jalan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Penanganan untuk perkerasan dapat dilakukan ketika kerusakan yang terjadi
telah dapat dievaluasi mulai dari penyebab hingga akibatnya. Penanganan disini
dapat bermacam-macam bisa berupa peningkatan, pemeliharaan, rehabilitasi
ataupun penunjang. Seorang pengamat disini sangatlah penting peranannya, karena
suatu kerusakan yang terjadi dapat ditentukan langkah penanganannya apabila
telah diketahui besar dampak yang nantinya akan terjadi. Oleh karena itu seorang
pengamat haruslah orang yang benar-benar menguasai serta paham dengan jenis,
tingkat kerusakan dan cara penanganan yang tepat untuk tiap kerusakan yang
timbul (Sukirman, 1999: 223). Tidak hanya disebabkan satu faktor namun
kerusakan juga disebabkan oleh beberapa faktor, dimana beberapa faktor tersebut
saling berkaitan satu sama lain (Sukirman, 1999: 224).
1. Jalan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara efisien.
a. Jalan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu yang terletak berdampingan, atau menghubungkan kota
jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
b. Jalan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan
primer dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan
kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau
menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kedua.
2. Jalan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan
pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
a. Jalan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang
kedua dengan kota jenjang ketiga.
b. Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua atau
menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder
ketiga.
3. Jalan lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
a. Jalan lokal primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang
dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah
jenjang ketiga sampai persil.
1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Perkerasan lentur terdiri dari tiga lapisan
utama, yaitu:
a. Lapis permukaan (surface course)
b. Lapis pondasi (base course)
c. Lapis tanah dasar (subgrade)
Gambar 2. 1 Lapisan Perkerasan Lentur
Sumber: (Sadegaonito, 2012)
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat
menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang
rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya. Untuk tingkat kenyaman yang tinggi,
biasanya perkerasan kaku dilapisin perkerasan beraspal.
Untuk mengetahui struktur perkeasan kaku dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Struktur perkerasan kaku pada umumnya terdiri atas: Lapisan Tanah Dasar
(subgrade), pelat beton dan lapis permukaan.
2 Repetisi beban Timbul rutting (lendutan pada Timbul retak – retak pada
jalur roda) permukaan
I >10
Arteri II 10
IIIA 8
Kolektor IIIA 8
IIIB 8
1. Retak (Craking)
2. Distorsi (Distortion)
3. Cacat Permukaan (Disintegration)
4. Pengausan (Polised Agregat)
5. Kegemukan (Blending or Flushing)
6. Penurunan pada bekas penamanan untilitas
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak
baik, naiknya air akibat sifat kapilaritas.
3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebebakan oleh
sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh pengolahan
yang tidak baik.
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan
umumnya tinggi, yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan
jalan.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh
sistem pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh
sifat tanah dasarnya yang memang jelek.
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
a. Tipe kerusakan
b. Tingkat keparahan kerusakan
c. Jumlah atau kerapatan kerusakan
Tabel 2. 3 Nilai PCI ( pavement condition index ) dan Kondisi Perkerasan Jalan
Nilai PCI Kondisi
Density atau kadar kerusakan adalah persentase luasan dari suatu jenis
kerusakan terhadap luasan dari suatu jenis kerusakan terhadap luasan suatu unit
segmen yang diukur dalam meter persegi atau meter panjang. Nilai density suatu
jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kerusakannya.
Ad = luas total dari satu jenis perkerasan untuk setiap tingkat keparahan
kerusakan (m²)
Luas total (Ad) merupakan penjumlahan dari beberapa luas kerusakan jalan
yang mempunyai jenis dan tingkat kerusakan yang sama. Luas masing-masing
jenis kerusakan sesuai dengan tingkat keparahannya juga bisa dihitung dengan
menggunakan rumus (2.1).
b) Nilai Pengurangan
Nilai pengurang atau Deduct Value (DV) adalah suatu nilai pengurang untuk
setiap jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan antara density dan
tingkat keparahan (severity level) kerusakan. Nilai pengurang juga dibedakan atas
tingkat kerusakan untuk tiap-tiap jenis kerusakan. Beberapa nomogram dibuat oleh
sesuai dengan jenis kerusakan jalan. Sebagai contoh kerusakan retak buaya, apabila
nilai densitas suatu jenis kerusakan dan tingkat keparahan kerusakan diketahui
maka nilai DV bisa diperoleh dengan menghubungkan nilai density dengan kurva
tingkat keparahan.
Gambar 2. 3 Grafik Nilai Pengurang Retak Buaya (kiri) dan Lubang (kanan)
Sumber: Hardiyatmo 2015
Gambar 2. 5 Grafik Nilai Pengurang Sungkur (kiri) dan Retak Pinggir (kanan)
Sumber: Hardiyatmo, 2015
Total Deduct Value (TDV) adalah nilai total dari individual deduct
value untuk tiap jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada suatu
penelitian. Nilai tersebut merupakan penjumlahan dari nilai deduct value dari
semua jenis dan tingkat kerusakan jalan.
d.) Nilai pengurang terkoreksi (Corrected Deduct Value)
Corrected Deduct Value (CVD) diperoleh dari kurva hubangan antara nilai
TDV dengan nilai DV. Nilai DV yang digunakan harus lebih besar dari 2
Mi = 1 +( -
HDVi).................................................................................(2.3)
dengan, mi
= nilai
pengurang ijin
Dengan,
PCI(s) = Pavement Condition Index untuk tiap unit
CDV = Corrected Deduct Value untuk tiap unit Untuk nilai PCI secara
keseluruhan:
dengan,
PCI = Nilai PCI perkerasan keseluruhan
N = Jumlah unit
Retak (Cracking)
Retak halus (hair cracking) pada Gambar 2.7, lebar celah lebih kecil atau
sama dengan 3 mm, penyebabnya adalah bahan perkerasan yang kurang baik, tanah
dasar atau bagian perkerasan di bawah lapis permukaan kurang stabil. Retak halus
ini dapat meresapkan air kedalam lapis permukaan. Untuk pemeliharaan dapat di
pergunakan lapis latasir, atau buras. Dalam tahap perbaikan sebaiknya dilengkapi
dengan perbaikan sistem drainase. Retak rambut dapat berkembang menjadi retak
kulit buaya.
