S942008024
Surakarta
2020
I. PENDAHULUAN
A. Kriteria Pembobotan
Hasil pembobotan pada hierarki ke-2 atau kriteria seperti pada Tabel 2.1.
KJ 1 2 3 7
PJ 1 3 6
VLL 1 5
TGL 1
Corrugation 1 2 3 4 6
Ravelling 1/3 2 1 2 5
Alternatif
B-A A-P P-S
J-S 1 1/4 1/6
S-R 4 1 1/3
D-A 6 3 1
Alternatif
B-A A-P P-S
J-S 1 1/2 3
S-R 2 1 4
D-A 1/3 1/4 1
B. Uji Konsistensi
Berikut adalah uji konsistensi dari beberapa kriteria matriks.
1. Pada langkah ini dilakukan penyusunan matriks kriteria dan alternatif kedalam
bentuk matriks masing - masing dan merubahnya kebentuk desimal. Sehingga
didapatkan Nilai desimal dari masing-masing matriks.
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 1 0,25 0,17
A-P 4 1 0,33
P-S 6 3 1
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 1,00 5,00 7,00
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 1,00 5,00 7,00
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 1,00 0,11 0,14
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 1,00 0,11 0,14
1. Normalisasi pada keempat marik desimal pada masing - masing sub kriteria
dan alternatif. Normalisasi merupakan hasil dari pembagian alternatif kriteria atau
sub kriteria dibagi dengan total hasil kriteria atau sub kriteria.
Tabel 2.11 Normalisasi Kondisi Jalan (KJ)
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,091 0,059 0,111
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,300 0,286 0,375
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,300 0,294 0,333
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,09 0,06 0,11
total 1 1 1
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,81 0,77 0,64
total 1 1 1
Tabel 2.17 Normalisasi Ravelling (R)
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,81 0,77 0,64
Total 1 1 1
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,09 0,03 0,09
total 1 1 1
Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,08 0,03 0,09
Total 1 1 1
2. Mencari Nilai Eigen Vaktor (EV), didapatkan dari hasl rata-rata tiap baris pada
setiap elemen. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing elemen pada tiap
matriks hasil pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20 Sub-Hierarki Kondisi Jalan
Kriteria / Alternatif EV
Corrugation 0,42
Crack 0,20
Ravelling 0,23
Potholes 0,10
Bleeding 0,05
Total 1,00
EV
Kriteria / Alternatif
B-A A-P P-S
B-A 0,087 0,320 0,320
Kriteria / EV
Alternatif
Corrugation Crack Ravelling Potholes Bleeding
CI = max - n
n-1
CR = CI < 0,1
IR
Konsistensi yang dapat diterima apabila nilai CR<10% (CR<0,1)
n 12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ri 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
Sumber : Saaty (1998)
Sehingga dari rumus diatas dapat diperoleh perhitungan Matriks seperti pada
Tabel 2.34.
97,03 0,42
45,22 0,20
53,58 0,23
=
23,10 0,10
10,63 0,05
229,56 1,00
Perkerasan Jalan (PJ)
3,00 1,75 8,00 = 12,75 0,32
5,33 3,00 14,00 = 22,33 0,56
1,17 0,67 3,00 = 4,83 0,12
TOTAL 39,92
Volume Lalu Lintas (VLL)
3,00 1,75 8,00 = 12,75 0,32
5,33 3,00 14,00 = 22,33 0,56
1,17 0,67 3,00 = 4,83 0,12
TOTAL 39,92
Tata Guna Lahan (TGL)
3,00 1,60 8,50 = 13,10 0,31
5,67 3,00 16,00 = 24,67 0,58
1,07 0,57 3,00 = 4,63 0,11
TOTAL 42,40
Corrugation (CG)
3,00 1,00 0,42 = 4,42 0,08
10,00 3,00 1,33 = 14,33 0,27
24,00 7,50 3,00 = 34,50 0,65
TOTAL 53,25
Cracking (C)
2,43 13,50 29,00 = 44,93 0,74
0,60 3,06 6,78 = 10,43 0,17
0,31 1,63 3,38 = 5,31 0,09
TOTAL 60,67
Ravelling (RV)
2,43 13,50 29,00 = 44,93 0,74
0,60 3,06 6,78 = 10,43 0,17
0,31 1,63 3,38 = 5,31 0,09
TOTAL 60,67
Potholes (PT)
2,30 0,65 0,34 = 3,29 0,06
11,00 2,94 1,57 = 15,52 0,29
24,00 6,67 3,36 = 34,02 0,64
TOTAL 52,83
Bleeding (B)
2,62 0,65 0,34 = 3,61 0,06
10,50 2,83 1,43 = 14,76 0,26
27,00 7,00 3,79 = 37,79 0,67
TOTAL 56,16
3. Setela mendapatkan Iterasi I, maka dapat dihitung Iterasi II dan III hingga pada
hasil normalisasi mendapatkan nilai mendekati atau sama dengan 0. Berikut
adalah Tabel Iterasi II dan Iterasi III.
Pada Iterasi ketiga, telah memperoleh nilai selisih hasil normallisasi yang
bernilai 0, artinya proses iterasi tidak perlu lagi dilanjutkan. Karena proses iterasi
berhenti pada iterasi 3.
Berdasarkan hasil pembobotan diatas, terlihat jika aspek nilai kondisi jalan
merupakan kriteria yang menjadi prioritas utama untuk menentukan jenis
penentuan prioritas pemeliharaan jalan di Kabupaten Banyumas. Kemudian data
berikutnya adalah perkerasan jalan, volume lalu lintas dan pertimbangan terakhir
yaitu saran pendukung dalam penentuan prioritas pemeliharaan jalan di
Kabupaten Banyumas.
5. Bobot Prioritas Alternatif
Proses iterasi pada tahapan ini maka perlu dilakukan iterasi alternatif
komoditas ternak pada setiap keriteria. Dari bobot masing - masing alternatif pada
kriteria Kondisi Jalan adalah sebagai berikut.
Dari hasil perkalian matriks bobot kriteria, didapatkan alternatif terbaik seperti
yang tertera pada Tabel 2.51.
IV. Penutup
Dari analisa data yang telah dilakukan, dapat dimbil kesimpulan sebagai berikut.
Saran
Lampiran