Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah transportasi adalah salah satu masalah khusus dalam pemrograman linier. Karena
kekhususannya, maka bentuk pemodelannya dan algoritmanya berbeda dengan masalah PL pada
umumnya. Masalah transportasi, salah satu masalah yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari –
hari, pasti semua tahu bahwa dalam transportasi yang diinginkan adalah ongkos/biaya angkutan
minimum. Untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan transportasi dapat digunakan metode
transportasi.
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-
sumber yang menyediakan produk yang sama atau sejenis ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi
ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari
beberapa tempat asal yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda.
Dengan menggunakan metode transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat
meminimalkan total biaya transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, metode
transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti penjadwalan dalam proses produksi agar
memperoleh total waktu proses pengerjaan yang terendah, penempatan persediaan agar mendapatkan
total biaya persediaan terkecil, atau pembelanjaan modal agar mendapatkan hasil investasi yang
terbesar. Dalam kaitannya dengan perencanaan fasilitas, metode transportasi dapat digunakan untuk
memilih suatu lokasi yang dapat meminimalkan total biaya operasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menyelidiki solusi layak dasar adalah optimum atau bukan?
2. Bagaimana solusi optimal model transportasi dengan metode stepping stone?
3. Bagaimana solusi optimal model transportasi dengan metode MODI?
4. Bagaimana hasil analisis kemungkinan perubahan pada model transportasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui solusi layak dasar dasar merupakan nilai optimum atau bukan.
2. Mengetahui solusi optimal model transportasi dengan metode stepping stone.
3. Mengetahui solusi optimal model transportasi dengan metode MODI.
4. Mengetahui hasil analisis kemungkinan perubahan pada model transportasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Steppingstone
Metode Steppingstone merupakan Teknik yang berulang untuk berpindah dari
suatu solusi awal yang layak ke solusi yang optimal dalam metode transportasi.
Metode steppingstone akan membantu untuk perpindahan suatu solusi awal yang
layak ke sebuah solusi optimal. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas
biaya pengiriman barnag-barang melalui rute transportasi yang saat ini bukan
merupakan rute dalam solusi.
Metode ini bekerja dengan mempertimbangkan opportunity cost dari sel
kosong, artinya mempertimbangkan adanya pengurangan biaya akibat pemindahan
model pengangkutan bilamana sel kosong itu diisi satu barang. Sebagai contoh anda
perhatikan ilustrasi berikut :
Misalkan tabel penyelesaian awal dari masalah transportasi adalah seperti berikut :

Tabel. 1
Tempat Tujuan Kapasitas
Asal D1 D2 D3
O1 5 4 2 60
40 20
O2 3 6 1 70
30 40
Permintaan 40 50 40

Dari Tabel 1 terlihat bahwa biaya pengangkutan adalah 40(5) + 20(4) +30(6) +
40(1) = 200 + 80 + 180 + 40 = 500, sel yang kosong adalah O1D3 dan O2D1.
Untuk Sel O1D3
Andaikan sel O1D3 ditambah satu, agar seimbang maka sel O2D3 dan O1D2 harus
dikurangi satu dan sel O2D2 ditambah satu, seperti terlihat pada tabel 2. Jadi
perubahan biaya adalah 2 -1 + 6 – 4 = 3 atau opportunity costnya -3, artinya jika sel
O1D3 ditambah satu maka terjadi penambahan biaya / ongkos sebesar 3.
Dapat disimpulkan bahwa sel O1D3 tidak perlu diisi karena akan menyebabkan
penambahan biaya / ongkos.
Untuk sel O2D1
Andaikan sel O2D1 ditambah satu, agar seimbang maka sel O1D1 dan O2D2 harus
dikurangi satu dan sel O1D2 ditambah satu, seperti terlihat pada tabel 3. Jadi
perubahan biaya adalah 3 – 5 + 4 – 6 = -4 atau opportunity costnya 4 , artinya jika sel
O2D1 ditambah satu maka terjadi pengurangan biaya / ongkos sebesar 4.
Kesimpulanya adalah sel O2D1 harus diisi sebanyak mungkin, yaitu 30. Seperti
terlihat pada tabel 4.