Gambar 2. 7 Retak Halus
Sumber: (Sukirman, 2002)
Retak kulit buaya (alligator crack) pada Gambar 2.8, lebar celah lebih besar
atau sama dengan 3 mm. Saling berangkai membentuk serangkaian kotak- kotak
kecil yang menyerupai kulit buaya. Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan
yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah dasar atau bagian perkerasan
dibawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi dalam keadaan
jenuh air (air tanah naik).
Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika daerah
dimana terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi
beban lalu lintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan
tersebut. Retak kulit buaya untuk sementara dapat dipelihara dengan
mempergunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston, jika celah ≤ 3 mm. Sebaiknya
bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat air yang
merembes masuk kelapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara
dibongkar dan membuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali
dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai dengan perbaikan drainase
disekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalu lintas harus diperbaiki
dengan memberi lapis tambahan. Retak kulit buaya dapat diresapi oleh air sehingga
lama kelamaan akan menimbulkan lubang-lubang akibat terlepasnya butir-butir.
Gambar 2. 8 Retak Buaya
Sumber: Sukirman, 2002
Retak Pinggir (edge crack) pada Gambar 2.9, retak memanjang jalan,
tanpa cabang yang mengarah ke bahu dan terletak dekat bahu. Retak ini disebabkan
oleh tidak baiknya sokongan dari arah samping, drainase kurang baik, terjadinya
penyusutan tanah, atau terjadinya settlement dibawah daerah tersebut. Akar
tanaman yang tumbuh ditepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak
pinggir ini. Di lokasi retak, air dapat meresap yang dapat semakin merusak lapis
permukaan. Retak dapat diperbaiki dengan mengisi celah dengan campuran aspal
cair dan pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu diperlebar dan dipadatkan.
Jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan
mempergunakan hotmix.
Retak ini lama kelamaan akan bertambah besar disertai dengan terjadinya lubang-
lubang.
Retak sambungan bahu dan perkerasan (edge joint crack), retak memanjang,
umumnya terjadi pada sambungan bahu dengan perkerasan. Retak dapat
disebabkan oleh kondisi drainase dibawah bahu jalan lebih buruk dari pada
dibawah perkerasanm terjadinya settlement di bahu jalan, penyusutan material
bahu atau perkerasan jalan, atau akibat lintasan truk/kendaraan berat dibahu jalan.
Perbaikan dapat dilakukan seperti perbaikan retak refleksi.
Retak sambungan jalan (lane joint cracks) pada Gambar 2.10, retak
memanjang, yang terjadi pada sambungan 2 lajur lalu lintas. Hal ini disebabkan
tidak baiknya ikatan sambungan kedua lajur. Perbaikan dapat dilakukan dengan
memasukkan campuran aspal cair dan pasir kedalam celah-celah yang terjadi. Jika
tidak di perbaiki, retak dapat berkembang menjadi lebar karena terlepasnya butir-
butir tepi retak dan meresapnya air ke dalam lapisan.
Retak susut (shrinkage cracks) pada Gambar 2.13, retak yang saling
bersambungan membentuk kotak-kotak besar dengan sudut tajam. Retak
disebabkan oleh perubahan volume pada lapisan permukaan yang memakai aspal
dengan penetrasi rendah, atau perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah
dasar. Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal
cair dan pasir dan dilapisi dengan burtu.
Retak selip (slippage cracks) pada Gambar 2.14, retak yang bentuknya
melengkung seperti bulan sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurang baiknya
ikatan antara lapis permukaan dan lapis di bawahnya. Kurang baiknya ikatan
tersebut dapat disebabkan oleh adanya debu, minyak, air, atau benda nonadhesif
lainnya, atau akibat tidak diberinya coat sebagai bahan pengikat di antara kedua
lapisan. Retak selippun dapat terjadi akibat terlalu banyaknya pasir dalam
campuran lapisan permukaan, atau kurang baiknya pemadatan lapis permukaan.
Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan
menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.
Distorsi atau perubahan bentuk dapat terjadi akibat lemahnya tanah dasar,
pemadatan yang kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tambahan pemadatan
akibat beban lalu lintas. Sebelum perbaikan dilakukan sewajarnyalah ditentukan
terlebih dahulu jenis dan penyebab distorsi yang terjadi. Dengan demikian dapat
ditentukan jenis penanganan yang tepat.
1. Alur yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur dapat
merupakan tempat menggenangnya air hujan yang jatuh di atasa
permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan, dan akhirnya dapat
timbul retak-retak. Terjadinya alur disebabkan oleh lapis perkerasan
yang kurang padat, dengan demikian terjadi tambahan pemadatan akibat
repetisi beban lalu lintas pada lintasan roda. Campuran aspal dengan
stabilitas rendah dapat pula menimbulkan deformasi plastis. Perbaikan
dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan dari lapis permukaan
yang sesuai. Dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2. 15 Alur
Sumber: Sukirman, 2002
2. Keriting pada Gambar 2.16 yaitu alur yang terjadi melintang jalan.
Dengan timbulnya lapisan permukaan yang berkeriting ini pengemudi
akan merasakan ketidak nyamanan mengemudi. Penyebab kerusakan ini
adalah rendahnya stabilitas campuran yang dapat berasal dari terlalu
tingginya kadar aspal, terlalu banyak mempergunakan agregat halus,
agregat berbentuk bulat dan berpermukaan licin, atau aspal yang
dipergunakan mempunyai penetrasi yang tinggi. Keriting dapat juga
terjadi jika lalu lintas dibuka sebelum perkerasan mantap (untuk
perkerasan yang mempergunakan aspal cair). Kerusakan ini dapat
diperbaiki dengan:
Gambar 2. 16 Keriting
Sumber: Sukirman, 2002
4. Amblas seperti terlihat pada Gambar 2.18 terjadi setempat, dengan atas
tanpa retak. Amblas dapat terdeteksi dengan adanya air yang tergenang.
Air tergenang ini dapat meresap kedalam lapisan perkerasan yang
akhirnya menimbulkan lubang.
Penyebab amblas adalah beban kendaraan yang melebihi apa yang
direncanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan bagian
perkerasan dikarenakan tanah dasar menggalami settlement. Perbaikan
dapat dilakukan dengan:
a. Untuk amblas yang ≤ 5 cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan
sesuai seperti lapen, lataston, laston.
b. Untuk amblas yang ≥ 5 cm, bagian yang amblas dibongkar dan
dilapis kembali dengan yang sesuai.
