Anda di halaman 1dari 43

Analisa Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan

Metode Pavement Condition Index (PCI)


Studi Kasus : Jalan Raya Banyumas - Jalan Purwokerto, Banyumas

OLEH :

VIA AZIZUL SAPUTRI KHALIFAH


S942008024

MAGISTER PEMELIHARAAN DAN REHABILITASI INFRASTRUKTUR


UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
Latar Belakang
Transportasi mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian baik daerah pedesaan, perkotaan
dan daerah semi urban atau negara yang sedang berkembang. Dengan adanya transportasi dapat memberi
stimulan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan investasi baik dalam bidang industri, perdagangan,pekerjaan,
jasa dan sektor lainnya yang merata disemua daerah. Sehingga untuk mendukung laju perekonomian dibutuhkan
prasarana guna mendukung aksesbilitas maupun perpindahaan barang dan jasa.

Jalan merupakan aspek penting pada prasarana yang berperan besar. Jalan harus diperhatikan karena jika jalan
mengalami kerusakan akan membuat berbagai permasalahan seperti perpindahan terhambat, waktu tempuh
menjadi lama, kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas. Faktor permasalahan tersebut nantinya akan berdampak
pada laju perkembangan perekonomian yang ikut terganggu.

Kerusakan jalan Kabupaten yang terjadi di daerah Banyumas merupakan masalah yang penting mengingat jalan
ini merupakan akses jalan lokal primer yang digunakan pengguna dalam perpindahan penumpang, barang
hingga sarana yang saling berinteraksi. Seperti yang terletak pada jalan raya Banyumas - Purwokerto
merupakan jalan lokal sepanjang 1 km yang mengalami kerusakan dibeberapa segmen.

Mengingat pengaruh jalan yang berpotensi kepada laju pertumbuhan ekonomi, maka perlu menjaga peforma
kondisi jalan agar tetap layak dalam melayani berbagai moda transportasi dengan cara menganalisis dan
mengevaluasi kondisi jalan.
Rumusan Masalah

2. Bagaimana analsis
permukaan jalan dengan
metode PCI ?

1. Bagaimana jenis 3. Bagaimana hasil kondisi dan


kerusakan permukaan jalan? persentase jenis kerusakan pada ruas
jalan raya Banyumas - Purwokerto?
Tujuan Penulis Batasan Masalah

1. Mengetahui jenis kerusakan


permukaan Jl. Banyumas - Jl.
Purwokerto 1. Lokasi penelitian terbatas pada ruas Jl. Banyumas
- Jl. Purwokerto Kabupaten Banyumas dengan titik
2. Menganalisa kerusakan awal survey adalah perempatanTaman Satria RSUD
permukaan jalan dengan metode Margono (KM 0+000) sampai KM1+000.
PCI
2. Jenis dan tingkat kerusakan jalan berdasarkan
3. Medapatkan kesimpulan hasil survei dan pengamatan langsung di lapangan
kondisi ruas jalan Banyumas - pada bulan November 2020 dan analisis metode PCI.
Purwokerto dan persentase dari
setiap jenis kerusakan.
Kajian Pustaka

1. Jalan
Silvia sukirman (1999) menyatakan bahwa berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi jalan dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
i. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)
ii. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
iii. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)

2. Survey Kondisi Jalan


Menurut Shahin (1994) dalam Hardiyatmo (2007), menyatakan bahwa survei kondisi adalah
survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu. Tipe survei
semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan perkerasan. Survei kondisi bertujuan untuk
menunjukan kondisi perkerasan pada saat waktu dilakukan survei.
Kajian Pustaka

3. Kerusakan Jalan dan Tingkat Kerusakan


Menurut Sukirman (1992), kerusakan pada perkerasan jalan dapat disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya lalu lintas yang mengalami peningkatan dan repetisi beban, air hujan dimana sistem
drainase buruk mengakibatkan air naik akibat sifat kapilaritas hingga proses pemadatan lapisan
pondasi yang kurang baik sehingga tidak dicapai kepadatan minimum yang disyaratkan.

Tingkat kerusakan yang digunakan dalam perhitungan metode PCI ada dalam tiga tingkatan
kerusakan, yaitu Low Security Level (L), Medium Security Level (M), dan High Security
Level (H)
Kajian Pustaka

4. Perhitungan
i. Density

Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m²)


Ld = Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m)
As = Luas total unit segmen (m²)
ii. Dedcut Value
Setelah nilai density diperoleh, kemudian masing-masing jenis kerusakan diplotkan ke grafik sesuai
dengan tingkat. Nilai deduct value diurutkan dari yang besar sampai yang kecil sehingga didapatkan
nilai q.
Nilai deduct value diurutkan dari yang besar sampai yang kecil. Sebelumnya dilakukan pengecekan
nilai deduct value dengan rumus :
Mi = 1+ ( 9/98 )*( 100 – HDVi )Mi = Nilai koreksi untuk deduct value
HDVi = Nilai tersebar deduct value dalam satu sampel unit
Kajian Pustaka
iv. Mencari Nilai CDV
Nilai CDV dapat dicari setelah nilai q diketahui dengan cara menjumlah nilai Deduct Value
selanjutnya mengeplotkan jumlah deduct value.
v. Menentukan Nilai PCI
PCI = 100 – CDV
PCI secara keseluruhan :
PCIS = Nilai PCI dalam satu ruas jalan
PCIr = Nilai PCI rata-rata sampel unit dalam satu ruas jalan
PCIa = Nilai PCI rata-rata dalam sampel unit tambahan
N = Jumlah sampel unit yang di survey
A = Jumlah sampel unit tambahan yang di survey

vi. Mencari Persentase Kerusakan


Persentase perbandingan jenis kerusakan dicari dari total kerusakan ruas jalan Raya Banyumas -
Purwokerto
Kajian Pustaka

5. Evaluasi
Evaluasi menggunakan skala tingkat kerusakan yang didapatkan dari nilai PCI, berikut tingkat
skala kerusakan yang tertera pada tabel 2.1 dan untuk tindakan hasil evaluasi, rekomendasi sesuai
dengan Tabel 2.2
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Peralatan Data

Data Primer Data Sekunder Pada survei ini


1.Jenis kerusakan jalan Data sekunder didapatkan menggunakan alat berupa
dari peta lokasi dan pena, buku catatan, kamera,
Peninjauan kerusakan jalan dilakukan setiap referensi lainnya yang
segmen kemudian diukur menggunakan meteran mistar dan roll meter.
terkait dengan survei
dan penggaris. kerusakan jalan.
2.Tingkat kerusaan yang terjadi
Kerusakan dinilai untuk mendapatkan klasifiksi dari
kerusakan tersebut apakah termasuk dalam
kategori ringn, sedang dan berat. Kuantitasdapat
dinyatakan dalam presentase kerusakan,
perbandingan luas permukaan rusak dengan luas
permukaan yang ditinjau.
3.Jumlah kerusakan
Tiap jenis krusakan jalan dijumlahkan persetiap
segmen untuk dilakukan peninjauan lebih lanjut.
Analisis dan Pembahasan

Lokasi Studi

Nama Ruas Jalan : Jl. Raya Banyumas - Purwokerto


Panjang Survey Jalan : 1000 m
Status Jalan : Jalan Kabupaten
Fungsi Jalan : Lokal Primer
Lebar Perkerasan : 7,20 m
Titik Pengenal Pangkal : Setelah Taman Satria Purwokerto
Titik Pengenal Pangkal : Sebelum Pintu Masuk Gedung PGRI
Permukaan Jalan : Aspal (AC)
Penanganan Terakhir : Overlay / Patching
Peta Lokasi
Jenis - Jenis Kerusakan Jalan

Jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Banyumas - Purwokerto antara lain
sebagai berikut :

1 Potholes
2 Raveling/Weasthering
3 Aligator Cracking
4 Corrugation
5 Edge Cracking /kubangan
6 Longitudinal Cracking
7 Patching
1. Potholes / Lubang

Keru sak an b en tu kn ya sep ert i mang ko k yan g d apat


menampung air dan menyerapnya akibat kurang kedapnya
surface course / lapisan permukaan

Penyebab:
- Umumnya berawal dari retak halus hingga retak buaya dan
berlanjut akibat beban lalu lintas
-Terlepasnya bagian retak menjadi bolong.
2. Raveling / Weasthering / Kehilangan Aspal

Pelepasan butiran akibat lapisan perkerasang kehilangan


aspal atau tercabutnya partikel agregat karena agregat tidak
dapat menahan gaya dorong roda kendaraan.

Penyebab:
- Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu
-Hilangnya ikatan butiran agregat dan aspal akibat
pemadatan saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Aligator Cracking / Retak Buaya

Retak yang saling bersambung sehingga membentuk sebuah


kotak -kotak sehingga menyerupai kulit buaya.

Penyebab:
- Keruntuhan lelah oleh beban kendaraan yang berulang
-Modulus pelapis rendah
-Pelapukan permukaan
- Tidak memadai desain struktur perkerasan
- Air tanah pada badan perkerasan jalan
4. Corrugation / Bergelombang

Bentuk kerusakan ini berupa gelombang pada lapis


permukaan, akibat pergerakan plastis biasanya dari arah
melintang arah lalu lintas.

Penyebab:
- Tempat berhentinya kendaraan
- Pengereman Kendaraan
- Kadar air berelebihan di sub grade
-Desain campuran salah
5. Edge Cracking / Kubangan

Retak yang sejajar / memanjang dengan jalur lalu lintas


biasanya mengarah ke bahu jalan

Penyebab:
- Cuaca yang memperlemah kondisi jenis tanah
- Drainase yang kurang baik
- Terjadi settlement diawah daerah tersebut
6. Longitudinal Cracking / Retak Memanjang

Retak Pararel / sejajar dengan sumbu jalan dan biasanya


terjadi pada sambungan .

Penyebab:
- Penyusutan lapisan aspal akibat temperatur yang rendah
atau penuaan aspal
Siklus temperatur harian
-Sambungan memanjang yang kurang baik
7. Patching / Tambalan

Daerah perkerasan yang digati dengan material baru untuk


memperbaiki kerusakan dari perkerasan lama.

Penyebab:
- Kerusakan perkerasan setempat dibuang dan ditambal.
-Pemotongan utilitas.
a. Hasil Pengukuran Lapangan
AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT
CONDITION SURVEY DATA SHEET
Jl. Raya Banyumas - Purwokerto
Branch : Sta 0+800 - 0+900 Date : NOV/02/2020
Surveyed By : Via Azizul S K Sampel Unit : 9
Section Jl. Raya Banyumas - Jl.Purwokerto Sampel Area : 720 m2
41. Aligator Cracking (Retak Buaya) 47. Jt. Reflection/PCC (Rtk Sambungan) 53. Rutting (Alur)
42. Bleeding (Kegemukan) 48. Long & Trans Crack (Memanjang melintang) 54. Shoving from PCC (Sungkur)
43. Block Cracking (Retak Halus) 49. Oil Spillage (Tumpahan Minyak) 55. Slippage Cracking (Retak Slip)
44. Corrugation (Bergelombang) 50. Patching (Tambalan) 56. Swell (mengembang)
45. Depression (Amblas) 51. Pollhand Aggregate (Pengausan) 57. Potholes (Lubang)
46. Jet Blaat (Erosi) 52. Raveling/Weathering (Retak-Retak/Pelepasan) 58. Edge Cracking
DISTRESS Kualitas
Quantity (Luasan) TOTAL Density DEDUCT VALUE
SEVERITY Kerusakan
a b c d e f
41 L 5,445 5,445 0,76% 9
L 13,65 12,42 26,07 3,62% 4
52
M 235 235 32,64% 32
48 L 1,504 0,33 0,376 0,018 0,008 0,017 2,253 0,31% 2
L 3,432 0,6264 1,266 0,841 27,2 14,61 63 110,9754 15,41% 20
50
M 147 217 364 50,56% 57
58 M 9,268 26,796 36,064 5,01% 4
b. Hasil Perhitungan CDV

Deduct Value
No HDVi m Deduct Value TDV q CDV CDV MAX PCI
(grafik)
1 9 57 32 20 9 3,8 121,8 4 70
2 4 57 32 20 2 3,8 114,8 3 72
72 28
3 32 57 32 2 2 3,8 96,8 2 68
4 2 57 4,95 57 2 2 2 3,8 66,8 1 67
5 20
6 57
7 4
Excelent 85 - 100
m = 1 + (9/98)*(100-HDVi) Very Good 70-85
Good 55-70
PCI = 100 - CDV
Fair 40-55
= 100 - 72
= 28 Poor 25-40
Very Poor 10-25
Tingkatan = Poor Failed 0-10
c. Grafik Perhitungan CDV
d. PCI Satu Ruas Jalan

STATIONING PCI Kondisi


0+000 - 0+100 82 Very Good
0+100 - 0+200 91 Very Good Hasil PCI rerata didapatkan nilai 47,8 dengan
tingkatan kondisi Fair. Kondisi Jl. Raya Banyumas
0+200 - 0+300 91 Excellent
- Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau
0+300 - 0+400 48 Fair
cukup, dimana PCI rerata yang diperoleh pada
0+400 - 0+500 44 Fair
perhitungan ini sebesar 47,8. Sehingga, jalan ini
0+500 - 0+600 37 Poor
diperlukan manajemen pemeliharaan jalan dengan
0+600 - 0+700 24 Very Poor
masa pemeliharaan 1-5 tahun, agar tidak terjadi
0+700 - 0+800 18 Very Poor
rusak yang semakin parah.
0+800 - 0+900 28 Very Poor
0+900 - 1+000 15 Very Poor

PCI Rerata = 47,8 Fair


e. Persentase Perbandingan Jenis Kerusakan

No Jenis Kerusakan Luas (m/m3) % Kerusakan


1 Potholes 1,2442 0,037%
2 Raveling/Weasthering 616,9701 18,583% Jenis kerusakan yang terjadi pada
3 Aligator Cracking 106,839 3,218%
ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto
sebagian besar berupa patching,
4 Corrugation 15,306 0,461% raveling / weasthering dan aligator
5 Edge Cracking /kubangan 56,6858 1,707% cracking dengan hasil masing - masing
75,853%,18,583% dan 3,218 % dari
6 Longitudinal Cracking 4,6708 0,141% total kerusakan yang terjadi.
7 Patching 2518,4052 75,853%
Jumlah 3320,1211 100%
Pembahasan Hasil Persentase Jenis Kerusakan

Penyebab kerusakan karena roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan, sistem drainase
yang kurang baik, dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat. Maksud dari waktu
yang kurang tepat dikarenakan terdapat banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin lama semakin membesar
dan tidak langsung dilakukan perawatan sehingga ketika jalan sudah rusak parah lalu dilakukan patching.

Oleh karenanya, kerusakan pada ruas jalan ini didominasi oleh patching/tambalan. Namun tambalan
atau patching pada ruas jalan ini lebih tinggi dari permukaan jalan +2 cm sehingga membuat pengendara
melakukan pengereman secara mendadak dan menyebabkan roda kendaraan menyentuh langsung
permukaan jalan sehingga kerusakan terbesar kedua didominasi oleh gerusan / pengelupasan / terlepasnya
butir - butir agregat yang tidak mampu menahan gaya dorong dari roda kendaraan. Selain pelepasan
butiran agregat atau raveling weathering kerusakan ketiga yaitu aligator cracking atau retak buaya yang
terjadi diatas patching / tambalan. Retak buaya disebabkan oleh beban fatik dari kendaraan sehingga
permukaan menjadi tipis dan terjadi keretakan halus yang berkembang menjadi retak kulit buaya.
Kesimpulan
1. Jenis - jenis kerusakan yang ditemukan pada Jl. Raya Banyumas - Purwokerto antara lain Potholes /
lubang, Raveling/ weathering/Kehilangan aspal, Aligator cracking / retak buaya, corrugation / bergelombang,
edge cracking / kubangan, Longitudinal cracking / retak memanjang, Patching / tambalan.

2. Kemungkinan faktor penyebab kerusakan secara umum antara lain air karena sistem drainase yang tidak
baik, roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada
waktu kurang tepat.

3. Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau cukup, dimana PCI rerata
yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8. Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan
jalan agar tidak terjadi rusak yang semakin parah dan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi.

4. Persentase perbandingan kerusakan pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto sebagian besar berupa
patching, raveling / weasthering dan aligator cracking dengan hasil masing - masing 75,853%,18,583% dan
3,218 % dari total kerusakan yang terjadi.
Saran

1. Sebagian besar jenis kerusakan pada jalan ini didominasi oleh patching / tambalan.
Sehingga dalam pelaksanaan perbaikannya, perlu metode dan perhitungan akurat dari
volume atau ukuran lubang yang akan ditambal agar dapat mengisi lubang secara
tepat dan dapat rata dengan permukaan jalan disekitarnya.

2. Perlu adanya tindakan pemeliharaan 1 - 5 tahun sekali untuk meningkatkan kinerja


perkerasan jalan.
Daftar Pustaka

Marpaung,M.S, 2018, Evaluasi Nilai Kondisi Perkerasan Jalan Nasional


Dengan Metode PCI Menggunakan Aplikasi REMS (Studi Kasus : Ruas Jalan
Surakarta - Sragen). Universitas Sebelas Maret.

Shahin, M.Y, 1996, Pavement for Airports, Roads, Parking Lots, Chapman and
Hall, Dept. BC., New York.
Analisa Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement
Condition Index (PCI)
Studi Kasus : Jalan Raya Banyumas - Jalan Purwokerto, Banyumas
Analysis Of Road Pavement Damage With Pavement Condition Index (PCI)
Case Study : Jalan Raya Banyumas - Jalan Purwokerto, Banyumas

Via Azizul Saputri Khalifah


Magister Pemeliharaan Dan Rehabilitasi Infrastruktur
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
Email: viaazizul@gmail.com

Abstrak
Transportasi mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Dengan
adanya transportasi dapat memberi stimulan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan
investasi. Keperluan ketersediaan infrastruktur merupakan prasarat untuk mendukung laju
pertumbuhan ekonomi. Sehingga untuk mendukung laju perekonomian dibutuhkan
prasarana guna mendukung aksesbilitas maupun perpindahaan barang dan jasa. Jalan
merupakan aspek penting pada prasarana yang berperan besar dalam berbagai sektor
bidang khususnya perekonomian. Sehingga perlu menjaga peforma kondisi jalan agar
tetap layak dalam melayani berbagai moda transportasi. Kerusakan jalan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air karena sistem drainase yang tidak
baik, roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan
pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat. Persentase perbandingan
kerusakan pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto sebagian besar berupa
patching, raveling / weasthering dan aligator cracking dengan hasil masing -
masing 75,853%,18,583% dan 3,218 % dari total kerusakan yang terjadi. Dan
hasil perhitungan Pavement Condition Index (PCI) menghasilkan nilai 47,8
dengan kondisi fair sehingga dibutuhkan masa pemeleiharaan jalan setiap 1 - 5
tahun.

Kata kunci: Pavement Condition Index (PCI), Kerusakan jalan, Evaluasi jalan

1
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian
baik daerah pedesaan, perkotaan dan daerah semi urban atau negara yang sedang
berkembang. Dengan adanya transportasi dapat memberi stimulan sebagai
fasilitas bagi sistem produksi dan investasi baik dalam bidang industri,
perdagangan, pekerjaan, jasa dan sektor lainnya yang merata disemua daerah.
Keperluan ketersediaan infrastruktur merupakan prasyarat guna mendukung laju
pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh pada kegiatan aktivitas sehari - hari.
Sehingga untuk mendukung laju perekonomian dibutuhkan prasarana guna
mendukung aksesbilitas maupun perpindahaan barang dan jasa.
Jalan merupakan aspek penting pada prasarana yang berperan besar dalam
berbagai sektor bidang khususnya perekonomian. Sebagai salah satu akses untuk
mencapai tujuan, jalan harus diperhatikan karena jika jalan mengalami kerusakan
akan membuat berbagai permasalahan seperti perpindahan terhambat, waktu
tempuh menjadi lama, kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas. Faktor
permasalahan tersebut nantinya akan berdampak pada laju perkembangan
perekonomian yang ikut terganggu.
Kerusakan jalan Kabupaten yang terjadi di daerah Banyumas merupakan
masalah yang penting mengingat jalan ini merupakan akses jalan lokal primer
yang digunakan pengguna dalam perpindahan penumpang, barang hingga sarana
yang saling berinteraksi. Seperti yang terletak pada jalan raya Banyumas hingga
jalan Purwokerto merupakan jalan lokal sepanjang 1 km yang mengalami
kerusakan dibeberapa segmen.
Mengingat pengaruh jalan yang berpotensi kepada laju pertumbuhan
ekonomi, maka perlu menjaga peforma kondisi jalan agar tetap layak dalam
melayani berbagai moda transportasi dengan cara menganalisis dan mengevaluasi
kondisi jalan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada

2
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Silvia sukirman (1999) menyatakan bahwa berdasarkan bahan pengikatnya
konstruksi jalan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)
2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)

2.2 Survei Kondisi Jalan


Menurut Shahin (1994) dalam Hardiyatmo (2007), menyatakan bahwa survei
kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan
pada waktu tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan
perkerasan. survei kondisi bertujuan untuk menunjukan kondisi perkerasan pada
saat waktu dilakukan survei.
2.3 Kerusakan Jalan dan Tingkat Kerusakan
Menurut Sukirman (1992), kerusakan pada perkerasan jalan dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya lalu lintas yang mengalami
peningkatan dan repetisi beban, air hujan dimana sistem drainase buruk
mengakibatkan air naik akibat sifat kapilaritas, pemakaian material konstruksi di
bawah standar ataupun pengolahan yang kurang baik, kondisi tanah subgrade
yang kurang stabil, hingga proses pemadatan lapisan pondasi yang kurang baik
sehingga tidak dicapai kepadatan minimum yang disyaratkan.
Tingkat Kerusakan (Security Level) adalah besarnya kerusakan pada tiap-tiap
kerusakan yang ada. Tingkat kerusakan yang digunakan dalam perhitungan
metode PCI ada dalam tiga tingkatan kerusakan, yaitu Low Security Level (L),
Medium Security Level (M), dan High Security Level (H).

2.4 Jenis Kerusakan Jalan

1. Potholes/Lubang
Kerusakan bentuknya seperti mangkok yang dapat menampung air dan
menyerapnya akibat kurang kedapnya surface course / lapisan permukaan.
Penyebab:

3
- Umumnya berawal dari retak halus hingga retak buaya dan berlanjut akibat
beban lalu lintas
- Terlepasnya bagian retak menjadi bolong.
2. Raveling / Weasthering / Kehilangan Aspal
Pelepasan butiran akibat lapisan perkerasang kehilangan aspal atau
tercabutnya partikel agregat karena agregat tidak dapat menahan gaya dorong roda
kendaraan. Penyebab:
- Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu
-Hilangnya ikatan butiran agregat dan aspal akibat pemadatan saat pelaksanaan
pekerjaan.
3. Aligator Cracking / Retak Buaya
Retak yang saling bersambung sehingga membentuk sebuah kotak -kotak
sehingga menyerupai kulit buaya. Penyebab:
- Keruntuhan lelah oleh beban kendaraan yang berulang
-Modulus pelapis rendah
-Pelapukan permukaan
- Tidak memadai desain struktur perkerasan
- Air tanah pada badan perkerasan jalan
4. Corrugation / Bergelombang
Bentuk kerusakan ini berupa gelombang pada lapis permukaan, akibat
pergerakan plastis biasanya dari arah melintang arah lalu lintas. Penyebab:
- Tempat berhentinya kendaraan.
- Pengereman Kendaraan.
- Kadar air berelebihan di sub grade
-Desain campuran salah.
5. Edge Cracking / Kubangan
Retak yang sejajar / memanjang dengan jalur lalu lintas biasanya mengarah
ke bahu jalan. Penyebab:
- Cuaca yang memperlemah kondisi jenis tanah.
- Drainase yang kurang baik.
- Terjadi settlement diawah daerah tersebut.

4
6. Longitudinal Cracking / Retak Memanjang
Retak Pararel / sejajar dengan sumbu jalan dan biasanya terjadi pada
sambungan. Penyebab:
- Penyusutan lapisan aspal akibat temperatur yang rendah atau penuaan aspal
siklus temperatur harian.
-Sambungan memanjang yang kurang baik.
7. Patching / Tambalan
Daerah perkerasan yang digati dengan material baru untuk memperbaiki
kerusakan dari perkerasan lama. Penyebab:
- Kerusakan perkerasan setempat dibuang dan ditambal.
-Pemotongan utilitas.

Berikut hasil dokumentasi berdasarkan jenis - jenis kerusakan pada ruas jalan
raya Banyumas - Purwokerto.

Gambar 2.1 Potholes Gambar 2.2 Raveling / Weasthering

Gambar 2.3 Aligator Cracking Gambar 2.4 Corrugation

5
Gambar 2.5 Edge Cracking Gambar 2.6 Longitudinal Cracking

Gambar 2.7 Patching


2.5 Kerapatan / Density
Kerapatan atau kadar kerusakan adalah persentase luasan dari suatu jenis
kerusakan terhadap luasan suatu unit segmen yang diukur dalam meter persegi
atau meter panjang. Nilai kerapatan jenis kerusakan dibedakan juga berdasarkan
tingkat kerusakannya (Marpung, M., 2018)

Keterangan :

Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m²)

Ld = Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m)

As = Luas total unit segmen (m²)


6
2.6 Deduct Value
Setelah nilai density diperoleh, kemudian masing-masing jenis kerusakan
diplotkan ke grafik sesuai dengan tingkat. Nilai deduct value diurutkan dari yang
besar sampai yang kecil sehingga didapatkan nilai q. Sebelumnya dilakukan
pengecekan nilai deduct value dengan rumus :

Mi = 1+ ( 9/98 )*( 100 – HDVi )

Mi = Nilai koreksi untuk deduct value

HDVi = Nilai tersebar deduct value dalam satu sampel unit

2.7 Mencari Nilai CDV


Nilai CDV dapat dicari setelah nilai q diketahui dengan cara menjumlah nilai
deduct value selanjutnya mengeplotkan jumlah deduct value.

2.8 Menentukan Nilai PCI


PCI = 100 – CDV

PCI secara keseluruhan :

Keterangan :

PCIS = Nilai PCI dalam satu ruas jalan


PCIr = Nilai PCI rata-rata sampel unit dalam satu ruas jalan
PCIa = Nilai PCI rata-rata dalam sampel unit tambahan
N = Jumlah sampel unit yang di survei
A = Jumlah sampel unit tambahan yang di survei

2.9 Evaluasi
Evaluasi menggunakan skala tingkat kerusakan yang didapatkan dari nilai
PCI, berikut tingkat skala kerusakan yang tertera pada tabel 2.1 dan untuk
tindakan hasil evaluasi, rekomendasi sesuai dengan Tabel 2.2

7
Tabel 2.1 Tingkat Skala Kerusakan

Excelent 85 - 100
Very Good 70-85
Good 55-70
Fair 40-55
Poor 25-40
Very Poor 10-25
Failed 0-10

Tabel 2.2 Rekomendasi

III. METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pengumpulan Data

3.1.1 Data Primer

Data primer pada survei ini didapatkan dari hasil pengamatan kondisi
permukaanjalan secara visual dan peninjauan langsung di lapangan pada ruas
jalan raya Banyumas - Purwoketo. Hal - hal yang dilakukan pengamatan antara
lain :
1. Jenis kerusakan jalan
Peninjauan kerusakan jalan dilakukan setiap segmen kemudian diukur
menggunakan meteran dan penggaris.
2. Tingkat kerusaan yang terjadi
Kerusakan dinilai untuk mendapatkan klasifiksi dari kerusakan tersebut apakah
termasuk dalam kategori ringn, sedang dan berat. Kuantitasdapat dinyatakan
dalam presentase kerusakan, perbandingan luas permukaan rusak dengan luas
permukaan yang ditinjau.
3. Jumlah kerusakan
Tiap jenis krusakan jalan dijumlahkan persetiap segmen untuk dilakukan
peninjauan lebih lanjut.

8
3.1.2 Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari peta lokasi dan referensi lainnya yang terkait
dengan survei kerusakan jalan.
3.2 Peralatan Data

Pada survei ini menggunakan alat berupa pena, buku catatan, kamera, mistar
dan roll meter.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto
didapatkan beberapa jenis kerusakan antara lain Potholes / lubang, Raveling
weathering / Kehilangan aspal, Aligator cracking / retak buaya, corrugation /
bergelombang, edge cracking / kubangan, Longitudinal cracking / retak
memanjang, Patching / tambalan. Perhitungan diambil sampel pada stationing
0+800 - 0+900 untuk mendapatkan nilai deduct value agar lebih jelasnya tertera
pada Tabel 4.1

4.1 Perhitungan Deduct Value


Deduct Value merupakan nilai pengurangan untuk menentukan jenis
kerusakan yang didapatkan dari kurva hubungan density dan severity level.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Deduct Value Sta 0+800 - 0+900


AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT
CONDITION SURVEY DATA SHEET
Jl. Raya Banyumas - Purwokerto
Stationing Sta 0+800 - 0+900 Date : NOV/02/2020
Sampel
surveied By Via Azizul S K 9
Unit :
Jl. Raya Banyumas - Jl. Sampel
Section 720 m2
Purwokerto Area :
47. Jt. Reflection/PCC (Retak
41. Aligator Cracking (Retak Buaya) 53. Rutting (Alur)
Sambungan)
48. Long & Trans Crack 54. Shoving from PCC
42. Bleeding (Kegemukan)
(Memanjang melintang) (Sungkur)
49. Oil Spillage (Tumpahan 55. Slippage Cracking (Retak
43. Block Cracking (Retak Halus)
Minyak) Slip)
44. Corrugation (Bergelombang) 50. Patching (Tambalan) 56. Swell (mengembang)

9
51. Pollhand Aggregate
45. Depression (Amblas) 57. Potholes (Lubang)
(Pengausan)
52. Raveling/Weathering
46. Jet Blaat (Erosi) 58. Edge Cracking
(Retak-Retak/Pelepasan)
DISTRESS Kualitas DEDUCT
Quantity (Luasan) TOTAL Density
SEVERITY Kerusakan VALUE
a b c d e f
41 L 5,445 5,5 0,76% 9
L 13,65 12,42 26,07 3,6% 4
52
M 235 235 32,6% 32
48 L 1,504 0,33 0,376 0,018 0,008 0,017 2,3 0,31% 2
L 3,432 0,63 1,266 0,841 27,2 14,61 63 111 15,4% 20
50
M 147 217 364 50,6% 57
58 M 9,268 26,8 36,1 5,1% 4
Sumber : Hasil Olahan Data

4.2 Mencari Corrected Deduct Value (CDV)


Corrected deduct value (CDV) diperoleh dengan memasukan nilai TDV
hingga memotong garis q kemudian ditarik secara horizontal. Nilai q dimasukan
dengan DV > 2 pada grafik CDV. Misal TDV = 121,8 q = 4 lalu didapatkan CDV
70 seperti yang terletak pada Gambar 4.1dan hasil perhitungan CDV tertera pada
Tabel 4.2.

Gambar 4.1 Grafik Corrected Deduct Value (CDV)

10
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Corrected Deduct Value Sta 0+800 - 0+900

Deduct Value
No HDVi m Deduct Value TDV q CDV
(grafik)
1 9 57 32 20 9 3,8 121,8 4 70
2 4 57 32 20 2 3,8 114,8 3 72
3 32 57 32 2 2 3,8 96,8 2 68
4 2 57 4,95 57 2 2 2 3,8 66,8 1 67
5 20
6 57
7 4
Sumber : Hasil Olahan Data

Dari hasil perhitungan CDV kemudian dicari nilai CDV maksimum untuk
perhitungan selanjutnya yaitu mencari nilai PCI.
PCI = 100 - CDV max
= 100 - 72
= 28
Tingkatan = Poor

4.3 Hasil Keseluruhan Nilai PCI dan Presentase Kerusakan


Berikut ini merupakan hasil penilaian berdasarkan metode PCI dan
presentase perbandingan jenis kerusakan pada permukaan jalan raya Banyumas -
Purwokerto yang tertera pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4.