Tabel. 2
D2 D3
O1 4 2
-1 1
O2 6 1
1 -1
Tabel 3
D1 D2
O1 5 4
-1 1
O2 3 6
1 -1

Tabel. 4
Tempat Tujuan Kapasitas
Asal D1 D2 D3
O1 5 4 2 60
10 50
O2 3 6 1 70
30 40
Permintaan 40 50 40

Berdasarkan Tabel 4, biaya pengangkutan adalah 10(5) + 50(4) + 30(3) + 40(1) =


50 + 200 + 90 + 40 = 380. Untuk menguji apakah Tabel 4 sudah optimum dapat
dilakukan dengan cara menentukan opportunity cost sel kosong yaitu sel O1D3 dan
sel O2D2, seperti pada tabel 5 berikut :
Tabel 5.
Sel Lintasan Perubahan Biaya opportunity cost
kosong
O1D3 𝑥13 → 𝑥23 → 𝑥22 → 𝑥11 2 -1 +3 – 5 = -1 1
O2D2 𝑥22 → 𝑥21 → 𝑥11 → 𝑥12 6–3+5–4=4 -4

Dilihat dari Tabel 5 nilai pada kolom opportunity cost masih ada yang bernilai positif,
artinya Tabel 4 belum optimal.
Opportunity cost terbesar adalah 1 pada sel O1D3, jadi yang diisi adalah sel O1D3
dalam hal ini sel tersebut diisi dengan nilai terkecil pada baris O1 yaitu 10, sel yang
lain menyesuaikan sesuai lintasannya, seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Tabel. 6
Tempat Tujuan Kapasitas
Asal D1 D2 D3
O1 5 4 2 60
50 10
O2 3 6 1 70
40 30
Permintaan 40 50 40

Tabel 7.
Sel Lintasan Perubahan Biaya opportunity cost
kosong
O1D1 𝑥11 → 𝑥21 → 𝑥23 → 𝑥13 5 -3 +1 – 2 = 1 -1
O2D2 𝑥22 → 𝑥12 → 𝑥13 → 𝑥23 6–4+2–1=3 -3

Dari Tabel 7 terlihat semua nilai opportunity cost adalah negatif, maka artinya Tabel
6 sudah optimum dengan biaya optimum sebesar 50(4) + 10(2) + 40(3) + 30(1) = 200
+ 20 + 120 + 30 = 370.

B. Modified Distribution Method (MODI)


Metode MODI pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari metode
steppingstone namun dalam MODI perubahan biaya pada sel, ditentukan secara
sitematis tanpa mengidentifikasi lintasan sel sel kosong seperti pada metode
steppingstone. Pengoperasion dalam metode MODI dalam menyelesaikan masalah
transportasi , prinsip dasarnya sama dengan metode yang lain. Perbedaannya terletak
pada pengujian nilai bukan basis untuk menentukan apakah table sudah optimum.
Pada penyelesaian metode Steppingstone umumnya akan mengalami kesulitan
utama pada menentukan “lintasan”, apalagi kalau banyaknya sumber (tempat asal)
atau tempat tujuan banyak. Metode Modi meniadakan lintasan yang banyak, dimana
pada metode Modi ini setiap langkah mencari opportunity cost terbesar hanya
memerlukan satu kali lintasan.
Untuk membahas metode ini, perlu dikenalkan beberapa istilah / singkatan
yang akan digunakan untuk merumuskan masalah transportasi. Misalkan banyaknya
tempat asal adalah m dan banyaknya tempat tujuan n, dan misalkan Oi = tempat asal
ke i, dimana i = 1, 2, ..., m.

Dj = tempat tujuan ke j, dimana j = 1, 2, ..., n.

cij = besarnya biaya satuan pengiriman barang dari Oi ke Dj.

vi = bilangan baris, dimana i = 1, 2, ..., m.

uj = bilangan kolom, dimana j = 1, 2, ...,

n. kij = bilangan sel kosong.