5. Jembul, terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat
adanya pengembangan tanah dasar pada tanah dasar ekspansip.
Perbaikan dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan
melapisnya kembali.
Gambar 2. 18 Amblas
Sumber: Sukirman, 2002
Cacat Permukaan(Disintregration)
f) Pelepasan butir seperti yang terlihat pada Gambar 2.20, dapat terjadi
secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh hal yang
sama dengan lubang. Dapat diperbaiki dengan memberikan lapisan
tambahan diatas lapisan yang mengalami pelepasan butir setelah lapisan
tersebut dibersihkan, dan dikeringkan.
2002
g) Pengelupasan lapisan permukaan, dapat disebabkan oleh kurangnya
ikatan antara lapis permukaan dan lapis dibawahnya, atau terlalu
tipisnya lapis permukaan. Dapat diperbaiki dengan cara digaruk,
diratakan, dan dipadatkan. Setelah itu dilapis dengan buras.
Penurunan yang terjadi disepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi
karena pemadatan yang tidak memenuhi syarat. Dapat diperbaiki dengan
dibongkar kembali dan diganti dengan lapis yang sesuai.
b) Langkah penanganannya:
0.40 744
0.35 590
0.30 340
0.35 744
0.31 590
0.28 590
0.24 340
0.13 18
0.13 18
Terdapat sedikit atau sama sekali tidak terdapat retak kulit buaya dan/atau
hanya terdapat retak melintang dengan tingkat keparahan rendah
0.35 – 0.40
<10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan rendah dan/atau
<5% retak melintang dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi
0.25 – 0.35
>10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan rendah dan/atau 0.20 – 0.30
<10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan sedang dan/atau 5-10%
retak melintang dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi
Lapis
permukaan >10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan sedang dan/atau
Beton aspal <10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan tinggi dan/atau 0.14 – 0.20
>10% retak melintang dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi
Terdapat sedikit atau sama sekali tidak terdapat retak kulit buaya dan/atau
hanya terdapat retak melintang dengan tingkat keparahan rendah
0.20 – 0.35
<10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan rendah dan/atau
<5% retak melintang dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi
0.15 – 0.25
Lapis
pondasi >10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan rendah dan/atau
yang <10% retak kulit buaya dengan tingkat keparahan sedang dan/atau 0.15 – 0.20
distabilisasi
>5-10% retak melintang dengan tingkat keparahan sedang dan tinggi
Angka Ekuivalen
W18 = DD × DL × ŵ18
Dimana:
W18=W18 pertahun X
𝑔
Dimana:
W18 = jumlah beban gandar tunggal standar komulatif
W18 pertahun = beban gandar standar komulatif selama 1 tahun
n = umur pelayanan (tahun)
1 100
2 80-100
3 60-80
4 50-75
7. Modulus Resilien
8. Reliabilitas
≥4 ≤ 1,0
> 1,0
LASTON
3,9 – 3,5
3 ,9 – 3 ,5 ≤ 2,0
LASBUTAG
3,4 – 3,0 > 2,0
3 ,4 – 3 ,0 ≤ 3,0
LAPEN
2,9 – 2,5 > 3,0
Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002.
kerja dalam satu tahun, dan harga alat. Setelah masingmasing peralatan
diketahui biayanya, maka selanjutnya adalah melakukan analisis jumlah
peralatan yang akan digunakan. Karena peralatan yang digunakan mungkin
cukup banyak, maka dalam perhitungan biaya alat, alat diperhitungkan dalam
satu tim peralatan dengan produksi pekerjaan merupakan produksi terkecil
dari alat yang digunakan. Alatalat lain yang produksinya lebih besar akan
mengalami pengurangan efisiensi karena harus menunggu alat lain yang
produksinya lebih kecil.
Harga satuan pekerjaan = Biaya (alat + tenaga kerja + bahan) + Biaya lain
Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis kerusakan permukaan perkerasan lentur yang terjadi di Jalan Raya Campurdarat
2. Berapa besar nilai PCI dan jenis penanganan terhadap kerusakan lapis perkerasan lentur di Jalan Raya
Campurdarat
3. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk perbaikan pada ruas Jalan Raya Campurdarat
Survei Lapangan
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Sekunder
1. Survey Lokasi
Geometrik jalan 1. Data struktur jalan
Jenis kerusakan yang 2. Data CBR
mengacu pada metode PCI 3. AHSP Kabupaten
2. Data LHR
Tulungagung
Data LHR dalam 7 hari
Pengolahan Data
Tingkat
Kerusakan Identifikasi kerusakan
Halus, retak rambut/halus memanjang sejajar satu dengan yang lain, dengan atau
L
tanpa berhubungan satu sama lain. Retakan tidak mengalami gompal.
Retak kulit buaya ringan terus berkembang ke dalam pola atau jaringan rektakan
M
yang diikuti gompal ringan.
Jaringan dan pola retak telah berlanjut, sehingga pecahan-pecahan dapat
H diketahui dengan mudah dan terjadi gompal pinggir. Beberapa pecahan
mengalami roacking akibat lalu lintas.
Sumber: Hardiyatmo (2015); Shahin (1994)
5. Menilai kondisi perkerasan jalan menggunakan metode pavement
condition index (PCI) dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan nilai kerapatan kerusakan (density) ditunjukkan
Persamaan 3.1.
Kerapatan (Density)
Keterangan:
Dimana:
Data tentang jenis dan tingkat kerusakan jalan diperoleh dari hasil survei
lapangan. Pemeriksaan serta pencatatan jenis dan tingkat kerusakan dalam
penelitian ini dilakukan pada STA 0+161 sampai dengan STA 2+660. Kondisi
perkerasan Jalan Raya Campurdarat bervariasi terdapat beberapa macam
kerusakan yaitu deformasi, retak, retak pinggir dan kerusakan tekstur permukaan.
Berdasarkan landasan teori yang ada pada Bab II, berikut ini penjelasan kondisi
dari Jalan Raya Campurdarat ditinjau dari jenis dan tingkat kerusakan perkerasan
yang diperoleh selama survei lapangan sebagai berikut
4.1.1 Lubang (Potholes)
Lubang terjadi akibat hilangnya material pondasi dan lapis aus yang
menyebabkan lekukan berbentuk seperti mangkuk. Air yang masuk ke dalam
lubang akan mempercepat kerusakan yang terjadi. Selain itu akibat genangan air
akan menyebabkan kerusakan lubang menjadi cepat.
Lubang pada area Jalan Raya Campurdarat salah satunya terjadi di STA
0+161 posisinya berada di perkerasan lajur sebelah kiri dari titik awal pengamatan.
Kerusakan ini memiliki panjang 0,65 m, lebar 0,44 m dan luas total 0,28 m² dengan
tingkat kerusakan M (medium) (sumber:Hardiyatmo 2015)
Gambar 4.2 Kerusakan Berlubang pada STA 0+161
Tabel 4.1 Tingkat kerusakan perkerasan aspal dan indentifikasi lubang (potholes)
Diameter rata-rata lubang
Kedalaman maksimum
3 – 8 in. 8 – 18 in. 18 – 30 in.
(102 – 203 mm) (203 – 457 mm) (457 – 762 mm)
>1 – 2 in. H
L M
(25,4 – 50,8 mm)
>2 in. H
M M
(> 50,8 mm)
Keterangan :
L = Low
M = Medium
H = High
TDV = o + 8= 8
0+000-0+540 0 8 8 2 4
Gambar 4.11 Grafik nilai corrected deduct value segmen 1
Untuk nilai PCI perkerasan segmen 1 pada STA 0+000 - 0+540
menggunakan perhitungan maka didapatkan nilai sebesar:
PCI = 100 – CDV
PCI = 100- 4
PCI = 96
Gambar 4.15 Grafik nilai deduct value rusak tambalan pada segmen 2
Total nilai pengurang (total deduct value) diperoleh dengan menjumlah
seluruh nilai pengurang yang telah didapatkan dari grafik deduct value tiap jenis
kerusakan. Nilai pengurang total diperoleh:
TDV = DVpengelupasan +
Dvrusak tambalan
TDV = o + 3 = 3
0+540-1+080 0 3 3 2 2
TDV = 0 + 9 + 0 + 4 + 0 +
0 + 32 = 45
Total nilai pengurang (TDV) diperoleh dengan nilai sebesar 45 dengan
jumlah nilai pengurang lebih besar 2 (q) = 7. Kemudian dengan grafik hubungan
antara nilai pengurang total dengan nilai pengurang terkoreksi. Diperoleh nilai
pengurang terkoreksi (corrected deduct value) sebesar (Tabel 4.10)
1+080-1+620 0 9 0 4 0 0 32 45 7 18
1+620-2+160 0 17 10 11 8 46 5 20
TDV = 5 + 9+ 0 + 0 = 14
2+160-2+700 5 9 0 0 14 4 3
Keterangan
TDV = Total Deduct Value
CDV= Corrected Deduct Value
PCI = Pavement Condition Index
4.3.4 Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) dan Perhitungan Lintas Ekivalen
Berdasarkan perhitungan atau perencanaan (overlay) diperlukan data
LHR pada Ruas Jalan Raya Campurdarat dan berikut data primer yang didapat
melalui survei lalu lintas selama 8 jam , dimulai dari jam 06.00 sampai dengan jam
14.00 dan dibagi tiap 15 menit.
Tabel 4.18 Data Survey lapangan Volume LHR 6 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal senin, 6 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit (A - B)
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 39 16 2 57
06.15 - 06.30 56 24 1 81
06.30 - 06.45 62 26 2 90
06.45 - 07.00 59 34 2 95 323
07.00 - 07.15 60 35 1 96 362
07.15 - 07.30 90 35 0 125 406
07.30 - 07.45 95 43 3 141 457
07.45 - 08.00 100 44 4 148 510
08.00 - 08.15 109 55 2 166 580
08.15 - 08.30 148 60 2 210 665
08.30 - 08.45 154 61 2 217 741
08.45 - 09.00 159 61 1 221 814
09.00 - 09.15 164 68 3 235 883
09.15 - 09.30 152 69 4 225 898
09.30 - 09.45 159 61 4 224 905
09.45 - 10.00 143 55 1 199 883
10.00 - 10.15 132 64 2 198 846
10.15 - 10.30 119 57 3 179 800
10.30 - 10.45 117 42 1 160 736
10.45 - 11.00 107 36 0 143 680
11.00 - 11.15 92 39 2 133 615
11.15 - 11.30 112 37 3 152 588
11.30 - 11.45 135 42 1 178 606
11.45 - 12.00 93 46 1 140 603
12.00 - 12.15 103 32 2 137 607
12.15 - 12.30 87 37 3 127 582
12.30 - 12.45 110 42 1 153 557
12.45 - 13.00 101 50 0 151 568
13.00 - 13.15 93 37 3 133 564
13.15 - 13.30 91 48 1 140 577
13.30 - 13.45 84 37 1 122 546
13.45 - 14.00 89 37 2 128 523
Jumlah 3414 1430 60
Tabel 4.19 Data Survey lapangan Volume LHR 6 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal senin, 6 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 22 6 0 28
06.15 - 06.30 35 14 0 49
06.30 - 06.45 44 10 2 56
06.45 - 07.00 39 19 1 59 192
07.00 - 07.15 41 17 3 61 225
07.15 - 07.30 54 15 1 70 246
07.30 - 07.45 78 25 2 105 295
07.45 - 08.00 92 29 4 125 361
08.00 - 08.15 83 36 2 121 421
08.15 - 08.30 98 45 2 145 496
08.30 - 08.45 103 44 2 149 540
08.45 - 09.00 110 46 1 157 572
09.00 - 09.15 126 47 0 173 624
09.15 - 09.30 127 34 3 164 643
09.30 - 09.45 134 20 1 155 649
09.45 - 10.00 132 14 0 146 638
10.00 - 10.15 112 45 2 159 624
10.15 - 10.30 101 29 2 132 592
10.30 - 10.45 104 51 1 156 593
10.45 - 11.00 93 45 1 139 586
11.00 - 11.15 123 56 4 183 610
11.15 - 11.30 151 34 3 188 666
11.30 - 11.45 101 22 0 123 633
11.45 - 12.00 77 22 1 100 594
12.00 - 12.15 98 26 1 125 536
12.15 - 12.30 68 26 4 98 446
12.30 - 12.45 84 23 2 109 432
12.45 - 13.00 98 30 0 128 460
13.00 - 13.15 88 26 1 115 450
13.15 - 13.30 93 23 1 117 469
13.30 - 13.45 78 27 1 106 466
13.45 - 14.00 77 26 3 106 444
Jumlah 2864 932 51
Tabel 4.20 Data Survey lapangan Volume LHR 7 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Selasa, 7 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl.Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 35 27 4 66
06.15 - 06.30 23 19 8 50
06.30 - 06.45 78 37 9 124
06.45 - 07.00 89 32 11 132 372
07.00 - 07.15 91 44 9 144 450
07.15 - 07.30 96 47 15 158 558
07.30 - 07.45 87 53 11 151 585
07.45 - 08.00 103 58 14 175 628
08.00 - 08.15 116 53 13 182 666
08.15 - 08.30 135 96 18 249 757
08.30 - 08.45 250 101 17 368 974
08.45 - 09.00 435 162 16 613 1412
09.00 - 09.15 350 164 24 538 1768
09.15 - 09.30 426 199 21 646 2165
09.30 - 09.45 468 210 12 690 2487
09.45 - 10.00 251 109 10 370 2244
10.00 - 10.15 165 89 11 265 1971
10.15 - 10.30 153 87 13 253 1578
10.30 - 10.45 151 89 9 249 1137
10.45 - 11.00 132 78 10 220 987
11.00 - 11.15 119 74 6 199 921
11.15 - 11.30 113 69 13 195 863
11.30 - 11.45 102 62 24 188 802
11.45 - 12.00 115 67 12 194 776
12.00 - 12.15 101 58 11 170 747
12.15 - 12.30 96 78 9 183 735
12.30 - 12.45 106 68 13 187 734
12.45 - 13.00 78 77 9 164 704
13.00 - 13.15 82 47 11 140 674
13.15 - 13.30 88 47 15 150 641
13.30 - 13.45 102 50 9 161 615
13.45 - 14.00 107 44 8 159 610
Jumlah 4843 2495 395
Tabel 4.21 Data Survey lapangan Volume LHR 7 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Selasa, 7juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 43 21 7 71
06.15 - 06.30 57 21 7 85
06.30 - 06.45 79 34 6 119
06.45 - 07.00 75 43 8 126 401
07.00 - 07.15 66 49 13 128 458
07.15 - 07.30 95 46 11 152 525
07.30 - 07.45 101 54 6 161 567
07.45 - 08.00 121 60 12 193 634
08.00 - 08.15 143 65 11 219 725
08.15 - 08.30 213 87 14 314 887
08.30 - 08.45 213 98 10 321 1047
08.45 - 09.00 325 150 27 502 1356
09.00 - 09.15 469 172 17 658 1795
09.15 - 09.30 420 181 25 626 2107
09.30 - 09.45 412 226 29 667 2453
09.45 - 10.00 315 110 12 437 2388
10.00 - 10.15 187 98 10 295 2025
10.15 - 10.30 125 82 10 217 1616
10.30 - 10.45 128 77 13 218 1167
10.45 - 11.00 115 59 11 185 915
11.00 - 11.15 123 86 17 226 846
11.15 - 11.30 101 71 20 192 821
11.30 - 11.45 93 91 19 203 806
11.45 - 12.00 87 83 19 189 810
12.00 - 12.15 128 94 23 245 829
12.15 - 12.30 117 82 20 219 856
12.30 - 12.45 121 86 15 222 875
12.45 - 13.00 105 83 18 206 892
13.00 - 13.15 101 88 12 201 848
13.15 - 13.30 97 77 11 185 814
13.30 - 13.45 113 65 21 199 791
13.45 - 14.00 99 34 17 150 735
Jumlah 4987 2673 471
Tabel 4.22 Data Survey lapangan Volume LHR 8 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Rabu, 8 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 30 15 3 48
06.15 - 06.30 22 20 7 49
06.30 - 06.45 33 21 11 65
06.45 - 07.00 31 18 6 55 217
07.00 - 07.15 51 19 9 79 248
07.15 - 07.30 52 29 6 87 286
07.30 - 07.45 61 21 7 89 310
07.45 - 08.00 52 32 4 88 343
08.00 - 08.15 74 32 5 111 375
08.15 - 08.30 82 31 9 122 410
08.30 - 08.45 76 33 7 116 437
08.45 - 09.00 58 35 4 97 446
09.00 - 09.15 54 39 13 106 441
09.15 - 09.30 88 30 7 125 444
09.30 - 09.45 91 31 11 133 461
09.45 - 10.00 105 33 16 154 518
10.00 - 10.15 101 40 13 154 566
10.15 - 10.30 127 48 17 192 633
10.30 - 10.45 129 40 7 176 676
10.45 - 11.00 118 39 13 170 692
11.00 - 11.15 132 37 10 179 717
11.15 - 11.30 125 39 12 176 701
11.30 - 11.45 118 49 14 181 706
11.45 - 12.00 121 40 16 177 713
12.00 - 12.15 136 37 11 184 718
12.15 - 12.30 129 39 8 176 718
12.30 - 12.45 102 49 7 158 695
12.45 - 13.00 112 40 11 163 681
13.00 - 13.15 102 37 13 152 649
13.15 - 13.30 109 33 9 151 624
13.30 - 13.45 96 35 10 141 607
13.45 - 14.00 78 41 9 128 572
Jumlah 2795 1082 305
Tabel 4.23 Data Survey lapangan Volume LHR 8 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Rabu, 8 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 23 12 7 42
06.15 - 06.30 31 26 7 64
06.30 - 06.45 35 19 6 60
06.45 - 07.00 64 29 8 101 267
07.00 - 07.15 56 28 13 97 322
07.15 - 07.30 77 32 11 120 378
07.30 - 07.45 82 45 6 133 451
07.45 - 08.00 88 43 12 143 493
08.00 - 08.15 96 60 11 167 563
08.15 - 08.30 125 78 9 212 655
08.30 - 08.45 155 79 10 244 766
08.45 - 09.00 176 74 8 258 881
09.00 - 09.15 198 79 12 289 1003
09.15 - 09.30 215 85 13 313 1104
09.30 - 09.45 243 76 11 330 1190
09.45 - 10.00 256 67 9 332 1264
10.00 - 10.15 178 78 10 266 1241
10.15 - 10.30 198 48 10 256 1184
10.30 - 10.45 154 41 13 208 1062
10.45 - 11.00 134 37 11 182 912
11.00 - 11.15 104 35 17 156 802
11.15 - 11.30 91 28 13 132 678
11.30 - 11.45 86 30 13 129 599
11.45 - 12.00 96 32 19 147 564
12.00 - 12.15 105 27 7 139 547
12.15 - 12.30 99 31 7 137 552
12.30 - 12.45 94 30 15 139 562
12.45 - 13.00 88 33 6 127 542
13.00 - 13.15 96 34 12 142 545
13.15 - 13.30 102 36 11 149 557
13.30 - 13.45 106 32 10 148 566
13.45 - 14.00 102 28 8 138 577
Jumlah 3753 1412 335
Tabel 4.24 Data Survey lapangan Volume LHR 9 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Kamis, 9 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 24 10 3 37
06.15 - 06.30 35 17 8 60
06.30 - 06.45 27 16 12 55
06.45 - 07.00 35 32 10 77 229
07.00 - 07.15 31 16 9 56 248
07.15 - 07.30 51 19 15 85 273
07.30 - 07.45 45 15 14 74 292
07.45 - 08.00 56 30 11 97 312
08.00 - 08.15 76 29 9 114 370
08.15 - 08.30 102 15 9 126 411
08.30 - 08.45 99 45 12 156 493
08.45 - 09.00 123 49 7 179 575
09.00 - 09.15 124 61 9 194 655
09.15 - 09.30 98 31 4 133 662
09.30 - 09.45 88 41 8 137 643
09.45 - 10.00 98 56 13 167 631
10.00 - 10.15 87 51 14 152 589
10.15 - 10.30 76 65 10 151 607
10.30 - 10.45 78 64 9 151 621
10.45 - 11.00 65 42 13 120 574
11.00 - 11.15 56 54 15 125 547
11.15 - 11.30 62 45 9 116 512
11.30 - 11.45 45 50 8 103 464
11.45 - 12.00 52 46 8 106 450
12.00 - 12.15 49 40 9 98 423
12.15 - 12.30 51 41 10 102 409
12.30 - 12.45 67 53 6 126 432
12.45 - 13.00 61 68 4 133 459
13.00 - 13.15 61 56 20 137 498
13.15 - 13.30 58 44 24 126 522
13.30 - 13.45 52 39 18 109 505
13.45 - 14.00 68 60 15 143 515
Jumlah 2100 1300 345
Tabel 4.25 Data Survey lapangan Volume LHR 9 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Kamis, 9 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 34 17 4 55
06.15 - 06.30 39 19 4 62
06.30 - 06.45 38 31 6 75
06.45 - 07.00 53 28 12 93 285
07.00 - 07.15 50 35 9 94 324
07.15 - 07.30 78 41 10 129 391
07.30 - 07.45 66 37 8 111 427
07.45 - 08.00 98 25 12 135 469
08.00 - 08.15 102 41 9 152 527
08.15 - 08.30 149 50 8 207 605
08.30 - 08.45 145 47 19 211 705
08.45 - 09.00 177 31 21 229 799
09.00 - 09.15 132 65 14 211 858
09.15 - 09.30 134 41 12 187 838
09.30 - 09.45 101 52 19 172 799
09.45 - 10.00 121 65 18 204 774
10.00 - 10.15 78 29 20 127 690
10.15 - 10.30 97 74 18 189 692
10.30 - 10.45 89 56 14 159 679
10.45 - 11.00 103 61 15 179 654
11.00 - 11.15 109 61 17 187 714
11.15 - 11.30 72 52 14 138 663
11.30 - 11.45 56 63 14 133 637
11.45 - 12.00 79 78 16 173 631
12.00 - 12.15 94 76 12 182 626
12.15 - 12.30 87 98 21 206 694
12.30 - 12.45 67 87 14 168 729
12.45 - 13.00 76 76 14 166 722
13.00 - 13.15 84 72 21 177 717
13.15 - 13.30 97 83 14 194 705
13.30 - 13.45 101 67 16 184 721
13.45 - 14.00 99 54 15 168 723
Jumlah 2905 1712 440
Tabel 4.26 Data Survey lapangan Volume LHR 10 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Jumat, 10 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 75 19 3 97
06.15 - 06.30 81 18 8 107
06.30 - 06.45 96 21 9 126
06.45 - 07.00 83 20 8 111 441
07.00 - 07.15 64 19 7 90 434
07.15 - 07.30 59 28 5 92 419
07.30 - 07.45 89 32 5 126 419
07.45 - 08.00 76 32 6 114 422
08.00 - 08.15 67 21 5 93 425
08.15 - 08.30 68 22 8 98 431
08.30 - 08.45 87 21 9 117 422
08.45 - 09.00 90 18 9 117 425
09.00 - 09.15 65 19 7 91 423
09.15 - 09.30 58 18 10 86 411
09.30 - 09.45 98 15 5 118 412
09.45 - 10.00 67 21 8 96 391
10.00 - 10.15 77 20 11 108 408
10.15 - 10.30 72 16 6 94 416
10.30 - 10.45 64 14 7 85 383
10.45 - 11.00 76 11 5 92 379
11.00 - 11.15 0 271
11.15 - 11.30 0 177
11.30 - 11.45 0 92
11.45 - 12.00 0 0
12.00 - 12.15 0 0
12.15 - 12.30 0 0
12.30 - 12.45 76 9 6 91 91
12.45 - 13.00 65 9 8 82 173
13.00 - 13.15 71 12 10 93 266
13.15 - 13.30 86 21 9 116 382
13.30 - 13.45 75 19 9 103 394
13.45 - 14.00 55 18 11 84 396
Jumlah 1940 493 194
Tabel 4.27 Data Survey lapangan Volume LHR 10 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Jumat, 10 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 65 12 1 78
06.15 - 06.30 70 14 1 85
06.30 - 06.45 65 16 2 83
06.45 - 07.00 78 17 1 96 342
07.00 - 07.15 81 14 4 99 363
07.15 - 07.30 92 18 5 115 393
07.30 - 07.45 82 19 5 106 416
07.45 - 08.00 74 21 5 100 420
08.00 - 08.15 76 22 3 101 422
08.15 - 08.30 68 21 8 97 404
08.30 - 08.45 65 14 4 83 381
08.45 - 09.00 55 25 7 87 368
09.00 - 09.15 46 36 6 88 355
09.15 - 09.30 75 24 4 103 361
09.30 - 09.45 80 24 11 115 393
09.45 - 10.00 65 17 6 88 394
10.00 - 10.15 74 15 7 96 402
10.15 - 10.30 72 11 7 90 389
10.30 - 10.45 65 13 9 87 361
10.45 - 11.00 64 9 5 78 351
11.00 - 11.15 0 255
11.15 - 11.30 0 165
11.30 - 11.45 0 78
11.45 - 12.00 0 0
12.00 - 12.15 0 0
12.15 - 12.30 0 0
12.30 - 12.45 69 11 8 88 88
12.45 - 13.00 65 8 7 80 168
13.00 - 13.15 70 7 7 84 252
13.15 - 13.30 56 12 8 76 328
13.30 - 13.45 68 14 8 90 330
13.45 - 14.00 64 21 11 96 346
Jumlah 1804 435 150
Tabel 4.28 Data Survey lapangan Volume LHR 11 Juni 2022 A-B
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Sabtu, 11 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data A-B
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 34 15 6 55
06.15 - 06.30 47 26 8 81
06.30 - 06.45 31 24 7 62
06.45 - 07.00 43 29 8 80 278
07.00 - 07.15 35 21 7 63 286
07.15 - 07.30 64 30 9 103 308
07.30 - 07.45 68 25 9 102 348
07.45 - 08.00 72 31 10 113 381
08.00 - 08.15 81 32 10 123 441
08.15 - 08.30 128 23 12 163 501
08.30 - 08.45 143 45 16 204 603
08.45 - 09.00 132 41 12 185 675
09.00 - 09.15 129 45 10 184 736
09.15 - 09.30 101 42 15 158 731
09.30 - 09.45 97 52 9 158 685
09.45 - 10.00 90 67 21 178 678
10.00 - 10.15 80 62 21 163 657
10.15 - 10.30 86 90 23 199 698
10.30 - 10.45 80 53 22 155 695
10.45 - 11.00 77 57 17 151 668
11.00 - 11.15 79 51 18 148 653
11.15 - 11.30 76 54 10 140 594
11.30 - 11.45 88 58 19 165 604
11.45 - 12.00 63 43 25 131 584
12.00 - 12.15 57 45 20 122 558
12.15 - 12.30 62 50 28 140 558
12.30 - 12.45 56 61 21 138 531
12.45 - 13.00 71 65 19 155 555
13.00 - 13.15 72 61 9 142 575
13.15 - 13.30 67 53 9 129 564
13.30 - 13.45 73 47 12 132 558
13.45 - 14.00 74 57 13 144 547
Jumlah 2456 1455 455
Tabel 4.29 Data Survey lapangan Volume LHR 11 Juni 2022 B-A
REKAPITULASI SURVEY LALU LINTAS
Hari/Tanggal Sabtu, 11 juni 2022
Jam 06.00 - 14.00
Data B-A
Lokasi Jl. Campurdarat
Jumlah Kendaraan/15 menit
WAKTU Akumulasi/15
MC (motor) LV (mobil) HV(truk) Kend/jam
menit
06.00 - 06.15 31 25 9 65
06.15 - 06.30 38 23 8 69
06.30 - 06.45 36 24 7 67
06.45 - 07.00 49 31 6 86 287
07.00 - 07.15 45 27 11 83 305
07.15 - 07.30 63 31 10 104 340
07.30 - 07.45 74 41 7 122 395
07.45 - 08.00 69 37 9 115 424
08.00 - 08.15 85 42 11 138 479
08.15 - 08.30 127 47 12 186 561
08.30 - 08.45 189 50 12 251 690
08.45 - 09.00 176 39 9 224 799
09.00 - 09.15 157 80 13 250 911
09.15 - 09.30 158 44 14 216 941
09.30 - 09.45 115 54 13 182 872
09.45 - 10.00 120 48 8 176 824
10.00 - 10.15 90 27 9 126 700
10.15 - 10.30 80 79 13 172 656
10.30 - 10.45 56 62 15 133 607
10.45 - 11.00 82 64 12 158 589
11.00 - 11.15 107 71 18 196 659
11.15 - 11.30 89 50 15 154 641
11.30 - 11.45 74 66 15 155 663
11.45 - 12.00 86 63 12 161 666
12.00 - 12.15 106 90 21 217 687
12.15 - 12.30 93 87 16 196 729
12.30 - 12.45 71 50 11 132 706
12.45 - 13.00 86 53 20 159 704
13.00 - 13.15 81 64 19 164 651
13.15 - 13.30 82 69 18 169 624
13.30 - 13.45 91 54 12 157 649
13.45 - 14.00 95 53 18 166 656
Jumlah 2901 1645 403
Dari hasil survey dilapangan diperoleh data lalu lintas harian rata-rata
yang ditunjukkan Tabel 4.30
Tabel 4.30 Data LHR Hasil Survey
Jenis Kendaraan LHR Hasil Survey
Kendaraan Ringan 2 ton (1+1) 4218
Truk 2 as 13 ton (5+8) 293
Total 4511
Sumber: Survey
Berdasarkan Tabel 4.30 didapat angka ekivalen sebagai berikut:
Kendaraan Ringan 2 ton (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
LHRn = LHRj ( 1 + i )𝑛
Keterangan:
LHRj = Lalu Lintas Harian Rata-rata Awal
i = Pertumbuhan Lalu Lintas (%)
n = Umur Rencana
Untuk hasil yang didapat terdapat pada Tabel 4.32 berikut:
Tabel 4.32 Lalu lintas Harian Rata-rata 10 Tahun Rencana (LHR 2032)
Jenis Kendaraan LHR Hasil LHR
Survey Rencana
2032
2022
Kendaraan Ringan 2 ton (1+1) 4218 8480
Truk 2 as 13 ton (5+8) 293 413
Total 4511 8893
Gambar 4.51 Grafik korelasi DDT dan CBR (Silvia Sukirman, 2010. 147)
Nilai IPo (Indeks Permukaan Pada Awal Rencana) ditentukan dari bahan
perkerasan yang digunakan, dimana bahan perkerasan yang digunakan adalah
LASTON 454 dengan nilai Ipo = 3,9 – 3,5 yang didapat dari Tabel 4.37 berikut:
Tabel 4.37 Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (Ipo)
Jenis Permukaan Ipo Roughness (mm/km)
10 Laston atas
15 Laston atas
10 – 12,14 20 Batu pecah,stabilitas tanah dengan
semen,stabilitas tanah dengan
kapur,pondasi macadam,Lapen, Laston
Atas
>12,25 25 Batu pecah,stabilitas tanah dengan
semen,stabilitas tanah dengan
kapur,pondasi macadam,Lapen, Laston
Atas
Sumber: Sukirman, 2010 : 164
Tabel 4.40 Batas minimum tebal lapisan perkerasan (Lapis Pondasi Bawah)
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
Sumber: Sukirman, 2010 : 164
Pada umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur roda 90 % - 100%
Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun masih 70% - 90%
tetap stabil
Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, masih menunjukkan 50% - 70%
kestabilan
Retak banyak dan juga deformasi pada jalur roda, mulai 30% - 50%
menunjukkan gejala tidak kestabilan
Lapisan Pondasi
Pondasi Aspal Beton dan Penetrasi Macadam pada umumnya tidak 90% - 100%
retak
Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil 70% - 90%
Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan 50% - 70%
Retak banyak, mulai menunjukkan gejala tidak kestabilan 30% - 50%
Stabilisasi Tanah menggunakan semen atau kapur 70% - 100 %
a1 a2 a3 MS Kt CBR
(kg) (kg/cm) (%)
0,40 - - 744 - -
0,35 - - 590 - - Laston
0,35 - - 454 - -
0,30 - - 340 - -
0,35 - - 7,44 - -
0,31 - - 590 - - Lasbutag
0,28 - - 454 - -
0,26 - - 340 - -
0,30 - - 340 - - HRA
0,26 - - 340 - - Aspal Macadam
0,25 - - - - - Lapen (mekanis)
0,20 - - - - - Lapen (manual)
- 0,28 - 590 - -
- 0,26 - 454 - - Laston Atas
- 0,23 - - - - Lapen (mekanis)
- 0,19 - - - - Lapen (manual)
Tabel 4.42 (Lanjutan)
a1 a2 a3 MS Kt CBR
(kg) (kg/cm) (%)
∆ITP = 3,55
Setelah mendapatkan nilai ∆ITP dapat dihitung tebal lapisan tambahan (Doverlay)
Doverlay = ∆ITP/a1
Doverlay = 3,55/0,26
Doverlay = 13 cm
Maka nilai tebal lapis tambahan (overlay) yang didapat dalam perkerasan
jalan untuk 10 tahun pada Ruas jalan Raya Campurdarat adalah sebesar 13 cm.
Tabel 4.43 Rekap Harga Satuan Pekerjaan overlay Perkerasan Lentur untuk tebal
13 cm
No Uraian Satuan Koef Harga Jumlah
satuan Harga
(Rp) (Rp)
A. Tenaga
1 Pekerja L01 Jam 0,2008 21000 4216.80
2 Mandor L04 Jam 0,0201 24500 492.45
Jumlah Harga Tenaga 4709.25
B. Bahan
1 Agr 5-10 & 10-20 M92 M³ 0.3481 250000 87025.00
2 Agr 0-5 M91 M³ 0.3127 210000 65667.00
3 Aspal M10 Kg 57.68 11800 680624.00
Jumlah Harga Bahan 833316
C. Peralatan
1 Dump Truk E09 Jam 0.2589 70000 18123.00
2 Asphalt Finisher E02 Jam 0.0092 1156600 10640.72
3 Tandem Roller E17 Jam 0.009 292200 2629.80
4 P. Tyre Roller E18 Jam 0.0039 243500 949.65
5 Alat Bantu Ls 1 22100 22100.00
Jumlah Harga Peralatan 54443.17
Lanjutan Tabel 4.43
D. Jumlah Harga Tenaga, Bahan dan Peralatan 892468.42
(A+B+C)
E. Overhead & Profit (15% x D) 133870.26
F. Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 1026338.68
Sumber : AHSP Bidang Pekerjaan Umum, 2016
1. Volume Pekerjaan
Lebar = 7 m
Panjang = 2700 m
Luas = 7 x 2700 = 18900 m²
BJ AC = 2,32 t/m³
0,13 x 18900 m² = 2457 m³ x 2,32 t/m³ = 5700 ton
1. Kondisi kerusakan permukaan jalan dilihat dari jenis dan nilai kerusakan
jalan yang terjadi. Data yang didapatkan dari hasil survei dilakukan secara
langsung, yaitu:
Kerusakan berlubang terjadi pada STA 0+161, STA 0+302, STA 1+380,
STA 1+510, STA 1+540, STA 1+800, dan STA 1+950
Kerusakan pengelupasan terjadi pada STA 0+810, STA 1+150, STA
1+340, STA 1+530, STA 1+630, STA 1+760, dan STA 2+170
Kerusakan rusak tambalan terjadi pada STA 1+030 dan STA 1+870
Kerusakan retak kulit buaya terjadi pada STA 1+480
Kerusakan retak pinggir terjadi pada STA 2+180
2. Nilai PCI (pavement condition index) yang diperoleh adalah 90,6 dengan
nilai kondisi jalan sempurna (excellenti).
3. Jenis perbaikan kerusakan jalan yang terjadi adalah menggunakan lapis
tambahan (overlay).
4. Nilai lapis tambahan (overlay) yang diperoleh pada perkerasan jalan
dengan umur rencana 10 tahun di Ruas Jalan Raya Campurdarat adalah 13
cm dengan menggunakan Metode Analisa Komponen.
5. Estimasi biaya perbaikan jalan yang diperoleh dari total biaya seluruh
pekerjaan di ruas Jalan Raya Campurdarat adalah sebesar
Rp.5.850.130.476,00.
5.2 Saran
Dari hasil kajian, pembahasan dan kesimpulan, saya dapat memberikan
beberapa saran agar pengoprasian Jalan Raya Campurdarat lebih efektif dan
efesien.