Tabel 4.3 Perhitungan PCI Sta 0+000 - 1+000

STATIONING PCI Kondisi

0+000 - 0+100 82 Very Good


0+100 - 0+200 91 Very Good
0+200 - 0+300 91 Excellent
0+300 - 0+400 48 Fair
0+400 - 0+500 44 Fair
0+500 - 0+600 37 Poor
0+600 - 0+700 24 Very Poor
0+700 - 0+800 18 Very Poor
11
0+800 - 0+900 28 Very Poor
0+900 - 1+000 15 Very Poor

Hasil PCI rerata didapatkan nilai 47,8 dengan tingkatan kondisi Fair.
Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau
cukup, dimana PCI rerata yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8.
Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan jalan agar tidak terjadi
rusak yang semakin parah dengan masa pemeliharaan 1- 5 tahun sekali. Dan
berikut adalah hasil persentase dengan membandingan jenis kerusakan seluruh
jalan yang tertera pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Persentase Perbandingan Jenis Kerusakan

No Jenis Kerusakan Luas (m/m3) % Kerusakan

1 Potholes 1,2442 0,037%

2 Raveling/Weasthering 616,9701 18,583%

3 Aligator Cracking 106,839 3,218%

4 Corrugation 15,306 0,461%

5 Edge Cracking /kubangan 56,6858 1,707%

6 Longitudinal Cracking 4,6708 0,141%

7 Patching 2518,4052 75,853%

Jumlah 3320,1211 100%


Sumber : Hasil Olahan Data

Jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto
sebagian besar berupa patching, raveling / weasthering dan aligator cracking
dengan hasil masing - masing 75,853%,18,583% dan 3,218 % dari total kerusakan
yang terjadi. Hal ini disebabkan karena sistem drainase yang kurang baik, roda
kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan pemeliharaan
dilakukan pada waktu kurang tepat. Maksud dari waktu yang kurang tepat
dikarenakan terdapat banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin
lama semakin membesar dan tidak langsung dilakukan perawatan sehingga ketika
12
jalan sudah rusak parah lalu dilakukan patching. Oleh karenanya, kerusakan pada
ruas jalan ini didominasi oleh patching/tambalan. Namun tambalan atau patching
pada ruas jalan ini lebih tinggi dari permukaan jalan +2 cm sehingga membuat
pengendara melakukan pengereman secara mendadak dan menyebabkan roda
kendaraan menyentuh langsung permukaan jalan sehingga kerusakan terbesar
kedua didominasi oleh gerusan / pengelupasan / terlepasnya butir - butir agregat
yang tidak mampu menahan gaya dorong dari roda kendaraan. Selain pelepasan
butiran agregat atau raveling weathering kerusakan ketiga yaitu aligator cracking
atau retak buaya yang terjadi diatas patching / tambalan. Retak buaya disebabkan
oleh beban fatik dari kendaraan sehingga permukaan menjadi tipis dan terjadi
keretakan halus yang berkembang menjadi retak kulit buaya.

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Jenis - jenis kerusakan yang ditemukan pada Jl. Raya Banyumas - Purwokerto
antara lain Potholes / lubang, Raveling/ weathering/Kehilangan aspal, Aligator
cracking / retak buaya, corrugation / bergelombang, edge cracking / kubangan,
Longitudinal cracking / retak memanjang, Patching / tambalan.

2. Kemungkinan faktor penyebab kerusakan secara umum antara lain air karena
sistem drainase yang tidak baik , roda kendaraan yang berat menginjak permukaan
jalan dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat
(Dikarenakan banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin
lama semakin membesar sehingga dilakukan patching)

3. Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau
cukup, dimana PCI rerata yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8.
Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan jalan agar tidak terjadi
rusak yang semakin parah dan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi.

4. Persentase perbandingan kerusakan pada ruas jalan raya Banyumas -


Purwokerto sebagian besar berupa patching, raveling / weasthering dan aligator
cracking dengan hasil masing - masing 75,853%, 18,583% dan 3,218 % dari total
kerusakan yang terjadi.

13
5.2 Saran

1. Sebagian besar jenis kerusakan pada jalan ini didominasi oleh patching /
tambalan. Sehingga dalam pelaksanaan perbaikannya, perlu metode dan
perhitungan akurat dari volume atau ukuran lubang yang akan ditambal agar dapat
mengisi lubang secara tepat dan dapat rata dengan permukaan jalan disekitarnya.

2. Perlu adanya tindakan pemeliharaan 1 - 5 tahun sekali untuk meningkatkan


kinerja perkerasan jalan.

Daftar Pustaka

Marpaung,M.S, 2018, Evaluasi Nilai Kondisi Perkerasan Jalan Nasional Dengan


Metode PCI Menggunakan Aplikasi REMS (Studi Kasus : Ruas Jalan
Surakarta - Sragen). Universitas Sebelas Maret.

Shahin, M.Y, 1996, Pavement for Airports, Roads, Parking Lots, Chapman and
Hall, Dept. BC., New York.

14

Anda mungkin juga menyukai