Langkah-langkah menghitung opportunity cost sel kosong.

a. Menghitung vi dan uj berdasarkan sel yang telah terisi sehingga dengan


hubungan cij = vi + uj. Dimana pertama kali kita dapat memberikan sebarang
bilangan pada salah satu vi atau uj.
b. Menghitung kij pada sel kosong dengan ketentuan kij = vi + uj.
c. Menghitung opportunity cost sel kosong dengan ketentuan
opportunity cost = kij – cij.
Sebagai contoh kita bisa menggunakan ilustrasi yang sama seperti pada ilustrasi
metode steppingstone.

Tabel 8

Tempat Tujuan Kapasitas Bil. Baris


Asal D1 D2 D3 (v1)
O1 5 4 2 60 0
40 20
O2 3 6 1 70 2
30 40
Permintaan 40 50 40
Bil. Kolom 5 4 -1
(uj)

Bagaimana mengisi Tabel 8, perhatikan uraian berikut :

Misalnya kita ambil sembarang v1 = 0, maka kita peroleh

u1 = c11 - v1 = 5 v2 = c22 – u2 = 6 – 4 = 2

u2 = c12 – v1 = 4 k21 = v2 + u1 = 2 + 5 = 7 u3

= c23 – v2 = -1 k13 = v1 + u3 = 0 - 1 = -1

Jadi opportunity cost sel O2D1 = k21 – c21 = 7 – 3 = 4

dan opportunity cost sel O1D3 = k13 – c13 = -1 – 2 =

-3

Karena opportunity cost masih ada yang positif maka Tabel 8 belum optimal
lanjutkan tabel berikutnya. Mengisi sel O2D1 dengan nilai minimal pada O2 dan D1
yaitu 30, seperti pada tabel berikut :

Tabel 9

Tempat Tujuan Kapasitas Bil. Baris


Asal D1 D2 D3 (v1)
O1 5 4 2 60 0
10 50
O2 3 6 1 70 -1
30 40
Permintaan 40 50 40
Bil. Kolom 5 4 3
(uj)

Misalnya kita ambil sembarang v1 = 0, maka kita peroleh

u1 = c11 - v1 = 5 v2 = c21 – u1 = 4 – 5 = - 1

u2 = c12 – v1 = 4 k22 = v2 + u2 = -2 + 4 = 2

u3 = c21 – v1 = 3 k13 = v1 + u3 = 0 + 3 = 3

Jadi opportunity cost sel O1D3 = k13 – c13 = 3 – 2 = 1

dan opportunity cost sel O2D2 = k22 – c22 = 2 – 6 =

-4

Tabel 9 belum optimal, sebab masih ada opportunity cost positif yaitu pada sel O1D3.
Isi sel O1D3 dengan nilai minimal dari O1 dan D3 yaitu 10, seperti tabel berikut.

Tabel 10

Tempat Tujuan Kapasitas Bil. Baris


Asal D1 D2 D3 (v1)
O1 5 4 2 60 0
50 10
O2 3 6 1 70 -2
40 30
Permintaan 40 50 40
Bil. Kolom 5 4 3
(uj)
Misalnya kita ambil sembarang v1 = 0, maka

kita peroleh u1 = c11 - v1 = 5 v2 = c21 – u1 = 3

–5=-2

u2 = c12 – v1 = 4 k22 = v2 + u2 = -2

+ 4 = 2 u3 = c23 – v2 = 3k11 = v1 + u1 = 0

+5=5

Jadi opportunity cost sel O1D1 = k11 – c11 = 5 –

5 = 0 dan opportunity cost sel O2D2 = k22

– c22 = 2 – 6 = - 4

Sel O1D1 memiliki opportunity cost nol, artinya walaupun sel tidak diisi
ataupun diisi tidak akan menyebabkan perubahan biaya/ongkos. Jadi Tabel
10 sudah optimum dengan biaya / ongkos minimum 200 + 20 + 120 + 30 =
370, nilai ini sama dengan nilai yang diperoleh dengan metode
steppingstone.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai