OLEH :
Jalan merupakan aspek penting pada prasarana yang berperan besar. Jalan harus diperhatikan karena jika jalan
mengalami kerusakan akan membuat berbagai permasalahan seperti perpindahan terhambat, waktu tempuh
menjadi lama, kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas. Faktor permasalahan tersebut nantinya akan berdampak
pada laju perkembangan perekonomian yang ikut terganggu.
Kerusakan jalan Kabupaten yang terjadi di daerah Banyumas merupakan masalah yang penting mengingat jalan
ini merupakan akses jalan lokal primer yang digunakan pengguna dalam perpindahan penumpang, barang
hingga sarana yang saling berinteraksi. Seperti yang terletak pada jalan raya Banyumas - Purwokerto
merupakan jalan lokal sepanjang 1 km yang mengalami kerusakan dibeberapa segmen.
Mengingat pengaruh jalan yang berpotensi kepada laju pertumbuhan ekonomi, maka perlu menjaga peforma
kondisi jalan agar tetap layak dalam melayani berbagai moda transportasi dengan cara menganalisis dan
mengevaluasi kondisi jalan.
Rumusan Masalah
2. Bagaimana analsis
permukaan jalan dengan
metode PCI ?
1. Jalan
Silvia sukirman (1999) menyatakan bahwa berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi jalan dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
i. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)
ii. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
iii. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)
Tingkat kerusakan yang digunakan dalam perhitungan metode PCI ada dalam tiga tingkatan
kerusakan, yaitu Low Security Level (L), Medium Security Level (M), dan High Security
Level (H)
Kajian Pustaka
4. Perhitungan
i. Density
5. Evaluasi
Evaluasi menggunakan skala tingkat kerusakan yang didapatkan dari nilai PCI, berikut tingkat
skala kerusakan yang tertera pada tabel 2.1 dan untuk tindakan hasil evaluasi, rekomendasi sesuai
dengan Tabel 2.2
Metodologi Penelitian
Pengumpulan Data
Peralatan Data
Lokasi Studi
Jenis kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Raya Banyumas - Purwokerto antara lain
sebagai berikut :
1 Potholes
2 Raveling/Weasthering
3 Aligator Cracking
4 Corrugation
5 Edge Cracking /kubangan
6 Longitudinal Cracking
7 Patching
1. Potholes / Lubang
Penyebab:
- Umumnya berawal dari retak halus hingga retak buaya dan
berlanjut akibat beban lalu lintas
-Terlepasnya bagian retak menjadi bolong.
2. Raveling / Weasthering / Kehilangan Aspal
Penyebab:
- Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu
-Hilangnya ikatan butiran agregat dan aspal akibat
pemadatan saat pelaksanaan pekerjaan.
3. Aligator Cracking / Retak Buaya
Penyebab:
- Keruntuhan lelah oleh beban kendaraan yang berulang
-Modulus pelapis rendah
-Pelapukan permukaan
- Tidak memadai desain struktur perkerasan
- Air tanah pada badan perkerasan jalan
4. Corrugation / Bergelombang
Penyebab:
- Tempat berhentinya kendaraan
- Pengereman Kendaraan
- Kadar air berelebihan di sub grade
-Desain campuran salah
5. Edge Cracking / Kubangan
Penyebab:
- Cuaca yang memperlemah kondisi jenis tanah
- Drainase yang kurang baik
- Terjadi settlement diawah daerah tersebut
6. Longitudinal Cracking / Retak Memanjang
Penyebab:
- Penyusutan lapisan aspal akibat temperatur yang rendah
atau penuaan aspal
Siklus temperatur harian
-Sambungan memanjang yang kurang baik
7. Patching / Tambalan
Penyebab:
- Kerusakan perkerasan setempat dibuang dan ditambal.
-Pemotongan utilitas.
a. Hasil Pengukuran Lapangan
AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT
CONDITION SURVEY DATA SHEET
Jl. Raya Banyumas - Purwokerto
Branch : Sta 0+800 - 0+900 Date : NOV/02/2020
Surveyed By : Via Azizul S K Sampel Unit : 9
Section Jl. Raya Banyumas - Jl.Purwokerto Sampel Area : 720 m2
41. Aligator Cracking (Retak Buaya) 47. Jt. Reflection/PCC (Rtk Sambungan) 53. Rutting (Alur)
42. Bleeding (Kegemukan) 48. Long & Trans Crack (Memanjang melintang) 54. Shoving from PCC (Sungkur)
43. Block Cracking (Retak Halus) 49. Oil Spillage (Tumpahan Minyak) 55. Slippage Cracking (Retak Slip)
44. Corrugation (Bergelombang) 50. Patching (Tambalan) 56. Swell (mengembang)
45. Depression (Amblas) 51. Pollhand Aggregate (Pengausan) 57. Potholes (Lubang)
46. Jet Blaat (Erosi) 52. Raveling/Weathering (Retak-Retak/Pelepasan) 58. Edge Cracking
DISTRESS Kualitas
Quantity (Luasan) TOTAL Density DEDUCT VALUE
SEVERITY Kerusakan
a b c d e f
41 L 5,445 5,445 0,76% 9
L 13,65 12,42 26,07 3,62% 4
52
M 235 235 32,64% 32
48 L 1,504 0,33 0,376 0,018 0,008 0,017 2,253 0,31% 2
L 3,432 0,6264 1,266 0,841 27,2 14,61 63 110,9754 15,41% 20
50
M 147 217 364 50,56% 57
58 M 9,268 26,796 36,064 5,01% 4
b. Hasil Perhitungan CDV
Deduct Value
No HDVi m Deduct Value TDV q CDV CDV MAX PCI
(grafik)
1 9 57 32 20 9 3,8 121,8 4 70
2 4 57 32 20 2 3,8 114,8 3 72
72 28
3 32 57 32 2 2 3,8 96,8 2 68
4 2 57 4,95 57 2 2 2 3,8 66,8 1 67
5 20
6 57
7 4
Excelent 85 - 100
m = 1 + (9/98)*(100-HDVi) Very Good 70-85
Good 55-70
PCI = 100 - CDV
Fair 40-55
= 100 - 72
= 28 Poor 25-40
Very Poor 10-25
Tingkatan = Poor Failed 0-10
c. Grafik Perhitungan CDV
d. PCI Satu Ruas Jalan
Penyebab kerusakan karena roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan, sistem drainase
yang kurang baik, dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat. Maksud dari waktu
yang kurang tepat dikarenakan terdapat banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin lama semakin membesar
dan tidak langsung dilakukan perawatan sehingga ketika jalan sudah rusak parah lalu dilakukan patching.
Oleh karenanya, kerusakan pada ruas jalan ini didominasi oleh patching/tambalan. Namun tambalan
atau patching pada ruas jalan ini lebih tinggi dari permukaan jalan +2 cm sehingga membuat pengendara
melakukan pengereman secara mendadak dan menyebabkan roda kendaraan menyentuh langsung
permukaan jalan sehingga kerusakan terbesar kedua didominasi oleh gerusan / pengelupasan / terlepasnya
butir - butir agregat yang tidak mampu menahan gaya dorong dari roda kendaraan. Selain pelepasan
butiran agregat atau raveling weathering kerusakan ketiga yaitu aligator cracking atau retak buaya yang
terjadi diatas patching / tambalan. Retak buaya disebabkan oleh beban fatik dari kendaraan sehingga
permukaan menjadi tipis dan terjadi keretakan halus yang berkembang menjadi retak kulit buaya.
Kesimpulan
1. Jenis - jenis kerusakan yang ditemukan pada Jl. Raya Banyumas - Purwokerto antara lain Potholes /
lubang, Raveling/ weathering/Kehilangan aspal, Aligator cracking / retak buaya, corrugation / bergelombang,
edge cracking / kubangan, Longitudinal cracking / retak memanjang, Patching / tambalan.
2. Kemungkinan faktor penyebab kerusakan secara umum antara lain air karena sistem drainase yang tidak
baik, roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada
waktu kurang tepat.
3. Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau cukup, dimana PCI rerata
yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8. Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan
jalan agar tidak terjadi rusak yang semakin parah dan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi.
4. Persentase perbandingan kerusakan pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto sebagian besar berupa
patching, raveling / weasthering dan aligator cracking dengan hasil masing - masing 75,853%,18,583% dan
3,218 % dari total kerusakan yang terjadi.
Saran
1. Sebagian besar jenis kerusakan pada jalan ini didominasi oleh patching / tambalan.
Sehingga dalam pelaksanaan perbaikannya, perlu metode dan perhitungan akurat dari
volume atau ukuran lubang yang akan ditambal agar dapat mengisi lubang secara
tepat dan dapat rata dengan permukaan jalan disekitarnya.
Shahin, M.Y, 1996, Pavement for Airports, Roads, Parking Lots, Chapman and
Hall, Dept. BC., New York.
Analisa Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Dengan Metode Pavement
Condition Index (PCI)
Studi Kasus : Jalan Raya Banyumas - Jalan Purwokerto, Banyumas
Analysis Of Road Pavement Damage With Pavement Condition Index (PCI)
Case Study : Jalan Raya Banyumas - Jalan Purwokerto, Banyumas
Abstrak
Transportasi mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Dengan
adanya transportasi dapat memberi stimulan sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan
investasi. Keperluan ketersediaan infrastruktur merupakan prasarat untuk mendukung laju
pertumbuhan ekonomi. Sehingga untuk mendukung laju perekonomian dibutuhkan
prasarana guna mendukung aksesbilitas maupun perpindahaan barang dan jasa. Jalan
merupakan aspek penting pada prasarana yang berperan besar dalam berbagai sektor
bidang khususnya perekonomian. Sehingga perlu menjaga peforma kondisi jalan agar
tetap layak dalam melayani berbagai moda transportasi. Kerusakan jalan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air karena sistem drainase yang tidak
baik, roda kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan
pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat. Persentase perbandingan
kerusakan pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto sebagian besar berupa
patching, raveling / weasthering dan aligator cracking dengan hasil masing -
masing 75,853%,18,583% dan 3,218 % dari total kerusakan yang terjadi. Dan
hasil perhitungan Pavement Condition Index (PCI) menghasilkan nilai 47,8
dengan kondisi fair sehingga dibutuhkan masa pemeleiharaan jalan setiap 1 - 5
tahun.
Kata kunci: Pavement Condition Index (PCI), Kerusakan jalan, Evaluasi jalan
1
I. PENDAHULUAN
2.1 Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
2
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Silvia sukirman (1999) menyatakan bahwa berdasarkan bahan pengikatnya
konstruksi jalan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement)
2. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
3. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement)
1. Potholes/Lubang
Kerusakan bentuknya seperti mangkok yang dapat menampung air dan
menyerapnya akibat kurang kedapnya surface course / lapisan permukaan.
Penyebab:
3
- Umumnya berawal dari retak halus hingga retak buaya dan berlanjut akibat
beban lalu lintas
- Terlepasnya bagian retak menjadi bolong.
2. Raveling / Weasthering / Kehilangan Aspal
Pelepasan butiran akibat lapisan perkerasang kehilangan aspal atau
tercabutnya partikel agregat karena agregat tidak dapat menahan gaya dorong roda
kendaraan. Penyebab:
- Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu
-Hilangnya ikatan butiran agregat dan aspal akibat pemadatan saat pelaksanaan
pekerjaan.
3. Aligator Cracking / Retak Buaya
Retak yang saling bersambung sehingga membentuk sebuah kotak -kotak
sehingga menyerupai kulit buaya. Penyebab:
- Keruntuhan lelah oleh beban kendaraan yang berulang
-Modulus pelapis rendah
-Pelapukan permukaan
- Tidak memadai desain struktur perkerasan
- Air tanah pada badan perkerasan jalan
4. Corrugation / Bergelombang
Bentuk kerusakan ini berupa gelombang pada lapis permukaan, akibat
pergerakan plastis biasanya dari arah melintang arah lalu lintas. Penyebab:
- Tempat berhentinya kendaraan.
- Pengereman Kendaraan.
- Kadar air berelebihan di sub grade
-Desain campuran salah.
5. Edge Cracking / Kubangan
Retak yang sejajar / memanjang dengan jalur lalu lintas biasanya mengarah
ke bahu jalan. Penyebab:
- Cuaca yang memperlemah kondisi jenis tanah.
- Drainase yang kurang baik.
- Terjadi settlement diawah daerah tersebut.
4
6. Longitudinal Cracking / Retak Memanjang
Retak Pararel / sejajar dengan sumbu jalan dan biasanya terjadi pada
sambungan. Penyebab:
- Penyusutan lapisan aspal akibat temperatur yang rendah atau penuaan aspal
siklus temperatur harian.
-Sambungan memanjang yang kurang baik.
7. Patching / Tambalan
Daerah perkerasan yang digati dengan material baru untuk memperbaiki
kerusakan dari perkerasan lama. Penyebab:
- Kerusakan perkerasan setempat dibuang dan ditambal.
-Pemotongan utilitas.
Berikut hasil dokumentasi berdasarkan jenis - jenis kerusakan pada ruas jalan
raya Banyumas - Purwokerto.
5
Gambar 2.5 Edge Cracking Gambar 2.6 Longitudinal Cracking
Keterangan :
Keterangan :
2.9 Evaluasi
Evaluasi menggunakan skala tingkat kerusakan yang didapatkan dari nilai
PCI, berikut tingkat skala kerusakan yang tertera pada tabel 2.1 dan untuk
tindakan hasil evaluasi, rekomendasi sesuai dengan Tabel 2.2
7
Tabel 2.1 Tingkat Skala Kerusakan
Excelent 85 - 100
Very Good 70-85
Good 55-70
Fair 40-55
Poor 25-40
Very Poor 10-25
Failed 0-10
Data primer pada survei ini didapatkan dari hasil pengamatan kondisi
permukaanjalan secara visual dan peninjauan langsung di lapangan pada ruas
jalan raya Banyumas - Purwoketo. Hal - hal yang dilakukan pengamatan antara
lain :
1. Jenis kerusakan jalan
Peninjauan kerusakan jalan dilakukan setiap segmen kemudian diukur
menggunakan meteran dan penggaris.
2. Tingkat kerusaan yang terjadi
Kerusakan dinilai untuk mendapatkan klasifiksi dari kerusakan tersebut apakah
termasuk dalam kategori ringn, sedang dan berat. Kuantitasdapat dinyatakan
dalam presentase kerusakan, perbandingan luas permukaan rusak dengan luas
permukaan yang ditinjau.
3. Jumlah kerusakan
Tiap jenis krusakan jalan dijumlahkan persetiap segmen untuk dilakukan
peninjauan lebih lanjut.
8
3.1.2 Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari peta lokasi dan referensi lainnya yang terkait
dengan survei kerusakan jalan.
3.2 Peralatan Data
Pada survei ini menggunakan alat berupa pena, buku catatan, kamera, mistar
dan roll meter.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto
didapatkan beberapa jenis kerusakan antara lain Potholes / lubang, Raveling
weathering / Kehilangan aspal, Aligator cracking / retak buaya, corrugation /
bergelombang, edge cracking / kubangan, Longitudinal cracking / retak
memanjang, Patching / tambalan. Perhitungan diambil sampel pada stationing
0+800 - 0+900 untuk mendapatkan nilai deduct value agar lebih jelasnya tertera
pada Tabel 4.1
9
51. Pollhand Aggregate
45. Depression (Amblas) 57. Potholes (Lubang)
(Pengausan)
52. Raveling/Weathering
46. Jet Blaat (Erosi) 58. Edge Cracking
(Retak-Retak/Pelepasan)
DISTRESS Kualitas DEDUCT
Quantity (Luasan) TOTAL Density
SEVERITY Kerusakan VALUE
a b c d e f
41 L 5,445 5,5 0,76% 9
L 13,65 12,42 26,07 3,6% 4
52
M 235 235 32,6% 32
48 L 1,504 0,33 0,376 0,018 0,008 0,017 2,3 0,31% 2
L 3,432 0,63 1,266 0,841 27,2 14,61 63 111 15,4% 20
50
M 147 217 364 50,6% 57
58 M 9,268 26,8 36,1 5,1% 4
Sumber : Hasil Olahan Data
10
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Corrected Deduct Value Sta 0+800 - 0+900
Deduct Value
No HDVi m Deduct Value TDV q CDV
(grafik)
1 9 57 32 20 9 3,8 121,8 4 70
2 4 57 32 20 2 3,8 114,8 3 72
3 32 57 32 2 2 3,8 96,8 2 68
4 2 57 4,95 57 2 2 2 3,8 66,8 1 67
5 20
6 57
7 4
Sumber : Hasil Olahan Data
Dari hasil perhitungan CDV kemudian dicari nilai CDV maksimum untuk
perhitungan selanjutnya yaitu mencari nilai PCI.
PCI = 100 - CDV max
= 100 - 72
= 28
Tingkatan = Poor
Hasil PCI rerata didapatkan nilai 47,8 dengan tingkatan kondisi Fair.
Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau
cukup, dimana PCI rerata yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8.
Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan jalan agar tidak terjadi
rusak yang semakin parah dengan masa pemeliharaan 1- 5 tahun sekali. Dan
berikut adalah hasil persentase dengan membandingan jenis kerusakan seluruh
jalan yang tertera pada Tabel 4.4
Jenis kerusakan yang terjadi pada ruas jalan raya Banyumas - Purwokerto
sebagian besar berupa patching, raveling / weasthering dan aligator cracking
dengan hasil masing - masing 75,853%,18,583% dan 3,218 % dari total kerusakan
yang terjadi. Hal ini disebabkan karena sistem drainase yang kurang baik, roda
kendaraan yang berat menginjak permukaan jalan dan penanganan pemeliharaan
dilakukan pada waktu kurang tepat. Maksud dari waktu yang kurang tepat
dikarenakan terdapat banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin
lama semakin membesar dan tidak langsung dilakukan perawatan sehingga ketika
12
jalan sudah rusak parah lalu dilakukan patching. Oleh karenanya, kerusakan pada
ruas jalan ini didominasi oleh patching/tambalan. Namun tambalan atau patching
pada ruas jalan ini lebih tinggi dari permukaan jalan +2 cm sehingga membuat
pengendara melakukan pengereman secara mendadak dan menyebabkan roda
kendaraan menyentuh langsung permukaan jalan sehingga kerusakan terbesar
kedua didominasi oleh gerusan / pengelupasan / terlepasnya butir - butir agregat
yang tidak mampu menahan gaya dorong dari roda kendaraan. Selain pelepasan
butiran agregat atau raveling weathering kerusakan ketiga yaitu aligator cracking
atau retak buaya yang terjadi diatas patching / tambalan. Retak buaya disebabkan
oleh beban fatik dari kendaraan sehingga permukaan menjadi tipis dan terjadi
keretakan halus yang berkembang menjadi retak kulit buaya.
5.1 Kesimpulan
1. Jenis - jenis kerusakan yang ditemukan pada Jl. Raya Banyumas - Purwokerto
antara lain Potholes / lubang, Raveling/ weathering/Kehilangan aspal, Aligator
cracking / retak buaya, corrugation / bergelombang, edge cracking / kubangan,
Longitudinal cracking / retak memanjang, Patching / tambalan.
2. Kemungkinan faktor penyebab kerusakan secara umum antara lain air karena
sistem drainase yang tidak baik , roda kendaraan yang berat menginjak permukaan
jalan dan penanganan pemeliharaan dilakukan pada waktu kurang tepat
(Dikarenakan banyak patching / tambalan disepanjang ruas jalan ini,
kemungkinan akibat dari kerusakan lubang dan retak yang dibiarkan lalu semakin
lama semakin membesar sehingga dilakukan patching)
3. Kondisi Jl. Raya Banyumas - Purwokerto termasuk dalam kategori Fair atau
cukup, dimana PCI rerata yang diperoleh pada perhitungan ini sebesar 47,8.
Sehingga, jalan ini diperlukan manajemen pemeliharaan jalan agar tidak terjadi
rusak yang semakin parah dan biaya pemeliharaan yang semakin tinggi.
13
5.2 Saran
1. Sebagian besar jenis kerusakan pada jalan ini didominasi oleh patching /
tambalan. Sehingga dalam pelaksanaan perbaikannya, perlu metode dan
perhitungan akurat dari volume atau ukuran lubang yang akan ditambal agar dapat
mengisi lubang secara tepat dan dapat rata dengan permukaan jalan disekitarnya.
Daftar Pustaka
Shahin, M.Y, 1996, Pavement for Airports, Roads, Parking Lots, Chapman and
Hall, Dept. BC., New York.
14